Anda di halaman 1dari 5

Pelatihan Budidaya di Lokasi Kami

Pelatihan langsung di lokasi budidaya kami adalah praktek dan


implementasi dari seluruh rangkaian materi ebook kami sejak awal sampai
akhir, bahkan kegiatan pelatihan diawali langsung dari lokasi pasar
tradisional dimana proses mendapatkan limbah organik dilakukan
(optional). Bagaimana jenis-jenis limbah dipelajari dan dibahas langsung di
lokasi, bagaimana koordinasi harus dilakukan untuk mendapatkan limbah
secara kontinyu dengan mudah sampai setahap demi setahap berdiskusi
dan praktek langsung budidaya inti yaitu budidaya bsf dan maggot bsf.
 
Materi Pelatihan :
1. Limbah Organik
2. Budidaya BSF (dalam kandang)
 Kandang bsf yang baik
 Karakter dan aktifitas bsf
 Produksi telur
 Management Kandang
3. Budidaya Maggot BSF
 Penetasan telur
 Pembesaran larva / maggot bsf
 Media yang optimal
 Varasi metoda kultur budidaya
 Cost produksi & efisiensi tenaga kerja
 Optimalisasi Unit pengolahan limbah
 Aplikasi Unit pengolahan pakan
 Aplikasi maggot bsf sebagai pakan ternak

+Plus Pengenalan langkah pengolahan maggot bsf menjadi pelet


1. Pengenalan alat proses pembuatan pakan
2. Proses persiapan maggot bsf sebagai bahan pakan
3. Proses fermentasi maggot bsf
4. Pengolahan maggot bsf menjadi tepung sebagai unsur pembentuk
pakan / pellet ternak
5. Menentukan / membuat ransum pakan (next)
6. Proses pembuatan pellet (next)
 
 
Lebih dari sekedar budidaya bsf.
Tempat budidaya kami memiliki aktifitas dan simulasi dari sebuah konsep
kegiatan peternakan terpadu (Integrated Farming System) / pengolahan
limbah terpadu (Integrated Waste Management System) yang
mengintegrasikan antara kegiatan peternakan, budidaya bsf, dan unit
pengolahan limbah. Ini adalah sebuah konsep yang kami bangun dan kami
harapkan menjadi row model bagi seluruh peternak.
Pola / konsep dari metoda yang kami terapkan mengarah pada kondisi dan
masalah para peternak tradisional, dimana seluruh proses diterapkan
dengan teknologi, bahan, dan biaya yang murah dan mudah. Karena
memang kondisi yang dialami para peternak tradisional inilah yang
memotivasi seluruh kegaitan budidaya maggot ini sejak awal.
Silahkan Kontak kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut untuk
dapat mengikuti pelatihannya.
 
(Mitra Peternak Indonesia l www.maggotBSF.com)
Kenalkan Manfaat “Black Soldier Fly” : SITH-ITB
Lakukan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di
Sumedang

Penulis : Dr. Mia Rosmiati dan Fakhira Rifanti M.

