Anda di halaman 1dari 10

i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan taufiq dan hidayah-nya. Sehingga dapat menyusun laporan pelaksanaan
demonstrasi Plot (DEMPLOT) Komoditi Bawang Merah pada wilayah kerja penyuluh
swadaya desa Madello. Laporan pelaksanaan ini akan dijadikan evaluasi dalam
pelaksanaan tugas tugas penyuluh pertanian kepada kelompok tani beserta
anggotanya agar lebih ter arah dan terncana. Diharapkan paket teknologi pertanian
pada khususnya budidaya tanaman bawang merah yang dianjurkan dapat cepat
disampaikan dan dilaksanakan oleh pelaku utama dan pelau usaha dengan baik dan
benar.
Dengan selesainya pelaksanaan demonstrasi Plot (DEMPLOT) ini kami sampaikan
uacapan terimah kasih atas kerja sama pihak yang telah membantu dari awal hingga
akhir penysunan laporan pelaksanaan pertanaman Bawang Merah di desa Madello.
Oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dalam rangka penyempurnaan penyusunan laporan pelaksanaan demostrasi Plot
(DEMPLOT) di masa mendatang.
ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................ 1
B. Tujuan.......................................................................................................................... 2
C. Sasaran........................................................................................................................ 2
D. Petani Pengembangan................................................................................................. 3
E. Jaringan Pemasaran..................................................................................................... 3
F. Per,Masalahan.............................................................................................................. 3
LAPORAN AWAL PERCONTOHAN / UJI COBA ................................................................. 4
LAPORAN TENGAH PERCONTOHAN / UJI COBA............................................................ 5
LAPORAN AKHIR PERCONTOHAN / UJI COBA.................................................................. 6
1. Pengolahan Tanah........................................................................................................ 3
2. Benih............................................................................................................................ 3
3. Persiapan Lahan........................................................................................................... 3
4. Cara Menanam............................................................................................................. 3
5. Pemeliharaan Tanaman................................................................................................ 3
6. Panen Dan Pasca Panen............................................................................................... 4
7. Analisa Perhitungan Untuk Produksi Komoditi.......................................................... 4
8. Biaya variable.............................................................................................................. 4
Dokumentasi ................................................................................................................... 7
3

BAB I

A. Latar Belakang
Pengembangan hortikultura komoditi Bawang Merah di daerah ini merupakan
salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, keluarga
memenuhi permintaan pasar serta membuka lapangan kerja. Hal ini ditunjang
dengan tersedianya lahan/daerah pengembangan dan adanya kemauan dari
kelompok tani untuk mengembangkan komoditi sayuran ini.
Permintaan pasar akan konsumsi Bawang Merah di daerah ini umumnya berasal
dari Kabupaten Barru sendiri karena melunjaknya penigkatan jumlah penduduk.
Selain itu, arus transportasi darat semakin baik yang menempatkan Kabupaten
Barru sebagai wilayah jalur poros dari Mamuju-Makassar. Perkembangan arus
bongkar muat barang di pelabuhan Garongkong juga memungkinkan di
laksanakannya pengiriman barang barang keluar Provinsi.
Untuk mengembangkan lebih lanjut akan komoditi ini, sangat di butuhkan peran
salah satunya dari penggerak melalui kegiatan penggerak membangun desa.
4

B. Tujuan
1. Meningkatnya jumlah petani yang berminat dan mau menanam bawang
merah yang sesuai potensi lahan dari 28% menjadi 25% pada akhir tahun
2020.
2. Meningkatnya jumlah petani yang mampu menyiapkan bibit /memenuhi
kebutuhan bibit bawang merah secara mandiri/swadaya dari 2% menjadi
5% pada akhir tahun 2020.
3. Meningkatnya jumlah petani yang terampil dalam melakukan pemotongan
bibit bawang merah sebelum ditanam dari 55% menjadi 60% pada akihir
tahun 2020.
4. Meningkatnya jumlah petani yang tahu dan trampil dalam melakukan
penanaman bawang merah dengan jarak tanam yang tepat dari 50% menjadi
65% pada akhir tahun 2020.
5. Meningkatnya jumlah petani yang mampu dan trampil dalam melakukan
pemupukan tan. Bawang merah dengan tepat dan spesifik lokasi dari 50%
menjadi 60% pada akhir tahun 2020.
6. Meningkatnya jumlah petani yang melakukan penyiangan/ pengendalian
gulma dengan tepat sesuai anjuran dari 53% menjadi 62% pada akhir tahun
2020.
7. Meningkatnya jumlah petani yang melakukan panen dan pasca panen
bawang merah dengan benar dari 50% menjadi 65% pada akhir tahun 2020.

