Anda di halaman 1dari 6

Ekologia, Vol. 18 No.

1 , April 2018:25-30

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN BABANDOTAN (Ageratum conyzoides)


SEBAGAI BIOHERBISIDA GULMA RUMPUT TEKI (Cyperus Rotundus)

Arfa Ul Hikmah1, F.G Bilkis 2, D.G. Maelani 3, Triastinurmiatiningsih 4


Program Studi Biologi FMIPA Universitas Pakuan, Bogor
e-mail: arfaulhikmah21@gmail.com

ABSTRACT

Weeds are detrimental due to lower agricultural yields due to competition in water
acquisition, nutrients, living areas, degradation of yield quality, into host pests and diseases,
poisoning plants due to toxic compounds or alleles. One of the weeds on agricultural produce
is grass (Cyperus rotundus) because it has allelopathic compounds. At this time alternative
weed control that is environmentally minded rampant done by looking for potency of phenol
group compound from other plant so that can be utilized as bioherbisida. Babandotan
(Ageratum conyzoides) containing active compounds such as saponins, flavonoids, tannins,
essential oils and polyphenols are safe and environmentally friendly bioherbicides. The
purpose of this study to determine the concentration of babandotan leaf extract that can
inhibit the growth of weeds teki grass. Babandotan extract is made through the maceration
method. Babandotan concentrations consist of 50%, 20%, 10% and 5% and control.
Phytochemical test was conducted to determine the chemical content contained in
babandotan leaf. The results showed that leaf extract of babadotan can inhibit the growth of
grass teki at concentration 50%.

Key words: Cyperus rotundus, Ageratum conyzoides, bioherbisida

PENDAHULUAN Tanaman babandotan merupakan


Keberadaan gulma pada areal tanaman yang banyak ditemui di lahan
tanaman budidaya dapat menimbulkan pertanian dan dapat menimbulkan kerugian
kerugian baik dari segi kuantitas maupun bagi pertumbuhan tanaman pertanian,
kualitas produksi. Kerugian yang ternyata babandotan dapat digunakan
ditimbulkan oleh gulma adalah penurunan sebagai pestisida nabati yang aman dan
hasil pertanian akibat persaingan dalam ramah lingkungan, sekaligus dapat
perolehan air, unsur hara dan tempat hidup, mengurangi penggunaan pestisida kimia
penurunan kualitas hasil, menjadi inang yang berlebihan, biaya produksi dan
hama dan penyakit, membuat tanaman dampak buruk terhadap kesehatan petani
keracunan akibat senyawa racun atau dan lingkungan. Ekstrak daun babandotan
alelopati (Muhabibah, 2009). mengandung senyawa aktif seperti saponin,
Pada saat ini alternatif pengendalian flavonoid, tanin, minyak atsiri dan
gulma yang berwawasan lingkungan polifenol (Imam dan Handoko, 2011)
sedang marak dilakukan. Pengendalian Penggunaan daun babandotan perlu
tersebut dapat dilakukan dengan mencari diteliti terhadap pertumbuhan rumput teki
potensi senyawa golongan fenol dari Penggunaan daun babandotan sebagai
tumbuhan lain sehingga dapat ekstrak dalam skala besar tidak akan
dimanfaatkan sebagai bioherbisida. Selain menimbulkan persaingan dengan
itu efek dari bioherbisida ini tidak terkena pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat
secara langsung terhadap tanaman perlu dikaji lebih lanjut mengenai pengaruh
budidaya dan mempunyai peluang kecil dari ekstrak daun babandotan apakah dapat
untuk menyebabkan pencemaran (Rahayu, menghambat pertumbuhan gulma rumput
2003) teki untuk serta berapakah konsentrasi
Pemanfaatan Ekstrak Daun Babandotan (Ageratum Conyzoides) …..…..............….…… (Arfa, dkk)

