DIAJUKAN OLEH :
KELOMPOK TANI SEJAHTERA
Latar Belakang
Agribisnis ternak sapi potong di Indonesia sebagian besar masih
merupakan usaha peternakan skala rakyat yang dipelihara secara tradisional
bersama tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Dalam mewujudkan
program pembangunan peternakan secara operasional diawali dengan
pembentukan atau penataan kawasan melalui pendekatan sistem dan usaha
agribisnis. Pengembangan usaha peternakan sapi potong berbasis agroeduwisata
merupakan salah satu konsep yang diharapkan mampu menjawab tantangan dan
tuntutan pembangunan peternakan yaitu meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani.
Sistem Integrasi Tanaman Ternak Bebas Limbah (SITT-BEL) adalah
intensifikasi sistem usahatani melalui pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan secara terpadu. Tujuan pengembangan sistem integrasi tanaman
ternak bebas limbah adalah untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
masyarakat tani serta menerapkan konsep Zero Waste untuk mewujudkan
suksesnya revitalisasi pembangunan pertanian. Komponen usahatani sistem
integrasi tanaman ternak meliputi usaha ternak sapi potong, tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan.
Konsep utama yang akan dikembangkan dalam program Integrated
Farming System sebagai Agroeduwisata oleh kelompok tani sejahtera adalah
menawarkan sarana pengenalan, pendidikan dan pelatihan terutama dalam
Integrasi Pertanian, Peternakan dan Perkebunan yang mengakselerasi terwujudnya
sistem agribisnis yang berdayasaing, memiliki keunggulan kempetitif dan
komparatif, berbasis kerakyatan (pro poor), ramah lingkungan (pro
environtment), berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja baru (pro job).
Konsep usaha Kelompok Tani Sejahtera merupakan bentuk dari
perencanaan strategi kelompok yang meliputi beberapa aspek potensial
diantaranya potensi sumbersaya alam dan potensi sumberdaya manusia, adapun
konsep rumusan tersebut menciptakan beberapa rencana program usaha kelompok
tani diantaranya Program Agribisnis Ternak Sapi Potong, Penerapan Program
SITT-BEL dan Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Agroeduwisata.
Maksud dan Tujuan
1. Pemenuhan kebutuhan daging nasional dalam bentuk usaha agribisnis
ternak sapi potong
2. Penerpan sistem usaha dengan konsep Sistem Integrasi Tanaman Ternak
Bebas Limbah (SITT-BEL)
3. Meningkatkan fungsi kelompoktani sebagai kelas belajar, wahana
kerjasama dan unit produksi.
4. Meningkatkan pendapatan pelaku utama/peternak anggota kelompok tani.
Keunggulan SITT-BEL
Ciri utama integrasi tanaman ternak bebas limbah adalah adanya
sinergisme atau keterkaitan yang saling menguntungkan antara tanaman dan
ternak sehingga dalam penerapannya tidak menyisakan limbah sedikitpun
sehingga lingkunganpun tetap terjaga. Petani memanfaatkan kotoran ternak
sebagai pupuk organik untuk tanamannya, kemudian memanfaatkan limbah
pertanian sebagai pakan ternak. Pada model integrasi tanaman ternak, petani
mengatasi permasalahan ketersediaan pakan dengan memanfaatkan limbah
tanaman seperti jerami padi, jerami jagung, limbah kacang-kacang, dan limbah
pertanian lainnya. Kelebihan dari adanya pemanfaatan limbah adalah disamping
mampu meningkatkan “ketahanan pakan” khususnya pada musim kemarau, juga
mampu menghemat tenaga kerja dalam kegiatan mencari rumput, sehingga
memberi peluang bagi petani untuk meningkatkan jumlah skala pemeliharaan
ternak. Pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk organik disamping mampu
menghemat penggunaan pupuk anorganik, juga sekaligus mampu memperbaiki
struktur dan ketersediaan unsur hara tanah. Dampak ini terlihat dengan
meningkatnya produktivitas lahan.
