Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL

USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG


BERBASIS AGROEDUWISATA

DIAJUKAN OLEH :
KELOMPOK TANI SEJAHTERA

Kp. Sumur Desa Buniwangi Kecamatan Gegerbitung


Kabupaten Sukabumi 43197
 
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Agribisnis ternak sapi potong di Indonesia sebagian besar masih
merupakan usaha peternakan skala rakyat yang dipelihara secara tradisional
bersama tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Dalam mewujudkan
program pembangunan peternakan secara operasional diawali dengan
pembentukan atau penataan kawasan melalui pendekatan sistem dan usaha
agribisnis. Pengembangan usaha peternakan sapi potong berbasis agroeduwisata
merupakan salah satu konsep yang diharapkan mampu menjawab tantangan dan
tuntutan pembangunan peternakan yaitu meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani.
Sistem Integrasi Tanaman Ternak Bebas Limbah (SITT-BEL) adalah
intensifikasi sistem usahatani melalui pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan secara terpadu. Tujuan pengembangan sistem integrasi tanaman
ternak bebas limbah adalah untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
masyarakat tani serta menerapkan konsep Zero Waste untuk mewujudkan
suksesnya revitalisasi pembangunan pertanian. Komponen usahatani sistem
integrasi tanaman ternak meliputi usaha ternak sapi potong, tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan.
Konsep utama yang akan dikembangkan dalam program Integrated
Farming System sebagai Agroeduwisata oleh kelompok tani sejahtera adalah
menawarkan sarana pengenalan, pendidikan dan pelatihan terutama dalam
Integrasi Pertanian, Peternakan dan Perkebunan yang mengakselerasi terwujudnya
sistem agribisnis yang berdayasaing, memiliki keunggulan kempetitif dan
komparatif, berbasis kerakyatan (pro poor), ramah lingkungan (pro
environtment), berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja baru (pro job).
Konsep usaha Kelompok Tani Sejahtera merupakan bentuk dari
perencanaan strategi kelompok yang meliputi beberapa aspek potensial
diantaranya potensi sumbersaya alam dan potensi sumberdaya manusia, adapun
konsep rumusan tersebut menciptakan beberapa rencana program usaha kelompok
tani diantaranya Program Agribisnis Ternak Sapi Potong, Penerapan Program
SITT-BEL dan Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Agroeduwisata.
Maksud dan Tujuan
1. Pemenuhan kebutuhan daging nasional dalam bentuk usaha agribisnis
ternak sapi potong
2. Penerpan sistem usaha dengan konsep Sistem Integrasi Tanaman Ternak
Bebas Limbah (SITT-BEL)
3. Meningkatkan fungsi kelompoktani sebagai kelas belajar, wahana
kerjasama dan unit produksi.
4. Meningkatkan pendapatan pelaku utama/peternak anggota kelompok tani.

Hasil yang Diharapkan


1. Terpenuhinya kebutuhan daging nasional melalui usaha agribisnis ternak
sapi potong
2. Terealisasinya penerapan sistem usaha dengan konsep Sistem Integrasi
Tanaman Ternak Bebas Limbah (SITT-BEL)
3. Terciptanya kelompok tani sebagai kelas belajar, wahana kerjasama, dan
unit produksi
4. Meningkatnya pendapatan pelaku utama/peternak anggota kelompok tani.
RENCANA PROGRAM KELOMPOK

A. PROGRAM AGRIBISNIS TERNAK SAPI POTONG


Lokasi Usaha
Agribisnis ternak sapi potong Kelompok Tani “Sejahtera” ini akan
dilaksanakan terpusat pada satu wilayah di Kampung Sumur Desa Buniwangi
Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Lokasi ini terletak di
lahan anggota dengan daya dukung lokasi yang luar biasa berupa akses jalan yang
cukup untuk kendaraan, air dari sumur bor, ketersediaan sarana listrik, tidak
terlalu jauh dengan pemukiman warga, lokasi Integrated Farming System di
lokasi berbukit sehingga terlihat jelas pemandangan gunung gede pangrango.
Tidak jauh dari lokasi usaha juga terdapat area persawahan, hutan dan kebun
rakyat yang memungkinkan pemanfaatan limbah-limbah pertanian untuk pakan.
Ketersediaan rumput juga terjamin oleh adanya rumput alam dan lahan-lahan
penanaman rumput kurang lebih 1,5 Ha yang telah ditanami rumput gajah dan
odot dll sebagai cadangan pakan di musim kemarau.
Strategi dan Sistem Usaha
Kelompok Ternak Trijaya akan menggunakan system strategi usaha
dengan dengan Pola Kolatratek (Kolaborasi Tradisonal dan Teknologi). Pola ini
merupakan pola yang mengacu kepada kebiasaan peternak tradisional yang secara
turun-temurun mereka lakukan di masyarakat dipadukan dengan pembinaan
secara teknologi agar hasil yang dicapai memuaskan, maka dengan menggunakan
pola ini akan ada istilah Peternak Inti dan peternak Plasma sehingga hubungan
kedua pihak tidak terputus selama peternak tradisional masuk dalam pola ini.
Mengacu pada cita-cita pemerintah untuk melakukan swasembada
pangan tahun 2045 khususnya daging, maka usaha yang ideal untuk mencapai
tujuan itu adalah agribisnis ternak sapi potong berbasis agroeduwisata. Oleh
karena itu dibutuhkan modal untuk menunjang strategi yang dapat dijalankan
melalui Program Agribisnis Ternak Sapi Potong, Penerapan Program Sistem
Integrasi Tanaman Ternak Bebas Limbah (SITT-BEL) dan Program
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Agroeduwisata. Program ini sesuai dengan
kondisi Sumberdaya Alam dan Sumberdaya Manusia. Sistem usaha yang akan
dipakai adalah sistem bagi hasil antara peternak dan kelompok melalui
mekanisme yang saling menguntungkan untuk continuitas usaha kelompok.
Sistem keuntungan usaha dibagi berdasarkan persentase-persentase pemasukan
hasil usaha kemudian dipersentasekan untuk kebutuhan modal usaha kelompok
yang telah ditetapkan.
Proses Penguatan dan Teknologi Pakan
Jenis sapi potong utama yang dipelihara adalah Peranakan Ongole (PO),
Sapi Limousin dan Sapi Lokal. Pemilihan jenis sapi tersebut terutama karena
alasan kemudahan penanganannya dan alasan lain karena kualitas daging dusukai
masyarakat dan daya tahan ternak terhadap serangan penyakit.
Adapun teknologi pakan yang akan dipakai adalah teknologi tepat guna
ekonomis dengan memanfaatkan sumberdaya alam sekitar dan suplementasi
Probiotik untuk meningkatkan konsumsi pakan sapi dan meningkatkan daya
konversi pakan menjadi daging, serta pemberian konsentrat.
Fasiltasi Produksi dan Peralatan Usaha
Faslitas pemeliharaan sapi potong yang utama adalah Kandang, listrik,
sumur bor, penncacah rumput (Chooper), fasilitas lain berupa saung pertemuan
dan pelatihan. Saat ini usaha tani ternak sapi potong yang dilaksanakan oleh
kelompok, sudah dipusatkan pada satu lokasi (kawasan peternakan). Adapun
fasilitas fisik produksi yang diperlukan secara umum terdiri dari peralatan
teknologi dan pemberian pakan serta peralatan pengolahan limbah. Untuk
peralatan teknologi penunjang berupa timbangan digital dll, kemudian kelompok
akan mengusahakan fasilitas mesin pengolah pakan, serta untuk pengolahan
limbah harapan kelompok adanya Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) dan
biogas sebagai media belajar sekaligus sumber energi terbarukan.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja pengelola usaha ini adalah anggota kelompok. Tenaga kerja
ini akan ditempatkan pada empat kelompok pekerjaan yang diperlukan untuk
membangun usaha yaitu sanitasi kandang dan pemberian pakan, pengumpulan
bahan-bahan pakan, pengolahan pakan (pabrik) dan pengolah limbah (produksi
pupuk organik cair dan padat).
B. PENERAPAN PROGRAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK
BEBAS LIMBAH (SITT-BEL)
Apa itu SITT-BEL
Sistem Integrasi Tanaman Ternak Bebas Limbah adalah intensifikasi
sistem usahatani melalui pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara
terpadu dengan komponen ternak sebagai bagian kegiatan usaha. Tujuan
pengembangan sistem integrasi tanaman ternak bebas limbah adalah untuk
meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat serta menerapkan
konsep Zero Waste untuk mewujudkan suksesnya revitalisasi pembangunan
pertanian. Komponen usahatani sistem integrasi tanaman ternak meliputi usaha
ternak sapi potong, tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan perikanan.
Limbah ternak diproses menjadi kompos & pupuk organik granuler serta biogas;
limbah pertanian diproses menjadi pakan. Gas-bio dimanfaatkan untuk keperluan
memasak, sedangkan limbah biogas yang berupa padatan dimanfaatkan menjadi
kompos dan bahan campuran pakan sapi & ikan, dan yang berupa cairan
dimanfaatkan menjadi pupuk cair untuk tanaman sayuran dan ikan.

