Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

PEMULIAAN TANAMAN
“EKSPLORASI DAN KOLEKSI TANAMAN”

Syauqiya Auriyanda Hidayat


22025010066
Golongan B1

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup memiliki sifat yang berbeda. Variasi antar makhluk hidup dapat
dilihat dari morfologi maupun genetiknya. Keragaman genetiknya merupakan dasar
program pemuliaan. Keragaman genetic merupakan suatu tingkatan biodiversitas yang
merujuk pada banyak total variasi genetic pada program pemuliaan. Varietas genetic yang
bermacam-macam sangat diperlukan untuk mendapatkan varietas unggul. Diakrenakan
pentingnya varietas local dan kerabat lainnya sebagai bahan perbaikan sifat tanaman,
maka perlu adanya Upaya mempertahankannya dari kepunahan.
Sumber daya genetic merupakan bahan yang dapat dimanfaatkan secara langsung
maupun tidak langsung. Pemanfaatan langsung berupa budidaya langsung berdasarkan
kebutuhan tanpa perlu perbaikan tanaman. Sedangkan, pemanfaatakan sumber daya
genetic secara tidak langsung, yaitu pemanfaatan keanekaragaman bahan genetic yang
terkandung dalam sumber daya genetic tanaman untuk menciptakan varietas unggulbaru
melalui pemuliaan tanaman.
Eksplorasi plasma nutfah merupakan suatu upaya untuk melakukan variasi genetic
dan perbaikan karakter tanaman dengan mencari, mengumpulkan, dan meneliti jenis
tanaman dalam upaya mengamankan dari kepunahan dan memanfaatkan sebagai varietas
unggul. 4 tempat utama yang digunakan dalam melakukan koleksi, yaitu lahan petani,
pekarangan, pasar, dan habitat liar. Eksplorasi dan koleksi plasma nutfah dipelihara
sebagai sumber genetic, sehingga dapat melakukan program pemuliaan dengan variasi
genetic sesuai kebutuhan

1.2 Tujuan
Tujuan diadakan praktikum Pemuliaan Tanaman dengan judul “Eksplorasi dan koleksi
tanaman” adalah untuk dapat melakukan kegiatan eksplorasi dan koleksi tanaman.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Pangan sebagai komoditas pertanian merupakan salah satu kebutuhan
manusia yang sangat mendasar yang dianggap strategis dan sering mencakup hal-hal yang
bersifat emosional dan bahkan politis. Terpenuhinya pangan secara kuantitas dan kualitas
adalah hal yang sangat penting sebagai landasan bagi pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dalam jangka panjang (hanafie, 2013)
Jagung (Zea mays L.) merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras, jagung
juga memiliki peran penting dalam bidang pertanian. Sebagian wilayah di Indonesia
jagung telah jadi makanan pokok pengganti beras, tidak hanya jadi makanan untuk
manusia jagung pula kerap digunakan sebagai pakan ternak serta bahan baku indsutri
(Basir, 2014). Jagung ialah sumber protein yang berarti untuk masyarakat. Jagung
memiliki komponen pangan fungsional, terdapat serat pangan yang diperlukan untuk
kesehatan, asam lemak esensial, isoflavon, mineral( Ca, Miligram, K, Na, P, Ca serta Fe),
antosianin, betakaroten( provitamin A), komposisi asam amino esensial, serta yang lain
(Suarni, 2016)
Tanaman jagung yang ditanam secara monokultur memiliki ukuran dalam segi
tinggi tanaman yang lebih besar, sebab tanaman dapat memperoleh seluruh komponen
unsu hara yang diperlukan dengan baik. Apabila jagung yang ditanam secara tumpangsari
mengalami kompetisi dalam memperoleh unsur- unsur yang diperlukan dalam proses
perkembangan tumbuhan. Apabila semakin rapat jarak tanam akan berpengaruh terhadap
rendah tingginya tumbuhan jagung, serta apabila semakin jarang jarak tanam maka akan
lebih baik pula dalam proses perkembangan tumbuhan jagung. Di perkuat oleh statment
Jumin (2017), semakin besar kerapatan pada suatu Pertanaman maka akan menyebabkan
semakin besar pula tingkatan persaingan antar tanaman dalam memperoleh unsur hara
serta sinar matahari.
Dalam memproduksi Jagung petani memerlukan faktor produksi, faktor produksi
sering dikenal dengan input. Proses produksi merupakan proses perubahan input menjadi
output. Berdasarkan defenisi efisiensi dibagi atas tiga yaitu efisiensi teknis, efisiensi biaya
dan efisiensi ekonomis. Efisiensi teknis merupakan upaya untuk menghasilkan output
maximun dengan input tertentu. Sedangkan efisiensi biaya adalah upaya untuk
menghasilkan output tertentu dengan biaya minimum. Dan efisiensi ekonomis merupakan
gabungan antara efisiensi teknis dengan efisiensi biaya. Efisiensi ekonomis merupakan
perbandingan antara hasil yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Ilmu usahatani
adalah ilmu yang mempelajari alokasi sumber daya yang digunakan petani dalam
usahataninya secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan. Usahatani
efektif bila petani mampu mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya dengan baik dan
efisien (Soekartawi, 2015).
BAB 3
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 November 2023 pada pukul 08.00-
10.00 WIB. Praktikum dilaksanakan di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Jawa Timur, Lawang Malang

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Bahan :

1. tanaman pangan jagung

2. bagian tanaman yang dikoleksi biji

3.2.2 Alat :

1. botol bekas

2. kertas

3. selotipe

4. kamera

3.3 Cara Kerja

1. melakukan kegiatan eksplorasi dan koleksi varietas lokal tanaman.