Penerapan SITT-BEL
Berdasarkan potensi dan kondisi yang ada, maka teknologi yang akan
diintroduksikan diarahkan pada penerapan pola Usahatani dengan konsep
Integrated Farming System, antara lain:
1. Tanaman Pangan dan Hortikultura
SITT-BEL merupakan konsep produksi bersih (cleaner production) untuk
menghasilkan usahatani tanpa limbah (zero waste) karena limbah peternakan
digunakan sebagai sumber pupuk organik untuk tanaman pangan dan hortikultura
serta sebagai sumber energi (biogas). Sedangkan limbah pertanian digunakan
untuk pakan ternak dan juga sebagai sumber pupuk organik.
2. Penggemukan Sapi potong
Penggemukan sapi potong dengan konsep zero waste menekankan pada
konsep usaha ramah lingkungan, aliran limbah ternak didesain sedemikian rupa.
Sumber bahan pakan yang digunakan adalah serba limbah, yaitu mulai dari jerami
(padi, jagung, kacang-kacangan, dedaunan dll) sebagai pakan dasar dan pakan
penguatnya terdiri dari dedak padi, tongkol jagung, dll yang selama ini belum
dimanfaatkan.
3. Produksi Kompos
Sapi dewasa dapat menghasilkan kotoran basah 4-5 ton/tahun. Kotoran
diolah menjadi kompos, akan dihasilkan 2-2,5 ton kompos/ekor sapi/tahun.
Kompos yang dihasilkan dapat digunakan (dikembalikan) ke lahan
pertanian/perkebunan atau di jual. Apabila kompos digunakan sebagai pupuk,
maka akan memperbaiki sifat fisik tanah dan sekaligus akan mengurangi
penggunaan pupuk kimia yang harganya relatif mahal.
4. Teknologi Tepat Guna (Biogas)
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh bakteri apabila bahan organik
mengalami proses fermentasi dalam reaktor (Boidigester) dalam kondisi anaerob
(tanpa udara). Kotoran ternak menghasilkan gas metan sebagai sumber energi
untuk memasak sehingga secara ekonomi sangat menguntungkan, disisi lain
lingkungan akan tetap terjaga, kemudia bio-slurry dari biogas dapat langsung
dimanfaatkan pada lahan pertanian maupun perkebunan sehingga biogas menjadi
salah satu elemen penting dalam konsep SITT-BEL.
Potensi Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca melalui SITT-BEL
Peternakan adalah salah satu sektor yang berkontribusi dalam peningkatan
Gas Rumah Kaca yang berasal dari Enteric Fermentation dan Manure
Management, kondisi tersebut diperkirakan memberikan kontribusi sebesar 12%
terhadap total emisi gas rumah kaca nasional. Emisi gas rumah kaca dihitung dari
emisi gas metana yang berasal dari Enteric Fermentation dan Manure
Management yang dihasilkan dari pengelolaan kotoran ternak.
Sistem Integrasi Tanaman Ternak Bebas Limbah (SITT-BEL)
menawarkan konsep Zero Waste dimana limbah dari usaha peternakan
dimanfaatkan menjadi sumber energi ramah lingkungan. Teknologi yang
ditawarkan dalam konsep ini adalah Teknologi Biogas. Kotoran ternak
mengandung unsur metan (CH4) jika tidak dikelola maka metan akan sampai pada
atmosfer bumi sehingga dalam implikasinya metan menjadi salah satu penyebab
peningkatan efek gas rumah kaca.
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh bakteri apabila bahan organik
mengalami proses fermentasi dalam reaktor (Boidigester) dalam kondisi anaerob
(tanpa udara). Reaktor yang dipergunakan untuk menghasilkan biogas umumnya
disebut Digester atau Biodigester karena ditempat ini bakteri akan tumbuh dan
berkembang dengan mencerna bahan-bahan organik. Untuk mendapatkan hasil
dalam jumlah maupun kualitas yang baik maka suhu Digester perlu diatur agar
bakteri tersebut dapat berkembang dengan baik.
Gas metan yang dihasilkan akan dialirkan pada pipa instalasi yang
bermuara pada selang aliran gas ke kompor. Pada penerapannya gas metan akan
digunakan sebagai energi untuk memasak sehingga gas metan yang dihasilkan
melalui biogas akan terbakar, teori inilah yang mengarah pada pemanfaatan gas
metan sebagai energi agar tidak menyebabkan gas rumah kaca. Apabila kotoran
tidak dimanfaatkan pada biogas makan gas metan akan bebas ke atmosfer bumi
sehingga menyebabkan efek gas rumah kaca namun apabila kotoran ternak
dijadikan sumber energi dalam biogas makan gas metan akan terbakar dan lenyap
dan menjadi sumber energi memasak.
C. PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN KONSEP
AGROEDUWISATA
Pertanian berkelanjutan mengintegrasikan berbagai aspek sebagai suatu
sistem. Dimensi sosial, lingkungan alam dan manusia merupakan aspek utama
dalam pertanian berkelanjutan. Aspek lingkungan alam disediakan oleh alam dan
manusia mencakup subyek/pihak-pihak terkait memberikan peluang bagi
pengembangan agroeduwisata sebagai salah satu upaya peningkatan ekonomi
masyarakat.
Pengembangan agroeduwisata berbasis pemberdayaan masyarakat
dimaksudkan pola pembinaan masyarakat tani yang menempatkan agroeduwisata
sebagai pemberdayaan masyarakat tani untuk dapat memperoleh nilai tambah baik
dari sisi hasil pertanian, peternakan, perkebunan maupun hasil kunjungan
wisatawan edukasi/pelatihan. Beberapa konsep pemberdayaan masyarakat melalui
Agroeduwisata antara lain:
1. Pemberdayaan Masyarakat melalui Agroeduwisata Pertanian
Pada bidang usaha pertanian ada beberapa kelompok usaha yang
dijalankan dan diarahkan pada konsep edukasi masyarakat meliputi aspek
teori dan praktik pada usaha di sektor tanaman pangan dan hortikultura
serta rencana dalam pengembangan Hidroponik oleh kelompok. Rencana
konsep pemberdayaan melalui pelatihan pertanian ini diarahkan pada teori
dan praktik lengkap dari penyiapan lahan hingga ke pengolahan hasil dan
pemasaran.
2. Pemberdayaan Masyarakat melalui Agroeduwisata Peternakan
Pada bidang usaha peternakan ada beberapa kelompok usaha yang
dijalankan dan diarahkan pada konsep edukasi masyarakat tani meliputi
aspek teori dan praktik pada usaha bisnis & pemeliharaan ternak sapi
potong, pengolahan limbah dengan konsep Zero Waste, peran teknologi
biogas sebagai sumber energi dan reduksi emisi gas rumah kaca, dan
pengenalan konsep Sistem Integrasi Tanaman Ternak Bebas Limbah
(SITT-BEL). Masyarakat tani akan diarahakan pada teori dan praktik
secara komprehensif tentang dunia peternakan saat ini khususnya untuk
komoditas sapi potong.
SIMPULAN
1. Kelompok Tani Sejahtera berkontribusi dan mendukung penuh program
Pemerintah swasembada pangan 2045 melalui rencana program agribisnis
ternak sapi potong, program penerapan Sistem Integrasi Tanaman Ternak
Bebas Limbah (SITT-BEL), dan program pemberdayaan masyarakat melalui
agroeduwisata.
2. Program pengembangan agribisnis ternak sapi potong merupakan salah satu
konsep yang diharapkan mampu menjawab tantangan dan tuntutan
pembangunan dunia peternakan yaitu pemenuhan kebutuhan daging nasional
serta diharapkan mampu meningkatkan pendapatan dan mensejahterakan
petani.
3. Penerapan program Sistem Integrasi Tanaman Ternak Bebas Limbah (SITT-
BEL) dimaksudkan sebagai upaya intensifikasi sistem usahatani melalui
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara terpadu dalam upaya
mengurangi pencemaran lingkungan yang dihasilkan.
4. Program pemberdayaan masyarakat melalui konsep agroeduwisata adalah
sebagai upaya dalam meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan
SDM pertanian disamping sebagai media pembelajaran dan pelatihan yang
dikemas dalam bentuk wisata edukasi.
Profil Kelompok Tani “SEJAHTERA”
BENDAHARA SEKRETARIS
MAMAT RUHIMAT CUCUP SUPRIATNA
SEKSI-SEKSI
PETERNAKAN PENGADAAN
HORTIKULTURA
PERKEBUNAN
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK TANI SEJAHTERA