SKRIPSI
OLEH :
NPM :
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
11
Pendekatan kelompok dipandang lebih efisien dan dapat menjadi media
untuk terjadinya proses belajar dan berinteraksi dari para peternak, sehingga
diharapkan terjadi perubahan perilaku peternak ke arah yang lebih baik atau
berkualitas (Shomad & Agistiya, 2021). Dengan demikian kelompok ternak
memiliki kedudukan strategis di dalam mewujudkan peternak yang berkualitas.
Peternak yang berkualitas antara lain dicirikan oleh adanya kemandirian dan
ketangguhan dalam berusaha ternak, sehingga memiliki keberdayaan.
Keberdayaan peternak ini dipersonifikasikan sebagai pelaku usaha tani
ternak yang berkualitas. Ternak sapi mempunyai Kinerja yang cukup penting
bagi peternak sebagai penghasil pupuk kandang, tenaga pengolah lahan,
pemanfaatan limbah perternakan dan sebagai sumber pendapatan. Sapi potong
mempunyai fungsi sosial yang penting di masyarakat sehingga merupakan
komoditas yang sangat penting untuk dikembangkan (Amam et al., 2019).
Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan akan konsumsi
daging indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Peluang usaha berternak
sapi potong sangat menjanjikan karena dengan melihat peningkatannya
permintaan bahan makanan yang berasal dari hewan sebagai sumber protein
hewani khususnya daging.
Ternak sapi biasanya menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama
sebagai bahan makanan berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya seperti
pupuk kandang, kompos, biogas, kulit, tulang dan lain sebagainnya (Amam &
Harsita, 2019a). Untuk membuat proyeksi permintaan daging sapi nasional
berdasarkan kategori penduduk golongan menengah, menengah atas, dan atas.
Maka diambil kelompok penduduk dengan pengeluaran per kapita
Rp.750.000,- s.d. lebih dari Rp.1.500.000. Dengan tingkat pertumbuhan
konsumsi daging sapi rata-rata 7% dan tingkat pertumbuhan penduduk 1,23%
(Sri Rahayu dkk, 2019). Secara keseluruhan maka total permintaan daging sapi
rumah tangga Indonesia mencapai angka + 679.888 ton.
Meskipun demikian perlu diperhatikan bahwa konsumsi daging sapi
tersebut bisa jadi adalah daging sapi dalam bentuk daging segar, maupun
produk olahan daging yang dikonsumsi melalui sentra produksi seperti
12
HoReKa, serta Industri RT dan Industri Besar. Demikian juga berdasarkan asal
produk lokal maupun impornya, karena jika di kategorikan berdasarkan
kategori potongan daging yang dikonsumsi maka proporsi konsumsi
berdasarkan urutan terbesar sampai terkecil adalah; Daging sapi olahan
(kornet/sosis/bakso/lainnya) sebesar 31,49%; potongan primer (26,30%);
jeroan (14%); potongan sekunder (11,18%); daging variasi (9,53%); dan kulit
(7,5%) (Amam et al., 2019) Program Swasembada daging sapi tahun 2022
merupakan salah satu program prioritas pemerintah dalam lima tahun kedepan
untuk mewujudkan ketahanan pangan atas ternak berbasis sumberdaya lokal.
Pencapaian Swasembada daging sapi merupakan tantangan. Pada tahun
2021 impor daging mencapai 70 ribu ton dan sapi bakalan setara dengan 250,8
ribu ton daging (Amam & Harsita, 2019b). Pengembangan ternak sapi tentunya
tidak terlepas dari Kinerjaan kelompok tani ternak dalam mengupayakan
ternaknya agar mendapat nilai tambah serta efisien dalam pengelolaannya.
Upaya yang perlu dikembangkan dalam membina dan memantapkan
kelompok peternak adalah kelembagaan kelompok peternak. Besar kecilnya
keuntungan yang diperoleh peternak sapi ditentukan oleh besarnya biaya
produksi terutama banyaknya biaya untuk membeli pakan ternak (hijauan,
konsentrat,dll) (Solikin et al., 2022). Dalam usaha ternak sapi potong biaya
penyediaan pakan mencapai 60-80 persen dari total biaya eseluruhan.
Ketersediaan pakan hijauan yang terbatas pada musim tertentu harus dicarikan
solusi, sehingga kebutuhan serat masih tercukupi (Solikin et al., 2022). Untuk
itu diperlukan pendekatan yang efektif agar peternak dapat memanfaatkan
program pembangunan yang ada serta berkelanjutan melalui penumbuhan rasa
memiliki, partipisipasi dan pengembangan kreatifitas, disertai dukungan
masyarakat lainnya sehingga dapat berkembang dan dikembangkan oleh
masyarakat tani disekitarnya. Upaya ini diarahkan untuk terbentuknya
kelompok-kelompok peternak, kerjasama antar kelompok sehingga terbentuk
kelompok yang produktif yang terintegrasi dalam satu koperasi dibidang
peternakan (Suparyanto dan Rosad (2015, 2020).
13
Kelembagaan merupakan suatu aturan didalam kelompok masyarakat yang
mengatur anggotanya untuk dapat saling bekerja sama dalam pencapaian
tujuan. menyatakan bahwa kelembagaan adalah aturan-aturan (constraints)
yang diciptakan oleh manusia untuk mengatur dan membentuk interaksi
politik, sosial dan ekonomi. Aturan-aturan tersebut terdiri dari aturan-aturan
formal (misalnya: peraturan-peraturan, undang-undang, konstitusi) dan aturan-
aturan informal (misalnya: norma sosial, konvensi, adat istiadat, sistem nilai)
serta proses penegakan aturan tersebut (enforcement).
Aturan-aturan tersebut diciptakan manusia untuk membuat tatanan (order)
yang baik dan mengurangi ketidakpastian (uncertainty) di dalam proses
pertukaran (Liu, 2018) Suatu kelembagaan kelompok peternak dapat terlaksana
secara baik, jika semua aspek kelembagaan (resources/sumber daya alam,
sumber daya manusia dan finansial (R), organisasi (O) dan norma (N))
terlaksana secara baik guna pencapaian tujuan bersama dalam kelompok.
Di Kabupaten Kediri khusunya di Kecamatan Semen, merupakan salah
satu sentra pengembangan sapi potong di Kabupaten Kediri. Wilayah
Kecamatan Semen terdapat banyak ternak sapi potong dan merupakan pusat
pengembangan sapi IB (inseminasi buatan) oleh Dinas Peternakan Kabupaten
Kediri. Peternak sapi didesa Semen membentuk kelompok yang diberi nama
kelompok ternak Sikatutui. Kelompok ini melakukan berbagai kegiatan untuk
mengembangkan usaha ternak sapi anggotanya, akan tetapi sejauh mana
Kinerja kelompok tersebut dalam mengembangkan ternak sapi belum
maksimal untuk itu peneliti ingin meneliti menyangkut Kinerja kelompok
ternak tersebut dalam mengembangkan ternak anggotanya.
B. Rumusan Masalah
14
2. Bagaimana Kinerja Kelompok Ternak dalam mengembangkan usaha
C. Tujuan Penelitian
Kabupaten Kediri.
D. Manfaat Penelitian
berikut :
1. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi peternak sapi
b. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi bagi peternak sapi
dan kelompok ternak untuk menjalankan bisnis yang sesuai dengan hasil
dari penelitian.
2. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai ulasan serta bahan evaluasi terkait
15
b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan menambah
wawasan pengetahuan.
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kinerja
Kinerja merujuk pada hasil atau prestasi yang dicapai oleh individu,
atau suatu entitas dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
16
melibatkan penilaian terhadap kontribusi individu dalam mencapai tujuan
organisasi dalam mencapai visi, misi, dan sasaran yang telah ditetapkan.
yang jelas dan indikator kinerja yang tepat perlu ditetapkan untuk
organisasi.
peternakan.
yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama. Dan ia
orang atau lebih yang berinteraksi untuk mecapai tujuan bersama, dimana
17
interaksi yang terjadi bersifat relatif tetap dan mempunyai struktur
tertentu. Ada beberapa hal yang harus menjadi ciri kelompok yaitu setiap
hubungan timbal balik antara sesama anggota dan terdapat suatu faktor
berlangsung secara anggota secara kontinu untuk waktu yang relatif lama,
serta nilai-nilai yang dianut dan tujuan atau kepentingan yang akan
18
memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu
kegiatan usaha ternak. Hal ini karena peternak merupakan pekerja dan
19
memperoleh akses ke pasar yang lebih luas, dan memperoleh
20
ditetapkan. Tujuan tersebut dapat berkaitan dengan produksi
21
kesehatan dan kualitas ternak, kepuasan pelanggan, dan keuangan
lebih baik.
