oleh
Marchelino Yudea Ginting 01.01.21.215
Maria Angelica Silalahi 01.01.21.216
Muhammad Lutfhi Robbiansyah 01.01.21.217
Muhammad Robby 01.01.21.218
Nikita Angel Manullang 01.01.21.219
DosenPengampuh
Ameilia Zuliyanti Siregar,Ssi,M,Sc,PhD
BAB I
METODOLOGI
A. Tujuan
Bagaimana cara pembuatan pestisida nabati yang terbuat dari bunga serta melihat
keefektifan pesnab nabati antara bunga pepaya,bunga telang, dan bunga kertas
Alat
Pisau
Baskom
Saringan
Blender
Semprotan
Bahan
Bunga Telang
Bunga Kertas
Bunga Pepaya
Pembuatan Ekstrak Metanol Bunga dan Daun Kembang
Telang Bunga dan daun kembang telang yang telah berkembang sempurna (dewasa) diambil
secara komposit dari tanaman kembang telang di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Pembuatan ekstrak dilakukan
dengan menggunakan metode maserisasi (Dono dkk., 2008). Daun dicuci bersih terlebih dahulu
sebelum dikering-anginkan, sedangkan pada bunga tidak dilakukan pencucian karena lebih
mudah hancur dan rusak saat terkena air. Bunga dan daun kemudian dikering-anginkan sambil
dibolak balik secara berkala selama kurang lebih satu minggu. Bunga dan daun yang telah kering
kemudian dihaluskan menjadi serbuk halus (simplisia) menggunakan blender.
Simplisia masing-masing daun dan bunga kembang telang sebanyak 200 g dimaserasi/direndam
dalam pelarut metanol sebanyak 2000 ml. Rendaman dibiarkan selama tiga hari di dalam wadah
tertutup. Filtrat dan ampas dipisahkan dengan penyaringan menggunakan kertas saring. Filtrat
dikumpulkan dan dievaporasi menggunakan rotary evaporator pada suhu 55-60°C dan tekanan
580-600 mmHg. Hasil akhir ekstrak kembang telang berupa pasta dan disimpan di dalam lemari
pendingin dengan suhu ±5ºC untuk menjaga kualitasnya.
Cara pembuatan ekstrakadalah:bu-nga pepaya segar seberat 1000 gram dicuci bersih lalu di-
blenderhalus.Se-telah itu, bunga pepayadimaseraside-ngan penambahan etanol 96% sebanyak
1000 ml selama satu minggu dan diaduksetiap hari.Setelah satu minggu, larutan dipisahkan dari
bunga papaya dengan menggunakan saringan hingga diperoleh filtrat dan
endapan.Kemudian,sebanyak 1000 ml filtratyang dihasilkandari pe-rendaman dengan ethanol
96% selama satu minggu tersebutdiuapkan dengan menggunakanoven selama 2 jam pada
suhu 50oC untuk menghilangkan etanol didalamnya, sehingga diperoleh ekstrak pekat bunga
pepaya (100%) sebanyak 850 ml.Selanjutnya,larutan ekstrak pe-kat bunga pepaya
diencerkan dengan konsentrasi 25%, 50% dan 75% (v/v). Setelah tercampur,larutan ekstrak
lalu dimasukkan kedalam botol semprot dan siap untuk diuji-cobakan kelalat.
Bunga kertas diangin-anginkan, dirajang halus kemudian dimaserasi dengan etanol selama 48
jam sebanyak 3 kali pengulangan, selanjutnya disaring dan diangin-anginkan kembali selama 24
jam, sehingga dihasilkan ekstrak etanol kental.
DAFTAR PUSTAKA
View of the Effectiveness of Papaya Flower Extract (Carica papaya) as a Bioinsecticide against
Fly Death at Ganet Landfill, Tanjungpinang City (poltekkesjogja.ac.id)
Journal of Agribusiness and Rural Development (Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Pedesaan)
Potensi Ekstrak Etanol Clitoria ternatea L. sebagai Biofungisida dalam Mengendalikan Jamur
Fusarium sp. | EVOLUSI: JOURNAL OF MATHEMATICS AND SCIENCES
(unwmataram.ac.id)
In-Vitro Test of the Ability of Methanol Extracts of Flowers and Leaves of the Telang Flower
Plant (Clitoria ternatea L.) in Inhibiting the Growth of Fusarium oxysporum f.sp Fungus. cepae |
Suganda | Agriculture (unpad.ac.id)
UTILIZATION OF VEGETABLE PESTICIDES IN PEST CONTROL OF PLUTELLA
XYLOSTELLA MUSTARD PLANTS (Brassica juncea L.) TOWARDS ECO-FRIENDLY
AGRICULTURE | Suhartini | Journal of Basic Science (uny.ac.id)
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/1826-Article%20Text-6865-3-10-20200309.pdf
BAB I
PENDAHULUAN
Putri malu (Mimosa pudica)
Putri malu mengandung senyawa mimosin, asam pipekolinat, tannin, alkaloid, dan saponin.
Selain itu, juga mengandung triterpenoid, sterol, polifenol dan flavonoid. Bagian tanaman yang
digunakan sebagai pestisida nabati adalah daun, akar, seluruh bagian tanaman. Ekstrak tanaman
putri malu bersifat sebagai fungisida.
Putri malu mengandung senyawa mimosin, asam pipekolinat, tannin, alkaloid, dan saponin.
