Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

http://journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomika
Agriekonomika Volume 7, Nomor 2, 2018

Prospek Pengembangan Usaha Ternak Kambing dan Memacu


Peningkatan Ekonomi Peternak
1
Aries Maesya dan 2Supardi Rusdiana
1
Fakultas Mipa Universitas Pakuan Bogor
2
Balai Penelitian Ternak Ciawi-Bogor
Received: Agustus 2018; Accepted: September 2018; Published: Oktober 2018
DOI: http://doi.org/10.21107/agriekonomika.v7i2.4459

ABSTRAK
Secara ekonomi ternak kambing dapat memberikan arti tersendiri bagi peternak sebagai
usaha pokok maupunn saha sampingan. Tujuan tulisan ini untuk mengemukakan
prospek pengembangan usaha ternak kambing dan memacu peningkatan ekonomi
peternak, yang diperkaya dengan review dari berbagai tulisan terkait lainnnya. Fokus
bahasan ini menjadi bagian yang perlu ditangani dalam menjawab, juga sebagai dasar
pengembangan untuk usaha ternak kambing selanjutya. Keuntungan pada usaha
ternak kambing Etawah skala 10 ekor sebesar Rp.4.368.833,-/4 bulan B/C ratio 1,3,
keuntungan pada usaha ternak kambing Kacang skala 30 ekor sebesar Rp.1.058.602
B/C 1,2 dan keuntungan pada usaha ternak kambing Kosta dengan skala 2 ekor sebesar
Rp.1.810.950/tahun B/C ratio 1,2. Harga ternak kambing dipengaruhi oleh kondisi tubuh,
umur, dan jenis ternak. Apabila usaha ternak kambing, dipelihara sebanyak 5-30 ekor/
peternak, maka peternak akan mendapatkan keuntungan secara riil 100%/tahun dari
pendapatan anak yang dibesarkan secara optimal. Prospek kedepan kambing dapat
dikembangkan, dan secara tidak langsung dapat menyumbangkan pendapatan bagi
peternak.
Kata kunci: Prospek, Usaha Kambing, Memacu Peningkatan Ekonomi
Prospects for the Development of Goat Livestock Business and Spurring an Increase in
the Farmers of Economy
ABSTRACT
Economically livestock goats can provide a special meaning for farmers as a main
business as well as a side. The purpose of this paper is to express the prospects for
developing goat livestock business and spurring farmers’ economic improvement, which
is enriched by a review of various other related writings. The focus of this discussion is a
part that needs to be addressed in answering, as well as a basis for developing the next
goat business. The profit on Etawah goat scale business is 10 tails at Rp.4.368,833/4
monthsB/C ratio of 1.3, profits in Kacang goat livestock with a scale of 30 tails amounting
to Rp.1.058,602/year B/C 1,2 and profits in the business of Costa goats with a scale of
2 tail of Rp.1,810,950/year B/C ratio 1.2. The price of goat livestock is influenced by
body condition, age, and type of livestock. If the goat breeding business is maintained
as much as 5-30 animals/breeders, then the farmer will get 100% real profit/year from
the income of children who are raised optimally. In addition to increasing the income and
welfare of farmers, it can also increase the livestock population of goats. Goats’ future
prospects can be developed, and indirectly can contribute income to farmers.
Keywords: Prospect, Goat Business, Economic Income
Cite this as: Maesya, A.,dan Rusdiana, S. (2018). Prospek Pengembangan Usaha Ternak Kambing dan
Memacu Peningkatan Ekonomi Peternak. Agriekonomika, 7(2). 135-148. http://doi.org/10.21107/
agriekonomika.v7i2.4459

Corresponding author : © 2018 Universitas Trunojoyo Madura
Address : Jl. Pakuan PO Box 452 Bogor 16143
p-ISSN 2301-9948 | e-ISSN 2407-6260
Jawa Barat
Email : a.maesya@gmail.com
Phone : -
136 | Aries Maesya dan Supardi Rusdiana, Prospek Pengembangan Usaha Ternak Kambing

