Anda di halaman 1dari 5

SEMINAR PROPOSAL

Oleh :
SICHAL MARSELINO PUTRA SENGKEY
17041104173

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2021

i
ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri peternakan sapi potong merupakan basis ekonomi yang berpotensi


tinggi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas (growth with
equity) yang sejauh ini belum dikembangkan secara optimal. Sumber pertumbuhan
industri sapi potong bersumber dari sisi permintaan maupun penawaran. Dari sisi
permintaan, produk industri sapi potong ditentukan oleh faktor tingkat pendapatan,
jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, semakin banyaknya jumlah penduduk
kelas menengah atas, fenomena urbanisasi dan segmentasi pasar, serta
meningkatnya pengetahuan gizi masyarakat. Komoditas daging sapi merupakan
salah satu bahan pangan asal ternak yang kaya akan protein, zat besi, dan beberapa
vitamin penting terutama vitamin B. Produk berbasis daging sapi potong tergolong
produk dengan nilai tinggi (high value products), maka semakin tinggi pendapatan
per kapita, semakin tinggi pula permintaan terhadap komoditas dan produk-produk
berbasis sapi potong

Sistem integrasi merupakan penerapan usaha tani terpadu melalui


pendekatan low external input antara ternak sapi dan tanaman. Sistem ini sangat
menguntungkan karena ternak dapat memanfaatkan rumput dan hijauan pakan
yang tumbuh liar jerami atau limbah pertanian sebagai pakan, selain menghasilkan
kotoran sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah. Sistem
integrasi juga dapat menambah pendapatan rumah tangga dengan mengolah
kotoran sapi menjadi kompos. Pupuk kompos selanjutnya dapat dijual
kepadapetani lain atau masyarakat yang membutuhkannya. Usaha tani integrasi
menerapkan pendekatan sistem dalam satu kesatuan daur produksi.

Pengembangan usaha ternak sapi yang dilakukan secara terintegrasi dengan


tanaman perkebunan belum dilakukan semua petani. Sebagian petani telah
menerapkan sistem integrasi ternak dan kebun dengan cara tradisional, sedangkan
sebagian yang lain masih menerapkan usaha perkebunan tanpa integrasi ternak
karena keterbatasan pendampingan, diseminasi teknologi, dan rendahnya adopsi
teknologi.

1
Di Sulawesi Utara, sapi dipelihara secara terpadu dengan tanaman, yang
dikenal dengan sistem integrasi tanaman ternak (integrated farming system). usaha
temak sapi tanaman dapat memberikan dampak budi daya, sosial, dan ekonomi
yang positif. Potensi ketersediaan pakan dari limbah tanaman cukup besar
sepanjang tahun 63 sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap pakan
dari luar dan menjamin keberianjutan usaha ternak

Kecamatan tompaso barat dengan jumlah penduduk 9037 jiwa dengan luas
wilayah 16.62 km2 dengan populasi ternak sapi potong 3021 dan memiliki lahan
perkebunan dan persawahan yang masing-masingnya dapat dikembangkan dalam
upaya peningkatan produksi pertanian dan peternakan. pola integrasi ternak
dengan tanaman pangan atau crop-livestock system (CLS) mampu menjamin
keberlanjutan produktivitas lahan melalui kelestarian Sumber daya alam yang ada.

2
3

Anda mungkin juga menyukai