255
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:25-30

ekstrak daun babandotan yang digunakan babandotan dan disimpan dalam wadah
untuk menghambat pertumbuhan gulma bersih dan tertutup rapat.
rumput teki.
Pembuatan Ekstrak Herbisida Nabati
BAHAN DAN METODE Serbuk simplisia daun babandotan
Alat yang digunakan dalam sebanyak 195 gram dimasukkan ke dalam
penelitian ini antara lain: hot plate botol reagen, kemudian ditambahan pelarut
analgesia tester, ayakan mesh 30, etanol 96% sebanyak 650 ml, botol reagen
moisture balance (And Max-50®), oven, ditutup rapat dan dilakukan pengocokan
tanur (Ney®), sonde, timbangan digital pada 6 jam pertama setiap 30 menit sekali
(And G-120®), grinder, vaccum dry selanjutnya didiamkan hingga 24 jam.
(Ogawa®), bak tanam dan alat-alat gelas Reagen yang berisikan filtrat pada hari
lainnya Bahan yang digunakan dalam pertama kemudian dimasukan kedalam
penelitian ini adalah umbi Teki (Cyperus botol reagen yang lainnya dengan
rotundus L.), daun babandotan (Ageratum menggunakan corong yang terdapat kertas
conyzoides), aquades dan etanol 96%. saring diatasnya, setelah selesai reagen
yang berisikan filtrat ditutup rapat,
Persiapan Media Tanam kegiatan ini dilakukan berulang hingga hari
Media tanam yang digunakan pada ke tiga. Filtrat yang diperoleh kemudian
penelitian ini adalah tanah yang dicampur diuapkan dengan rotary evaporator dan
dengan pupuk organik dan sekam. Tanah dikentalkan menggunakan penangas air
ini terbagi menjadi dua peletakan yaitu hingga menjadi kental. Ekstrak babandotan
yang pertama pada bak tanam dan yang tersebut disimpan di lemari es sampai saat
kedua adalah pada polybag berukuran 5 kg. digunakan untuk pengujian. Pembuatan
konsentrasi herbisida nabati terdiri atas
Persiapan Penyemaian 50%, 20%, 10% dan 5% serta adanya
Tanah yang sudah dicampur dengan kontrol dengan menggunakan aquades.
kompos dan sekam dimasukkan ke dalam
bak tanam, selanjutnya umbi rumput teki
Uji Fitokimia
dibenamkam ke dalam media penyemaian.
Umbi rumput yang disemai sebanyak 60 Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui
umbi. Pada bak semai tersebut dilakukan kandungan senyawa kimia yang terdapat
penyiraman dengan aquades secukupnya, didalam daun babandotan. Uji fitokimia
hingga umur 15 hari. yang dilakukan meliputi ; uji alkaloid,
flavonoid, polifenol, tanin, saponin, dan
Pembuatan Simplisia daun Babandotan steroid.
Daun babandotan yang telah
dikumpulkan dan dibersihkan dari kotoran- a. Uji Alkaloid
kotoran yang menempel, dicuci dengan air Serbuk daun babandotan sebanyak 1 gram
mengalir sampai bersih, kemudian ditambah dengan 1 ml HCl 2M dan 9 ml
ditiriskan, selanjutnya dikeringkan di oven aquades kemudian dipanaskan selama 2
dengan pengaturan suhu sekitar 40-500C. menit dan disaring, filtrat dibagi 3 bagian
Setelah kering lalu dibersihkan kembali lau masing-masing ditambah dengan
dari kotoran yang mungkin tertinggal saat pereaksi Mayer, Wagner dan Dragendorff
pencucian, setelah bersih dari kotoran (Setyowati dkk, 2014).
simplisia kering digrinder dan diayak
b. Uji Flavonoid
dengan menggunakan ayakan mesh 30 Serbuk daun babandotan sebanyak 1 gram
sehingga diperoleh serbuk simplisia daun dilarutkan dalam 3 ml etanol dan
Pemanfaatan Ekstrak Daun Babandotan (Ageratum Conyzoides) …..…..............….…… (Arfa, dkk)