C. Sasaran
Berkembangnya usaha agrobisnis komoditi bawang merah yang berorientasi
pasar melalui peran penggerak dengan fasilitas kegiatan untuk meningkatkan
daya saing produksi dan kesejahtraan petani.
5

D. Petani Pengembangan
Potensi pengembangan komoditas Bawang Merah pada kelompok tani
Anreng-anrengnge Desa Madello hingga dapat menjadi komoditi yang
berkelanjutan di petani.

E. Jaringan Pemasaran
Jaringan/rantai pemasaran di kabupaten ini umumnya di jual dalam bentuk
kering. Pemasaran sayur yang dapat di pilih oleh para petani kecil adalah pola
pemasaran tidak langsung atau melalui perantara (pengumpul yang berada di
kecematan dan ibu kota kabupaten) dan sedikit yang menjual langsung kepada
pengecer atau konsumen akhir. Hal tersebut di sebabkan oleh kurangnya modal
kerja dan tidak adanya akses ke pasar. Modal kerja yang di butuhkan termasuk
biaya angkut dari lokasi kebun ke pasar yang membutuhkan pasokan, bongkar
muat sayuran, dan sewa lapak.

F. Permasalahan
Permsalahan yang dihadapi kelompok tani dalam pengembangan komoditi ini
adalah:
 Sumber daya manusia, baik petani maupun pengurus masih rendah
(belum menguasai teknik budidaya bawang merah).
 Ketidak mampuan petani melakukan akses terhadap pasar yang membutuhkan
pasokan di sebabkan karena kurangnya informasi pasar yang dapat di peroleh.
 Kelompok tani tidak memiliki modal usaha.
 Harga pasar yang tidak stabil.
 Produk belum memiliki pengemasan agar dapat bertahan lama.
 Petani/kelompok belum memiliki mitra usaha.
 Petani atau kelompok belum memliki pengolahan komoditi bawang merah.
6

LAPORAN AWAL PERCONTOHAN / UJI COBA

USAHA TANI : BAWANG MERAH

1. LOKASI, KELOMPOK TANI : ANRENG-ANRENGNGE


DUSUN : MADELLO
DESA/KEL : MADELLO
KECAMATAN : BALUSU

2. LUAS : 0,1 Ha
3. PETANI PELAKSANA : PENYULUH SWADAYA
4. PENGOLAHAN TANAH : TANGGAL 15 NOV S/D TANGGAL 22 NOV
5. TANGGAL TANAM : 01 OKTOBER 2019
6. JARAK TANAM : 20cm x 15cm

MADELLO, 13 NOVEMBER 2019

DIKETAHUI OLEH,

KEPALA BPP PENYULUH SWADAYA

SAPPEWALI, SP RAMLAYANI MUSTARIMA


NIP.19641110198711 1 003

LAPORAN TENGAH PERCONTOHAN / UJI COBA


7

USAHA TANI : BAWANG MERAH


1. TANGGAL TANAM : 01 OKTOBER 2019
2. LUAS TANAM : 0,1 Ha
3. PEMUPUKAN SUSULAN :
 Pemukukan susulan pertama di lakukan dngan memberikan pupuk NPK 16-16-16
pada saat tanaman berumur 10-15 hari setelah tanam. Aplikasi pupuk bisa dengan
cara ditebar di atas bedengan. Pemupukan ini bertujuan untuk memberikan
cadangan makanan bagi umbi karena pada umur 15-30 hst cadangan makanan umbi
cepat habis sehingga perlu unsur makro dalam tanah untuk pembentukan daun,
batang dan akar.
 Pupuk susulan kedua diberikan saat tanaman berumur 30-35 hst dengan jenis
pupuk cair PURE K. Pada umur-umur ini tanaman memasuki fase pembentukan
umbi, sehingga memerlukan karbohidrat hasil fotosintesis sebagai bahan
pembentukan umbi. Unsur N dari PURE K digunakan dalam proses fotosintesis
untuk pembentukan karbohidrat. Pemberian pupuk susulan perlu diiukuti dengan
penyiraman apabila diperkirakan tidak terjadi hujan. 
4. KONDISI AIR SELAMA DALAM PERTUMBUHAN :
 Kering lembab serta subur, dan gembur, banyak mengandung bahan organic atau
humus, mempunyai sirkulasi udara yang baik, dapat dengan mudah mengalirkan air,
aerasi baik bagi bawang merah.

