Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

METODE PENGUJIAN KESEHATAN BIJI (BENIH)

Oleh :

Kelompok 5

1. Moch. Afidz Hardiyas (171510101002)


2. Julinda Asrining Tyastitik (171510101017)
3. Avita Adhelia Ayu Syahfitri (171510101021)
4. Ahmad Makhzun Anam (171510101022)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018

1
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting meningkatkan


kesejahteraan sebagian masyarakat Indonesia karena sebagian besar masyarakat
Indonesia hidup di desa dan bekerja sebagai petani. Pertanian sendiri merupakan
salah satu sumber penghasilan negara Indonesia yang utama, dan juga merupakan
suatu kegiatan pemanfaatan sumberdaya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau
bercocok tanam.

Tanaman padi adalah bahan baku pangan yang pokok bagi rakyat Indonesia,
karena nasi merupakan makanan utama bagi rakyat Indonesia. Mulanya kegiatan
ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh daerah di
Indonesia sudah banyak yang melakukan kegiatan menanam padi di sawah.
Dalam pertanian secara luas yaitu mencakup pemanfaatan sumber daya hayati
yang dilakukan oleh manusia dengan cara menanam tanaman produktif yang
dapat menghasilkan dan dipergunakan untuk kehidupan atau seluruh kegiatan
yang mencakup dari pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan
yang hasilnya dapat digunakan untuk kehidupan manusia.

Tanaman pangan juga dapat dikatakan sebagai tanaman utama yang


dikonsumsi manusia sebagai makanan untuk memberikan asupan energi bagi
tubuh. Salah satunya yaitu tanaman padi yang merupakan tanaman pangan dalam
pertanian yang memiliki benih. Benih sendiri adalah biji yang dipersiapkan untuk
tanaman padi yang telah melalui proses seleksi yaitu dipilih bibit yang unggul
sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang baik. Benih unggul
sendiri adalah benih suatu tanaman yang memiliki potensi tinggi dalam hasil,
memiliki kualitas yang terbaik, tahan terhadap berbagai hama dan penyakit, serta
umur panen yang lebih cepat.

2
1.2 Tujuan

1. Untuk mengevaluasi kesehatan benih dan usaha pengendalian penyakit


dilapangan untuk mencegah penyakit yang ditularkan ke biji padi.
2. Mengetahui cara pembibitan tanaman padi dengan menggunakan
metode pembibitan basah.

3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Indonesia merupakan negara agraris, dimana 40% mata pencaharian


mayoritas penduduknya bertani atau bercocok tanam. Indonesia merupakan
negara agraris karena sebagian besar daratan di Indonesia dilalui oleh sepertiga
lautan dari luas keseluruhan wilayah negara Indonesia. Indonesia juga dilewati
gugusan pegunungan serta masih banyak gunung-gunung yang aktif sehingga
banyak tanah subur yang dapat ditanami berbagai jenis tumbuhan terutama padi.
Letak Negara Indonesia berada di daerah yang beriklim tropis sehingga membuat
proses pelapukan batuan yang terjadi di Indonesia terjadi secara sempurna yang
membuat tanah menjadi subur. (Handoko Probo Setiawan, 2016). Padi (Oryza
sativa L.) di Indonesia merupakan tanaman yang sangat penting karena sebagai
makanan pokok utama. Indonesia sebenarnya adalah negara produsen beras utama
bersama dengan China (Gusti Ayu,etc.,2016)
Tanaman padi juga merupakan komoditas yang memiliki peran strategis
bagi banyak negara dan lebih setengah penduduk yang ada didunia mengandalkan
beras sebagai sumber kabohidratnya. Di Indonesia tanaman padi selain berfungsi
sebagai bahan makanan utama yakni beras, tanaman padi juga berfungsi sebagai
sumber mata pencaharian sebagian besar petani. Oleh karena itu, upaya dalam
meningkatan produktivitas tanaman padi perlu dilakukan karena merupakan salah
satu tanaman utama dalam pertanian, dan mengingat bahwa nasi adalah makanan
pokok di Indonesia. Adopsi dan inovasi dari budidaya padi diperlukan
dikarenakan lahan untuk tanaman pangan sudah banyak dialihfungsikan sebagai
lahan industri atau lahan perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
adopsi dari teknik budidaya yang dilakukan oleh petani. Selain itu penelitian ini
bertujuan untuk melihat efisiensi dari usahatani yang dilakukan.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat beberapa perbedaan dalam budidaya padi yang
dilakukan dengan menggunakan metode SRI dan metode konvensional yang
selama ini dilakukan oleh petani. Perbedaan dari budidaya padi SRI dengan
konvensional terdapat pada jumlah bibit per lubang tanam dan penggunaan pupuk.
Jumlah bibit yang digunakan pada metode SRI hanya menggunakan 1 bibit per

