Proposal Skripsi
Oleh:
Desy Elsa Sanda
151510501202
1
BAB 1. PENDAHULUAN
2
membuat nilai perekonomian petani jagung naik, hal ini sesuai dengan data BPS
mengenai produktivitas tanaman jagung (Kw/H) dari tahun 2011-2015 semakin
meningkat tiap tahunnya dilihat pada tahun 2011 produksi tanaman jagung di
Indonesia sebanyak 45,65 kw/H, pada tahun 2012 meningkat sebanyak 3,34
kw/H, tahun 2013 menurun sebanyak 0,55 kw/H, tahun 2014 meningkat sebanyak
1,1 kw/H, dan tahun 2015 produksi jagung meningkat sebanyak 2,24 kw/H.
Produksi yang semakin meningkat akan membuat petani dapat meningkatkan
tingkat perekonomian.
Kebutuhan tanaman jagung lokal yang setiap tahun semakin meningkat
maka produksi tanaman jagung diharapkan dapat meningkat agar kebutuhan
konsumen dapat terpenuhi. Permasalahan dalam budidaya tanaman jagung dapat
mengalami penurunan produktivitas terutama pada tanaman jagung lokal.
Permasalahan dalam budidaya jagung lokal meliputi informasi teknologi budidaya
jagung yang masih rendah sehingga petani kebanyakan memakai logika atau
insting dalam berbudidaya tanaman jagung sehingga produktivitas yang
dihasilkan rendah, ekonomi petani yang masih rendah sehingga petani tidak berani
untuk berproduksi jagung secara besar besaran(Natsir dan Rikawanto., 2008),
terjadinya alih fungsi lahan yang dimana lahan pertanian di alih fungsikan
menjadi bangunan sehingga lahan untuk berbudidaya semakin sempit, semakin
sedikitnya varietas lokal yang ada di Indonesia dikarenakan terdapat beberapa
varietas yang baru dan lebih menguntungkan.
Permasalahan yang dihadapi dalam berbudidaya tanaman jagung lokal
diperlukan inovasi dalam meningkatkan kebutuhan produksi jagung agar dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu dengan pemberian pupuk untuk budidaya
tanaman jagung lokal. Pupuk merupakan material yang ditambahkan pada media
tanam atau tanaman yang mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan oleh
tanaman sehingga tanaman dapat berproduksi secara optimal(Susetya., 2018).
Tanaman memiliki unsur hara yang bermacam macam. Unsur hara dibedakan
menjadi dua macam yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara
makro merupakan unsur hara yang dibutuhkan paling banyak untuk tanaman
seperti nitrogen, phosphor, dan kalium. Tanaman jagung varietas lokal
3
membutuhkan unsur hara makro yang banyak agar dapat bertumbuh dan
berkembang menurut Mulyanto dkk (2015) bahwa unsur hara yang paling banyak
dibutuhkan yaitu unsur hara nitrogen yaitu sebesar 167,28 kg/ha dengan
menggunakan pupuk urea. Kebutuhan unsur hara phosphor menggunakan SP-36
sekitar 85kg/ha dan kebutuhan unsur hara kalium menggunakan pupuk KCL
untuk tanaman jagung lokal sangatlah bervariasi sekitar lebih dari 60 kg/ha.
Kebutuhan pupuk N, P, dan K yang mencukupi pada tanaman jagung varietas
lokal akan menghasilkan biji jagung sebesar 2 ton/ha. Unsur hara nitrogen
merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan paling banyak di dalam tanaman
untuk bertumbuh dan berkembang secara optimal. Unsur hara Nitrogen dapat
diserap oleh tanaman jika berbentuk ion nitrat (NO 3-) dan ion ammonium NH4+.
Fungsi nitrogen bagi tanaman jagung lokal sangat beragam yaitu mempercepat
pertumbuhan tanaman, menambah tinggi tanaman, merangsang pertumbuhan
tunas, memperbaiki kualitas tanaman terutama kandungan proteinnya(Susetya.,
2018).