PENDAHULUAN Indonesia belum mampu mengisi peluang


Indonesia merupakan negara tropis, ekspor kambing secara kontinyu, sebab
memiliki tipe iklim yang sesuai bagi populasinya masih sangat sedikit, juga
pengembangan ternak kambing. Dukungan persyaran eksporbobot badan rata-rata
lahan yang cukup luas dan masih belum antara 50-60 kg/ekor. Ternak kambing
banyak dimanfaatkan sebagai lahan usaha mempunyai  potensi yang cukup besar dan
pertanian maupun usaha ternak. Produksi mampu berkembang biak baik lebih dari >1
hijauan yang jauh dari cukup untuk usaha (satu) kali melahirkan, dan memiliki banyak
ternak kambing sekitar 100 juta ekor atau keunggulan serta banyak manfaatnya
10 kali dari jumlah populasi kambing yang (Sutama dkk., 2011).
ada sekarang Yusdja (2004). Ditinjau Ketersediaan hijauan pakan ternak
dari aspek pengembangannya usaha sangat penting untuk pengembagan
ternak kambing sangat potensial, mudah terbak kambing, selain itu juga untuk
diusahakan, baik secara harian maupun mempercepat petumbuhan ternak
komersial. Untuk tahun-tahun berikutnya (Rusdiana dan Hitasoit 2014). Sutama
populasi ternak kambing terus meningkat (2004), menyatakan bahwa, penyebaran
sehingga dapat menyumbangkan daging ternak kambing, berhubungan dengan
sapi. Ternak kambing dapat diusahakan penyebaran penduduk, di Pulau Jawa dan
dengan cara pemeliharaanya dari skala di luar Pulau Jawa. Jumlah penduduk dan
2-5 ekor/peterrnak, dapat ditingkatkan populasi ternak tinggi, sementara lahan
menjadi 5-10 ekor/peternak (Sutama et al, yang tersedia semakin terbatas. Selain
2011). Ternak kambing memiliki beberapa itu juga yang harus di tangani adalah
kelebihan dan potensi ekonomi, tubuhnya pengendalian penyakit, pemilikan lahan,
relatif kecil, cepat mencapai kelamin keterampilan atau sumberdaya manusia
dewasa, mudah cara pemeliharaannya. itu sendiri. Pengembangan ternak kambing
Usaha ternak kambing sangat mudah, dapat meningkatan ekonomi peternak,
tidak membutuhkan lahan yang luas, Megingat basarnya peran ternak kambing
investasi modal usaha relatif kecil, mudah dalam peningkatan ekonomi peternak,
dipasarkan dan modal usaha cepat sehingga perlu dilakukan upaya untuk
berputar. memacu peternak dalam usahanya. Fokus
Pada sisi lain pemasaran ternak bahasan ini menjadi bagian terpeting
kambing di dalam negeri mencapai titik yang perlu ditangani dalam menjawab,
jenuh jumlah suplai daging kambing lebih juga sebagai dasar pengembangan
besar dari jumlah permintaan. Soedjana ternak kambing untuk selanjutya. Tujuan
(2011) menyatakan bahwa, peranan ternak tulisan adalah untuk mengetahui prospek
kambing sampai saat ini belum banyak pengembangan usaha ternak kambing dan
berarti, baik sebagai sumber daging memacu peningkatan ekonomi peternak.
maupun sumber air susu. Prospek ekspor
kambing dan domba sangat terbuka lebar
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA
untuk negara tetangga seperti Malaysia,
TERNAK KAMBING DI INDONESIA
Brunei Darusalam dan Timur Tengah
Prospek kedepan pengembangan usaha
(Wibowo dkk., 2016). Prospek pasar
ternak kambing dapat dilakukan dengan
lokal dan pasar domestikg cukup baik,
cara budidaya perbanyakan bibit. Usaha
di dalam negeri saja diperlukan sekitar
ternak kambing dan domba secara nasional
5,6 juta ekor/tahun (Leo 2004). Rusdiana
telah banyak dilakukan oleh peternak
dkk., (2014b), menyatakan bahwa, untuk
kecil dipedesaan (Wibowo dkk., 2016).
itu peternak segera didorong ke arah
Untuk meningkatkan pendapatan dan
usaha yang bersipat komersial. Djoko
kesejahteraan peterak, perlu dukungan
dkk., (2004) menyatakan bahwa, ternak
kelembagaan, baik Pemerintah, swuasta
kambing memiliki peluang yang tinggi
dan pemodal. Selain itu juga usaha ternak
sebagai komoditas ekspor, sampai saat ini
Agriekonomika, 7(2) 2018: 135-148 | 137