4
sedangkan penggunaan pupuk lebih mengutamakan penggunaan bahan-bahan
organik seperti keong mas, air beras, air kelapa dan gula merah (Mario dkk.,2017)
Perbanyakan tanaman padi itu sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara
baik dengan menanam benih tanaman padi secara langsung pada lahan yang akan
digunakan sebagai lahan tanaman padi ataupun dengan melakukan penyemaian
benih padi terlebih dahulu pada suatu lahan penyemaian. Setelah itu benih padi
yang berumur sekitar 21 – 28 hari dipindahkan dan ditanam pada lahan yang akan
digunakan sebagai areal lahan tanaman padi. Lahan penyemaian benih padi itu
sendiri dibuat hampir bersamaan dengan penyiapan lahan untuk penanaman.
Menurut (Purwono dan Heni.,2010) penyiapan lahan dengan pengolahan tanah
yang baik itu tidak kurang dari 4 minggu sebelum penanaman.
Persemaian benih padi dapat dilakukan pada dua bentuk persemaian,
yakni persemaian kering dan persemaian basah. Persemaian kering dilakukan
pada lingkungan lahan yang kering dan tidak ada genangan air atau salinitas air.
Lahan kering awalnya digemburkan terlebih dahulu agar dapat dilakukan
penyemaian benih padi pada lahan tersebut. Umur benih padi yang telah disemai
pada lahan kering sekitar 21 hingga 25 hari siap untuk ditanam di lahan
pertanaman. Menurut Muhammad Noor., (1996) Karena perawatan benih
dilakukan beberapa saat sebelum penyemaian, benih yang diolah dapat disimpan
untuk berbagai variasi periode, di mana akhirnya reaksi kimia dapat merusak
benih persemaian yang dilakukan lebih dari 25 hari dan bibit padi tidak cepat
ditanam di areal penanaman, maka bibit padi akan tua dan akan menghambat
proses pertumbuhan, serta bibit padi akan rentan terhadap hama dan penyakit
(Andreia da Siva Almeida, etc.,2014). Persemaian basah, persemaian benih yang
dilakukan pada lahan yang memiliki cukup air untuk kebutuhan benih. Biasanya
pada persemaian basah ini lahan semaian digunakan pada bagian lahan yang
relatif tinggi untuk menghindari dari adanya genangan air yang berlebihan atau
dengan membuat lahan bedengan. Oleh karena itu kegiatan praktikum ini perlu
dilakukan agar para praktikan dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara
menentukan benih yang unggul serta cara melakukan pembibitan tanaman padi
dengan metode pembibitan basah.

5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Pengantar Teknologi Pertanian dengan acara “Metode


Pengujian Kesehatan Biji (benih)” dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 7 April
2018 pukul 10.00 – 12.00 WIB di Agrotechnopark Jubung, Fakultas Pertanian
Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

1. Benih padi.

2. Air.

3.2.2 Alat

1. Timba.

2. Gelas aqua bekas

3. Alat tulis.

4. Alat dokumentasi.

3.3 Pelaksanaan Praktikum

1. Membuat kelompok 5-7 orang/kelompok atau menyesuiakan

2. Mengerjakan pengujian kesehatan benih dengan cara pemeriksaan biji kering

6
3.Mengambil biji padi secara samping sebanyak 50-100 gr/kelompok dan
melakukan pemeriksaan secara kering

4. Melakukan pemeriksaan biji terhadap hal hal sebagai berikut, bernas tidaknya
biji padi ,warna biji, biji bercak, ada tidaknya kotoran, jamur dipermukaan biji,
sklerotia, dsb. Kemudian menghitung berapa jumlah dan presentasenya dan
masing-masing parameter tersebut dan membuat dokumentasinya.

