Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL SURVEI PERTANIAN TERPADU

KULIAH LAPANG PERTANIAN TERPADU

Disusun Oleh :

Cahyo Raharjo (15031006)

Achmad Robet (15031046)

Dwi Hartanto (14031057)

Pandu Satya Permana (14031043)

Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti Mata Kuliah Lapang Pertanian
Terpadu

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

2017

PENDAHULUAN
Sistem Pertanian terpadu merupakan sistem pertanian yang menggabungkan kegiatan
pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian
dalam satu lahan, sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu solusi bagi peningkatan
produktivitas lahan, program pembangunan dan konservasi lingkungan. Pertanian terpadu
pada hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi energi sehingga dapat dipanen secara
seimbang.

Konsep terapan pertanian terpadu akan menghasilkan F4 yang sebenarnya adalah langkah
pengamanan terhadap ketahanan dan ketersediaan pangan dan energi secara regional maupun
nasional,

1. F1 (FOOD)
Pangan manusia (beras, jagung, kedelai, kacang-kacangan, jamur, sayuran, dll.),
produk peternakan (daging, susu, telor, dll.), produk budi-daya ikan air tawar (lele,
mujair, nila, gurame, dll.) dan hasil perkebunan (salak, kayu manis, sirsak, dll.)
2. F2 (FEED)
Pakan ternak termasuk di dalamnya ternak ruminansia (sapi, kambing, kerbau,
kelinci), ternak unggas (ayam, itik, entok, angsa, burung dara, dll.), pakan ikan
budidaya air tawar (ikan hias dan ikan konsumsi). Dari budidaya tanaman padi akan
dihasilkan produk utama beras dan produk sampingan bekatul, sekam padi, jerami dan
kawul, semua produk sampingan apabila diproses lanjut masih mempunyai kegunaan
dan nilai ekonomis yang layak kelola. Jerami dan malai kosong (kawul) dapat
disimpan sebagai hay (bahan pakan kering) untuk ternak ruminansia atau dibuat silage
(makanan hijau terfermentasi), sedangkan bekatul sudah tidak asing lagi sebagai
bahan pencampur pakan ternak (ruminansia, unggas dan ikan). Pakan ternak ini
berupa pakan hijauan dari tanaman pagar, azolla, dan eceng gondok.
3. F3 (FUEL)
Akan dihasilkan energi dalam berbagai bentuk mulai energi panas (bio gas) untuk
kebutuhan domestik/masak memasak, energi panas untuk industri makanan di
kawasan pedesaan juga untuk industri kecil. Hasil akhir dari bio gas adalah bio
fertilizer berupa pupuk organik cair dan kompos. Pemakaian tenaga langsung lembu
untuk penarik pedati, kerbau untuk meng-olah lahan pertanian sebenarnya adalah
produk berbentuk fuel/energi. Sekam padi dapat dikonversi menjadi energi
(pembakaran langsung maupun gasifikasi) dan masih akan menghasilkan abu maupun
arang sekam yang dapat diimplementasikan sebagai pupuk organic, sementara apabila
energi sekam padi digunakan untuk gas diesel engine akan didapatkan lagi hasil
sampingan berupa asap cair (cuka kayu) yang dapat digunakan untuk pengewet
makanan atau campuran pestisida organik.

4. F4 (FERTILIZER)
Sisa produk pertanian melalui proses decomposer maupun pirolisis akan
menghasilkan organic fertilizer dengan berbagai kandungan unsur hara dan C-organik
yang relative tinggi. Bioorganic fertilizer bukan hanya sebagai penyubur tetapi juga
sebagai perawat tanah (soil conditioner), yang dari sisi keekonomisan maupun
karakter hasil produknya tidak kalah dengan pupuk buatan (anorganik
fertilizer) bahkan pada kondisi tertentu akan dihasil-kan bio pestisida (dari asap cair
yang dihasilkan pada proses pirolisis gasifikasi) yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengawet makanan yang tidak berbahaya (bio preservative).

Mata Kuliah Kuliah Lapang Pertanian Terpadu mensyaratkan mahasiswa yang


mengambil mata kuliah ini untuk melakukan usaha penerapan pertanian terpadu dengan
membuat pilot plant budidaya pertanian yang diintegrasikan dengan budidaya ternak dan
pemanfaatan hasil budidaya melalui pengolahan bahan pangan yang sesuai. Pilihan lain yang
dapat dilakukan selain membuat pilot plant adalah dengan melakukan survei pertanian
terpadu yang sudah diterapkan di masyarakat. Survei ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat
melihat sendiri dan memperoleh ilmu serta pengetahuan integrasi tiga program studi dalam
satu bidang untuk menghasilkan berbagai produk pertanian. Survei ini wajib dilakukan pada
minimal tiga tempat usaha yang menerapkan sistem pertanian terpadu. Dalam survei ini
mahasiswa diminta untuk dapat mengetahui asal mula usaha pertanian terpadu yang
dilakukan, apa saja yang diintegrasikan, bagaimana cara integrasi yang dilakukan, apa saja
produk yang dihasilkan, berapa output yang dihasilkan, bagaimana pengolahan atau
pemanfaatannya, usaha-usaha untuk meningkatkan hasil, serta hal-hal lain yang berkaitan
dengan pertanian terpadu yang diamati. Dari hasil survei ini diharapakan mahasiswa dalam
satu fakultas agroindustri dapat saling mengetahui bidang ilmu yang didalami yaitu ilmu
Teknologi Hasil Pertanian, Agroteknologi, dan Ilmu Peternakan sehingga nanti ketika terjun
di dunia kerja diharapkan sudah mengenal bidang kerja yang ada.