Tanaman jagung lokal dengan pemberian unsur hara nitrogen diharapkan
dapat bertumbuh dan berproduksi secara optimal. Pemberian dosis yang berbeda
beda terhadap tanaman jagung lokal diharapkan kita dapat mengetahui kebutuhan
unsur hara nitrogen pada tanaman jagung lokal sehingga tanaman jagung lokal
dapat bertumbuh secara optimal.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan penelitian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui efisiensi pemupukan nitrogen yang tepat terhadap respon
pertumbuhan dan produksi pada 5 varietas tanaman jagung lokal (Zea mays)?
4
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi dan
pengetahuan mengenai dosis unsur hara nitrogen yang tepat terhadap respon
pertumbuhan dan produksi pada 5 varietas tanaman jagung lokal (Zea mays).
Informasi ini juga diharapkan berguna bagi para peneliti untuk mengembangkan
penelitian di masa yang akan datang.
5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
6
adventif dan akar udara. Jagung memiliki batang yang tidak bercabang dan kaku
dan berbentuk silindris yang terbagi dari beberapa ruas serta buku ruas. Tinggi
dari tanaman jagung bermacam-macam tergantung dengan variatas yaitu 60-
250cm. Daun tanaman jagung memiliki bentuk sejajar(Paeru dan Trias., 2017)
Tanaman jagung varietas lokal memiliki syarat tumbuh yang berbeda beda
tergantung tanaman jagung tersebut hidup. Secara umum syarat tumbuh tanaman
jagung yaitu tanaman jagung dapat dibudidayakan didataran rendah maupun
dataran tinggi, tanaman jagung juga dapat ditanam pada lahan sawah atau tegalan.
Suhu optimal untuk tanaman jagung berkisar 21-34 oC dan pH tanah antara 5,6-
7,5. Tanaman jagung juga membutuhkan air sekitar 100-140mm/bulan. Tanaman
jagung jika dibudidayakan sudah sesuai dengan syarat tumbuh maka tanaman
jagung akan berproduksi secara optimal(Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh
Pertanian Aceh., 2009).
Pemanenan jagung dilakukan pada saat jagung berumur 90-110 hst
tergantung dari varietas yang digunakan. Jagung yang telah siap panen memiliki
tanda yaitu daun jagung telah kering, berwarna kekuning kuningan, dan terdapat
tanda hitam di bagian pangkal tempat melekatnya biji pada tongkol. Panen dapat
dilakukan sebelum atau setelah lewat masak fisiologis tergantung dengan varietas
yang digunakan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.,
2008).
2.2 Nitrogen
Unsur hara merupakan unsur unsur yang dibutuhkan dalam tanaman untuk
bertumbuh dan berkembang. Unsur hara dibedakan menjadi dua yaitu unsur hara
makro dan unsur hara miko. Unsur hara makro merupakan unsur hara yang
digunakan paling banyak dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Sedangkan unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan sedikit bagi
tanaman. Unsur hara nitrogen merupakan unsur hara makro. Unsur hara nitrogen
bersifat mobile dimana unsur hara nitrogen dapat dialokasikan dimana saja
sehingga unsur hara N didalam tanah dan tanaman akan lebih cepat habis(Naritih
dkk., 2013).
7
Unsur hara Nitrogen dapat diserap oleh tanaman dengan berbagai ion yaitu
NO3- dan NH4. Unsur hara nitrogen memiliki fungsi dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yaitu unsur hara nitrogen dapat mempercepat
pertumbuhan tanaman yaitu pengembangan akar dan pucuk dalam suatu
tanaman(Ohyama., 2010). Unsur nitrogen juga berperan dalam asam amino dan
sintesis protein. Unsur nitrogen juga berperan dalam sintesis klorofil sehingga jika
tanaman kekurangan unsur hara nitrogen maka sintesis klorofil akan terhambat
sehingga dapat membuat tanaman akan mengalami gejala seperti penuaan daun
seperti daun akan berubah warna menjadi kuning(Hofman and Oswald., 2004).
