0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan4 halaman
Praktikum ini bertujuan mempelajari cara pemrosesan ekstraksi benih tomat dengan melakukan 3 perlakuan ekstraksi (air selama 24 jam, HCl selama 2 jam, kapur tohor selama 30 menit) dan 3 asal benih (ujung, tengah, pangkal). Parameter yang diamati adalah daya kecambah, tinggi tanaman, dan jumlah daun selama 4 minggu. Hasilnya akan digunakan untuk memahami proses pemrosesan benih tomat.
Praktikum ini bertujuan mempelajari cara pemrosesan ekstraksi benih tomat dengan melakukan 3 perlakuan ekstraksi (air selama 24 jam, HCl selama 2 jam, kapur tohor selama 30 menit) dan 3 asal benih (ujung, tengah, pangkal). Parameter yang diamati adalah daya kecambah, tinggi tanaman, dan jumlah daun selama 4 minggu. Hasilnya akan digunakan untuk memahami proses pemrosesan benih tomat.
Praktikum ini bertujuan mempelajari cara pemrosesan ekstraksi benih tomat dengan melakukan 3 perlakuan ekstraksi (air selama 24 jam, HCl selama 2 jam, kapur tohor selama 30 menit) dan 3 asal benih (ujung, tengah, pangkal). Parameter yang diamati adalah daya kecambah, tinggi tanaman, dan jumlah daun selama 4 minggu. Hasilnya akan digunakan untuk memahami proses pemrosesan benih tomat.
RANCANGAN PRAKTIKUM PENYIMPANAN DAN PRODUKSI BENIH
“EFEKTIVITAS BERBAGAI TEKNIK PERLAKUAN EKSTRAKSI PADA
DAYA KECAMBAH DAN PERTUMBUHAN BIJI TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)”
Disusun oleh : Arista Fitri Anggraeni 23020219130098
PROGAM STUDI S1-AGROEKOTEKNOLOGI
DEPARTEMEN PERTANIAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2021 1.1. Pendahuluan
Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) termasuk ke dalam
tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi yang membutuhkan teknik budidaya yang baik. Menggunakan benih yang bermutu dan berkualitas merupakan salah satu teknik yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produksi dan kualitas tanaman tomat (Gunarta et al., 2014). Karakateristik benih tomat yaitu benihnya dilapisi oleh daging buah yang memiliki lendir dan menempel pada benih tomat tersebut. Lapisan lendir daging buah pada tomat jika tidak dibersihkan maka dapat mempengaruhi mutu benih terkhusus pada proses penyimpanan benih (Daryanto dan Yulianti, 2019). Benih tomat perlu dilakukan sebuah proses yang dapat mempengaruhi mutu fisik benih. Pemrosesan benih merupakan serangkaian kegiatan berupa ekstraksi benih, penimbangan benih, serta seleksi benih. Tanaman tomat memiliki lendir yang dapat menjadi zat penghambat pada proses perkecambahan benih sehingga diperlukan proses ekstraksi agar benih tomat dapat berkembang dengan baik. Ekstraksi benih adalah kegiatan memisahkan biji yang nantinya akan dijadikan sebagai benih dari buahnya (Raganatha et al., 2014). Proses ekstraksi ini dapat dilakukan dengan metode ekstraksi basah maupun ekstraksi kering sesuai dengan sifat dan krakteristik dari benih. Tanaman tomat dapat diekstraksi menggunakan ekstraksi basah yaitu berupa perendaman dengan air, HCL maupun kapur tohor karena tanaman tomat memiliki buah yang berlendir (Widiarti et al., 2016). Tujuan praktikum acara Pemrosesan Benih yaitu mempelajari cara pemrosesan ekstraksi benih tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Manfaat praktikum yaitu mampu memahami serta melaksanakan prosedur dari pemrosesan benih tomat (Lycopersicum esculentum Mill.).
1.2. Materi dan Metode
Praktikum Produksi dan Penyimpanan Benih dengan dilaksanakan pada
tanggal 27 September – 18 Oktober 2021 di Gondang Timur IV no 84, Bulusan, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Praktikum yang dilaksanakan meliputi perlakuan metode ekstraksi (A) dengan 3 taraf perlakuan yaitu A1 = Direndam air selama 24 jam, A2 = Direndam menggunakan larutan HCL selama 2 jam, A3 = Kapur tohor selama 30 menit serta perlakuan asal benih (B) yang terdiri dari 3 taraf yaitu B1 = Ujung. B2 = Tengah, dan B3 = Pangkal. Materi yang digunakan dalam praktikum pemrosesan benih terdiri dari bahan dan alat. Bahan yang digunakan yaitu benih tomat kelas benih pokok, media tanam, air, larutan HCL, Kapur tohor. Alat yang digunakan yaitu wadah nampan untuk menyemai benih, polibag untuk tempat penanaman, pisau untuk proses ekstraksi, wadah untuk tempat air, HCL, dan kapur tohor. Metode yang digunakan yaitu buah tomat dipotong menggunakan pisau menjadi 3 bagian yaitu ujung, tengah dan pangkal. Benih di ekstraksi dnegan dipisahkanya biji calon benih dari daging buah/pulp. Kemudian pembersihan tersebut dengan menggunakan tiga perlakuan yaitu ekstraksi dengan air selama 24 jam, ekstraksi HCL selama 2 jam dan ekstraksi kapur tohor selama 30 menit. Kemudian siapkan media tanam di polybag yang akan digunakan. Setelah itu biji yang telah diekstraksi ditanam pada polybag dengan kedalaman 4cm setiap polybag yang diisi dengan 3 biji tomat pada setiap lubang tanam. Pengamatan akan dilakukan setiap minggu selama 4 minggu dengan parameter pengamatan berupa daya kecambah, tinggi tanaman, dan jumlah daun. Kemudian seluruh kegiatan praktikum yang dilaksanakan dicatat di lembar kerja serta di dokumentasikan. Daftar Pustaka
Gunarta, I. W., I. G. N. Raka., dan A. A. Astiningsih. 2014. Uji Efektivitas
Beberapa Teknik Ekstraksi dan Dry Heat Treatment Terhadap Viabilitas Benih Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). J. Agroekoteknologi Tropika, 3 (3) : 128 – 136. Daryanto, A, dan F. Yulianti. 2019. Efektivitas Beberapa Metode Ekstraksi Terhadap Mutu Benih Dua Varietas Tomat Determinate (Solanum lycopersicum Mill.). J. Pertanian, 1 (1) : 1 – 15. Raganatha, I, N., I. G. N. Raka, dan I. K. Siadi. 2014. Daya Simpan Benij Tomat (Lycopersicum esculentum mill.) Hasil Beberapa Teknik Ekstraksi. J. Agroekoteknologi Tropika, 3 (3) : 183 – 190. Widiarti, W., E. Wulandari, dan P. Rahardjo. 2016. Respons Vigor Benih dan Pertumbuhan Awal Tanaman Tomat Terhadap Konsentrasi dan Lama Perendaman asam Klorida (HCL). J. Ilmu-Ilmu Pertanian, 1 (1) : 151 – 160.