MUH. ANUGERAH
1222160009
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan hidayahnya serta kekuatan sehingga
penyusun dapat melaksanakan kegiatan prakikum dan menyelesaikan
penyusunan laporan.
2
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2
Daftar isi................................................................................................................. 3
Latar Belakang........................................................................................................ 4
Tujuan.................................................................................................................... 6
4.1. Hasil............................................................................................................... 11
BAB V. PENUTUP.................................................................................................. 16
5.1. Kesimpulan.................................................................................................... 16
Daftar Pustaka
Lampiran
3
BAB.I PENDAHULUAN
4
jenis pop corn. Tanaman jagung termasuk dalam tanaman C4 dimana
jenis tanaman ini tidak menghendaki adanya naungan, artinya tanaman
jagung menghendaki penyinaran sehari penuh. Manfaat jagung dapat
berguna dalam berbagai kehidupan manusia diamana jagung memilik
kandungan karbohidrat dan protein yang tinggi dan sangat baik dijadikan
bahan pengganti bahan baku beras (nasi). Sentra jagung di Indonesia
terdapat pada daerah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Yogyakarta, Sulawesi selatan, Sulawesi utara, Nusa Tenggara Timur, dan
Maluku. Meskipun demikian namun pada fakta yang ada di lapangan
bawha petani dihadapkan pada berbagai kendala dalam teknis budidaya
tanaman jagung. Berbagai kendala tidak dapat dihindari. Kendala tersebut
mencakup hubungannya faktor biotik dan abiotik yang saling
berkesinambungan satu dengan yang lain.
Faktor iklim memiliki peran yang sangat penting dan vital dalam
budidaya tanaman jagung, terutama di Indonesia. Berdasarkan umur
tanaman jagung dibadi menjadi 3 jenis yaitu a) Jagung berumur pendek,
dimana umur tanaman antara 75-90 hari, b) jagung berumur sedang yaitu
umur tanaman 90-120 hari, c) jagung berumur panjang dengan umur
tanaman lebih dari 120 hari. Tanaman jagung memiliki syarat tumbuh
yang tidak jauh berbeda dengan tanaman serealia lainnya. Berdasarkan
iklimya tanaman jagung menghendaki iklim sedang hingga iklim sub tropis
atau tropis basah. Jagung dapat tumbuh pada daerah 0-5 derajat LU
hingga 0-40 derajat LS. Sedangkan curah hujan yang dikehendaki
tanaman jagung adalah 100-200 mm per bulan atau 1200-2400 mm per
tahun. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 0C dan suhu
idealnya adalah antara 23-27 0C. media tanam yang cocok untuk tanaman
jagung adalah tanah yang subur, gembur, cukup mengandung bahan
organik. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung adalah tanah andosol,
tanah berpasir, dan latosol dengan keasaman tanah pada pH 5-6 hingga
7-5. Sedangkan pada kesesuaian lahannya tanaman jagung dapat
ditanaman pada lahan dengan tingkat kemiringan sekitar 8%. Ketinggian
5
tempat menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh petani, dimana
tanaman jagung dapat tumbuh pada dataran rendah hingga pegunungan
yang memiliki ketinggian antara 1000 – 1800 Mdpl dimana pada
ketinggian 0 – 600 merupakan tinggi tempat yang baik bagi tanaman
jagung. Maka dari itu pengetahuan tentang manajemen pertanian
tanaman jagung sangat penting untuk dipelajari.
1.2. Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
8
dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam
respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun (Singosari, 2009).
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam
satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga
dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh
sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak
tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning
dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari
buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya
dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga
betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol
produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung
siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (Protandri)
(Singosari, 2009).
9
BAB III. METODE PRAKTIKUM
10
BAB IV. HASIL & PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 1. Data pengamatan Biotik
NO Biotik Nama Latin Gambar
2 Semut Formicidae
11
Tabel.2 Data Pengamatan Abiotik
No Nama Nama Latin Gambar
1 Thermometer Hygrometer
Suhu dan
Kelembaban
3 Batu Petrologi
4.2 Pembahasan
Tanaman Jagung (L Zea mays) merupakan salah satu jenis tanaman pangan dari
keluarga rumput-rumputan yang digolongkan dalam tanaman biji-bijian. Jagung dikenal
luas oleh masyarakat Indonesia karena tanaman jenis zea ini bisa dijadikan bahan
makanan pokok pengganti nasi dan berbagai macam makanan olahan. Selain itu
bagian dari tanaman jagung juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti
daun, batang, klobot dan janggelnya. Tanaman jagung tumbuh didataran rendah
sampai tinggi hingga 1200 meter dpl, memerlukan media tanah lempung, lempung
berpasir, tanah vulkanik, yang subur, gembur, kaya bahan organic, memerlukan sinar
matahari minimal 8 jam per hari suhu udara 20-33 derajat celsius, curah hujan sedang,
ph tanah 5,5-7 dengan drainase yang baik.