Menurut Hofman and Oswald (2004). Mekanisme serapan hara nitrogen
pada tanaman dibedakan menjadi 3 yaitu absorbsi, difusi, dan Mass flow.
1. Absorbsi atau lebih dikenal dengan intersepsi akar yaitu akar pada tanaman
akan tumbuh memanjang sehingga akar dapat bersentuhan dengan unsur hara
yang terdapat dilarutan tanah. Penyerapan unsur hara akan terjadi di bulu bulu
akar.
2. Mass flow yaitu unsur hara akan diserap oleh tanaman jika unsur hara ikut
terbawa oleh air yang diserap oleh tanaman sehingga tanaman juga
mendapatkan unsur hara. Menurut Utomo dkk (2016) unsur hara yang
terbawa oleh aliran massa hingga ke rambut akar dipengaruhi oleh laju alirn
air melalui tanah menuju akar tanaman, tingkat transpirasi tanaman, dan
konsentrasi unsur hara dalam larutan tanah.
3. Difusi yaitu unsur hara akan diserap oleh tanaman jika unsur hara yang ada
didalam larutan tanah akan bergerak kebagian yang berkonsentrasi tinggi dan
ke bagian yang berkonsentrasi rendah.
Unsur hara nitrogen bersifat mobile sehingga diperlukan penambahan
unsur hara dari luar agar tanaman dapat bertumbuh secara optimal. Pemberian
yang cukup terhadap unsur hara nitrogen kepada tanaman akan menyebabkan
tanaman dapat bertumbuh secara optimal, namun jika pemberian unsur hara
nitrogen maka tanaman akan menyebabkan gejala yang dapat membuat
terhambatnya pertumbuhan tanaman. Gejala kekurangan dari unsur hara nitrogen
ialah tanaman akan mengalami pertumbuhan lambat, layu, daun pada tanaman
8
yang kekurangan unsur hara nitrogen akan berubah menjadi kuning dan biasanya
dijumpai pada daun daun tua hal ini dikarenakan unsur hara nitrogen bersifat
mobile sehingga jika tanaman kekurangan unsur hara N maka proses fotosintesis
akan terhambat sehingga akan menyebabkan daun mengalami klorosis. Pemberian
unsur hara nitrogen yang berlebihan juga tidak baik terhadap pertumbuhan
tanaman karena akan menyebab daun dan batang akan mengalami ketebalan
dinding sehingga daun menjadi lebih sukulen dan kurang keras(Fahmi dkk., 2010)
2.3 Kebutuhan Unsur Hara Nitrogen pada Tanaman Jagung (Zea mays L.)
Tanaman untuk dapat bertumbuh dan berkembang dibutuhkan unsur hara
yang mencukupi terkhusus untuk tanaman jagung. Tanaman jagung membutuhkan
unsur hara agar dapat menghasilkan produktivitas yang optimal.tanaman jagung
membutuhkan unsur hara makro seperti nitrogen, phophor, dan kalium. Unsur
hara nitrogen merupakan unsur hara yang paling banyak digunakan dalam
pertumbuhan vegetatif dan generatif daripada unsur hara makro lainnya seperi
phosphor dan kalium. Hal ini serupa dengan Subedi dan Ma(2009) yaitu:
Tabel 2.1 Kebutuhan Nutrisi pada Pertumbuhan Tanaman Jagung
Component Nitrogen (%) Fosfor (%) Kalium (%)
Jagung 1,44 0,69 0,50
Batang 0,43 0,14 0,90
Daun 1,80 0,69 2,05
Perkecambahan 0,33 0,11 0,62
Sumber: Subedi dan Ma (2009).
Dilihat dari tabel tersebut untuk proses generatif yaitu pembentukan buah unsur
hara yang paling dibutuhkan ialah unsur hara nitrogen sebanyak 1,44%. Namun
untuk proses pembentukan daun, batang dan daun unsur hara yang paling
dibutuhkan ialah unsur hara kalium.
