Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENERAPAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN PADA KOMODITAS


KACANG TANAH DI DESA WOTAN PANCENG
GRESIK
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan Dosen Pengampu
Bachtiar Febrianto, SP, M.Agr

Oleh :
Ficky Auliyyaul Ihsan M (2001040009)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kacang tanah merupakan salah satu tanaman leguminose yang sangat berperan
penting bagi kebutuhan pangan, selain itu memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga
banyak yang menjadikan kacang tanah selain bahan pangan juga sebagai bahan industri.
Kacang tanah merupakan komoditas agrobisnis yang bernilai ekonomi cukup tinggi dan
merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk Indonesia (Gafur,
2013). Kacang tanah memiliki nilai ekonomi tinggi serta mempunyai peranan besar dalam
mencukupi kebutuhan bahan pangan jenis kacang-kacangan. Kacang tanah memiliki
kandungan protein 25-30%, lemak 40-50%, karbohidrat 12% serta vitamin B1 dan kacang
tanah sebagai sumber protein utama setelah kacang kedelai. Manfaat kacang tanah pada
bidang industri antara lain sebagai pembuatan margarin, selai, sabun, minyak goreng,
(Cibro, 2008).

Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkatsejalan dengan


bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, diversifikasi pangan, serta
meningkatnya kapasitas industri pakan dan makanan di Indonesia. Menurut Julianto
(2014) kebutuhan nasional kacang tanah mencapai 856,1 ribu ton pertahun, dan rata-rata
konsumsi kacang tanah kupas sebesar 0,32 kg perkapita setiap tahun. Produksi nasional
kacang tanah di Indonesia menurut BPS (2016) Pada tahun 2013 produksi kacang tanah
sebesar 701.680 ton, kemudian terjadi penurunan produksi pada tahun 2014 menjadi
638.896 ton, dan terus berlanjut hingga tahun 2015 menjadi 605.449 ton, sehingga
menunjukkan 13.7 % penurunan yang terjadi dari tahun 2013 sampai 2015.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan pertanian berkelanjutan komoditas kacang tanah di Desa Wotan?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui penerapan pertanian berkelanjutan di desa Wotan.
BAB II

TINJAUSN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Dan Morfologi Kangkung

Klasifikasi kacang tanah Menurut Simpson (2006), kedudukan kacang tanah


(Arachis hypogaea L.) dalam sistematika tumbuhan adalah sebagai berikut:
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae
Genus : Arachis
Species : Arachis hypogaea
kacang tanah Kacang tanah merupakan tanaman herba annual, tegak atau menjalar
dan memiliki rambut yang jarang (Purseglove,1987). Kacang tanah memiliki sistem
perakaran tunggang. Akar-akar ini mempunyai akar-akar cabang. Akar cabang
mempunyai akar-akar yang bersifat sementara, karena meningkatnya umur tanaman, akar-
akar tersebut kemudian mati, sedangkan akar yang masih tetap bertahan hidup menjadi
akar-akar yang permanen. Akar permanen tersebut akhirnya mempunyai cabang lagi.
Kadang-kadang polong pun mempunyai alat.