Keunggulan SITT-BEL
Ciri utama integrasi tanaman ternak bebas limbah adalah adanya
sinergisme atau keterkaitan yang saling menguntungkan antara tanaman dan
ternak sehingga dalam penerapannya tidak menyisakan limbah sedikitpun
sehingga lingkunganpun tetap terjaga. Petani memanfaatkan kotoran ternak
sebagai pupuk organik untuk tanamannya, kemudian memanfaatkan limbah
pertanian sebagai pakan ternak. Pada model integrasi tanaman ternak, petani
mengatasi permasalahan ketersediaan pakan dengan memanfaatkan limbah
tanaman seperti jerami padi, jerami jagung, limbah kacang-kacang, dan limbah
pertanian lainnya. Kelebihan dari adanya pemanfaatan limbah adalah disamping
mampu meningkatkan “ketahanan pakan” khususnya pada musim kemarau, juga
mampu menghemat tenaga kerja dalam kegiatan mencari rumput, sehingga
memberi peluang bagi petani untuk meningkatkan jumlah skala pemeliharaan
ternak. Pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk organik disamping mampu
menghemat penggunaan pupuk anorganik, juga sekaligus mampu memperbaiki
struktur dan ketersediaan unsur hara tanah. Dampak ini terlihat dengan
meningkatnya produktivitas lahan.

