1 , April 2018:25-30
ABSTRACT
Weeds are detrimental due to lower agricultural yields due to competition in water
acquisition, nutrients, living areas, degradation of yield quality, into host pests and diseases,
poisoning plants due to toxic compounds or alleles. One of the weeds on agricultural produce
is grass (Cyperus rotundus) because it has allelopathic compounds. At this time alternative
weed control that is environmentally minded rampant done by looking for potency of phenol
group compound from other plant so that can be utilized as bioherbisida. Babandotan
(Ageratum conyzoides) containing active compounds such as saponins, flavonoids, tannins,
essential oils and polyphenols are safe and environmentally friendly bioherbicides. The
purpose of this study to determine the concentration of babandotan leaf extract that can
inhibit the growth of weeds teki grass. Babandotan extract is made through the maceration
method. Babandotan concentrations consist of 50%, 20%, 10% and 5% and control.
Phytochemical test was conducted to determine the chemical content contained in
babandotan leaf. The results showed that leaf extract of babadotan can inhibit the growth of
grass teki at concentration 50%.
255
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:25-30
ekstrak daun babandotan yang digunakan babandotan dan disimpan dalam wadah
untuk menghambat pertumbuhan gulma bersih dan tertutup rapat.
rumput teki.
Pembuatan Ekstrak Herbisida Nabati
BAHAN DAN METODE Serbuk simplisia daun babandotan
Alat yang digunakan dalam sebanyak 195 gram dimasukkan ke dalam
penelitian ini antara lain: hot plate botol reagen, kemudian ditambahan pelarut
analgesia tester, ayakan mesh 30, etanol 96% sebanyak 650 ml, botol reagen
moisture balance (And Max-50®), oven, ditutup rapat dan dilakukan pengocokan
tanur (Ney®), sonde, timbangan digital pada 6 jam pertama setiap 30 menit sekali
(And G-120®), grinder, vaccum dry selanjutnya didiamkan hingga 24 jam.
(Ogawa®), bak tanam dan alat-alat gelas Reagen yang berisikan filtrat pada hari
lainnya Bahan yang digunakan dalam pertama kemudian dimasukan kedalam
penelitian ini adalah umbi Teki (Cyperus botol reagen yang lainnya dengan
rotundus L.), daun babandotan (Ageratum menggunakan corong yang terdapat kertas
conyzoides), aquades dan etanol 96%. saring diatasnya, setelah selesai reagen
yang berisikan filtrat ditutup rapat,
Persiapan Media Tanam kegiatan ini dilakukan berulang hingga hari
Media tanam yang digunakan pada ke tiga. Filtrat yang diperoleh kemudian
penelitian ini adalah tanah yang dicampur diuapkan dengan rotary evaporator dan
dengan pupuk organik dan sekam. Tanah dikentalkan menggunakan penangas air
ini terbagi menjadi dua peletakan yaitu hingga menjadi kental. Ekstrak babandotan
yang pertama pada bak tanam dan yang tersebut disimpan di lemari es sampai saat
kedua adalah pada polybag berukuran 5 kg. digunakan untuk pengujian. Pembuatan
konsentrasi herbisida nabati terdiri atas
Persiapan Penyemaian 50%, 20%, 10% dan 5% serta adanya
Tanah yang sudah dicampur dengan kontrol dengan menggunakan aquades.
kompos dan sekam dimasukkan ke dalam
bak tanam, selanjutnya umbi rumput teki
Uji Fitokimia
dibenamkam ke dalam media penyemaian.
Umbi rumput yang disemai sebanyak 60 Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui
umbi. Pada bak semai tersebut dilakukan kandungan senyawa kimia yang terdapat
penyiraman dengan aquades secukupnya, didalam daun babandotan. Uji fitokimia
hingga umur 15 hari. yang dilakukan meliputi ; uji alkaloid,
flavonoid, polifenol, tanin, saponin, dan
Pembuatan Simplisia daun Babandotan steroid.