2.2 Sistem Pertanian Berkelanjutan

Definisi pertanian berkelanjutan untuk Indonesia disarankan sebagai usaha


pertanian yang mampu memberikan hasil panen secara optimal dari segi kuantitas dan
kualitas, disertai upaya pelestarian mutu sumberdaya pertanian dan lingkungan agar
sumberdaya pertanian tetap produktif dan mutu lingkungan terjaga bagi kehidupan
generasi mendatang. Aspek ekonomi dan kesejahteraan petani tidak secara eksplisit
dimasukkan dalam definisi, tetapi secara implisit terwadahi oleh hasil panen yang optimal
dari segi kuantitas dan kualitasnya. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan komponen
operasional dan tindak lanjut yang perlu dilakukan yang meliputi : (1) proses produksi
dilakukan secara tepat dan efisien untuk memperoleh hasil panen yang tinggi dan kualitas
produk yang prima; (2) tindakan yang harus dilakukan bersamaan dengan proses
produksi, untuk melestarikan/meningkatkan kualitas sumberdaya lahan dan air, dan mutu
lingkungan; (3) penyediaan panduan teknologi konservasi mutu sumberdaya pertanian
dan lingkungan; (4) penataran penyuluh lapang untuk pemahaman pertanian
berkelanjutan dari aspek pelestarian mutu sumberdaya pertanian dan lingkungan; (5)
penyuluhan kepada petani untuk penyadaran dan pemahaman tentang pentingnya
pertanian berkelanjutan; (6) pengadopsian kebijakan tentang pertanian berkelanjutan
dalam program pembangunan pertanian; (7) peningkatan kesadaran pentingnya penerapan
pertanian berkelanjutan kepada seluruh lapisan masyarakat, guna menjamin
keberlangsungan kehidupan seluruh warga bangsa Indonesia; (8) perlunya Pemerintah
merintis penerapan sistem sertifikasi proses produksi komoditas pertanian, seperti Good
Agriculture Practices (GAP), Green Agriculture dan sejenisnya yang mempunyai fungsi
dan tujuan ganda termasuk kuantitas dan kualitas produk, keuntungan ekonomi dan
keberlanjutanproduks
BAB III

PEMBAHASAN

Kacang tanah di desa kami menjadi hal yang biasa setelah musing hujan yaitu pada musim
habis tanam jagung, di desa wotan tanam kacang tanah untuk di panen sendiri dan dijual di
pasar dan di distribusikan di tokoh – tokoh lain.
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman polong-polongan atau legum dari
famili Fabaceae, kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Kacang tanah merupakan
sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki)
dan mengeluarkan daun-daun kecil Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman
budidaya selain kacang bogor, Voandziea subterranea yang buahnya mengalami pemasakan
di bawah permukaan tanah. Jika buah yang masih muda terkena cahaya, proses pematangan
biji terganggu. Adapun persyaratan tumbuh dari kacang tanah yaitu :
A. Syarat Tumbuh
Tanah yang gembur memberikan keuntungan, diantaranya mempercepat perkecambahan biji,
mempermudah ginofora untuk menembus tanah dan mempermudah proses pembentukan
polong. Untuk menanam kacang tanah dapat dipilih lahan kering serta sawah bekas tanaman
padi atau jagung. Penanaman kacang tanah di lokasi tanah kering sebaiknya dilakukan pada
Bulan Oktober atau November, yakni pada saat musim hujan tiba.
B. Pembibitan
Dilakukan penyediaan benih untuk memperoleh bibit tanaman kacang tanah yang memiliki
pertumbuhan yang baik dan berproduksi tinggi. Benih-benih yang dipilih harus benih yang
unggul serta tidak terkena hama penyakit, berasal dari varietas unggul, daya tumbuh tinggi
dan sehat, kulit benih mengkilap/tidak keriput, tidak tercampur dengan varietas lain, polong
kelihatan tua benar.
C. Pengolahan Tanah
Hal yang terpenting tanah itu dapat menyerap air dengan baik dan mengalirkannya kembali
dengan lancar. Tanaman ini menghendaki lahan yang gembur, agar perkembangan akarnya
berlangsung dengan baik dan nantinya pemanenannya mudah, tidak banyak polong yang
hilang atau tertinggal dalam tanah. Untuk Pengolahan pada tanah kering bekas tanaman
jagung penanaman kacang tanah sangatlah sederhana, lahan cukup dilubangi dengan cangkul
selanjutnya benih langsung bisa ditanam. Penanaman dimulai pada saat sebelum tanaman
lama dipanen. Hal ini dimaksudkan agar pada waktu kacang tanah itu tumbuh tanaman lama
sudah dipanen.
D. Penanaman
Penanaman benih kacang tanah dapat dilakukan setelah pengolahan tanah selesai dan lahan
betul-betul siap ditanami. Sebelum benih ditanam perlu diperhatikan mengenai alat yang
diperlukan untuk menanam benih, kesehatan dan daya tumbuh benih.Disamping itu, sehari
sebelum benih ditanam sebaiknya dijemur terlebih dahulu selama 3 sampai 3 jam. Umumnya,
benih yang sudah tua memiliki daya tumbuh diatas 90%. Untuk melindungi
benih dari penyakit dan semut, pengobatan dengan fungisida sebelum ditanam sangat
dianjurkan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dengan jarak tanam 40x15
cm, 30x20 cm atau 20x20 cm, lubang tanamnya dibuat sedalam 3 cm. Masukkan benih 1 atau
2 butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis lalu ditutup dengan tanah yang halus.
E. Pemupukan
Khusus untuk kacang tanah, kebanyakan petani tidak melakukan pemupukan. Untuk
memperoleh hasil yang baik, mereka Cukup mengatur kebutuhan air dan biasanya air itu awal
mula musim kemarau jadi untuk hujan itu tidak terus hujan, pemeliharaan lahan dan bibit
unggul. Kacang tanah dapat mengisap zat-zat makanan dari tanah dengan tingkat kesuburan
yang rendah, sehingga dapat menguruskan tanah untuk tanaman berikutnya.

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu sumber protein nabati yang
cukup penting di Indonesia, luas pertanamannya menempati urutan 4 setelah padi, jagung dan
kedelai. Kebutuhan kacang tanah dalam negeri cukup besar, dari strategi menuju pertanian
berkelanjutan di Desa wotani Kecamatan panceng maka strategi ini perlu diimplementasikan
dalam rencana kegiatan sebagai berikut :
a. Bidang Bina Program
- Pelaksanaan kajian dan pilot project dalam rangka pengembangan pertanian bebas
pestisida
- Pengendalian ledakan hama dan penyakit.
b. Bidang Sarana, Prasarana dan Usaha Pertanian
- Pengembangan, pembangunan dan rehabilitasi sumber daya air dan pengairan
- Pengembangan bahan baku untuk pengganti pestisida dan pupuk buatan.
c. Bidang Sumberdaya Manusia dan Teknologi Pertanian
- Pelatihan/pendekatan petugas pertanian sesuai tugas pokok dan fungsinya untuk
meningkatkan kualitas SDM.
- Bidang Ketahanan Pangan
- Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi
e. Bidang Produksi Pertanian
- Pengembangan benih yang tahan hama dan penyakit.
Pertanian berkelanjutan pada komoditas Kacang tanah dapat di tinjau dari Pengendalian hama
tanaman dilakukan dengan cara yang lebih dan tidak menggunakan pestisida kimiawi.
Beberapa cara yang digunakan oleh patani untuk pengendalian hama tersebut yaitu Biasanya
masyarakat desa saat Pertanaman pertama pada musim kemarau dapat terhindar dari serangan
hama perusak daun, asal pada bulan Juni dan Juli tanaman sudah mulai memasuki fase
pengisian polong sempurna. menunjukkan bahwa populasi hama penggorok daun tertinggi
pada bulan Juni dan Juli. Hama perusak daun dapat dikendalikan dengan cara bercocok tanam
antara lain dengan tanam serentak, perairan yang baik, dan tumpang sari. Cara tanam
tumpang saridengan jagung dapat mengurangi populasi hama penggorok daun dan intensitas
serangan hama pada umur 60 hari Cara ini adalah salah satu alternatif untuk mengurangi
resiko kegagalan usaha pertanian akibat kondisi cuaca ekstrim, serangan hama pengganggu
tanaman dan harga pasar.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penerapan pertanian berkelanjutan pada komoditas kacang tanah dapat di tinjau dari
pengendalian hama Pengendalian hama tanaman dilakukan dengan cara yang lebih
baik dan ramah lingkungan dengan tidak menggunakan pestisida kimiawi. Sehingga
dapat mengurangi resiko kegagalan usaha pertanian akibat serangan hama pengganggu
tanaman dan harga pasar yang menurun.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.unair.ac.id/25639/14/14.%20Bab%202.pdf

http://eprints.upnyk.ac.id/24326/1/b4%20FULL%20PAPER_LAGIMAN.pdf

http://digilib.uinsgd.ac.id/6581/4/4_bab1.pdf

Anda mungkin juga menyukai