Unsur hara nitrogen merupakan unsur yang paling dibutuhkan tanaman
jagung. Unsur hara nitrogen juha berperan dalam pertumbuhan dan produksi
tanaman jagung hal ini dikarenakan senyawa organik yang berada didalam
tanaman mengandung nitrogen. Senyawa nitrogen didalam tanaman akan berperan
sebagai asam amino, asam nukleat, enzim-enzim, dan bahan bahan yang
9
menyalurkan energi seperti klorofil, ADP dan ATP. Sehingga tanaman yang
kekurangan senyawa N maka tanamantidak dapat melakukan metabolisme untuk
mendapatkan bahan bahan vital tersebut. Nitrogen juga penyusun utama berat
kering tanaman pada saat tanaman masih muda dan kebutuhan N menurun secara
bertahap jika tanaman sudah tua. Pada tanaman jagung akumulasi senyawa
nitrogen digunakan pada pertumbuhan satu bulan pertama sehingga pemupukan
pada tanaman jagung harus tepat waktu agar absorbsi hara lebih efektif(Setyo dan
Sasmita., 2015).
Tanaman jagung merupakan tanaman jenis C4. Tanaman jenis C4
merupakan tanaman yang tidak membutuhkan naungan untuk dapat bertumbuh
dan berkembang. Tanaman C4 juga dapat ditanam di lahan yang kering dan
beriklim panas sehingga membutuhkan proses fotosintesis yang lebih banyak
daripada tipe tanaman lainnya. Tanaman jagung merupakan tanaman C4 sehingga
aktivitas fotosintesisnya lebih cepat daripada tipe tanaman yang lainnya. Aktivitas
fotosintesis yang lebih cepat akan membuat tanaman jagung membutuhkan unsur
hara yang paling cepat. Unsur hara yang dapat membantu proses fotosintesis
untuk lebih cepat ialah unsur hara nitrogen. Unsur hara nitrogen pada tanaman
jagung dibutuhkan lebih banyak dibandingkan tipe tanaman lainnya. Sehingga
diperlukan penambahan unsur hara nitrogen lebih banyak dibandingkan tanaman
lainya. Penambahan unsur hara nitrogen pada tanaman jagung akan membuat
tanaman jagung dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal. Tanaman
jagung membutuhkan N-total sebanyak 0,4%(Sinaga dan Amar.,2016).
Menurut Sarjito dan Hartanto (2007) menyatakan bahwa penambahan pupuk N
pada tanaman jagung dapat meningkatkan panjang akar tanaman jagung lokal dan
meningkatkan hasil panen jagung monokultur tanpa ada penyisipan hal ini
dikarenakan jika tanaman jagung tanpa ada penyisipan maka tanaman jagung
tidak akan mengalami persaingan antar tanaman.
Tabel 2.2 Pengaruh Penyisipan Kedelai dan Pemupukkan Nitrogen terhadap
Indeks Panen Jagung
Dosis Jagung Lokal Monokultur Jagung+Burangran Jagung+Lokon
g
10
0 kg N 40,79 38,67 24,57
34,5 kg N 41,13 40,10 45,50
69 kg N 38,53 43,77 37,87
Sumber: Sarjito dan Hartanto (2007)
Dilihat dari tabel diatas indeks panen jagung pada penambahan pupuk
nitrogen yang paling baik pada dosis 34,5 kg per hektar namun pada dosis 69 kg
indeks panen jagung menurun hal ini dikarenakan kebutuhan unsur hara yang
sudah melebih ambang batas tanaman jagung sehingga tanaman jagung
mengalami penurunan dalam produktivitas tanaman jagung.