26
5
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:25-30

menambahkan 0,1 gram serbuk magnesium c. Fitotoksisitas


dan 5 tetes HCl pekat (Setyowati dkk, Perubahan tingkat keracunan pada rumput
2014). teki diamati dengan sistem skoring
mengacu pada penelitian Riskitavani dan
c. Uji Saponin
Purwani (2013), yaitu sebagai berikut:
Serbuk daun babandotan sebanyak 1 gram
dikocok kuat dengan 10 ml air selama 10 0 = keracunan sangat ringan (tingkat
detik (Setyowati dkk, 2014). keracunan 0-5 %, bentuk dan warna
daun tidak normal)
d. Uji Tanin
1 = keracunan ringan (tingkat keracunan 6-
Serbuk daun babandotan sebanyak 1 gram
10 %, bentuk dan warna daun tidak
dididihkan dalam 50 ml aquades, kemudian
normal
filtrat disaring dan filtrat ditambahkan 1 ml
2 = keracunan sedang (tingkat keracunan
larutan gelatin 1% dan diperhatikan
11-20 %, bentuk dan warna daun tidak
endapan nya (Hanani, 2015).
normal)
d. Uji Polifenol 3 = keracunan berat (tingkat keracunan 21-
Serbuk daun babandotan sebanyak 1 gram 50 %, bentuk dan warna daun tidak
dididihkan dalam 10 ml aquades, kemudian normal)
filtrat disaring dan filtrat ditambahkan 3 4 = keracunan sangat berat (tingkat
tetes FeClɜ 1% (Setyowati dkk, 2014). keracunan >50%, bentuk dan warna
e. Uji Steroid dan Terpenoid daun tidak normal, sehingga daun
Serbuk daun babandotan sebanyak 1 gram mengering dan rontok sampai mati).
dilarutkan dalam 3 ml kloroform, lalu Rancangan Penelitian (Analisis Data)
dipipet sambil disaring menggunakan Penelitian ini dilakukan dengan
pipet. Filtrat tersebut diteteskan 3 tetes menggunakan Rancangan Acak Lengkap
pereaksi Libermann Bouchard yang akan (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun
ditandai dengan cincin kecoklatan atau babandotan (Ageratum conyzoides) yakni
violet menunjukkan terpenoid sedangkan 0% (aquades), 5%, 10%, 20%, dan 50%
cincin biru hijau menunjukkan steroid dan diulang sebanyak 5 kali. Analisa data
(Hanani, 2015). dilakukan secara eksperimental. Hasil
hitung dengan analisa statistika ANOVA
Parameter yang diukur pada taraf signifikan (α) 0.05. Apabila
a. Berat Basah terjadi perbedaan perhitungan yang sangat
Pengukuran berat basah dilakukan pada signifikan, maka dilakukan uji lanjutan
hari ke-30 setelah tanam, tanaman dengan uji Duncan.
dikeluarkan dari polybag kemudian
dibersihkan dari tanah. Penimbangan HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan dengan menggunakan timbangan Serbuk daun babandotan
digital. dimaserasi menggunakan pelarut etanol
96%. Ekstrak etanol kental diperoleh
b. Berat Kering sebanyak 10,6 g dengan rendemen
Pengukuran berat kering dilakukan pada sebesar 5,3%. Karakteristik ekstrak
hari ke-30 setelah tanam. Berat kering etanol daun babandotan yang
rumput teki diperoleh dengan cara diperoleh berupa ekstrak kental berwarna
memasukan rumput teki ke dalam amplop hijau pekat dan bau aromatik khas
tertutup kemudian di oven pada suhu 60°C (Gambar 2).
selama 24 jam.

Pemanfaatan Ekstrak Daun Babandotan (Ageratum Conyzoides) …..…..............….…… (Arfa, dkk)

275
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:25-30

Uji alkaloid pada serbuk daun


babandotan yang ditambah dengan pereaksi
Mayer menghasilkan endapan putih, hal itu
disebabkan pereaksi mayer tersebut
berikatan dengan alkaloid melalui ikatan
koordinasi antara atom N alkaloid dengan
Hg pereaksi mayer, sehingga menghasilkan
senyawa kompleks merkuri non polar
mengendap berwarna putih. Serbuk daun
babandotan yang ditambahkan dengan
pereaksi Wagner menghasilkan warna
coklat hal itu disebabkan ion logam K+
Gambar 1.Serbuk simplisia babandotan membentuk ikatan kovalen koordinat
dengan atom N yang terdapat pada alkaloid
membentuk kalium alkaloid yang
mengendap. Pereaksi dragendorff yang
ditambahkan pada serbuk daun
babandotan menghasilkan warna jingga hal
itu disebabkan pereaksi dragendorff
mengandung bismut nitrat dan merkuri
klorida (Prashant, 2011).
Serbuk daun babandotan pada uji
flavonoid yang diberi Mg dan 5 tetes HCl
pekat menghasilkan warna merah
kecoklatan, hal tersebut disebabkan Mg
Gambar 2. Ekstrak kental dan HCl pekat memiliki fungsi untuk
mereduksi inti benzopiron pada struktur
Hasil Uji Fitokimia Daun Babadotan flavonoid sehingga akan terjadi perubahan
(Ageratum conyzoides) warna menjadi merah hingga jingga
Pada uji fitokimia yang sudah (Prashant, 2011).
dilakukan terhadap simplisia daun Serbuk serasah daun pinus pada uji
babandotan mengandung senyawa aktif fitokimia senyawa tanin yang ditambahkan
berupa alkaloid, flavonoid, polifenol dan dengan gelatin 1% menghasilkan endapan
tanin seperti yang terlihat pada Tabel 1. putih yang menandakan serbuk serasah
daun pinus positif mengandung senyawa
Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Daun tanin (Siadi, 2012).
Babandotan
Senyawa Aktif Keterangan Hasil Uji Toksisitas
Berdasarkan hasil olah data dengan
Alkaloid + menggunakan uji anova menunjukkan
Flavonoid + bahwa ekstrak serasah daun babandotan
Polifenol + berpengaruh pada toksisitas rumput teki,
Saponin - pada beberapa helai daun menunjukkan
Steroid - gejala keracunan (Tabel 2).
Tanin +