TUJUAN

1. Mahasiswa dapat secara langsung mengetahui dan memperoleh informasi tentang


penerapan sistem pertanian terpadu.
2. Mahasiswa dapat membandingkan ilmu yang sudah didapat di dalam perkuliahan
dengan ilmu yang diterapkan di masyarakat.
3. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan disiplin ilmu Teknologi Hasil Pertanian,
Agroteknologi, dan Peternakan dalam sebuah sistem pertanian terpadu.
4. Membekali mahasiswa tentang ilmu pertanian terpadu sehingga lebih siap didunia
kerja.

PELAKSANAAN

A. Tempat Pelaksanaan
1. Cimory On The Valley
Cimory dikenal sebagai salah satu merk olahan susu fermentasi atau yoghurt
yang diminati banyak masyarakat Indonesia. Sejak April 2013, para
penggemar setia produk ini tak hanya dapat menikmatinya dalam kemasan
yang banyak ditemukan di berbagai pusat perbelanjaan, tapi bisa berwisata
sekaligus menikmati bermacam olahan susu Cimory dengan suasana khas
peternakan di Cimory on the Valley Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa
Tengah. Di lokasi agrowisata ini, terdapat budidaya pertanian berupa sayuran
dan tanaman pertanian lain yang digunakan sebagai pakan ternak, hasil ternak
yang dihasilkan berupa susu digunakan sebagai bahan baku pembuatan
yoghurt, sedangkan kotoran ternak yang dihasilkan digunakan sebagai pupuk
alami. Cimory On The Valley sendiri beralamat di Jl. Raya Soekarno Hatta
KM. 30, Jatijajar, Bergas, Jatijajar, Bergas, Semarang, Jawa Tengah 50552,
Indonesia
2. Joglo Tani
Joglo Tani adalah suatu gerakan pemberdayaan ekonomi sosial masyarakat
yang di bangun oleh bapak TO Suprapto yang beralamat di Mandungan
,Godean ,Yogyakarta melalui Gerakan Pertanian Terpadu. Di dalam Joglo
Tani terdapat beberapa komponen pertanian dan peternakan. Dan
pengelolaannyapun sebagian besar di lakukan oleh masyarakat

3. PT Kepurun Pawana Indonesia

PT Kepurun Pawana Indonesia berkedudukan di dusun Kepurun, Kecamatan


Manisrenggo, Kab Klaten, Jawa Tengah merupakan usaha di bidang
Agribisnis dan Agroindustri yang meliputi usaha-usaha : Pertanian,
Peternakan, Perikanan dan dalam operasi usahanya mengacu pada manajemen
agribisnis. Usaha ini memiliki berbagai macam layanan produksi seperti :
Produksi hasil ternak, hasil tanaman dan pangan olahan.

Berdirinya usaha ini didasarkan pada pemikiran dan kenyataan potensi alam
dan sumber daya manusia tanah air Indonesia yang begitu besar serta kondusif
bagi usaha Agribusnis namun belum dikelola secara optimal; sehingga
didirikannya PT. KPI dimaksudkan untuk mengelola serta mengembangkan
secara optimal potensi tersebut.

B. Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan selama satu semester (semester 5)

C. Pelaksana Survei
1. Cahyo Raharjo
NIM : 15031006

2. Achmad Robet
NIM : 15031046

3. Dwi Hartanto
NIM : 14031057

4. Pandu Satya Permana


NIM : 14031043

D. Metode
Survei ini dilaksanakan dengan cara wawancara secara langsung kepada pemilik
usaha atau pimpinan usaha dengan rumusan sebagai berikut :
1. Bagaimana asal mula usaha pertanian terpadu dilaksanakan?
2. Siapakah yang menginisiasi usaha pertanian terpadu yang dilakukan?
3. Apa saja yang diintegrasikan dalam pertanian terpadu?
4. Bagaimana cara integrasi yang dilakukan?
5. Apa saja produk yang dihasilkan?
6. Berapa output yang dihasilkan?
7. Bagaimana pengolahan atau pemanfaatannya?
8. Apa saja kendala dalam menjalankan usaha pertanian terpadu?
9. Apa usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian terpadu?

PENUTUP

Demikian proposal survei ini kami buat dengan sebenar-benarnya, kami mengucapkan
terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam melakukan survei
pertanian terpadu ini. Semoga survei yang akan kami lakukan berjalan dengan lancar dan
dapat memberikan manfaat bagi kami dan seluruh pihak yang terlibat dalam survei ini.
Yogyakarta, 6 Oktober 2017

Mahasiswa Pelaksana Survei

CAHYO RAHARJO ACHMAD ROBET

NIM. 15031006 NIM. 15031046

DWI HARTANTO PANDU SATYA PERMANA

NIM. 14031057 NIM. 14031043

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Agus Setyoko, STP, MP


NIP.

Anda mungkin juga menyukai