Pemberian pupuk N pada tanaman jagung agar tanaman jagung dapat
berproduksi secara optimal ialah pada keseimbangan antara unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman jagung berdasarkan target hasil panen yang ingin
dicapai dengan kemampuan tanah menyediakan hara. Pemberian pada pupuk N
dilokasi yang berbeda memiliki dosis yang berbeda setiap tanamannya hal ini
dikarenakan kadar kesuburan ditempat lainnya berbeda beda. Menentukan hara
pada tanaman juga dapat mengacu pada prinsip mengoptimalkan penggunaan
unsur hara alami dari tanah yang bersumber tanah, pupuk kandang, sisa tanaman,
air hujan, udara bebas, dan air segar. Sehingga pada perhitunggannya jumlah
pupuk atau unsur hara yang diberikan pada tanaman jagung adalah jumlah pupuk
yang diperlukan untuk memperoleh hasil pipilan kering yang diinginkan dan
dikurangi dengan jumah hara alami tanah(Murni., 2008).
2.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang permasalah dari penelitian ini hipotesa yang
dapat diambil yaitu terdapat beberapa pengaruh efisiensi pemupukan nitrogen
yang tepat terhadap pertumbuhan dan produksi pada pada 5 jenis tanaman jagung
varietas lokal (Zea mays L).
11
BAB 3. METODE PENELITIAN
12
βj = pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor 4 dosis nitrogen
(αβ)ij= Pengaruh aditif taraf ke-i dari faktor 5 varietas dan taraf ke-j dari faktor 4
dosis nitrogen
үik = Pengaruh acak dari petak utama yang muncul pada tara ke-i dari faktor 5
varietas dalam kelompok ke-i(Galat petak utama)
ɛijk = Pengaruh acak dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi
perlakuan ij serin(Galat anak petak)
Tabel 3.1 Kombinasi perlakuan antara faktor percobaan yang dikombinasi dengan
5 varietas tanaman jagung lokal dan 4 dosis nitrogen:
ULANGAN 1 ULANGAN 2 ULANGAN 3
V1 V3 V2 V5 V4 V2 V1 V4 V3 V5 V3 V2 V1 V4 V6
N1 N4 N3 N4 N2 N4 N3 N1 N3 N3 N4 N3 N4 N2 N4
N3 N3 N2 N1 N3 N1 N2 N4 N2 N4 N1 N4 N2 N4 N2
N2 N1 N1 N3 N4 N3 N4 N2 N1 N2 N3 N1 N1 N1 N3
N4 N2 N4 N2 N1 N2 N1 N3 N4 N1 N2 N2 N3 N3 N1
13
V3= Varietas Kalimantan
Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis varian
(ANOVA). Perlakuan yang pengaruhnya berbeda nyata dianalisis lanjut dengan
BNJ pada taraf kepercayaan 95%
14
Pemupukan pada penelitian ini menggunakan pupuk N dengan 4 macam
dosis yang berbeda dan pupuk P dan K. Pemberian pemupukan N,P, dan K
dilakukan 4 kali yaitu pada 20hst, 50hst, 65hst, dan 75 hst. Pemberian pupuk
dilakukan denan cara ditugal disekeliling tanaman jagung lalu dilakukan
pemberian pupuk disektar lalu dikubur dalam tanah.
3.4.6 Pemanenan
Pemanenan dilakukan dengan cara mengambil jagung dari tanaman
jagung. Panen dilkakukan ketika tanaman telah mencapai kondisi siap panen pada
umur 90-120 hst.
3.4.7 Analisis Kandungan Nitrogen pada Jaringan Tanaman Jagung
Menganalisis kandungan nitrogen dilaboratorium pada jaringan tanaman
jagung untuk dapat mengetahui kandungan nitrogen didalam jaringan tanaman
setelah tanaman jagung sudah memasuki masa generatif. Menurut Bustami dkk
(2012) Kandungan N tanaman dianalisis di laboratorium. Sampel tanaman yang
diambil adalah seluruh tanaman bagian atas pada tanaman memasuki masa
generatif. Kandungan N dalam jaringan tanaman ditentukan dengan menggunakan
metode destruksi basah yaitu dengan cara mendestruksi 1g jaringan tanaman
dalam asam nitrat (HNO3) dan hipoklorat pekat (HCLO4) dan pemanasan sampai
dipeloreh larutan jernih. Pengukuran kadar N dalam larutan destruksi dilakukan
dengan menggunakan spektrofotometer.