5. RENCANA PANEN TANGGAL : 01 DESEMBER 2019

6. SERANGAN HAMA PENYAKIT :


 ULAT GRAYAK
Ulat bawang adalah larva dari ngengat (Spodoptera exigua L.) atau petani kerap
menyebutnya dengan ulat grayak. Ketika masih muda, larva berwarna hijau muda. Jika
sudah tua berwarna hijau kecoklatan gelap dengan garis kekuningan-kuningan. Ulat
grayak merupakan hama nokturnal yang aktif di malam hari dan akan bersembunyi pada
siang hari. Serangannya pun bisa sangat hebat karena dalam waktu satu malam bisa
menghabiskan tanaman.
 Cara mengendalikan ulat grayak pada bawang merah :
a. Pemasangan light trap (lampu perangkap)
b. Mengendalikan dengan perangkap feromon
c. Mengendalikan ulat grayak menggunakan kelambu kasa
d. Mengendalikan dengan insektisida kimia

LAPORAN AKHIR PERCONTOHAN UJI COBA


8

USAHA TANI : BAWANG MERAH

1. TANGGAL TANAM : 01 OKTOBER 2019

2. TANGGAL PANEN : 01 DESEMBER 2019

3. LUAS TANAM : 0,1 Ha

4. LUAS PANEN :

5. DOSIS PENGGUNAA PUPUK :


 NPK 16-16-16 : 300 kg/Ha :
 PURE K : 1 Botol

MADELLO,

PENYULUH SWADAYA

RAMLAYANI MUSTARIMA
9

HASIL KEGIATAN PELAKSANAAN DEMPLOT

1. PENGOLAHAN TANAH
 Lebar bedengan 100 cm
 Panjang sesuai dengan panjang petakan

2. BINIH
 10Kg benih bawang merah
 Seleksi bibit
(di maksudkan untuk menyeratakan besaran bibit dan untuk menghindari
penyerangan hama dan penyakit pada bibit)

3. PERSIAPAN LAHAN
 Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sehingga siap olah.
 Bedengan mengikuti arah Timur – Barat.
 Pada lahan bekas padi sawah, tanah diolah dan dibuat bedengan-bedengan terlebih
dahulu dengan lebar (100 cm) dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.

4. CARA PENANAMAN

 Umbi tanaman bawang merah dimasukkan ke dalam lubang yang sebelumnya dibuat
dengan tugal. Lubang tanam dibuat sedalam umbi. Umbi dimasukkan ke dalam tanah
dengan seperti memutar sekerup. Penanaman diusahakan jangan terlalu dalam
karena umbi mudah mengalami pembusukan. Setelah proses penanaman selesai
dilakukan penyiraman.

5. PEMELIHARAAN TANAMAN

 Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan tindakan-tindakan untuk menjaga


pertumbuhan tanaman dengan cara:
a. Penyiraman
b. Pemupukan
c. Mengendalikan hama/penyakit
10

6. PANEN DAN PASCA PANEN


 Bawang merah sudah dapat dipanen saat telah berusia 55-60 hari sejak masa
tanam. Bawang merah yang sudah cukup umur biasanya ditandai dengan daun yang
merebah dan buahnya yang besar. Kerebahan harus mencapai lebih dari 50 % dari
keseluruhan. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut tiap-tiap rumpun bawang
merah kemudian setelah mencapai kepalan tangan diikat dengan menggunakan tali
yang terbuat dari sejenis bambu, atau rumput alang-alang atau kulit pohon pisang yang
kering atau sejenisnya. Jangan mengikat dengan menggunakan tali rafia.
Setelah tanaman bawang merah telah diikat kemudian bawang merah masuk ke
tahap penjemuran. Pada saat penjemuran telah berjalan dua hari ikatan mulai
dibalik,agar bagian dalam ikatan dapat kering juga. Penjemuran dapat dilakukan selama
kurang lebih satu minggu atau lebih tergantung pada panas terik matahari. Penjemuran
dimaksudkan untuk mengurang kadar air yang terkandung dalam bawang merah,
sehingga bawang merah tidak mudah membusuk.
Setelah bawang merah telah kering sempurna, ikatan demi ikatan tadi diikat lagi
menjadi satu ikatan yang lebih besar. Ikatan besar ini biasanya terdiri dari empat ikatan
kecil. Tahap berikutnya adalah membersihkan bawang merah dari kulit-kulit yang
mengelupas dan dari kemungkinan adanya umbi bawang merah yang membusuk. Pada
tahapan ini sekaligus memisahkan siung-demi siung bawang merah yang awalnya saling
berdempeten dalam satu rumpun. Dengan demikian bawang merah sudah siap dikemas
atau disimpan untuk pembibitan.

Anda mungkin juga menyukai