Pemanfaatan Ekstrak Daun Babandotan (Ageratum Conyzoides) …..…..............….…… (Arfa, dkk)

285
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:25-30

Tabel 2. Rata-Rata Toksisitas Rumput teki pengukuran berat basah dan berat kering
dengan Pemberian Ekstrak Daun terlihat bahwa kontrol memiliki bobot yang
Babandotan lebih berat. Hal ini menandakan bahwa
karena tidak adanya gejala kerusakan daun
Konsentrasi Toksisitas (%)
pada kontrol maka bobot berat basah dan
0% 0a
berat keringnya pun akan lebih berat.
5% 1,4 b
dibandingkan dengan perlakuan lain yang
10 % 1,86 b diberikan ekstrak daun babandotan,
20 % 2,14 b meskipun pada perlakuan 50 % bobot
50 % 2,74 b beratnya tinggi ini dikarenakan batang
asalnya yang tinggi sebelum diberikan
Hasil rata-rata toksisitas rumput teki paling perlakuan.
tinggi terjadi dengan pemberian ekstrak Penghambatan pertumbuhan
daun babandotan konsentrasi 50%. Pada rumput teki yang mengakibatkan
Perlakuan 50 % ekstrak daun babandotan penurunan berat basah pada rumput teki.
terjadi kelayuan sebesar 2,74 yang artinya Hal ini terjadi karena alelopati yang
adalah daun rumput teki mengalami terkandung dalam ekstrak daun babandotan
kelayuan sedang-berat. Toksisitas ekstrak dapat mengakibatkan penurunan
daun babadotan terhadap pertumbuhan permeabilitas membran sel dan
gulma terjadi karena daun babandotan mengganggu kemampuan dalam
memiliki senyawa aktif golongan fenol penyerapan air serta unsur hara terlarut.
yang dapat menyebabkan pertumbuhan Kerusakan struktur membran sel terjadi
rumput teki menjadi terhambat. Menurut karena adanya senyawa alelokimia salah
Ardi (1999), bahwa adanya senyawa satunya fenol, karena fenol memiliki
alelokimia berupa fenol akan menghambat kemampuan yang dapat merusak fosfolipid
aktivitas sitokinin. Hambatan ini sehingga mengakibatkan zat-zat penyusun
menyebabkan pembelahan sel pada bagian sel serta metabolit keluar dari dalam sel
meristem pucuk terganggu. Semakin tinggi (Triyono, 2009).
kandungan senyawa alelopati yang
terakumulasi dalam tanah menyebabkan Tabel 3. Rata-Rata Pemberian Ekstrak
terjadinya perbedaan potensial air antara Daun Babandotan Terhadap Berat
larutan dalam tanah dan jaringan gulma. Basah dan Berat Kering Rumput
Air yang berada dalam jaringan gulma Teki
akan keluar, sehingga mengakibatkan Konsentrasi Berat basah Berat kering
gulma menjadi layu. Senjaya dan 0% 8,42 a 1,36 a
Sarakusumah (2007) bahwa serasah daun 5% 3,81 b 0,66 b
pinus yang terdapat di atas permukaan
10 % 6,22 b 1,1 b
tanah mengeluarkan senyawa alelopati
20 % 6,46 b 0,88 b
yang dapat menghambat pertumbuhan
50 % 9,26 a 1,4 a
herba.
Berat Basah dan Berat Kering Rumput SIMPULAN
Teki Berdasarkan hasil penelitian dapat
Perlakuan dengan berbagai disimpulkan bahwa ekstrak daun
konsentrasi ekstrak daun babandotan pada babandotan dapat menghambat
berat basah dan berat kering rumput teki pertumbuhan gulma rumput teki.
memiliki pengaruh yang nyata dari analisis Konsentrasi optimum yang bisa
ragam bila dibandingkan dengan kontrol (F menghambat pertumbuhan rumput teki
= 5,32, p = 0,05 ANOVA) (Tabel 3). Pada adalah konsentrasi 50 %. Babandotan
Pemanfaatan Ekstrak Daun Babandotan (Ageratum Conyzoides) …..…..............….…… (Arfa, dkk)