2. Menentukan dan mencari daerah areal penanaman tanaman yang akan dikoleksi.

3. Mencari informasi dan deskripsi tentang tanaman yang akan dikoleksi kepada pemilik
tanaman. Deskripsi dari tanaman yang dikoleksi yang meliputi data karakter morfologis:

Daun : warna, bentuk, tulang daun, bulu, tangkai dsb.

Batang : warna, bentuk, ukuran

Bunga : bentuk bunga, warna kelopak, warna mahkota, ukuran bunga.

Buah : bentuk, ukuran, warna kulit, warna daging buah, rasa buah.

Biji : bentuk biji, ukuran biji, warna biji


4. Informasi tanaman dapat berupa: asal usul tanaman diperoleh dari mana, sejak kapan
tanaman diusahakan, umur tanaman, hasil panen (produksi), sifat khusus, alasan pemilik
tanaman mengusahakan tanaman tersebut, dsb.

5. membuat dokumetansi kegiatan dengan foto dan video dan unggah di Youtube.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

- daun : Warna hijau kecoklatan, bentuk memanjang, dan tulang daun sejajar.

- batang : Berwarna hijau keunguan , berbentuk bulat pipih.

- Bunga : Berwarna coklat , berbentuk seperti padi dan juga seperti rambut.

- Buah : Berbentuk tongkol atau lonjong, warna kulit hijau kuningn kecoklatan,
warna daging kuning.
4.2 Pembahasan
Jagung bisi 2 merupakan jenis jagung varietas hibrida dari hasil
persilangan hibrida silang Tunggal berpotensi menghasilkan 2 tongkol dari
tahapan seleksi dan adaptasi pada suatu lingkungan untuk menghasilkan
keseragaman fenotipe. Keunggulan utama yang dirasakan sangat menguntungkan
bagi petani adalah kualitas hasil jagung hibrida bisi-2 yang sangat baik dengan
kadar air panen yang cukup rendah, menyebabkan susutnya berat biji setelah
proses pengeringan sangat kecil. Kadar air panen yang rendah membuat jagung
hibrida bisi-2 ini bisa bertahan lama apabila disimpan dan tidak akan berjamur
yang bisa menimbulkan aflatoksin.
Kemampuan adaptasi jagung hibrida bisi-2 terhadap kondisi lingkungan
yang sangat baik, membuat jagung hibrida bisi-2 bisa tummbuh dan bertahan di
lahan manapun di Indonesia. Lahan persawahan di Jawa, daratan kering tadah
hujan di NTT dan NTB, lebak-lebak dan lahan pasang surut di Sumatera, lahan
gambut di Kalimantan, perbukitan di Sulawesi ataupun pegunungan hutan di
Sumatera Utara dan Lampung telah menjadi lokasi penanaman jagung hibrida
bisi-2 selama lebih dari 15 tahun. Kemampuan genetik untuk menghasilkan 2
tongkol jagung yang sama besar dalam satu tanaman, tidak ada pada varietas
jagung yang lain. Keunggulan ini menjadi daya tarik dan memberi keuntungan
yang lebih pada petani. Lebih dari 80% tanaman jagung hibrida bisi-2 akan
mengeluarkan 2 tongkol jagung yang bisa dimanfaatkan petani, baik sebagai
jagung pipil atau sebagai jagung sayur atau babycorn
Pertumbuhan tanaman jagung juga merupakan hal yang perlu diperhatikan
untuk menunjang peningkatan produksinya. Pengertian pertumbuhan
membutuhkan ukuran secara tepat dan dapat dibaca dengan bentuk kuantitatif
yang dapat diukur. Pertumbuhan tanaman dapat diukur tanpa mengganggu
tanaman, yaitu dengan pengukuran tinggi tanaman atau jumlah daun. Berbagai
ukuran dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan tanaman dengan cara
membandingkan bobot bahan kering dan luas daun tanaman dari waktu ke waktu.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Jagung bisi 2 merupakan jenis jagung varietas hibrida dari hasil persilangan
hibrida silang Tunggal berpotensi menghasilkan 2 tongkol dari tahapan seleksi dan
adaptasi pada suatu lingkungan untuk menghasilkan keseragaman fenotipe.
2. Kemampuan adaptasi jagung hibrida bisi-2 terhadap kondisi lingkungan yang
sangat baik, membuat jagung hibrida bisi-2 bisa tummbuh dan bertahan di lahan
manapun di Indonesia
3. Pertumbuhan tanaman jagung juga merupakan hal yang perlu diperhatikan
untuk menunjang peningkatan produksinya
DAFTAR PUSTAKA
Basir, M. (2014). Penampilan dan Stabilitas 12 Genotipe Jagung (Zea mays L.)
Bersari Bebas. Di dalam: Prosiding Simposium Pemuliaan Tanaman
IV(Kontribusi Pemuliaan dalam Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan).
Balai Penelitian Jagung dan Serealia. Malang. 323 Hal.
Hanafie, R. (2013). Pengantar Ekonomi Pertanian. CV Andi offset . 308 hlm
Jumin, H.B. (2017). Agronomi, Divisi Perguruan Tinggi PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Soekartawi. (2015). Agroindustri dalam perspektif social ekonomi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Suarni .(2016). Jagung sebagai sumber bahan pangan fungsional. Bulletin IPTEK
Tanaman Pangan.

Anda mungkin juga menyukai