 Penerapan SITT-BEL
Berdasarkan potensi dan kondisi yang ada, maka teknologi yang akan
diintroduksikan diarahkan pada penerapan pola Usahatani dengan konsep
Integrated Farming System, antara lain:
1. Tanaman Pangan dan Hortikultura
SITT-BEL merupakan konsep produksi bersih (cleaner production) untuk
menghasilkan usahatani tanpa limbah (zero waste) karena limbah peternakan
digunakan sebagai sumber pupuk organik untuk tanaman pangan dan hortikultura
serta sebagai sumber energi (biogas). Sedangkan limbah pertanian digunakan
untuk pakan ternak dan juga sebagai sumber pupuk organik.
2.   Penggemukan Sapi potong
Penggemukan sapi potong dengan konsep zero waste menekankan pada
konsep usaha ramah lingkungan, aliran limbah ternak didesain sedemikian rupa.
Sumber bahan pakan yang digunakan adalah serba limbah, yaitu mulai dari jerami
(padi, jagung, kacang-kacangan, dedaunan dll) sebagai pakan dasar dan pakan
penguatnya terdiri dari dedak padi, tongkol jagung, dll yang selama ini belum
dimanfaatkan.
3.   Produksi Kompos
Sapi dewasa dapat menghasilkan kotoran basah 4-5 ton/tahun. Kotoran
diolah menjadi kompos, akan dihasilkan 2-2,5 ton kompos/ekor sapi/tahun.
Kompos yang dihasilkan dapat digunakan (dikembalikan) ke lahan
pertanian/perkebunan atau di jual. Apabila kompos digunakan sebagai pupuk,
maka akan memperbaiki sifat fisik tanah dan sekaligus akan mengurangi
penggunaan pupuk kimia yang harganya relatif mahal.
4. Teknologi Tepat Guna (Biogas)
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh bakteri apabila bahan organik
mengalami proses fermentasi dalam reaktor (Boidigester) dalam kondisi anaerob
(tanpa udara). Kotoran ternak menghasilkan gas metan sebagai sumber energi
untuk memasak sehingga secara ekonomi sangat menguntungkan, disisi lain
lingkungan akan tetap terjaga, kemudia bio-slurry dari biogas dapat langsung
dimanfaatkan pada lahan pertanian maupun perkebunan sehingga biogas menjadi
salah satu elemen penting dalam konsep SITT-BEL.
Potensi Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca melalui SITT-BEL
Peternakan adalah salah satu sektor yang berkontribusi dalam peningkatan
Gas Rumah Kaca yang berasal dari Enteric Fermentation dan Manure
Management, kondisi tersebut diperkirakan memberikan kontribusi sebesar 12%
terhadap total emisi gas rumah kaca nasional. Emisi gas rumah kaca dihitung dari
emisi gas metana yang berasal dari Enteric Fermentation dan Manure
Management yang dihasilkan dari pengelolaan kotoran ternak.
Sistem Integrasi Tanaman Ternak Bebas Limbah (SITT-BEL)
menawarkan konsep Zero Waste dimana limbah dari usaha peternakan
dimanfaatkan menjadi sumber energi ramah lingkungan. Teknologi yang
ditawarkan dalam konsep ini adalah Teknologi Biogas. Kotoran ternak
mengandung unsur metan (CH4) jika tidak dikelola maka metan akan sampai pada
atmosfer bumi sehingga dalam implikasinya metan menjadi salah satu penyebab
peningkatan efek gas rumah kaca.
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh bakteri apabila bahan organik
mengalami proses fermentasi dalam reaktor (Boidigester) dalam kondisi anaerob
(tanpa udara). Reaktor yang dipergunakan untuk menghasilkan biogas umumnya
disebut Digester atau Biodigester karena ditempat ini bakteri akan tumbuh dan
berkembang dengan mencerna bahan-bahan organik. Untuk mendapatkan hasil
dalam jumlah maupun kualitas yang baik maka suhu Digester perlu diatur agar
bakteri tersebut dapat berkembang dengan baik.
Gas metan yang dihasilkan akan dialirkan pada pipa instalasi yang
bermuara pada selang aliran gas ke kompor. Pada penerapannya gas metan akan
