Anda di halaman 1dari 2

Potensi Besar Maggot dalam Formulasi Ransum Pakan Unggas

Indonesia menghasilkan limbah makanan dengan jumlah melimpah yang perlu dikelola dengan
baik. Limbah makanan ini dapat dimanfaatkan sebagai media tumbuh maggot dalam proses
biokonversi sampah organik menjadi bahan kaya protein.

Maggot yang merupakan larva dari serangga Hermetia illucens atau dikenal dengan black


soldier fly (BSF), sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara seperti di Jerman, Belanda dan
China untuk menghasilkan sumber protein.

Biokonversi tersebut di Indonesia diharapkan dapat bersinergi dengan masalah lingkungan


melalui pengelolaan limbah organik menjadi bahan pakan alternatif pengganti tepung ikan dan
MBM yang lebih murah dan berkelanjutan. Hal itu mengemuka dalam sebuah online
seminar yang diselenggarakan Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI), Kamis
(9/7/2020).

Kegiatan seminar yang keempat kalinya ini menghadirkan narasumber penting di bidangnya,
yakni CEO Biomagg Aminudi, Guru Besar Fapet IPB Prof Dr Dewi A. Astuti dan Prof Dr Sumiati,
Dosen FPIK IPB Dr Ichsan Achmad Fauizi dan Ketua umum GPMT Desianto Budi Utomo. Seminar
dipandu Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako Palu Prof Ir
Burhanudin Sundu MScAg PhD.

Dalam acara tersebut, Sumiati memaparkan tentang berbagai manfaat budi daya maggot,
antara lain mampu mengonversi biomassa berbagai material limbah organik seperti kotoran
hewan, limbah organik perkotaan, kotoran manusia segar, maupun limbah sayuran pasar.
Manfaat berikutnya maggot dapat mereduksi bau potensial limbah sekitar 50-60%, sehingga
dapat mereduksi polusi, bakteri patogen, bau dan populasi lalat rumah dengan mengurangi
kesempatan lalat rumah untuk oviposisi.

“Maggot juga bisa menjadi sumber nutrien karena memiliki kandungan nutrien yang tinggi
(protein, asam amino, lemak, mineral) sebagai pakan ternak,” kata Sumiati.

Ia menunjukkan beberapa penelitian tentang penggunaan maggot dalam ransum unggas.


“Penggunaan maggot sampai 15% sebagai pengganti soya bean meal dan soya bean oil tidak
berefek negatif terhadap digestibility, performa produksi, kualitas karkas dan daging puyuh,”
jelasnya.

Penelitian lain juga menunjukkan, pemberian maggot pada ayam petelur dapat mengangkat


kualitas telur dan menurunkan angka konversi pakan. 

“Substitusi tepung kedelai secara sebagian atau menyeluruh dengan tepung maggot tidak


mempengaruhi asupan pakan, performa produksi, bobot telur dan efisiensi pakan,” kata
Sumiati mengutip sebuah hasil penelitian tentang maggot pada ayam petelur. Dengan
demikian, maggot memiliki potensi untuk digunakan sebagai sumber protein alternatif pada
hewan unggas petelur. (majalahinfovet.com)

Anda mungkin juga menyukai