Anda di halaman 1dari 10

MELIPATGANDAKAN KEUNTUNGAN DENGAN BUDIDAYA TANAMAN TEBU (saccharum

officinarum) PANDUAN PRAKTIS DAN STRATEGI SUKSES


Nadirotul Rosydah
202010200311022
nadirotulrosydah@gmail.com
Jurusan Agroteknologi, Fakultas pertanian Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang
Jl Raya Tlogomas, No 246, Malang, Jawa Timur, Indonesia, 65141

ABSTRAK
Faktor yang sangat mendesak untuk meningkatkan produksi adalah kadar kemanisan tebu dan jenis
tebu bukan hanya menyangkut penciptaan klon –klon tebu yang baru, tetapi dapat berupa survei untuk
menemukan kadar kemanisan tebu di lingkungan masyarakat. Data morfologi yang dapat digunakan adalah
semua bagian tubuh tumbuhan yang meliputi habitus, akar, daun, bunga, dan buah. Dengan diketahuinya
karakter morfologi dan fisiologi, maka varietas tebu yang ideal atau unggul dapat diklasifikasi kan. Dengan
diketahuinya karakter morfologi dan fisiologi, maka varietas tebu yang ideal atau unggul dapat diklasifikasikan.
Praktikum ini dilaksanakan di Lahan Rusunawa Universitas Muhammadiyah Malang, pada hari Alat yang
digunakan pada saat praktikum adalah cangkul, jangka sorong, meteran, sabit rumput dan alat dokumentasi.
Bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah tanaman tebu (Saccharum officinarum L.), pupuk
anorganik urea 48 gr/tan, SP-36 18 gr/tan dan KCL 18 gr/tan. Metode pelaksanaan pada praktikum ini yaitu
yang pertama menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Memangkas daun yang di bawah dan
membersihkan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman tebu, Memberi label pada tiap-tiap tebu
yang diamati dengan perlakuan. Setiap perlakuan terdapat 4 pengulangan. Mengamati parameter muncul tunas,
tinggi tanaman, diameter batang, tinggi tunas, dan jumlah daun. Melakukan pengamatan setiap hari untuk
muncul tunas dan parameter lainnya setiap satu minggu sekali. Mendokumentasikan seluruh kegiatan.
pemangkasan yang tidak tepat pada tanaman tebu kerusakan jaringan batang emangkasan yang berlebihan atau
tidak tepat dapat merusak jaringan batang tebu. Pemangkasan yang terlalu dalam atau terlalu banyak dapat
menghilangkan sejumlah besar jaringan yang menghasilkan gula dan nutrisi. Hal ini dapat menghambat
pertumbuhan dan mempengaruhi perkembangan batang, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan diameter.
gangguan aliran nutrisi pemangkasan yang tidak tepat dapat mengganggu aliran nutrisi dalam batang tebu.
Bagian batang yang terpotong dapat mengganggu pergerakan nutrisi dari daun ke akar dan sebaliknya.
Akibatnya, pasokan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan batang menjadi terhambat, yang dapat
mengakibatkan penurunan diameter.
Kata kunci : fisiologi, morfologi, nutrisi.