15
Perhitungan jumlah daun dilakukan pada saat daun sudah tumbuh dengan
sempurna. Perhitungan jumlah daun dilakukan pada saat pengamatan seminggu
sekali.
3. Berat segar akar
Tanaman jagung yang sudah dipanen dicabut dan dibersihkan dari tanah
lalu potong pada bagian akar tanaman jagung, lalu ditimbang menggunakan
timbangan analitik.
4. Berat segar pucuk
Tanaman jagung yang sudah dipanen dicabut lalu potong pada bagian
pucuk tanaman jagung lalu ditimbang menggunakan timbangan analitik.
5. Berat segar total
Tanaman jagung yang sudah dipanen lalu dicabut dan dibersihkan dari
tanah dan kotoran yang menempel ditanaman. Lalu ditimbang menggunakan
timbangan analitik.
6. Berat diameter batang
Tanaman jagung yang sudah dipanen lalu dipotong bagian batangnya dan
ditimbang menggunakan timbangan analitik dan mengukur diameter batang
menggunakan penggaris.
7. Klorofil
Tanaman jagung yang sudah menghasilkan daun yang sempurna di analisis
klorofil menggunakan alat klorofil meter
8. Intensitas cahaya matahari
Perhitungan instensitas cahaya matahari bisa menggunakan alat yaitu
menggunakan lux meter dan pelaksanaan analisis intensitas cahaya matahari ialah
pada memasuki 75hst.
9. Umur berbunga
Perhitungan umur bunga dilakukan pada saat tanaman jagung sudah mulai
memasuki masa generatif.
10. Bobot tongkol
16
Pengamatan bobot tongkol dilakukan dengan menghitung semua tongkol
yang berasal dari tanaman jagung. Pengamatan dilakukan pada saat pemanenan
tanaman jagung
11. Bobot biji per tanaman
Pengamatan bobot biji pertanaman yaitu mengambil biji dari setiap
tanaman jagung lalu ditimbang menggunakan timbangan analitik. Pengamatan
dilakukan pada saat pemanenan tanaman jagung
12. Bobot 100 biji tanaman jagung
Perhitungan rata rata berat per 100 biji dilakukan setelah panen dan data
rata rata berat per 100 biji diperoleh dari penimbangan. 100 biji yang dipilih pada
setiap perlakuan
13. Berat total kering
Tanaman jagung yang sudah dipanen dicabut hingga ke akar lalu
dikeringkan bisa menggunakan oven pada suhu 80 oC. setelah dikeringkan
tanaman kacang ditimbang menggunakan timbangan analitik.
14. Serapan Nitrogen pada Jaringan Tanaman Jagung
Tanaman jagung yang sudah dipanen diambil biji jagung dari 5 varietas
lalu dianalisis di laboratorium untuk melihat kandungan unsur hara nitrogen yang
terserap pada tanaman jagung. Analisis kandungan nitrogen pada tanaman
jagung dilaksanakan jika tanaman jagung sudah memasuki masa generatif. Untuk
mengukur efisien serapan nitrogen bisa dilakukan dengan cara menghitung
jumlah hara N yang diserap per unit hara N yang ditambahkan (Bustami dkk.,
2012)
mg N jaringan
ES=
mg N yang ditambahkan
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Purwono, R. Hartanto.2005. Bertanam Jagung Unggul. Bogor: Penebar
Swadaya.
Wulandari, F., J. Batoro. 2016. Etnobotasi Jagung (Zea mays L.) pada
masyarakat Lokal di Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten
Malang. Biotropika, 4(1): 17-24.
19