295
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:25-30

mengandung flavonoid, alkaloid, saponin Ketapang (Terminalia catappa)


dan tanin. terhadap Gulma Rumput Teki
(Cyperus rotundus), Jurnal Sains
UCAPAN TERIMA KASIH dan Seni Pomits, vol. 2(2) Hal. 59-
Penulis mengucapkan terima kasih 63.
kepada Dirjen Pembelajaran dan Senjaya, Y dan Sarakusumah, W, 2007,
Kemahasiswaan Ristek Dikti yang telah Potensi Ekstrak Daun Pinus (Pinus
memberikan dukungan finansial pada merkusii) Sebagai Bioherbisida
penelitian ini. Penghambat Perkecam bahan
Echinochloa Colonum L. Dan
DAFTAR PUSTAKA Amaranthus Viridis, Jurnal
Perennial, vol. 4, no. 1, Hal. 1-5.
Ardi. (1999). Potensi Alelopati Akar Setyowati, W. Ariani, S. Mulyani, B dan
Rimpang Alang-Alang (Imperata Rahmawati, C, 2014, Skrining
cylindrica L.) Terhadap Mimosa Fitokimia Dan Identifikasi
pudica L. Stigma 7(1), 66-68. Komponen Utama Ekstrak Metanol
Hanani, E, 2015, Analisis Fitokimia, Buku Kulit Durian (Durio zibethinus
Kedokteran EGC, Hal. 8-20. Murr.) Varietas Petruk, Seminar
Jakarta. Nasional Kimia Dan Pendidikan
Imam,G dan T.Handoko.2011. Pengolahan Kimia VI.
Buah Tancang sebagai Sumber Siadi, K, 2012, Esktrak Bungkil Biji Jarak
Bioetanol dan Karbon Aktif, Pagar (Jatropa curcas) Sebagai
Prosiding Seminar Nasional Teknik Biopestisida yang Efektif dengan
Kimia Kejuangan, engembangan Penambahan Larutan NaCl, Jurnal
Teknologi Kimia untuk Pengolahan Mipa, vol: 35, no: 2, Hal. 77-83.
Sumber Daya Alam Indonesia ISSN Triyono, K. 2009, Pengaruh Saat
(1693-4393) Pemberian Ekstrak Bayam Berduri
Muhabibah D.N.A., 2009. Pengaruh Jenis (Amarnthus spinosus) dan Teki
dan Konsentrasi Ekstrak Gulma (Cyperus rotundus) Terhadap
Terhadap Perkecambahan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Beberapa Biji Gulma, Skripsi: UIN Tomat (Lycopersicum esculentum)’.
Malang (2009) Jurnal Inovasi Pertanian, vol: 8, no:
Prashant, 2011, Phytochemical Screening 1. Hal 20-27.
and Extraction, Internationale
Pharmaceutica Sciencia,1(1), P:1-
9.
Rahayu . E.S. 2003 Peranan Penelitian
Alelopatidalam Pelaksanaan Low
External Input and Sustainable
Agriculture (LEISA) www.balitro.
com
Riskitavani, D dan Purwani, K, 2013, Studi
Potensi Bioherbisida Ekstrak Daun

Pemanfaatan Ekstrak Daun Babandotan (Ageratum Conyzoides) …..…..............….…… (Arfa, dkk)

305

Anda mungkin juga menyukai