PENDAHULUAN
Tebu (Saccharum officinarum L.) tumbuh di dataran beriklim tropis. Indonesia
merupakan tanaman yang menghasilkan merupakan salah satu negara yang strategis
pangan pokok yaitu gula. Pemerintah untuk pengembangan komoditi perkebunan
Indonesia giat menggalakan penanaman tebu karena Indonesia memiliki iklim tropis
bahan pangan pokok diantaranya penanaman yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman
tebu untuk mengatasi rendahnya produk gula tebu. Tanaman tebu juga komoditi penting
di Indonesia. (Suswanto dan Octarianty, 2014). sebagai bahan baku utama penghasil gula
menurut (Syakir et al. 2015) tanaman tebu yang memiliki banyak manfaat dalam rumah
tangga maupun industri (makanan, alkohol Dan Pemupukan tanaman tebu membutuhkan
atau bahan bakar dan sebagainya). Tanaman nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan yang
tebu (Saccharum officinarum) memiliki baik. Pemberian pupuk juga harus
beberapa kandungan yang penting, terutama disesuaikan dengan tahap pertumbuhan
pada batangnya yang mengandung sari pati tanaman dan analisis tanah yang akurat. Dan
dan gula. beberapa kandungan dalam tanaman Pemangkasan, pemangkasan tanaman tebu
tebu yang pertama gula tanaman tebu terkenal dilakukan untuk menghilangkan tunas-tunas
karena kandungan gulanya yang tinggi. Dan yang lemah, memperbaiki ventilasi dan
juga Serat batang tebu mengandung serat penerangan, serta mempromosikan
yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan. pertumbuhan cabang samping yang baik.
Serat dalam tebu membantu meningkatkan Pemangkasan yang tepat juga membantu
fungsi usus, mengatur kadar gula darah, dan dalam pengendalian hama dan penyakit serta
memberikan rasa kenyang yang lebih lama. memfasilitasi panen. Dan pemebrsihan gulma
Asam amino tanaman tebu mengandung dapat bersaing dengan tanaman tebu untuk
beberapa asam amino esensial seperti alanin, mendapatkan air, nutrisi, dan cahaya matahari.
aspartat, glutamat, dan arginin. Pengendalian gulma yang efektif melalui
pembersihan lahan, penggunaan mulsa, atau
Kondisi pertumbuhan dan metode
penggunaan herbisida dapat membantu
budidaya. Namun, ada beberapa faktor yang
menjaga kebersihan dan produktivitas
mempengaruhi perawatan tanaman tebu
pertanaman. Loganadhan et al. (2017).
(Saccharum officinarum) meliputi Kondisi
Tanah, tanah yang subur dan memiliki Menurut (Rosanti, 2016). menyatakan
kualitas yang baik sangat penting untuk bahwa tebu dapat menjadi salah satu tanaman
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dapat menyumbang perekonomian
tebu. Selanjutnya ada air, air merupakan nasional dan sumber mata pencaharian bagi
faktor penting dalam perawatan tanaman tebu. jutaan petani. Sebagai produk olahan tebu,
Tanaman ini membutuhkan pasokan air yang gula merupakan komoditas penting bagi
cukup untuk pertumbuhan dan produksi yang masyarakat dan perekonomian Indonesia baik
optimal. Kebutuhan air tanaman tebu sebagai kebutuhan pokok maupun sebagai
bervariasi tergantung pada fase pertumbuhan bahan baku industri makanan atau minuman.
dan kondisi lingkungan. Pengaturan irigasi Bertambahnya jumlah penduduk
yang tepat dan pemantauan kelembaban tanah mengakibatkan kebutuhan gula saat ini
dapat membantu menjaga ketersediaan air semakin meningkat, tetapi peningkatan
yang cukup bagi tanaman. Selanjutnya ada konsumsi gula belum dapat diimbangi oleh
Suhu dan Iklim tanaman tebu tumbuh lebih produksi gula dalam negeri. Pada prinsipnya,
baik dalam iklim hangat. Suhu yang optimal peningkatan produksi gula dapat dilaksanakan
untuk pertumbuhan tanaman tebu berkisar melalui perluasan areal tanam, peningkatan
antara 20 hingga 35 derajat Celsius. bobot tebu per hektar, dan peningkatan
Pemaparan sinar matahari yang cukup juga rendemen. Namun peningkatan produksi gula
penting untuk fotosintesis dan produksi gula melalui rendemen lebih diutamakan karena
yang baik. Tanaman tebu rentan terhadap suhu dapat meningkatkan hasil gula tanpa
ekstrem, baik suhu rendah maupun suhu meningkat kan kapasitas pabrik gula. Selain
tinggi yang berkepanjangan, sehingga faktor itu, rendemen yang diperoleh selama ini
iklim harus diperhatikan dalam perawatan. masih berada dibawah potensi yang
sebenarnya (Anonim, 2018). Tujuan Bahan yang digunakan pada saat
mempelajari tanaman tebu yaitu agar praktikum adalah tanaman tebu (Saccharum
mahasiswa paham Peningkatan Produktivitas officinarum L.), pupuk anorganik urea 48
untuk meningkatkan produktivitasnya. Studi gr/tan, SP-36 18 gr/tan dan KCL 18 gr/tan.
tentang teknik budidaya, pemupukan yang
Metode Pelaksanaan
tepat, pengendalian hama dan penyakit,
Metode pelaksanaan pada praktikum
ini yaitu yang pertama menyiapkan alat dan
BAHAN DAN METODE bahan yang dibutuhkan. Memangkas daun
yang di bawah dan membersihkan gulma yang
Tempat dan Waktu
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
Praktikum ini dilaksanakan di Lahan tebu, Memberi label pada tiap-tiap tebu yang
Rusunawa Universitas Muhammadiyah diamati dengan perlakuan. Setiap perlakuan
Malang, pada hari terdapat 4 pengulangan. Mengamati
parameter muncul tunas, tinggi tanaman,
Alat dan bahan diameter batang, tinggi tunas, dan jumlah
Alat yang digunakan pada saat daun. Melakukan pengamatan setiap hari
praktikum adalah cangkul, jangka sorong, untuk muncul tunas dan parameter lainnya
meteran, sabit rumput dan alat dokumentasi. setiap satu minggu sekali.
Mendokumentasikan seluruh kegiatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Grafik 1. Jumlah Daun Tanaman Tebu