22
3. Perubahan Iklim dan Bencana Alam: Perubahan iklim dan bencana
usaha peternakan.
23
Untuk mengatasi kendala-kendala ini, kelompok peternak dapat
E. Hibah Ternak
2021).
24
kemiskinan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah
berupa sapi, kambing, domba, ayam, atau jenis hewan ternak lainnya yang
25
Hal ini dapat meningkatkan kekayaan peternak dan memberikan
hewan(Nafiqoh, 2022).
F. Pengembangan Usaha
26
keberlanjutan usaha ternak. Berikut adalah beberapa langkah umum dalam
nutrisi yang seimbang dan cukup agar ternak sehat dan produktif.
ransum yang tepat sesuai dengan jenis ternak dan tujuan produksi.
27
ditemukan penyakit atau masalah kesehatan, segera ambil tindakan
ternak.
terkait peternakan.
peluang pasar yang ada. Gunakan media sosial dan platform online
28
BAB 3
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua kelompok tani yang ada di
29
C. Jenis Data
Sumber data utama dari penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,
data berupa kata-kata dan tindakan biasa disebut sumber data primer.
Sedangkan sumber data berupa kata tambahan disebut dengan sumber data
sekunder(Fadli, 2021).
1. Data Primer
2. Data Sekunder
yang diperoleh dari kantor kecamatan dan kantor desa serta instansi
1. Metode Observasi
30
Observasi adalah kegiatan pengamatan secara langsung dengan
data berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Yang Disini peneliti akan
2. Wawancara
untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang
peneliti(Sugiyono, 2018).
3. Dokumentasi
mengenai data primer dan data sekunder yang telah di kumpulkan, setelah
31
di analisis sehingga dapat mewujudkan suatu jawaban yang dikehendaki
Dimana :
K : Jumlah Kelas
Rendah : 1,00-1,66
Sedang : 1,67-2,33
Tinggi : 2,34-3,00
F. Defenisi Operasional
1. Kinerja
keterampilan.
32
2. Kelompok Ternak
3. Pengembangan Usaha
4. Hibah Ternak
33
DAFTAR PUSTAKA
Amam, A., & Harsita, P. A. (2019a). Aspek Kerentanan Usaha Ternak Sapi Perah
Amam, A., & Harsita, P. A. (2019b). Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah :
Amam, A., Pradiptya, D., Harsita, A., Program, ), Peternakan, S., Agribisnis, S.,
Pertanian, F., Jember, U., Kalimantan, J., 37 Jember, N., & Timur, J. (2019).
Peternakan, 22(1).
https://doi.org/10.24014/jupet.v19i1.14244
34
PEMENUHAN KEBUTUHAN PROTEIN HEWANI …. Sinkesjar.
5(4).
21(1). https://doi.org/10.21831/hum.v21i1.38075
Haadii, A., Aka, R., & Ba’a, L. O. (2018). EVALUASI KINERJA PROGRAM
35
KARYAWAN. Al-Idarah : Jurnal Manajemen Dan Bisnis Islam, 1(1).
https://doi.org/10.35316/idarah.2020.v1i1.16-29
https://doi.org/10.35792/zot.41.2.2021.34783
Penelitian.
Nugraha, A., Armayani, Razak, M. R. R., & Rifa’i. (2021). Tingkat Motivasi
36
PASAMAN BARAT. BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN, 3(2).
https://doi.org/10.25077/bina.v3i2.205
Solikin, N., Andaruisworo, S., & Hasim, A. N. (2022). Pemahaman Peternak Sapi
https://doi.org/10.29407/ja.v6i1.16902
Penelitian.
https://doi.org/10.31602/jpaiuniska.v7i3.6910
Suparyanto dan Rosad (2015. (2020). partisipasi anggota kelompok ternak dalam
Uskuluan, A., Sio, S., & Kia, K. W. (2022). Pengaruh Karakteristik Peternak ddan
37
Kecamatan Miomaffo Timur. Journal of Animal Science, 7(2502).
38