Daun babandotan yang telah
dikumpulkan dan dibersihkan dari kotoran- a. Uji Alkaloid
kotoran yang menempel, dicuci dengan air Serbuk daun babandotan sebanyak 1 gram
mengalir sampai bersih, kemudian ditambah dengan 1 ml HCl 2M dan 9 ml
ditiriskan, selanjutnya dikeringkan di oven aquades kemudian dipanaskan selama 2
dengan pengaturan suhu sekitar 40-500C. menit dan disaring, filtrat dibagi 3 bagian
Setelah kering lalu dibersihkan kembali lau masing-masing ditambah dengan
dari kotoran yang mungkin tertinggal saat pereaksi Mayer, Wagner dan Dragendorff
pencucian, setelah bersih dari kotoran (Setyowati dkk, 2014).
simplisia kering digrinder dan diayak
b. Uji Flavonoid
dengan menggunakan ayakan mesh 30 Serbuk daun babandotan sebanyak 1 gram
sehingga diperoleh serbuk simplisia daun dilarutkan dalam 3 ml etanol dan
Pemanfaatan Ekstrak Daun Babandotan (Ageratum Conyzoides) …..…..............….…… (Arfa, dkk)
26
5
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:25-30
275
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:25-30
285
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:25-30
Tabel 2. Rata-Rata Toksisitas Rumput teki pengukuran berat basah dan berat kering
dengan Pemberian Ekstrak Daun terlihat bahwa kontrol memiliki bobot yang
Babandotan lebih berat. Hal ini menandakan bahwa
karena tidak adanya gejala kerusakan daun
Konsentrasi Toksisitas (%)
pada kontrol maka bobot berat basah dan
0% 0a
berat keringnya pun akan lebih berat.
5% 1,4 b
dibandingkan dengan perlakuan lain yang
10 % 1,86 b diberikan ekstrak daun babandotan,
20 % 2,14 b meskipun pada perlakuan 50 % bobot
50 % 2,74 b beratnya tinggi ini dikarenakan batang
asalnya yang tinggi sebelum diberikan
Hasil rata-rata toksisitas rumput teki paling perlakuan.
tinggi terjadi dengan pemberian ekstrak Penghambatan pertumbuhan
daun babandotan konsentrasi 50%. Pada rumput teki yang mengakibatkan
Perlakuan 50 % ekstrak daun babandotan penurunan berat basah pada rumput teki.
terjadi kelayuan sebesar 2,74 yang artinya Hal ini terjadi karena alelopati yang
adalah daun rumput teki mengalami terkandung dalam ekstrak daun babandotan
kelayuan sedang-berat. Toksisitas ekstrak dapat mengakibatkan penurunan
daun babadotan terhadap pertumbuhan permeabilitas membran sel dan
gulma terjadi karena daun babandotan mengganggu kemampuan dalam
memiliki senyawa aktif golongan fenol penyerapan air serta unsur hara terlarut.
yang dapat menyebabkan pertumbuhan Kerusakan struktur membran sel terjadi
rumput teki menjadi terhambat. Menurut karena adanya senyawa alelokimia salah
Ardi (1999), bahwa adanya senyawa satunya fenol, karena fenol memiliki
alelokimia berupa fenol akan menghambat kemampuan yang dapat merusak fosfolipid
aktivitas sitokinin. Hambatan ini sehingga mengakibatkan zat-zat penyusun
menyebabkan pembelahan sel pada bagian sel serta metabolit keluar dari dalam sel
meristem pucuk terganggu. Semakin tinggi (Triyono, 2009).
kandungan senyawa alelopati yang
terakumulasi dalam tanah menyebabkan Tabel 3. Rata-Rata Pemberian Ekstrak
terjadinya perbedaan potensial air antara Daun Babandotan Terhadap Berat
larutan dalam tanah dan jaringan gulma. Basah dan Berat Kering Rumput
Air yang berada dalam jaringan gulma Teki
akan keluar, sehingga mengakibatkan Konsentrasi Berat basah Berat kering
gulma menjadi layu. Senjaya dan 0% 8,42 a 1,36 a
Sarakusumah (2007) bahwa serasah daun 5% 3,81 b 0,66 b
pinus yang terdapat di atas permukaan
10 % 6,22 b 1,1 b
tanah mengeluarkan senyawa alelopati
20 % 6,46 b 0,88 b
yang dapat menghambat pertumbuhan
50 % 9,26 a 1,4 a
herba.
Berat Basah dan Berat Kering Rumput SIMPULAN
Teki Berdasarkan hasil penelitian dapat
Perlakuan dengan berbagai disimpulkan bahwa ekstrak daun
konsentrasi ekstrak daun babandotan pada babandotan dapat menghambat
berat basah dan berat kering rumput teki pertumbuhan gulma rumput teki.
memiliki pengaruh yang nyata dari analisis Konsentrasi optimum yang bisa
ragam bila dibandingkan dengan kontrol (F menghambat pertumbuhan rumput teki
= 5,32, p = 0,05 ANOVA) (Tabel 3). Pada adalah konsentrasi 50 %. Babandotan
Pemanfaatan Ekstrak Daun Babandotan (Ageratum Conyzoides) …..…..............….…… (Arfa, dkk)
295
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:25-30
305