Berdasarkan grafik 1. jumlah daun jumlah daun 12 dan pada sampel 2 pada
tanaman tebu pada pengamatan 1 sampel 1 pengamatan 1 jumlah daun 7 pengamatan 2
dengan jumlah daun 8 dan pada pengamatan 2 jumlah daun 10 pengamatan 3 jumlah daun11 ,
yaitu 10 dan pada pengamatan 3 dengan dan pada sampel 3 pada pengamatan 1 jumlah
daun 8 pengamatan 2 jumlah daun 11 melekat pada batang di setiap buku-buku,
pengamatan 3 jumlah daun 12 jumlah daun secara bergantian dalam dua baris di sisi
pada tanaman tebu mengalami kenaikan berlawanan. Daun tebu merupakan daun tidak
Menurut praktikum yang dilakukan oleh Tri & lengkap, karena hanya terdiri dari pelepah dan
Nopiyanto (2020) pemberian ZPT helaian daun, tanpa tangkai daun. Pelepah
berpengaruh nyata terhadap daun yang memeluk batang, makin ke atas makin sempit.
dihasilkan setelah pemberian ZPT disebabkan Bagian pelepah terdapat bulu-bulu dan telinga
oleh kandungan hormone yang ada dalam daun. Daun tebu memiliki pelepah yang kuat,
ZPT tersebut sehingga terjadi proses biasanya berwarna putih dan cekung pada
pemanjangan sel, pembentukan dinding sel permukaan atas daun, dan hijau pucat dan
baru dan akhirnya akan menambah jumlah cembung di permukaan bawah daun (James,
jaringan pada stek yang mengakibatkan 2014).
diameter batang bertambah. Daun tebu

Grafik 2. Uji Kemanisan Tanaman Tebu

Berdasarkan grafik 2. uji kemanisan tebu brix dan pol. Kadar pol menunjukkan resultante
pada bagian atas pada sampel 1 dengan kemanisan dari gula (sukrosa dan gula reduksi) yang terdapat
17.6 pada sampel 2 kemanisan 17.3 pada sampel 3 dalam nira (Risvank, 2016). . Penurunan sukrosa
kemanisan 17.8 sedangkan pada bagian tengah saat penundaan setelah penebangan mungkin
pada sampel 1 kemanisan 16.5 pada sampel 2 16.1 karena kontaminasi bakteri. Mikroba pada tebu
pada sampel 3 kemanisan 16.3 sedangkan pada dapat memanfaatkan gula sebagai sumber energi.
bagian bawah pada sampel 1 kemanisan 17.8 pada Hal ini sesuai pendapat Mulyadi (2016) bahwa
sampel 2 kemanisan 16.3 dan sampel 3 kemainsan keterlambatan waktu giling sangat berpengaruh
17.4 Hal ini menunjukan bahwa tebu ungu pada kehilangan gula. Sesaat setelah dipotong
merupakan zat padat terlarut dan 84 gram adalah batang tebu terinfeksi mikroba dan bakteri. Meski
air. Untuk mengetahui banyaknya gula yang dalam jumlah kecil, mikroba memanfaatkan gula
terkandung dalam gula lazim dilakukan analisa pada batang tebu sebagai sumber energi.
Grafik 3. diameter batang atas tanaman tebu

Berdasarkan grafik 3 diameter batang atas pertumbuhan tersebut. Nutrisi seperti nitrogen,
tanaman tebu pada sampel 1,2 dan 3 pada fosfor, dan kalium, serta mikronutrien penting
pengamatan 1, 2 dan 3 mengalami kenaikan hal seperti zat besi dan magnesium, berperan penting
ini dikarenakan Kenaikan diameter batang tebu dalam pertumbuhan batang tebu. Dan juga faktor
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu bertambahnya umur tanaman pertumbuhan
pertumbuhan vegetatif tanaman tebu akan diameter batang tebu cenderung paling cepat pada
mengalami peningkatan diameter batang selama tahap awal pertumbuhan. Ketika tanaman semakin
periode pertumbuhan vegetatif aktif. Faktor-faktor dewasa, laju pertumbuhan batang mungkin
seperti ketersediaan nutrisi, air, sinar matahari, melambat. (Novita & Abdi, 2019).
dan suhu yang sesuai akan mempengaruhi

Grafik 4. diameter batang tengah tanaman tebu

Berdasarkan grafik 3 diameter batang atas pengamatan 1, 2 dan 3 mengalami kenaikan hal
tanaman tebu pada sampel 1,2 dan 3 pada ini dikarenakan faktor Genetika Faktor genetik
memainkan peran penting dalam potensi lingkungan seperti suhu, kelembaban udara, dan
pertumbuhan tanaman, termasuk pertumbuhan curah hujan dapat mempengaruhi pertumbuhan
diameter batang. Varietas tebu yang memiliki sifat diameter batang tebu. Kondisi yang baik, seperti
pertumbuhan yang baik dan cepat dapat suhu optimal, kelembaban yang cukup, dan curah
menunjukkan kenaikan diameter batang yang hujan yang memadai, akan mendukung
lebih besar. Kondisi lingkungan: Faktor-faktor pertumbuhan batang yang baik. (Yuliardi, 2018).

Grafik 5. diameter batang bawah tanaman tebu

Berdasarkan grafik 3 diameter batang atas banyak dapat menghilangkan sejumlah besar
tanaman tebu pada sampel 1,2 dan pada jaringan yang menghasilkan gula dan nutrisi. Hal
pengamatan 1, 2 dan 3 mengalami kenaikan ini dapat menghambat pertumbuhan dan
sedangkan pada sampel 3 pada pengamatan 3 mempengaruhi perkembangan batang, yang pada
mengalami penurunan hal ini dikarenakan adanya akhirnya menyebabkan penurunan diameter.
pemangkasan yang tidak tepat pada tanaman tebu, gangguan aliran nutrisi pemangkasan yang tidak
terutama jika dilakukan secara berlebihan atau tepat dapat mengganggu aliran nutrisi dalam
pada waktu yang tidak sesuai, dapat merusak batang tebu. Bagian batang yang terpotong dapat
batang dan menyebabkan penurunan diameter. mengganggu pergerakan nutrisi dari daun ke akar
Menurut (Harsanti, 2017) dampak pemangkasan dan sebaliknya. Akibatnya, pasokan nutrisi yang
yang tidak tepat pada tanaman tebu kerusakan diperlukan untuk pertumbuhan batang menjadi
jaringan batang emangkasan yang berlebihan atau terhambat, yang dapat mengakibatkan penurunan
tidak tepat dapat merusak jaringan batang tebu. diameter.
Pemangkasan yang terlalu dalam atau terlalu
perhatian dan perawatan yang intensif.
Faktor-faktor seperti pemilihan varietas yang
KESIMPULAN
tepat, pengelolaan lahan yang baik, irigasi
Tanaman tebu merupakan tanaman yang cukup, dan pengendalian hama dan
sumber gula yang penting dalam industri gula. penyakit menjadi penting dalam mencapai
Budidaya tanaman tebu membutuhkan hasil yang optimal. Teknik pemupukan yang
tepat dan pengendalian gulma yang efektif DAFTAR PUSTAKA
juga diperlukan dalam budidaya tanaman tebu.
Ardiyansyah, B. 2015. Mempelajari
Pemberian nutrisi yang seimbang dan
Pertumbuhan dan Produktivitas Tebu
pengaturan gulma yang baik dapat membantu
(Saccharum Officinarum. L) dengan
tanaman tumbuh dengan baik dan
Masa Tanam Sama pada Tipologi
menghasilkan rendemen gula yang tinggi.
Lahan Berbeda. Buletin Agrohorti, 3(3),
Budidaya tanaman tebu membutuhkan waktu
357-365.
yang cukup lama untuk mencapai masa panen.
Pembuatan keputusan yang baik dalam Harsanti, R. S., Hartatik, S., Syamsunihar, A.,
manajemen panen dan pemanenan juga Soeparjono, S., & Avivi, S. 2017. Uji
merupakan faktor penting dalam budidaya Toleransi Beberapa Varietas Tebu pada
tanaman tebu. Berbagai Tinggi Penggenangan
(Tolerance Test of Several Sugarcane
Varieties in Various Flooding Depth.
Indrawanto, C., S. Purwono, M. Syakir, dan Kabupaten Aceh Tengah Dengan
W. Rumini. 2015. Budidaya dan pasca Menggunakan Sistem Informasi
panen tebu. ESKA media. Jakarta Geografi. Jurnal Pendidikan Geosfer,
Loganandhan. N, B. Gujja, V. Vinad 4(2).
Goud, dan U. S. Natarajan. 2017.
Putri, A. D., Sudiarso., dan T. Islami. 2013.
Sustainable Sugarcane Initative (SSI):
Pengaruh Komposisi Media Tanam
A Methodology of MoreMith Less.
pada Teknik Budchip Tiga Varietas
Sugar Tech.
Tebu (Saccharum officinarum L.).
James, G. 2014. Sugarcane. Blackwell Universitas Brawijaya. Jurnal Produksi
Publishing Company. Oxford OX4 2Dq, Tanaman. 1(1):16-23
UK. 216 hlm.
Rosanti, A. D. 2016. Pengaruh penambahan
Maulana M.Rasyid Lubis, Lisa Mawarni, dosis natrium bisulfit dan natrium
Yusuf Husni. 2015. Respons metabisulfit terhadap kualitas gula
Pertumbuhan Tebu (Sacharum merah tebu. Jurnal Ilmiah Hijau
officinarum L.) terhadap Pengolahan Cendekia, 1(1), 6-10.
Tanah pada Dua Kondisi Drainase.
Subaktilah, Y., Kuswardani, N., & Yuwanti, S.
Program Studi Agroekoteknologi,
2018. Analisis SWOT: Faktor internal
Fakultas Pertanian USU, Medan 20155
dan eksternal pada pengembangan
MULYADI 2016. Study on Technique usaha gula merah tebu (Studi Kasus di
Rendemen Determination Using UKM Bumi Asih, Kabupaten
Individual based Method at Bondowoso). Jurnal Agroteknologi,
Mojopanggung Sugar Factory, Tulung 12(02), 107-115.
Agung, East Java. Teknologi Industri
Suswanto dan Y. Octavianty. 2014.Budidaya
Pertanian. Bogor, Institut Pertanian
Tanaman 12 TanamanPerkebunan
Bogor.
Unggulan. Penebar Swadaya. Jakarta
Novita, T., & Abdi, A. W. 2019. Evaluasi
Kesesuaian Lahan Perkebunan Tebu Di
Tri, S. S., & Nopiyanto, R. 2020. Pengaruh
Zat Pengatur Tumbuh Alami Dari
Ekstrak Tauge Terhadap Pertumbuhan
Pembibitan Budchip Tebu (Saccharum
Officinarum L.) Varietas Bululawang.
Mediagro, 16(1).
LAMPIRAN
Tabel 1. Diameter batang atas tanaman tebu (Saccharum officinarum L.)