Selain itu, juga mengandung triterpenoid, sterol, polifenol dan flavonoid. Bagian tanaman
yang digunakan adalah daun, akar, seluruh bagian tanaman.
Tanaman sebanyak 1 kg dicuci hingga bersih kemudian dicacah, dicampur dan digiling sampai
halus. Rendam dalam 5 liter air selama 24 jam
Penggunaan ekstrak tanaman sebagai pestisida alternatif seperti ekstrak tanaman memiliki
banyak keunggulan dan manfaat dibandingkan dengan jenis pestisida lainnya ( Sudarmo dan
Mulyaningsih, 2014). Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai pes tisida nabati yaitu
tanaman putri malu (Mimosa pudica L.). Menurut Setiawati dkk.,(2008) M. pudica L. memiliki
kandungan kimia antara lain senyawa mimosin, asam pipekolinat, tannin, alkaloid, saponin,
triterpenoid, sterol, polifenol dan flavonoid. Kandungan senyawa inilah yang kemudian
dimanfaatkan sebagai pes tisida nabati. Penelitian putri malu telah menu njukkan adanya
aktivitas anti jamur terhadap dua patogen. Anti jamur merupakan zat yang mengandung senyawa
yang dapat mengha mbat pertumbuhan jamur. Uji aktivitas anti jamur ekstrak putri malu ini
menunjukkan hasil yang positif terhadap Aspergillus flavus dan Trycophyton rubrum (Tamilarasi
dan Ananthi, 2012). Selain itu, pestisida nabati putri malu telah mampu menghambat
pertumbuhan jamur Colletotrichum sp. penyebab penyakit antraknosa pada cabai (Septianing,
2017).
BUNGA PEPAYA
Salah satu tanaman yang dapat di-gunakan sebagai bioinsektisida adalah pepaya (Carica
papaya). Ekstrak bunga pepaya merupakan salah satu contoh bioinsektisida. Berdasarkan
suatu pene-litian yang pernah dilakukan 1), hasil tela-ah fitokimia bunga pepaya menunjukkan
adanya golongan senyawa flavonoid, tanin dan steroid-triterpenoid. Senyawa-senyawa ini
yang dipercaya berfungsi sebagai insektisida nabati 1).Senyawa flavonoid adalah suatu ke-
lompok senyawa fenol terbesar yang di-temukan di alam. Flavonoid mempunyai efek anti-
feedantyang menyebabkan se-rangga berhenti makan. Menurut Utami, rotenon merupakan
senyawa golongan flavonoid yang mempunyai efek memati-kan pada serangga11).
Menurutnyapula,rotenon bekerja sebagai racun respirasi sel, racun kontak dan racun perut
untuk mengendalikan serangga. Adapun stero-id juga dikenal sebagai senyawa yang memiliki
efek toksik dan menghambat perkembangan serangga. Sementara itu, taninbersifat
antimikrobadan memiliki rasa yang pahit sehingga dapat menye-babkan mekanisme
penghambatan ma-kan pada serangga.
1.1 Tujuan
1.1 Manfaat
Waktu pelaksanaan pratikum adalah tanggal 24 mei 2022 Dan tempat pelaksanaan
pratikum dilakukan di lahan pratikum Polbangtan Medan yang terletak di Jl. Binjai km 10,
Tromol Pos no. 18, Paya Geli, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara.
Plastic polybag
Pupuk kandang
ZAT PT (Groton)
Sekam padi
Budidaya tanaman porang ini memiliki 2 perlakuan pada media tanam, 1. Hanya
menggunakan tanah dan pupuk kandang, 2. Menggunakan sekam padi,pupuk kandang dan tanah.
Sedangkan perlakuan pada benih ada 3. 1. Benih di rendam dengan air kelapa, 2. Benih di siram
dengan zat pt, 3. Di siram menggunakan air biasa. Tujuan dari perlakuan yang dilakukan adalah
untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan pada tanaman porang.
1. Campur tanah dan pupuk kandang,lalu masukan ke dalam polybag. Setelah itu
lakukan perlakuan pada benih pertama yang sudah di siram oleh zat PT Kemudian
benih porang bisa di tanam.
2. Campur pupuk kandang,tanah,dan sekam padi ke dalam polybag. Lalu tanam benih
porang yang tidak dilakukan perlakuan. Setelah di tanam di polybag siram pakai air
biasa.
3. Kemudian siapkan media tanam dan benih porang di rendam dengan air kelapa
setelah itu benih porang bisa di tanam.
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Dari hasil pengamatan yang saya lakukan adalah,dimana kebanyakan banyak tanaman
porang yang tidak tumbuh dikarenakan salah meletakan posisi kecambah benih saat penanaman.
Ada yang meletakan kecambah benih ke bawah masuk ke tanah. Dan ada juga yang tumbuh
dengan baik sesuai dengan harapan.
3.2. Pembahasan
Dari hasil yang saya dapat, disini banyak yang belum mengenal tanaman porang
sehingga tidak banyak juga masyarakat yang belum membudidayakan tanaman porang,
bisa dibilang tanaman porang ini masih awam di kalangan pertanian. Bahkan buku atau
jurnal tentang budidaya tanaman porang tidak banyak ter publish di website internet.
Sehingga untuk melakukan budidaya banyak masyarakat yang belum tahu bagiamana
cara budidaya tanaman porang dengan tepat,sehingga menimbulkan kegagalan budidaya
walaupun sudah melakukan berbagai perlakuan pada media tanam dan benih.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan