Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANG ( PKL )

MANAJEMEN TANAMAN PANGAN

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA SUNJU


KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI
SULAWESI TENGAH

Disusun sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan


Matakuliah Manajemen Tanaman Pangan pada
Fakultas Pertanian
Universitas Tadulako

Oleh
AFINI SOHAR
E321 18 038

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini

dengan judul“ Laporan Praktikum Manajemen Tanaman Pangan”. Laporan ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Akuntansi

dan Pembiayaan Agribisnis.

Selama pelaksanaan praktikum ini penulis banyak mendapatkan arahan,

bimbingan, saran serta dorongan dari berbagai pihak sehingga pelaksanaan

praktikum dan penulisan laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar.

Akhir kata, Alhamdulillahi Rabbil Alamin semoga Allah SWT Memberikan

imbalan yang setimpal atas kebaikan dan jasa-jasa mereka, serta tulisan ini

mendapat ridho-Nya dan bermanfaat bagi semua pihak.

Palu, November 2020

Penulis
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara agraris di mana sektor pertanian menjadi

tulang punggung perekonomian Indonesia, dan mampu menyediakan bahan

pangan yang cukup bagi mesyarakat sebagai upaya untuk mencapai kesejahteraan

dan kemakmuran bangsa. Permintaan akan bahan pangan di Indonesia dari tahun

ke tahun semakin meningkat , terutama bahan pangan utama karbohidrat seperti

padi, jagung dan kedelai. Tanaman jagung secara spesifik merupakan tanaman

pangan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia ataupun hewan. Jagung

sampai saat ini masih merupakan komoditi strategis kedua setelah padi. Tanaman

jagung hingga kini di manfaatkan oleh masyarakat dalam berbagai bentuk

penyajian, seperti: tepung jagung (maizena), minyak jagung, bahan pangan, serta

sebagai pakan ternak dan lain-lainya. Khusus jagung manis (sweet corn), sangat

disukai dalam bentuk rebus atau bakar Derna, (2007) .

Salah satu faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya hasil tanaman

jagung adalah penggunaan benih yang bermutu baik. Benih bermutu atau benih

yang bersertifikat adalah benih yang mempunyai daya tumbuh besar, tidak

tercampur dengan benih/verietas lain, tidak mengandung kotoran dan tidak

tercemar hama dan penyakit Danarti, (1992). Ciri-ciri benih yang bersitifikat yaitu

wadah berlabel, label berwarna biru bertuliskan benih bersetifikat dan berisikan

tentan produsen, tanggal berlakunya label dan keterangan mutuh benih lainnya.

Benih ini dapat di peroleh dib alai benih, Dinas Pertanian atau tempat-tempat

penjualan benih yang resmi.


1.2 Rumusan Masalah

Berapa besar pendapatan yang diterima petani Jagung di Desa?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui pendapatan yang diterima petani Jagung di Desa.

1.4 Manfaat

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangsih terhadap Jagung

untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Sunju Kecamatan Marawola

Kabupaten Sigi.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jagung

Warisno dalam Yoan, (2002), mengatakan bahwa tanaman jagung yang

dalam bahasa Latin disebut Zea mays L, adalah salah satu jenis tanaman biji-

bijian dari keluarga rumput-rumputan yang sudah popular di seluruh dunia yang

menurut sejarahnya berasal dari Agri-sosioekonomi ± Volume 12 Nomor 2, Mei

2016 : 41 - 54 43 amerika. Tanaman jagung ini banyak sekali gunannya, hampir

seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan.

Batang dan daun tanaman jagung yang masih mudah digunakan untuk pakan

ternak, Batang dan daun tanaman yang sudah tua (setelah panen) dapat digunakan

untuk pupuk dan kompos, bahkan di daerah-daerah sentra tanaman jagung,

bantang dan daun tanaman jagung yang sudah kering banyak dimanfaatkan untuk

kayu bakar. Tanaman jagung (zea mays L) mempunyai tinggi batang antara satu

sampai tiga meter di atas permukaan tanah. Bagian-bagian penting tanaman

jagung yaitu bunga jagung, tangkai, akar udarah, akar lanteral, akar primer, buah

jagung terdiri dari atas tongkol, biji dan daun pembungkusnya. jagung untuk sayur

dipanen saat tongkolnya mencapai 5 sampai 8cm.

2.2 Konsep Sistem Agribisnis

Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang

mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir sektor pangan (food supply

chain). Dengan kata lain, Agribisnis adalah cara pandang ekonomi bagi usaha

penyediaan pangan. Agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan

dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses


pengolahan, hingga tahap pemasaran. Dalam konteks manajemen

agribisnis, setiap elemen dalam produksi dan distribusi pertanian adalah sebagai

aktivitas agribisnis. Istilah "agribisnis atau agribusiness (Inggris), yang

merupakan gabungan dari agriculture (pertanian) dan business (bisnis).

Dalam bahasa Indonesia dikenal pula Agrobisnis.

Sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai

subsistem, yaitu : (1) subsitem pengebangan sumberdaya manusia, (2) subsistem

budidaya dan usaha tani, (3) subsistem pengolahan hasil pertanian atau

agroindustri, (4) subsistem pemasaran hasil pertanian, (5) subsistem input

produksi pertanian, (6) subsistem produksi pertanian, (7) subsistem penunjang

(Masyhuri, 2001).

2.3 Usahatani

Usaha Tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di

tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian, seperti sinar matahari, tubuh

tanah, dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan terhadap tanah tersebut,

dan bangunan-bangunan yang telah didirikan di atasnya. Usahatani dapat berupa

usaha bercocok tanam atau memelihara ternak. Usahatani yang produktif adalah

usahatani yang produktivitasnya tinggi. Produktivitas merupakan penggabungan

antara efisiensi usaha (fisik) dengan kapasitas tanah. Efisiensi fisik ini mengukur

banyaknya hasil produksi yang dapat diperoleh dari satu kesatuan input.

Usahatani adalah organisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang

ditujukan kepada produksi pertanian. Petani sebagai pengelola usahatani termasuk

pembiayaannya adalah seseorang yang membutuhkan dan berperan dalam


perencanaan bisnis yang meliputi penyediaan dan pengalokasian dana,

menciptakan dana melalui pengendalian sumber-sumber serta mengelolanya

dalam kegiatan produksi seefektif mungkin. Dengan demikian petani tidak boleh

salah langkah dalam tindakannya untuk mencapai tujuan produksi tersebut .

Efisiensi usahatani memberikan batas layak dan tidaknya suatu usahatani

dilaksanakan. Perhitungan efisiensinya menggunakan biaya dalam usahatani

dianalisis melalui imbangan antara penerimaan total dengan biaya total yang

disebut Return and Cost Ratio (R/C ratio). Pada metode ini mengandung arti

bahwa tingkat efisiensi usahatani diukur atas dasar keuntungan (Hernanto, 2006).

2.4 Lahan

Lahan adalah merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan

dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup

manusia. Lingkungan fisis meliputi relief (topografi), iklim, tanah, dan air.

Sedangkan lingkungan biotik meliputi hewan, tumbuhan, dan manusia yang

semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan.

Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi

oleh berbagai aktivitas flora, fauna dan manusia baik di masa lalu maupun saat

sekarang, seperti lahan rawa dan pasang surut yang telah direklamasi atau

tindakan konservasi tanah pada suatu lahan tertentu. Penggunaan yang optimal

memerlukan keterkaitan dengan karakteristik dan kualitas lahannya. Hal tersebut

disebabkan adanya keterbatasan dalam penggunaan lahan sesuai dengan

karakteristik dan kualitas lahannya, bila dihubungkan dengan pemanfaatan lahan

secara lestari dan berkesinambungan.


2.5 Tenaga Kerja

Secara Umum tenaga kerja adalah individu yang sedang mencari atau

sudah melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa yang sudah

memenuhi persyaratan ataupun batasan usia yang telah ditetapkan oleh Undang-

Undang yang bertujuan untuk memperoleh hasil atau upah untuk kebutuhan hidup

sehari-hari.

Tenaga kerja yaitu semua orang yang mau ataupun bersedia dan memiliki

kesanggupan untuk bekerja, termasuk mereka yang menganggur meskipun mau

dan mampu untuk bekerja, akan tetapi terpaksa menganggur karena tidak adanya

kesempatan kerja (Sumitro, 2008).

2.6 Benih

Secara umum Benih Tanaman adalah istilah yang digunakan untuk biji

sebagai bahan dasar pemeliharaan Tanaman. Bahan dasar ini telah melalui proses

seleksi Quality Control sehingga diharapkan tumbuh menjadi tanaman unggul saat

menjadi Besar dan siap di panen apanila telah masak.

Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman. Pada

konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus mampu

menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi

yang maju (Wahyuni, 2013).

2.7 Pupuk

Pupuk merupakan salah satu faktor produksi utama selain lahan, tenaga

kerja dan modal. Pemumupukan memegang peranan penting dalam upaya

meningkatkan hasil pertanian. Anjuran pemupukan terus ditingkatkan melalui


program pemupukan berimbang, namun sejak sekitar tahun 1986 terjadi gejala

pelandaian produktivitas ( leveling off ), suatu petunjuk terjadi penurunan

efesiensi pemupukan karena berbagai faktor tanah dan lingkungan yang harus

dicermati.

Pupuk adalah zat yang ditambahkan pada tumbuhan agar berkembang

dengan baik. Pupuk dapat dibuat dari bahan organik ataupun non-organik. Dalam

pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar

tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu

banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat

tanah ataupun disemprotkan ke daun.

2.8 Biaya

Biaya usahatani adalah semua biaya operasional dengan tanpa

memperhitungkan bunga dari modal usahatani dan nilai kerja pengelola usahatani.

Didalam pengeluaran usahatani meliputi jumlah tenaga kerja, pembelian saprodi,

pengeluaran lain-lain (selamatan), penyusutan alat. Perhitungan biaya penyusutan

dipengaruhi oleh besarnya kemungkinan untuk menentukan nilai modal tetap

yang dipergunakan pada awal dari akhir tahun.

Biaya Tetap adalah biaya atau pengeluaran bisnis yang tidak tergantung

pada perubahan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan. Dengan kata lain, Biaya

Tetap ini tidak akan berubah meskipun terjadi perubahan jumlah barang dan jasa

yang dihasilkan dalam kisaran tertentu. Pengeluaran-pengeluaran bisnis yang

dimaksud ini biasanya berkaitan dengan waktu, contohnya seperti uang sewa

gedung, pajak bangunan, biaya depresiasi mesin dan asuransi yang dibayar setiap
bulanan atau tahunan. Biaya-biaya tersebut tetap ada atau harus dibayar meskipun

perusahaan sama sekali tidak menghasilkan output barang atau jasa.Biaya variabel

adalah biaya produksi atau pengeluaran yang berubah secara proporsional dengan

jumlah barang yang diproduksi. Dengan kata lain, biaya variabel akan meningkat

dengan jumlah yang sama dengan barang yang diproduksinya. Jika jumlah unit

barang yang diproduksi meningkat, maka biaya variabel juga akan meningkat

sebesar perubahan jumlah unit dikalikan dengan biaya variabel per satuannya.

Biaya adalah nilai korbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh

hasil. Menurut kerangka waktu, biaya dapat dibedakan menjadi biaya jangka

pendek dan biaya jangka panjang. Biaya jangka pendek terdiri dari biaya

tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost), sedangkan dalam jangka

panjang semua biaya dianggap/diperhitungkan sebagai biaya variabel. Biaya

usahatani akan dipengaruhi oleh jumlah pemakaian input, harga dari input, tenaga

kerja, upah tenaga kerja, dan intensitas pengelolaan usahatani(Sukirno, 2002).

2.9 Penerimaan

Penerimaan usahatani (farm receipts) adalah penerimaan dari

semua sumber usahatani yang meliputi jumlah penambahan inventaris, nilai

penjualan hasil, nilai penggunaan rumah tangga, dan yang dikonsumsi.

Sedangkan pengeluaran usahatani adalah semua biaya operasional dengan tanpa

memperhitungkan bunga dari modal usahatani dan nilai kerja pengelola usahatani.

Pengeluaran ini meliputi pengeluaran tunai (current expenses), penyusutan benda

fisik, pengurangan inventaris, nilai tenaga kerja yang tidak dibayar (Hernanto,

2006).
Pernyataan ini di tulis dengan :
TR = Q.P
Keterangan :
TR = Total Penerimaan
Q = Jumlah produk yang dihasilkan (Kg)
P = Harga Produk (Rp)
2.10 Pendapatan

Pendapatan usahatani adalah selisih antara total penerimaan dan semua

biaya yang dikeluarkan. Pendapatan rumah tangga petani adalah keseluruhan

pendapatan petani, tidak saja dari usaha bidang pertanian dari usaha non-pertanian

juga. Secara matematis pendapatan, penerimaan dan total biaya menurut

Soekartawi (2002) dituliskan sebagai berikut :

π = TR - TC
Keterangan :
π = Pendapatan (Rp)
TR = Total Penerimaan (Rp)
TC = Total Biaya (Rp)

TR = Q.P
Keterangan :
TR = Total Penerimaan (Rp)
Q = Jumlah Produk yang dihasilkan dalam suatu usahatani (kg)
P = Harga Produk (Rp)
TC = FC+VC
Keterangan :
TC = Total Biaya (Rp)
FC = Biaya Tetap (Rp)
VC = Biaya Variabel (Rp)

Dalam pendapatan usahatani ada dua unsur yang digunakan yaitu unsur

penerimaan dan pengeluaran dari usahatani tersebut.  Penerimaan adalah hasil

perkalian jumlah produk total dengan satuan harga jual, sedangkan pengeluaran

atau biaya yang dimaksudkan sebagai nilai penggunaan sarana produksi dan lain-

lain yang dikeluarkan pada proses produksi tersebut (Ahmadi, 2001).  Produksi

berkaitan dengan penerimaan dan biaya produksi, penerimaan tersebut diterima

petani karena masih harus dikurangi dengan biaya produksi yaitu keseluruhan

biaya yang dipakai dalam proses produksi tersebut (Hernanto, 2006).

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sunju Kecamatan Marawola Kabupaten

Sigi. Penelitian ini dilakukan pada Hari/Tanggal Senin/23 November 2020.

3.2 Penentuan Responden

Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive) dan dilakukan

dengan wawancara secara langsung terhadap populasi Petani Jagung di Desa

Sunju Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi sebanyak 2 responden.

3.3 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer dapat diperoleh dari hasil observasi dan wawancara

langsung dengan responden menggunakan daftar pertanyaan (Questionare) dan

data sekunder di peroleh dari bebagai instansi terkait dengan penelitian ini dan

berbagai literatur lainnya yang dapat mendukung penyusunan hasil penelitian ini.

3.4 Analisis Data

3.4.1 Pendapatan

Analisis dilakukan untuk mengetahui pendapatan dan keuntungan usahatani

Kakao. Pendapatan usahatani (π) adalah selisih antara penerimaan (TR) dan

semua biaya (TC), dimana penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi

(Q) dan harga jual (P), sedangkan biaya adalah semua pengeluaran yang

digunakan dalam suatu usahatani. Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut

Soekartawi (2000), :

π = TR – TC

Keterangan :
π = Pendapatan (Rp)
TR = Total Revenue atau Penerimaan Total (Rp)
TC = Total Cost atau Biaya Total (Rp)
Q = Produksi yang diperoleh (Kg)
P = Harga Produksi (Rp)
FC = Fixed Cost atau Biaya Tetap (Rp)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Identitas Responden

Responden dalam praktik ini adalah pekerja sekaligus pemilik kedai tanaman

Jagung tersebut.

Tabel 1. Identitas Responden


No
Keterangan Identitas
.
1. Nama Responden Nur Laela
2. Umur 50 tahun
3. Jenis Kelamin Perempuan
4. Pekerjaan pokok Petani
5. Pekerjaan sampingan -
6. Tingkat pendidikan terakhir SMP
7. Latar belakang pendidikan -

Berdasarkan data pada tabel, responden berjenis kelamin perempuan

dengan umur 50 tahun, ia bekerja sebagai petani. Ibu ini meupakan hanya

masyarakat biasa yang pekerjaan pokoknya sebagai petani.

4.2 Subsistem Input

Benih yang diperoleh Ibu Nur Laela merupakan milik sendiri, sedangkan

pupuk diperoleh dari membeli di toko tani. Begitu juga dengan obat-obatan

diperoleh dari toko tani, dan ongkos tenaga kerja merupakan modal sendiri.

4.3 Subsistem Usahatani


Luas lahan yang digunakan untuk menanam Jagung 1 ha.

Tabel 2.Subsistem Usahatani


No. Biaya Variabel Keterangan
A. Biaya Saprodi
1 Benih : nama varietas Jagung
Jumlah (kg) 20
Harga benih (Rp/kg) 58.000
Nilai benih (Rp) 1.160.000

2. Pupuk :

a. Nama pupuk Organik

Jumlah (kg) 50

Harga (Rp/kg) 20.000

Nilai (Rp) 1.000.000

Berdasarkan tabel diatas, benih jagung jika ingin menanam dengan lahan

seluas 1ha memerlukan sekitar 20kg benih dengan harga perkilo nya Rp58.000

jadi kita memerlukan nilai benih yaitu :

Jumlah x harga benih = nilai benih

20 x 58.000 = Rp 1.160.000

Sedangkan pupuk beliau menggunakan pupuk organik dengan jumlah 50kg

dengan harga satuannya Rp 20.000 jadi jika kita ingin menggunakan pupuk

dengan luas lahan 1 ha maka :

Jumlah x harga pupuk = nilai pupuk

50 x 20.000 = Rp. 1.000.000

4.3 Biaya Tenaga Kerja


Tabel.3 Pengolahan Lahan (sampai siap tanam)
Sumber Tenaga Jumlah Tk Jumlah Jumlah Upah/Hari Nilai Upah
Kerja Hari Jam/hari (Rp) (Rp)
1. Tk dalam
klg
- Pria 2 1 8 60.000 2
- Wanita 2 1 4 50.000 1
- Ternak
- Mesin

Dari tabel diatas, dalam menanam Jagung untuk pengolahan lahan membutuhkan

2 pekerja pria dan 2 pekerja wanita dengan jumlah hari yang sama yaitu 1 hari

dengan jumlah jam yang berbeda dimana pria 8 jam dan wanita 4 jam begitu juga

dengan upah yang berbeda pria dengan upah Rp 60.000 sedangkan wanita Rp

50.000 adapun demikian untuk mengetahui nilai upah menggunakan rumus

berikut :

Jumlah tk x jumlah hari x jumlah jam perhari : 8

2 x 1 x 8 x 60 = 2 ini nilai upah pria

2 x 1 x 4 x 50 = 1 nilai upah wanita

Tabel 4. Penanaman
Sumber Tenaga Kerja Jumlah Jumlah Jumlah Upah/hari Nilai
TK Hari Jam/hari (Rp) Upah
(Rp)
1. TK dalam
Keluarga
- Pria 3 1 5 60 1,875
- Wanita 2 1 3 50 1

Dari tabel diatas, setiap penanaman membutuhkan tenaga kerja Pria 3 dan wanita

2 dengan jumlah hari yang sama yaitu 1 hari dengan jumlah jam yang berbeda

pria 5 jam dan wanita 3 jam begitu pun juga upahnya pria dan wanita memiliki

upah yang berbeda yaitu pria Rp 60.000 dan wanita Rp. 50.000 adapun demikian

untuk mengetahui nilai upah menggunakan rumus berikut :

Jumlah tk x jumlah hari x jumlah jam perhari : 8

3 x 1 x 5 : 8 = 1,875 ini nilai upah pria

2 x 1 x 3 : 8 = 1 nilai upah wanita

Tabel 5. Pemupukan
Sumber Tenaga Kerja Jumlah Jumlah Jumlah Upah/hari Nilai
TK Hari Jam/hari (Rp) Upah
(Rp)
1. TK dalam
Keluarga
- Pria
- Wanita 1 10 1 50 1,25

Dari tabel diatas, untuk pemupukan dibutuhkan 1 tenaga kerja dengan jumlah 10

hari dan waktu 1jam/hari dengan nilai upah Rp 50.000 adapun demikian untuk

mengetahui nilai upah menggunakan rumus berikut :

Jumlah tk x jumlah hari x jumlah jam perhari : 8

1 x 10 x 1 : 8 = 1,25 nilai upah wanita

Tabel 6. Pengendalian Hama dan Penyakit


Sumber Tenaga Kerja Jumlah Jumlah Jumlah Upah/hari Nilai
TK Hari Jam/hari (Rp) Upah
(Rp)
2. TK dalam
Keluarga
- Pria 1 7 1 50 0,875
- Wanita 1 7 1 50 0,875