3.4 Variabel Pengamatan

Variabel yang diamati dalam kegiatan pratikum meliputi :


a. Bernas tidaknya biji padi
b. Warna biji
c. Biji bercak
d. Ada tidaknya kotoran
e. Jamur dipermukaan biji
f. Sklerotia, dsb.

3.5 Analisis data


Hasil data pada kegiatan praktikum ini adalah dengan menggunakan analisis
data kuantitatif dan data kualitatif.

7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
PEKERJAAN PENGUJIAN KESEHATAN BIJI (BENIH)

Parameter Uraian Persentase Dokumentasi


Bernas Terdapat 7 biji yang 93 %
tidaknya mengapung diatas
biji permukaan air

Warna biji Warna biji kuning 1%


terang dilihat di luar air

Biji bercak Terdapat 3 biji yang ada 3%


bercaknya pada kulit
padi

Ada Tidak ada 0%


tidaknya
kotoran
Jamur Tidak ada 0%
dipermuka
an biji
Sklerotia Tidak ada 0%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahawa biji padi yang bernas terdapat
7 buah. Warna biji pada padi kuning terang dilihat diluar air. Bercak pada biji
terdapat 3 buah. Pada biji padi tidak ada kotoran dipermukaan kulit. Jamur pada
permukaan biji juga tidak ada. Skleroria pada benih juga tiidak ada.

8
4.2 PEMBAHASAN

Pada tabel hasil praktikum diatas dapat diketahui bahwa penguji kesehatan
biji (benih) padi yaitu pertama, ada tidaknya bernas. Benih bernas adalah benih
yang berisi atau tidak hampa, untuk mengetahui bernas tidakya biji dilakukan
dengan meredam biji pada air. Biji benih yang mengapung pada data diatas
sejumlah 7 biji dan yang tenggelam dalam air sejumlah 93 biji. Persentase biji
padi adalah 93%. Kedua, warna pada biji padi. Warna benih dapat
mengidentifikasikan kualitas suatu benih. Pada data diatas warna biji padi adalah
kuning cerah dilihat diluar permukaan air. persentase warna biji pada data diatas
adalah 1%.

Ketiga, adanya bercak pada biji, dapat dilihat di permukaan biji. Bercak biji
pada biji padi dilihat dengan warna kulit yang berbeda. Perbedaan warna yang
mencolok yaitu warna asli biji kuning cerah terdapat warna kehitaman atau
kecoklatan pada biji. Pada data diatas terdapat 3 biji yang dipermukaan kulit ada
bercak. Persentase biji bercak yaitu 3%. Keempat, ada tidaknya kotoran pada biji.
Benih berstandar memiliki tingkat kebersihan yang tinggi atau dapat dikatakan
baik. Pada data diatas biji padi tidak ditemukan kotoran sebab biji atau benih yang
digunakan memiliki kualitas yang baik. Persentase adanya kotoran pada biji padi
adalah 0%.

Kelima, ada tidaknya jamur pada permukaan biji. Pada data diatas tidak
ditemukan jamur pada biji padi. Hal ini dikarenakan biji yang digunakan adalah
biji yang memiliki kuliatas baik. Persentase ada tidaknya jamu pada data diatas
adalah 0%. Keenam, ada tidaknya sklerotia. Sklerotia adalah penyakit yang
terdapat pada biji padi. Pada data di atas tidak ada sklerotia pada biji padi.
Persentase ada tidaknya sklerotia adalah 0%.

9
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

1. Biji (benih) merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan dalam


kegiatan budidaya. Kondisi benih itu dapat mempengaruhi hasil yang akan
diperoleh nantinya, semakin baik kondisi benih yang digunakan maka hasil yang
diperoleh akan baik pula dan sebaliknya jika kondisi benih tidak baik maka hasil
yang diperoleh juga akan tidak baik.
2. Benih padi dikatakan baik dan layak untuk digunakan apabila benih padi
tersebut bernas. Benih bernas ini dapat diartikan sebagai benih yang terisi penuh
dan tidak kosong atau kopong, sehingga jika dilakukan uji kebernasan dengan
merendam benih dalam larutan air maka konsentrasi benih akan menjadi
tenggelam.
3. Benih padi yang terserang patogen seperti halnya jamur, bakteri, virus,
insekta, dan nematoda yang ikut terbawa oleh benih tersebut dapat menyebabkan
perubahan warna, nekrosis, dan biji akan busuk serta remuk selama proses
penggilingan. Uji kesehatan benih memang perlu dilakukan agar hal tersebut
dapat dihindari. Ada 3 macam cara uji kesehatan benih yaitu pemeriksaan biji
kering, pencucian biji dan dengan cara inkubasi.

