Minggu (30/05/2019), Tim PPM mengunjungi Sekretariat Kelompok Tani Maju Mekar yang
terletak di Desa Nagarawangi, Kec. Rancakalong, Kab. Sumedang. Kelompok Tani Maju
Mekar merupakan kelompok tani yang sudah rutin dibina oleh SITH ITB. Kelompok ini
diketuai oleh Bapak Sulaeman yang sudah menjalankan budidaya beserta pengolahan
kopi. Acara berlangsung dari mulai jam 10.00 sampai 12.00 dan dihadiri oleh anggota
Kelompok Tani Maju Mekar, perwakilan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Sumedang, serta Tim PPM ITB. Pada sesi pembukaan dan sambutan, Dr. Mia
Rosmiati menjelaskan bahwa kegiatan ini bermaksud memperkenalkan manfaat besar
budidaya BSF sebagai solusi dalam mengatasi limbah pertanian dan meningkatkan
pendapatan petani dari produk turunannya.
Materi pertama disampaikan oleh Rizki Arifani tentang budidaya BSF yang mencangkup
deskripsi singkat, siklus hidup, syarat tumbuh dan teknik budidayanya. Aldi Nurdiansyah
memaparkan tentang produk-produk turunan BSF. Dijelaskan bahwa setiap siklus BSF dari
mulai telur, larva, prepupa, pupa, dan lalat dewasa memiliki manfaat ekonomis. Larva
atau maggot merupakan sumber protein yang tinggi yaitu sebesar 40% sehingga cocok
digunakan sebagai pakan ternak, termasuk ayam broiler dan burung. Hal ini tentu akan
membantu petani untuk menghemat biaya pembelian pakan komersil. Kemudian, sampah
hasil konversi oleh larva BSF dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik yang dapat
mengurangi biaya pembelian pupuk kimia. Produk turunan lainnya adalah air lindi yang
dihasilkan dari biokonversi limbah oleh BSF juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
organik cair dan larutan nutrisi untuk hidroponik yang membantu pertumbuhan tanaman.
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberi semangat/motivasi kepada petani
untuk mengembangkan unit usaha baru. Bapak Sulaeman juga menyatakan rasa
terimakasihnya terhadap kunjungan Tim PPM serta harapannya agar dapat
membudidayakan BSF dengan memanfaatkan sumberdaya sekitar seperti limbah ceri kopi
yang masih menjadi masalah bagi petani.
Kegiatan PPM ini dimulai pada pukul 13.00-15.00 yang diawali dengan sambutan dari Tim
PPM ITB, dilanjutkan dengan materi tentang budidaya BSF dan produk turunannya
dijelaskan oleh Aldi Nurdiansyah dan Farhan Rohmat.
Dr. Mia Rosmiati juga menjelaskan bahwa kehadiran KWT ini ditujukan agar para ibu rumah
tangga bisa memanfaatkan sampah di rumahnya sebagai bahan baku biokonversi oleh
BSF. Yang paling mudah, KWT dapat mulai dari memisahkan sampah organik dengan
anorganik di tingkat rumah tangga. Produk-produk turunan BSF yang dihasilkan kelompok
tani juga bisa dijual atau dimanfaatkan oleh KWT. Selain itu, beliau memaparkan bahwa
pupuk organik hasil biokonversi BSF bisa menjadi upaya dalam menyuburkan tanah
mengingat penggunaan pupuk kimia saat ini telah menimbulkan kerusakan tanah.
Bu Endang, sebagai Penyuluh Pertanian yang hadir, menyampaikan rasa terimakasih atas
ketersediaan Tim PPM dalam membagikan ilmu yang menurutnya sangat dibutuhkan di
Desa Genteng. Bu Endang berharap minimal mulai ada kelompok tani yang mengupayakan
mengolah sampah dengan BSF untuk menyelesaikan masalah limbah dan menurunkan
ketergantungan petani terhadap pupuk kimia.
“Kebetulan Desa Genteng mendapat program Desa Organik yang mengharuskan praktek
budidaya secara organik. Oleh karena itu, produk turunan BSF ini sangat bermanfaat untuk
dipakai petani sebagai pupuk organik dalam mendukung program dan menurunkan biaya
produksi. Sekarang masih banyak petani yang biasa menggunakan pupuk kimia, terutama
tomat dan cabai. Mudah-mudahan ke depannya semua kelompok tani di Desa Genteng
dapat merubah kebiasaan menggunakan pupuk kimia, diganti dengan pupuk organik. Yang
penting, kita buktikan dulu saja”, jelas Bu Endang.
Selama diskusi, beberapa petani menyampaikan bahwa teknologi yang dipaparkan tim
tentang budidaya BSF ini cukup mudah dilakukan jika dilihat dari ketersediaan bahan
bakunya. Mereka sangat merespon dan berkeinginan untuk mencoba budidaya BSF dan
produk turunannya. Petani berharap, demonstrasi budidaya BSF dapat segera
dilaksanakan di kegiatan PPM selanjutnya.