Jatinangor, sith.itb.ac.id – SITH-ITB terus mengupayakan penyebarluasan ilmu


pengetahuan dan kebermanfaatan teknologi kepada masyarakat. Melalui Program
Pemberdayaan Masyarakat Unggulan Perguruan Tinggi (PPMUPT) Tahun 2019 dari
Kemenristekdikti, Tim PPM yang diketuai oleh Dr. Ramadhani Eka Putra, dan Dr. Mia
Rosmiati (anggota Tim PPM) serta melibatkan 5 orang mahasiswa S-1 dan dua alumni
Prodi Rekayasa Pertanian (Fakhira Rifanti M. dan Rizki Arifani), melaksanakan  kegiatan
PPM yang berjudul “Diseminasi Teknologi Pemanfaatan Serangga sebagai Peningkatan
Produksi Pertanian, Penyedia Sumber Nutrisi, Pengolah Limbah Organik, dan Bahan Baku
Industri pada Kelompok Tani Berbasis Budidaya dan Pengolahan Kopi”. Dr. Ramadhani
menjelaskan bahwa PPM ini merupakan kegiatan multitahun yang dicanangkan selama 3
tahun. Di tahun pertama, kegiatan difokuskan pada teknologi pemanfaatan serangga Lalat
Tentara Hitam atau Black Soldier Fly (BSF). Kemudian, di tahun selanjutnya akan
dikembangkan pemanfaatan lebah sebagai agen penyerbukan. Adapun output kegiatan ini
ialah untuk menciptakan unit-unit usaha baru dari hasil budidaya serangga di kelompok tani
sebagai sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat. Diharapkan, peningkatan
pendapatan ini membuat kesejahteraan dan perekonomian desa meningkat sehingga dapat
menumbuhkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).
“Tahun ini kita coba budidaya BSF dan memanfaatkan produk turunannya. Harapannya
kegiatan PPM ini bisa sampai menciptakan model one village one product. Seperti yang
sudah dilakukan oleh Dosen-dosen SITH sebelumnya dalam kegiatan PPM di Kecamatan
Pamulihan, Sumedang mengenai pemanfaatan singkong. Sekarang, Kelompok Tani Medal
Asri di Desa Sukawangi Kecamatan Pamulihan telah memiliki Sukawangi Mart (S-Mart)
yang menampung dan menjual produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat Desa
Sukawangi  seperti tepung mocaf, kripik-kripik, baso tahu, mie mocaf dan lain-lain”, ujar Ibu
Mia.
Dalam mencapai tujuan tersebut, pada bulan Juni dan Juli 2019, Tim telah mulai
menyelenggarakan dua rangkaian kegiatan PPM kepada beberapa kelompok tani di
Sumedang.  Tim PPM, menyebutkan bahwa pertemuan ini adalah pengenalan teknologi
sederhana mengenai budidaya BSF dan pemanfaatan hasil biokonversinya kepada petani
agar petani familiar terhadap BSF dan dapat melihat manfaat yang dibawanya.

Sekilas Kegiatan PPM


Kegiatan PPM ke Desa Nagarawangi, 30 Juni 2019

Minggu (30/05/2019), Tim PPM mengunjungi Sekretariat Kelompok Tani Maju Mekar yang
terletak di Desa Nagarawangi, Kec. Rancakalong, Kab. Sumedang. Kelompok Tani Maju
Mekar merupakan kelompok tani yang sudah rutin dibina oleh SITH ITB. Kelompok ini
diketuai oleh Bapak Sulaeman yang sudah menjalankan budidaya beserta pengolahan
kopi. Acara berlangsung dari mulai jam 10.00 sampai 12.00 dan dihadiri oleh anggota
Kelompok Tani Maju Mekar, perwakilan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Sumedang, serta Tim PPM ITB. Pada sesi pembukaan dan sambutan, Dr. Mia
Rosmiati menjelaskan bahwa kegiatan ini bermaksud memperkenalkan  manfaat besar
budidaya BSF sebagai solusi dalam mengatasi limbah pertanian dan meningkatkan
pendapatan petani dari produk turunannya.

Materi pertama disampaikan oleh Rizki Arifani tentang budidaya BSF yang mencangkup
deskripsi singkat, siklus hidup, syarat tumbuh dan teknik budidayanya. Aldi Nurdiansyah
memaparkan tentang produk-produk turunan BSF. Dijelaskan bahwa setiap siklus BSF dari
mulai telur, larva, prepupa, pupa, dan lalat dewasa memiliki manfaat ekonomis.  Larva
atau maggot  merupakan sumber protein yang tinggi yaitu sebesar 40% sehingga cocok
digunakan sebagai pakan ternak, termasuk ayam broiler dan burung. Hal ini tentu akan
membantu petani untuk menghemat biaya pembelian pakan komersil. Kemudian, sampah
hasil konversi oleh larva BSF dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik yang dapat
mengurangi biaya pembelian pupuk kimia. Produk turunan lainnya adalah air lindi yang
dihasilkan dari biokonversi limbah oleh BSF juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
organik cair dan larutan nutrisi untuk hidroponik yang membantu pertumbuhan tanaman.

Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberi semangat/motivasi kepada petani
untuk mengembangkan unit usaha baru. Bapak Sulaeman juga menyatakan rasa
terimakasihnya terhadap kunjungan Tim PPM serta harapannya agar dapat
membudidayakan BSF dengan memanfaatkan sumberdaya sekitar seperti  limbah ceri kopi
yang masih menjadi masalah bagi petani.

Kegiatan PPM ke Desa Genteng, 5  Juli 2019


Di minggu selanjutnya (05/07/19), Tim PPM mengupayakan sosialisasi tentang BSF kepada
kelompok tani di Desa Genteng, Kec. Sukasari, Kab. Sumedang. Pada kesempatan ini, Tim
PPM berbagi ilmu kepada beberapa kelompok tani yaitu Kelompok Tani Bubuay Jayagiri,
Mekarjaya Sarimulya, dan Jaya Makmur. Kelompok Tani Bubuay Jaya Giri dan Kelompok
Tani Mekarjaya Sarimulya adalah binaan baru SITH ITB yang mulai dirintis. Hal ini
bertujuan untuk memperluas kelompok binaan dari SITH ITB.  Kegiatan ini juga dihadiri
oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Genteng yaitu Bu Endang Rahayu serta
Kelompok Wanita Tani (KWT) Mentari dan Mekar Arum.

Kegiatan PPM ini dimulai pada pukul 13.00-15.00 yang diawali dengan sambutan dari Tim
PPM ITB, dilanjutkan dengan materi tentang budidaya BSF dan produk turunannya
dijelaskan oleh Aldi Nurdiansyah dan Farhan Rohmat.

Dr. Mia Rosmiati juga menjelaskan bahwa kehadiran KWT ini ditujukan agar para ibu rumah
tangga bisa memanfaatkan sampah di rumahnya sebagai bahan baku biokonversi oleh
BSF. Yang paling mudah, KWT dapat mulai dari memisahkan sampah organik dengan
anorganik di tingkat rumah tangga. Produk-produk turunan BSF yang dihasilkan kelompok
tani juga bisa dijual atau dimanfaatkan oleh KWT. Selain itu, beliau memaparkan bahwa
pupuk organik hasil biokonversi BSF bisa menjadi upaya dalam menyuburkan tanah
mengingat penggunaan pupuk kimia saat ini telah menimbulkan kerusakan tanah.
Bu Endang, sebagai Penyuluh Pertanian yang hadir, menyampaikan rasa terimakasih atas
ketersediaan Tim PPM dalam membagikan ilmu yang menurutnya sangat dibutuhkan di
Desa Genteng. Bu Endang berharap minimal mulai ada kelompok tani yang mengupayakan
mengolah sampah dengan BSF untuk menyelesaikan masalah limbah dan menurunkan
ketergantungan petani terhadap pupuk kimia.

“Kebetulan Desa Genteng mendapat program Desa Organik yang mengharuskan praktek
budidaya secara organik. Oleh karena itu, produk turunan BSF ini sangat bermanfaat untuk
dipakai petani sebagai pupuk organik dalam mendukung program dan menurunkan biaya
produksi. Sekarang masih banyak petani yang biasa menggunakan pupuk kimia, terutama
tomat dan cabai. Mudah-mudahan ke depannya semua kelompok tani di Desa Genteng
dapat merubah kebiasaan menggunakan pupuk kimia, diganti dengan pupuk organik. Yang
penting, kita buktikan dulu saja”, jelas Bu Endang.

Selama diskusi, beberapa petani menyampaikan bahwa teknologi yang dipaparkan tim
tentang budidaya BSF ini cukup mudah dilakukan jika dilihat dari ketersediaan bahan
bakunya. Mereka sangat merespon dan berkeinginan untuk mencoba budidaya BSF dan
produk turunannya.  Petani berharap, demonstrasi budidaya BSF dapat segera
dilaksanakan di kegiatan PPM selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai