)
Thwaites) Sebagai Bioherbisida terhadap Pertumbuhan Gulma Babadotan
(Ageratum conyzoides L.)
(Giving Kiara Payung (Filicium decipiens (Wight dan Arn.) Thwaites) Leaf
Extract As A Bioherbicide For Babadotan (Ageratum conyzoides L.) Weed
Growth)
Abstrak
Gulma babadotan merupakan masalah serius dalam bidang pertanian karena
dapat menurunkan nilai kualitas maupun kuantitas dari tanaman budidaya.
Kehadiran gulma dapat diatasi menggunakan senyawa alelokimia dari kiara
payung. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian ekstrak daun
kiara payung terhadap pertumbuhan tinggi, panjang akar, berat basah dan berat
kering dari gulma babadotan. Metode yang digunakan yaitu metode rancangan
acak lengkap dengan lima perlakuan yaitu kontrol, ekstrak 1%, ekstrak 3%,
ekstrak 5% dan herbisida sintetik 2%. Uji lanjut Beda Nyata Terkecil
menunjukkan bahwa setelah lima minggu perlakuan terdapat perbedaan yang
nyata pada parameter tinggi tanaman, sedangkan uji lanjut Games-Howell
menunjukkan bahwa panjang akar, berat basah dan kering babadotan tidak ada
perbedaan yang nyata tetapi tetap menunjukkan penurunan pada tanaman.
Kata kunci: Kiara payung, bioherbisida, Gulma babadotan
Abstract
Babadotan weed is a serious problem for agriculture field because this weed can
reduce the quality and quantity value from the cultivated plants. Existence of this
weed can control with allelochemical compound from kiara payung. This study
aims to examine the effect of giving kiara payung leaf extract for growth, root
length, wet and dry weight of babadotan weed. The method use is complete
random design method with five treatment that is control, 1% extract, 3% extract,
5% exract and 2% synthetic herbicide. Further test BNT show after five weeks
treatment there were significant differences in plant height parameter, while
further test of Games-Howell show there were no significant differences in root
leght, wet and dry weight of babadotan but still shows a decrease in plants.
Keywords: Kiara payung, bioherbicide, babadotan weed
PENDAHULUAN
Gulma merupakan tumbuhan hama dan penyakit serta dapat
yang tidak dibudidayakan, tumbuh menyebabkan keracunan akibat
liar dan termasuk tumbuhan senyawa yang dikeluarkannya.
pengganggu bagi tanaman budidaya Salah satu gulma yang mendominasi
dalam memperebutkan unsur hara, lahan pertanian yaitu babadotan
air dan cahaya matahari. Kehadiran (Ageratum conyzoides L.).
gulma yang banyak di sekitar Babadotan merupakan gulma
tanaman budidaya dapat menekan berdaun lebar yang mudah
pertumbuhan dan perkembangan menyesuaikan diri dengan berbagai
tanaman budidaya sehingga dapat kondisi lingkungan dan mengandung
menyebabkan penurunan hasil senyawa alelokimia seperti alkaloid,
produksi, merupakan tempat inang saponin, flavonoid, polifenol, sulfur
dan tanin yang dapat menekan METODE
pertumbuhan tanaman yang ada di Penelitian ini merupakan
sekitarnya (Khan et al. 2012). penelitian eksperimen menggunakan
Pengendalian yang Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dilakukan oleh petani menggunakan yang terdiri dari lima perlakuan yaitu
herbisida sintetik secara terus P0 (Kontrol), P1 (Ekstrak 1%), P2
menerus dapat mengurangi (Ekstrak 3%), P3 (Ekstrak 5%) dan
kesuburan tanah serta mencemari P4 (Herbisida sintetik 2%).
lingkungan. Oleh karena itu lebih
dianjurkan untuk menggunakan Penyemaian dan Pemindahan
bioherbisida karena lebih ramah Gulma
lingkungan. Bioherbisida dapat Benih gulma babadotan
dibuat dengan memanfaatkan disemai dalam polybag yang berisi
senyawa alelokimia dari akar, tanah dan pupuk kandang (1:1)
batang, daun, bunga maupun biji kemudian dilakukan penyiraman dua
suatu tanaman (Siregar et al. 2017). kali sehari. Benih babadotan akan
Salah satu tanaman yang mulai berkecambah setelah dua
dapat dimanfaatkan sebagai minggu penyemaian (Santosa et al.
bioherbisida adalah kiara payung. 2009). Babadotan dibiarkan hingga
Kiara payung (Filicium decipiens) berumur delapan minggu kemudian
merupakan tumbuhan tingkat tinggi dipindahkan ke polybag perlakuan
yang mengandung senyawa yang berisi tanah yang telah
alelokimia seperti saponin, flavonoid, disterilkan dengan cara pengukusan
alkaloid, terpenoid, fenol serta tanin selama 15 menit sebanyak tiga
yang dapat mempengaruhi tanaman per polybag (Khairunnisa
pertumbuhan maupun 2018).
perkembangan suatu tanaman
(Khairunnisa et al. 2018).