digunakan sebagai energi untuk memasak sehingga gas metan yang dihasilkan
melalui biogas akan terbakar, teori inilah yang mengarah pada pemanfaatan gas
metan sebagai energi agar tidak menyebabkan gas rumah kaca. Apabila kotoran
tidak dimanfaatkan pada biogas makan gas metan akan bebas ke atmosfer bumi
sehingga menyebabkan efek gas rumah kaca namun apabila kotoran ternak
dijadikan sumber energi dalam biogas makan gas metan akan terbakar dan lenyap
dan menjadi sumber energi memasak.
C. PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN KONSEP
AGROEDUWISATA
Pertanian berkelanjutan mengintegrasikan berbagai aspek sebagai suatu
sistem. Dimensi sosial, lingkungan alam dan manusia merupakan aspek utama
dalam pertanian berkelanjutan. Aspek lingkungan alam disediakan oleh alam dan
manusia mencakup subyek/pihak-pihak terkait memberikan peluang bagi
pengembangan agroeduwisata sebagai salah satu upaya peningkatan ekonomi
masyarakat.
Pengembangan agroeduwisata berbasis pemberdayaan masyarakat
dimaksudkan pola pembinaan masyarakat tani yang menempatkan agroeduwisata
sebagai pemberdayaan masyarakat tani untuk dapat memperoleh nilai tambah baik
dari sisi hasil pertanian, peternakan, perkebunan maupun hasil kunjungan
wisatawan edukasi/pelatihan. Beberapa konsep pemberdayaan masyarakat melalui
Agroeduwisata antara lain:
1. Pemberdayaan Masyarakat melalui Agroeduwisata Pertanian
Pada bidang usaha pertanian ada beberapa kelompok usaha yang
dijalankan dan diarahkan pada konsep edukasi masyarakat meliputi aspek
teori dan praktik pada usaha di sektor tanaman pangan dan hortikultura
serta rencana dalam pengembangan Hidroponik oleh kelompok. Rencana
konsep pemberdayaan melalui pelatihan pertanian ini diarahkan pada teori
dan praktik lengkap dari penyiapan lahan hingga ke pengolahan hasil dan
pemasaran.
2. Pemberdayaan Masyarakat melalui Agroeduwisata Peternakan
Pada bidang usaha peternakan ada beberapa kelompok usaha yang
dijalankan dan diarahkan pada konsep edukasi masyarakat tani meliputi
aspek teori dan praktik pada usaha bisnis & pemeliharaan ternak sapi
potong, pengolahan limbah dengan konsep Zero Waste, peran teknologi
biogas sebagai sumber energi dan reduksi emisi gas rumah kaca, dan
pengenalan konsep Sistem Integrasi Tanaman Ternak Bebas Limbah
(SITT-BEL). Masyarakat tani akan diarahakan pada teori dan praktik
secara komprehensif tentang dunia peternakan saat ini khususnya untuk
komoditas sapi potong.
SIMPULAN
1. Kelompok Tani Sejahtera berkontribusi dan mendukung penuh program
Pemerintah swasembada pangan 2045 melalui rencana program agribisnis
ternak sapi potong, program penerapan Sistem Integrasi Tanaman Ternak
Bebas Limbah (SITT-BEL), dan program pemberdayaan masyarakat melalui
agroeduwisata.
2. Program pengembangan agribisnis ternak sapi potong merupakan salah satu
konsep yang diharapkan mampu menjawab tantangan dan tuntutan
pembangunan dunia peternakan yaitu pemenuhan kebutuhan daging nasional
serta diharapkan mampu meningkatkan pendapatan dan mensejahterakan
petani.
3. Penerapan program Sistem Integrasi Tanaman Ternak Bebas Limbah (SITT-
BEL) dimaksudkan sebagai upaya intensifikasi sistem usahatani melalui
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara terpadu dalam upaya
mengurangi pencemaran lingkungan yang dihasilkan.
4. Program pemberdayaan masyarakat melalui konsep agroeduwisata adalah
sebagai upaya dalam meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan
SDM pertanian disamping sebagai media pembelajaran dan pelatihan yang
dikemas dalam bentuk wisata edukasi.
Profil Kelompok Tani “SEJAHTERA”