Sampel Diameter batang atas


Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3
1 2,8 cm 3,75 cm 6,45 cm
2 2,9 cm 3,5 cm 5,86 cm
3 2,5 cm 3,2 cm 5,64 cm

Tabel 2. Diameter batang tengah tanaman tebu (Saccharum officinarum L.)

Sampel Diameter batang tengah


Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3
1 3,3 cm 3,5 cm 5,6 cm
2 3,55 cm 4,2 cm 5,82 cm
3 3,5 cm 4,4 cm 5,63 cm

Tabel 3. Diameter batang bawah tanaman tebu (Saccharum officinarum L.)

Sampel Diameter batang bawah


Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3
1 4,9 cm 5,8 cm 6,2 cm
2 2,9 cm 4,7 cm 6,2 cm
3 4 cm 6,83 cm 5,3 cm

Tabel 4. Jumlah daun pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L.)

SAMPEL JUMLAH DAUN


Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3
1 8 10 11
2 7 10 11
3 8 11 12

Tabel 5. uji kemanisan pada tebu (Saccharum officinarum L.)


SAMPEL UJI KEMANISAN
Atas Tengah Bawah
1 17.6 16.5 17.3
2 17.3 16.10 17.4
3 17.8 16.3 17.4

Tabel 4. Rata rata Parameter Tanaman Tebu


Rata -
Parameter Sampel Rata
S1 S2 S3
Jumlah daun 29,33
29 28 31
Atas 13,56
10 13,1 17,6
Kemanisan Tebu Tengah 13,16
10 13 16,5
Bawah 13,43
10 13 17,3
Atas 11,96
13 12,26 11,34
Diameter Batang Tengah 13,23
12,4 13,57 13,72
Bawah 16,23
16,9 13,8 18,59

Anda mungkin juga menyukai