Semut (Formicoidae ) ordo Hymenoptera dan lebih dari 12.500 jenis. Sebagian
besar dikenal sebagai serangga sosial berkoloni dan miliki sarang yang teratur
beranggotakan ribuan per koloninya. Semut memiliki fungsi ekologis dalam membantu
tanaman menyebarkan benih, menggemburkan tanah pertanian melalui pergerakannya
di dalam tanah, menjadi predator bagi hama tanaman, dan aktivitas ekologis lain,
termasuk sebagai simbion kutu daun (Falahudin, 2013).
Ulat Grayak (Spodoptera frugiperda) Hama ini mampu beradaptasi dengan cepat
dan dikhawatirkan dapat merusak pertanaman jagung di wilayah yang menjadi sentra
pertukaran barang dagang jagung untuk pakan ternak. Mengenai cara ulat grayak
merusak pertanaman jagung dengan cara menggerek daun tanaman jagung. Bahkan,
pada kerusakan berat, kumpulan larva hama ini seringkali menyebabkan daun tanaman
hanya tersisa tulang daun dan batang tanaman jagung saja. Adapun hal penting yang
perlu diketahui oleh petani untuk mengelola dan menangani ulat grayak adalah dengan
melakukan pengamatan langsung pada lahan mereka. Dalam hal ini petani di harapkan
dapat mengendalikan hama ulat grayak dengan tepat dan efesien sehingga produksi
jagung lebih sedikit sumber daya yang terbuang serta bersifat berkelanjutan.
Teki Ladang atau (Cyperus Rotundus) adalah gulma pertanian yang biasa dijumpai
di lahan terbuka. Teki Ladang biasanya tumbuh di sekitaran tanaman budi daya yang
kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa
dicapai oleh tanaman produksi dan juga menjadi sarang hama dan penyakit. Batasan
gulma bersifat teknis dan plastis.
Tanah (Pedon Dan Solum) merupakan salah satu media tumbuh tanaman, baik
tanaman semusim maupun tanaman tahunan untuk kemaslahatan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme.
Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Ilmu
yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah. Dari
segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan
menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-
beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari
tanah.
13
Batu (Petrologi) Manfaat bebatuan untuk pertanian ialah Bebatuan menjadikan tanah
lebih lembab dengan menutupinya, mengurangi kehilangan air karena penguapan
akibat matahari dan angin, serta menggantikan kerak keras di permukaan tanah yang
bisa mendorong saluran akibat hujan. Bebatuan mengurangi fluktuasi suhu tanah siang
malam dengan menyerap panas surya saat siang dan melepaskannya saat malam;
bebatuan melindungi tanah dari erosi akibat tetesan hujan deras; bebatuan gelap di
tanah berwarna lebih terang menghangatkan tanah dengan menyerap panas surya; dan
bebatuan juga bisa berperan sebagai pil pupuk yang melepaskan unsur hara perlahan
karena mengandung berbagai mineral yang lama-kelamaan tergelontor ke tanah.
Kesimpulannya, penerapan serasah batu itu memberikan keuntungan besar bagi para
petani.
14
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Semua komponen biotik dan abiotik yang kami temukan pada saat praktikum di kota
parepare tepatnya di bacukiki terdapat beberapa komponen yang menguntungkan dan
adapula yang merugikan. Seperti pada komponen biotik semut memiliki fungsih
ekologis dalam membantu tanaman menyebarkan benih untuk penyerbukan,
mengemburkan tanah pertanian melalui pergerakannya didalam tanah, dan aktifitas
ekologis lain, termasuk sebagai simbion kutu daun. Dan ulat gerayak juga dapat
merugikan karna ulat gerayak dapat menyeran pada daun tanaman maupun bagian lain
dari tanaman, sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Dan juga pada tanaman pengganggu atau gulma ini dapat merugikan tanaman, karena
gulma akan melakukan persaingan dalam pengambilan unsur hara yang ada dalam
tanah. Dan komponen abiotik yakni tanah menjadi salah satu medium yang mendukung
pertumbuhan tanaman, dan melakukan perannya dalam ekosistem pada beberapa hal.
Fungsih tanah ialah sebagai penyangga secara fisik, penyedia udara, penyediaan air,
pengatur suhu, pengendali bahan beracun, dan yang paling penting yakni penyedia
unsur hara. Begitupun dengan batu-batuan juga bermanfaat dalam bidang pertanian.
Manfat batu ini bisa memberikan kesuburan bagi tanah dan tanaman, juga digunakan
sebagai bahan pembuatan pupuk.biasanya, batu alam yang digunakan adalah batu
gamping atau batu kapur.
5.2. Saran
Kegiatan praktikum sudah berjalan sesuai rencana dan harapan kita semua, namun
disarankan agar dilakukan dengan baik dan teliti agar hasil praktikum tepat dan mudah
dipahami.
15
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M, dan Zaenaty. 2012. Respon Petani Terhadap Gelar Teknologi Budidaya
Jagung Hibrida Bima 5 Di Kabupaten Dongggala. Agrika, 6(1): 34-47.
Silaban, E.,T. E, Purba, J, Ginting. 2009. Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis
(Zea mays sacaratha Sturt. L) Pada Berbagai Jarak Tanam Dan Waktu Olah
Tanah.Agroteknologi, 1(3): 808-818.
16
LAMPIRAN
17
FOTO BERSAMA MENUJU LOKASI
18