Nama Kelompok : Sejahtera


Alamat
Kampung : Sumur
RT/RW : 15/05
Desa : Buniwangi
Kecamatan : Gegerbitung
Kabupaten : Sukabumi
Tahun berdiri : 2005
Kelas poktan : Lanjut
Nama Pengurus
Ketua : Dayat Hidayat
No Hp : 085722537726
Sekretaris : Cucup Supriatna
No Hp : 08888372511
Bendahara : Mamat Ruhimat
No Hp : 085659131666
Luas areal garapan : 2 Ha Pesawahan
: 13 ha lahan darat
Jumlah anggota kelompok : 30 Orang
STRUKTUR ORGANISASI
KELOMPOK TANI SEJAHTERA

PENASEHAT KETUA PENASEHAT


KEPALA DESA D. HIDAYAT MUSTAWAN
BUNIWANGI

BENDAHARA SEKRETARIS
MAMAT RUHIMAT CUCUP SUPRIATNA

SEKSI-SEKSI

USAHA SAPRODI PEMASARAN

PETERNAKAN PENGADAAN

TANAMAN PANGAN PENYALURAN

HORTIKULTURA

PERKEBUNAN
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK TANI SEJAHTERA

No. Nama Petani Jabatan Alamat


1 Dayat Hidayat Ketua Kp. Sumur RT 15/RW 05
2 Cucup Supriatna Sekretaris Kp. Sumur RT 15/RW 05
3 Mamat Ruhimat Bendahara Kp. Sumur RT 15/RW 05
4 Widi Anggota Kp. Sumur RT 15/RW 05
5 Kosasih Anggota Kp. Sumur RT 15/RW 05
6 Deden Anggota Kp. Sumur RT 15/RW 05
7 Maman Anggota Kp. Sumur RT 15/RW 05
8 Sahidin Anggota Kp. Sumur RT 15/RW 05
9 Sandi Anggota Kp. Sumur RT 15/RW 05
10 Arman Maulana Anggota Kp. Sumur RT 15/RW 05
11 Asep Nurjaman Anggota Kp. Sumur RT 15/RW 05
12 Deden Kaelani Anggota Kp. Sumur RT 15/RW 05
13 Eti Suhaeti Anggota Kp. Sumur RT 15/RW 05
14 Idung Anggota Kp. Sumur RT 15/RW 05
15 Ilham Anggota Kp. Sumur RT 15/RW 05
16 Junaedi Anggota Kp. Sumur RT 15/RW 05
17 Marpudin Anggota Kp. Sumur RT 14/RW 05
18 Momon Anggota Kp. Sumur RT 14/RW 05
19 M. Hasanudin Anggota Kp. Sumur RT 14/RW 05
20 Muslim Jenal M Anggota Kp. Sumur RT 14/RW 05
21 Ojoy Anggota Kp. Sumur RT 14/RW 05
22 Onik Suherman Anggota Kp. Sumur RT 14/RW 05
23 Suhandi Anggota Kp. Sumur RT 14/RW 05
24 Sukrat Anggota Kp. Sumur RT 14/RW 05
25 Sulaeman Anggota Kp. Sumur RT 15/RW 05
26 Suratman Anggota Kp. Sumur RT 15/RW 05
27 Sutisna Anggota Kp. Sumur RT 14/RW 05
28 Udin Samsudin Anggota Kp. Sumur RT 14/RW 05
29 Wahyu Anggota Kp. Sumur RT 14/RW 05
30 Yayan Suryana Anggota Kp. Sumur RT 15/RW 05
Foto KTP Pengurus Kelompok Tani Sejahtera
Buku Rekening Kelompok Tani Sejahtera
NPWP Kelompok Tani Sejahtera
Dokumentasi Kelompok

Lingkungan Perkandangan Kandang Pemeliharaan

Saung Pertemuan Kelompok Instalasi Biogas

Lahan Perkebunan Tanaman Pertanian dan Perkebunan


Pertemuan Kelompok Kunjungan Mahasiswa

Pemeliharaan dan Perawatan Ternak Manajemen Kesehatan Ternak

Pemasaran Ternak Pengiriman Ternak


SK Pengukuhan Kelompok Tani Sejahtera
AD/ART Kelompok Tani Sejahtera

Anda mungkin juga menyukai