5.2 Saran
Secara keseluruhan sebenarnya acara praktikum sudah berjalan dengan
baik, hanya saja saat kegiatan praktikum di lapang yang telah dilakukan oleh
mahasiswa itu kurang teratur saat menabur benih padi pada bedengan. Sehingga
penaburan benih padi pada bedengan tersebut kurang merata.

10
DAFTAR PUSTAKA

Andreia da Siva Almeida, Cristiane Deuner, Carolina Terra Borges, Adilson


Jauer, Geri Eduardo Meneghello, Lilian Madruga de Tunes, Francisco
Amaral Villela1, Paulo Dejalma Zimmer, 2016. Physiological Performance
of Rice Seeds Treated to Thiamethoxam and Placed under Storage.
American Journal of Plant Sciences, 5, 3788-3795

Gusti Ayu K. Sutariati , A. Khaeruni , Y.B. Pasolon , Muhidin , and La Mudi,


2016. The Effect of Seed Bio-invigoration Using Indigenous Rhizobacteria
to Improve Viability and Vigor of Upland Rice (Oryza sativa L.) Seeds.
International Journal of PharmTech Research, Vol.9, No.12, pp 565-573.

Handoko Probo Setiawan, 2016. “Alih Fungsi (Konversi) Lahan Pertanian ke Non
Pertanian Kasus di Kelurahan Simpang Pasir Kecamatan Palaran Kota
Samarinda”. Ejurnal SosiatriSosiologi, Volume 4, 2016: 280-293.

Mario Francisco Tamba, Evy Maharani , Susy Edwina 2017. Analisis Pendapatan
Usahatani Padi Sawah Dengan Metode SRI (System of Rice
Intensification) Di Desa Empat Balai Kecamatam Kuok Kabupaten
Kampar. Jurnal Ilmiah Pertanian Vol, 13 No. 2,11-22.

Noor, Muhammad. 1996. Padi Lahan Marjinal. Jakarta : Penebar Swadaya.

Purwono dan Heni P. 2010. Budidaya dan Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta
: Penebar Swadaya.

11
LAMPIRAN

Mario Francisco Tamba, Evy Maharani , Susy Edwina 2017. Analisis Pendapatan
Usahatani Padi Sawah Dengan Metode SRI (System of Rice
Intensification) Di Desa Empat Balai Kecamatam Kuok Kabupaten
Kampar. Jurnal Ilmiah Pertanian Vol, 13 No. 2,11-22.

12
Handoko Probo Setiawan, 2016. “Alih Fungsi (Konversi) Lahan Pertanian ke Non
Pertanian Kasus di Kelurahan Simpang Pasir Kecamatan Palaran Kota
Samarinda”. Ejurnal SosiatriSosiologi, Volume 4, 2016: 280-293.

13
Andreia da Siva Almeida, Cristiane Deuner, Carolina Terra Borges, Adilson
Jauer, Geri Eduardo Meneghello, Lilian Madruga de Tunes, Francisco
Amaral Villela1, Paulo Dejalma Zimmer, 2016. Physiological Performance
of Rice Seeds Treated to Thiamethoxam and Placed under Storage.
American Journal of Plant Sciences, 5, 3788-3795

14
Gusti Ayu K. Sutariati , A. Khaeruni , Y.B. Pasolon , Muhidin , and La Mudi,
2016. The Effect of Seed Bio-invigoration Using Indigenous Rhizobacteria
to Improve Viability and Vigor of Upland Rice (Oryza sativa L.) Seeds.
International Journal of PharmTech Research, Vol.9, No.12, pp 565-573.

15
Noor, Muhammad. 1996. Padi Lahan Marjinal. Jakarta : Penebar Swadaya

Purwono dan Heni P. 2010. Budidaya dan Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta
: Penebar Swadaya.

16

Anda mungkin juga menyukai