Dari tabel diatas, jumlah tenaga kerja untuk pengendalian hama dan penyakit

yaitu 1 pria dan 1 wanita dengan jumlah hari yang sama yaitu 7 hari dengan jam

yang sama yaitu 1 jam dan upah Rp 50.000 adapun demikian untuk mengetahui

nilai upah menggunakan rumus berikut :

Jumlah tk x jumlah hari x jumlah jam perhari : 8

1 x 7 x 1 : 8 = 0,875 nilai upah pria dan wanita

Tabel 7. Panen
Sumber Tenaga Kerja Jumlah Jumlah Jumlah Upah/hari Nilai
TK Hari Jam/hari (Rp) Upah
(Rp)
3. TK dalam
Keluarga
- Pria
- Wanita 2 2 1 50 0,5

Dari tabel diatas, jumlah tenaga kerja untuk panen dibutuhkan 2 orang wanita

dengan jumlah 2 hari dan waktu 1 jam dengan upah Rp 50.000 adapun demikian

untuk mengetahui nilai upah menggunakan rumus berikut :

Jumlah tk x jumlah hari x jumlah jam perhari : 8

2 x 2 x 1 : 8 = 0,5 nilai upah wanita

Tabel 8. Pengangkutan Hasil Panen (dari sawah ke rumah petani)


Sumber Tenaga Kerja Jumlah Jumlah Jumlah Upah/hari Nilai
TK Hari Jam/hari (Rp) Upah
(Rp)
4. TK dalam
Keluarga
- Pria 2 1 2 70 2
- Wanita 2 2 1 50 0,5

Dari tabel diatas, untuk pengangkutan hasil panen dibutuhkan tenaga kerja

sebanyak pria 2 dan wanita 2 dengan jumlah hari untuk pria 1 hari dan wanita 2

hari dengan upah yang berbeda pria Rp 70.000 dan wanita Rp. 50.000 adapun

demikian untuk mengetahui nilai upah menggunakan rumus berikut :

Jumlah tk x jumlah hari x jumlah jam perhari : 8

2 x 1 x 2 : 8 = 2 nilai upah pria

2 x 2 x 1 : 8 = 0,5 nilai upah wanita

Tabel 9. Penyusutan Alat


No Jenis Jumlah Umur Harga Beli Nilai sisa(di
. Alat Ekonomis perkirakan)
(tahun) (Rp)
1 Cangkul 2 2 Rp 120.000 35.000
2 Sabit 1 1 Rp 45.000 25.000
3 Pisau 1 1 Rp 5.000 0
Dari tabel diatas, untuk mencari nilai sisa (di perkirakan) menggunakan rumus :
Harga sekarang – harga kedepannya : umur ekonomis
1. Cangkul
Rp 120.000 – Rp 50.000 : 2 = Rp 35.000
2. Sabit
Rp 45.000 – Rp 20.000 : 1 = Rp 25.000
3. Pisau
Rp 5.000 – Rp 5000 : 1 = 0
4.4 Subsistem Output
Jumlah produksi jagung dalam sekali panen bisa menghasilkan 350kg jagung
dan jumlah yang dikonsumsi 5kg, dan ada juga yang dibagikan ke tetangga
sebanyak 15kg. Harga satu buah jagung Rp 2.500
4.5 Subsistem Pemasaran
Untuk bagian pemasaran beliau menjual hasil produksinya dengan cara
memberitahu ke pedagang pengumpul maupun hasil produksi berhasil panen atau
pun gagal panen tetap beliau ke pedagang pengumpul.
4.6 Subsistem Penunjang
Petani di Desa Sunju memperoleh bantuan dari kelompok tani pada tahun
2018 dan pernah mendapat bantuan dari Basnas adapun cara pengembaliannya
dengan menyicil Rp 60.000/minggu. Petani di Desa Sunju pernah mendapat
penyuluhan dari penyuluh pertanian pada tahun 2019. Biasanya penyuluhan dalam
1 musim sebanyak 1 kali. Petani di Desa Sunju menerapkan hasil dari penyuluhan
namun hasilnya biasa-biasa saja/tetap. Karena merasa repot terutama di bagian
pupuk.

BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Negara Indonesia merupakan negara agraris di mana sektor pertanian menjadi
tulang punggung perekonomian Indonesia, dan mampu menyediakan bahan
pangan yang cukup bagi mesyarakat sebagai upaya untuk mencapai kesejahteraan
dan kemakmuran bangsa. Tanaman jagung secara spesifik merupakan tanaman
pangan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia ataupun hewan. Salah
satu faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya hasil tanaman jagung
adalah penggunaan benih yang bermutu baik. Agribisnis adalah bisnis berbasis
usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun
di hilir sektor pangan (food supply chain). Lahan dalam pengertian yang lebih
luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh berbagai aktivitas flora, fauna dan
manusia baik di masa lalu maupun saat sekarang, seperti lahan rawa dan pasang
surut yang telah direklamasi atau tindakan konservasi tanah pada suatu lahan
tertentu. Penggunaan yang optimal memerlukan keterkaitan dengan karakteristik
dan kualitas lahannya. Secara umum Benih Tanaman adalah istilah yang
digunakan untuk biji sebagai bahan dasar pemeliharaan Tanaman.
Pupuk adalah zat yang ditambahkan pada tumbuhan agar berkembang dengan
baik. Biaya usahatani adalah semua biaya operasional dengan tanpa
memperhitungkan bunga dari modal usahatani dan nilai kerja pengelola usahatani.
Perhitungan biaya penyusutan dipengaruhi oleh besarnya kemungkinan untuk
menentukan nilai modal tetap yang dipergunakan pada awal dari akhir tahun.
Biaya Tetap adalah biaya atau pengeluaran bisnis yang tidak tergantung pada
perubahan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan. Biaya adalah nilai korbanan
yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil. Penerimaan usahatani (farm receipts)
adalah penerimaan dari semua sumber usahatani yang meliputi jumlah
penambahan inventaris, nilai penjualan hasil, nilai penggunaan rumah tangga, dan
yang dikonsumsi. Pengeluaran ini meliputi pengeluaran tunai (current expenses),
penyusutan benda fisik, pengurangan inventaris, nilai tenaga kerja yang tidak
dibayar (Hernanto, 2006). Pendapatan usahatani adalah selisih antara total
penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan. Dalam pendapatan usahatani ada
dua unsur yang digunakan yaitu unsur penerimaan dan pengeluaran dari usahatani
tersebut.

5.2 Saran
Untuk mencapai hasil praktikum yang lebih baik, sebaiknya harus

memaksimalkan dan memanajemen waktu sebisa mungkin. Serta di perlukannya

kekompak kan agar mencapai hasil yang diharapkan.


DAFTAR PUSTAKA
Darnati dan Srinajiyati. 1992. Palawija Budidaya dan Analisis Usahatani. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Derna H. 2007. Jagung Manis. Diakses di htt://Derna.com/2007/Tanaman Jagung

Manis. Harizamrry. 2007. Artikel Jagung Manis. Diakses tgl 13 Ferbuari 201

Hernanto, F. (2006). Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lukito, A.M., Y. Mulyono, I. Tetty, Hadidan R. Nofiandi. 2010. Budidaya Kakao.


Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jakarta.

Masyhuri, 2001. Pembangunan Pertanian Masa Depan. Dalam: Usman. W, Noor.


I.F. dan Mustika. B. Pembangunan Pertanian di Era Otonomi Daerah
(Edisi Revisi). LP2KP Pustaka Karya. Yogyakarta.
Muljana, W. 2001.Bercocok Tanam Cokelat. CV Aneka Ilmu. Semarang

Soekartawi.2002.Analisis Usahatani. UI-PRESS. Jakarta

Sunanta, H.____ 1992. Budidaya, Pengelolaan Hasil dan Aspek Ekonomi


Cokelat. Aksi Agrari Kanisius.Yogyakarta.

Surti, K. 2012. Pemanfaatan markamolekuler untuk mendukung perakitan


kultivar unggul kakao (Theobroma Cacao L.) Skripsi.Program Agronomi.
Institut Pertanian Bogor.

Tjitrosoepomo, G. 1993. Taksonomi Tumbuhan. UGM Press.Yogyakarta.Waluyo,


K.2010.Budidaya Coklat. Epsilon Grup.Buah batu. Bandung

Yoan P. Nonutu. 2002 . Produksi Dan Pendapatan Varietas Jagung Di Desa


Ranotangkor Dan Lolah 1 Kecamatan Tombariri. Skripsi. Universitas
Sam Ratulangi. Manado

LAMPIRAN
Kuesioner
Dokumentasi Pengambilan Data

Anda mungkin juga menyukai