Penelitian yang telah Pembuatan Perlakuan
dilakukan sebelumnya membuktikan Daun kiara payung ditimbang
bahwa pemberian ekstrak 50% daun sebanyak 1000 gram kemudian
kiara payung dapat menghambat dikeringkan dalam oven dengan
pertumbuhan tinggi, panjang akar suhu 45⁰C selama 5x24 jam. Daun
dan jumlah daun teki (Cyperus yang telah kering dihaluskan dan
rotundus) (Khairunnisa 2018) dan diayak sebanyak dua kali untuk
ekstrak daun kiara payung lebih dari mendapatkan serbuk yang lebih
10 mg/ml dapat menghambat halus. Serbuk daun yang halus
pertumbuhan tunas dan akar dari ditimbang sebanyak 100 gram
Echinochloa crus-galli (L.) Beauv, kemudian dimaserasi dengan pelarut
Vulpinia myuros (L.) C. C. Gmel., etanol 96% (1:5) selama 7x24 jam
Lolium multiflorum Lam., Phleum dan dilakukan pengadukan setiap
pretense L., Medicago sativa L., 1x24 jam (Sahid et al. 2018).
Lepidium sativum L. dan Brassica Ekstrak disaring pada cawan
napus L. (Bari dan Kato-Noguchi petri dan diuapkan pada ruangan
2017). Penelitian ini bertujuan untuk dengan suhu sekitar 30°C sampai
menguji pengaruh pemberian kering kemudian dikerok dan
ekstrak daun kiara payung (Filicium ditimbang sesuai perlakuan yaitu P1
decipiens) terhadap pertumbuhan (1%) 1 gr/100 ml, P2 (3%) 3 gr/100
tinggi, panjang akar, berat basah ml dan P3 (5%) 5 gr/100 ml. Untuk
dan berat kering dari gulma perlakuan herbisida sintetik 2%
babadotan (Ageratum conyzoides). dilakukan dengan melarutkan
herbisida sintetik basmilang
sebanyak 2 ml/100 ml akuades (Sari
et al. 2017a). Perlakuan yang dibuat uji homogenitas, uji variasi satu jalur
dimasukkan ke dalam botol dan (One Way Anova) dan uji lanjut
diberi label. menggunakan SPSS. Uji normalitas
menggunakan uji Kolgomorov-
Pengaplikasian dan Penyimpanan smirnov dan uji homogenitas
Ekstrak menggunakan uji Levene-Test. Jika
Ekstrak diaplikasikan hasil yang didapat normal dan
sebanyak tiga kali seminggu dengan homogen maka dilanjutkan dengan
selang waktu dua hari sekali selama uji Anova dan jika hasil berbeda
35 hari. Ekstrak disiram sebanyak 30 nyata dilanjutkan dengan uji BNT
ml per polybag atau 10 ml per (Beda Nyata Terkecil) dengan
tanaman (Khairunnisa 2018). tingkat kepercayaan 95%. Jika data
Setelah dilakukan penyiraman, normal tetapi tidak homogen maka
ekstrak maupun herbisida sintetik dilakukan uji Brown-Forsythe
2% dimasukkan dalam lemari kemudian dilakukan uji Anova dan
pendingin untuk menghindari dilanjutkan dengan uji Games-
terjadinya fermentasi. Howell pada taraf 95% (Wiharja et
al. 2016).
Parameter Perlakuan
Parameter yang akan diukur HASIL DAN PEMBAHASAN
yaitu tinggi tanaman, panjang akar,
berat basah dan berat kering Pengaruh Ekstrak terhadap Tinggi
tanaman. Tinggi tanaman diukur Tanaman
pada awal pengamatan, akhir Hasil analisis statistik
pengamatan dan setiap seminggu menunjukkan bahwa setelah lima
sekali. Pengukuran panjang akar minggu perlakuan terlihat bahwa
dan berat tanaman dilakukan pada perlakuan kontrol dan ekstrak 1%
hari ke-35 setelah perlakuan. Untuk berbeda nyata dengan perlakuan
pengukuran berat kering, gulma ekstrak 3%, ekstrak 5% dan
babadotan dimasukkan ke dalam herbisida sintetik 2% (Gambar 1).
amplop kemudian dikeringkan dalam Grafik rerata tinggi tanaman
oven dengan suhu 70°C selama 48 menunjukkan bahwa terjadi
jam (Khairunnisa 2018). penurunan tinggi tanaman pada
pemberian ekstrak dan pada
Analisis Data perlakuan herbisida sintetik 2%
Hasil dari data yang telah sudah tidak terjadi penambahan
didapat dihitung jumlah, rata-rata tinggi sejak minggu pertama setelah
dan standar error dari tiap parameter aplikasi (Gambar 2).
kemudian dilakukan uji normalitas,
40 33.4 a 30.5 ab
30 27.6 b
21.4 c
Tinggi Tanaman (cm) 20 14.1 d
10
0
l
ro 1% 3% 5% 2%
nt ak ak ak ik
Ko str str str t et
Ek Ek Ek in
as
i sid
e rb
H
Perlakuan
35
Tinggi tanaman (cm)
30
25
20
15
10
5
0
0 1 2 3 4 5
Minggu ke-
Hasil uji lanjut pada panjang akar ekstrak 3% dan ekstrak 5% tetapi
menunjukkan bahwa tidak ada berbeda nyata dengan perlakuan
perbedaan yang nyata antara herbisida sintetik 2% (Gambar 2).
perlakuan kontrol, ekstrak 1%,
32.0 a 30.0 a
23.5 a 21.5 a
30
20
Panjang Akar (cm)
10 3.7 b
0
Perlakuan
33.81 a
40 31.25 a 28.37 a
23.02 a
30
Berat Basah (gram)
20
10 0.12 b
0
Perlakuan
6.86 a
8 5.98 a
5.43 a 3.96 ab
6
Berat Kering (gram)
4
2
0.04 b
0
Perlakuan