ruminansia kecil seperti kambing dan kegiatan pascapanen, produk yang


domba dapat disuahakan dengan cara dihasilkan dari ternak kambing berupa,
diversifikasi (Rusdiana dan Praharani daging, susu, kulit tulang darah serta By
2015). Keuntungan peternak yang Product lainnya (Wibowo dkk., 2016).
diperoleh akan berlipat ganda dan secara Pasca panen hasil peternakan sebagai
ekonomi dapat meningkatkan pendapatan produk produk akhir yang siap dikonsumsi
dan kesejahteraan peternak. Kualitas sampai akhir prdouk ke konsumen. Untuk
dan produktivitas sumberdaya peternak, keberhasilan usaha ternak harus didukung
salah satu langkah awal yang dapat oleh faktor manajemen yang baik, modal,
mewujudkan peningkatan populasi ternak ketersediaan pakan ternak yang cukup
kambing di Indonesia (Dewi dkk., 2010) dan pengendalian yang tepat.
dan (Dermawan dkk., 2016). Kegiatan Pasar ternak kambing dan domba
pengembangan usaha ternak kambing memiliki siklus reguler yang tetap, sehingga
melalui beberapa tahapan diantarnya: mudah dijadikan bahan pertimbangan
(1) Peningkatan produksi ternak kambing bagi kebijaan Pemerintah Daerah untuk
melalui perbanyakan bibit atau induk dan mengembangkan ternak kambing.
jantan produktif. (2) Penerapan bioteknologi Sektor peternakan memiliki peran yang
pakan dan reproduksi untuk mendukung sangat strategis, dalam upaya untuk
sentra pembibitan ternak kambing. (3) kecukupan pangan, menyerap tenaga
Usaha pengembangan ternak kambing, di kerja, meningkatkan pendapatan peternak
area perkebunan yang mempunyai jalinan (Firman dkk., 2018). Peluang pasar dan
kerjasama usaha. (4) Kerjasama dapat permintaan ternak dakmbing maupun
dilakukan dengan perusahaan swasta, domba cukup besar, secara reguler
perkebunan, investor, lembaga penelitian biasanya konsumen datang langsung
dan instansi-instansi lintas lembaga dan untuk membeli. Ternak kambing dn domba
lintas intansi lainnya. mempunyai segmentasi pasar global yang
Pengembangan usaha sangat menjanjikan di Asia, Afrika, dan
ternak kambing sebagai alat pemacu Pasifik (Adawiyah dan Rusdiana 2016).
pembangunan peternakan, agar dapat Pasar ternak kambing dan domba masih
menghasilkan bibit, perbanyakan anak cukup terbuka untuk negara di lingkungan
betina calon idnuk produktif. Rusdiana Asia Tenggara sendiri, seperti Brunai
dan Hotasoit (2014a) menyataan bahwa, Darussalam, Malaysia, dan Singapura
dengan perbanyakan bibit betina dan (Simatupang dan Hadi 2004). Ternak
pejantan, dengan penyediaan hijauan kambing dan domba dapat dijadikan
pakan yang berkualitas baik, selian prioritas utama untuk dikembangkan.
meningatnya harg jual, juga produksi Dukungan lalu lintas produk dan jasa
ternak meningkat. Pengembangan usaha antar daerah dan negara di era globalisasi
ternak kambing tujuannya untuk dapat yang sangat kuat untuk bersaing. Sebagai
memenuhi kebutuhan rumah tangga invensi dan juga dapat mendorong lahirnya
peternak juga kebutuhan konsumen ternak. produk baru, dapat memperbaiki mutu
Memperhatikan kelestarian lingkungan produk untuk ditingkatkan melalui pasar
hidup yang dapat dimanfaatkan sebagai internasional (ekspor) (Yusdja dan Ilham
lingkungan wahana peternakan. Secara 2006).
umum agroindistri merupakan suatu
Peningkatan Populasi Kambing
proses industrialisasi yang memanfaatkan
Ternak kambing perlu dikembangkan,
sumber bahan baku dari hasil-hasil
karena ternak kambing memiliki peluang
pertanian maupun dari hasil peternakan.
komoditas ekspor. Ternak kambing juga
Sasaran pengembangan agri industri
merupakan salah satu faktor produksi yang
dapat menciptakan nilai tambah dari
menentukan, dan mempunyai nilai ekonomi
bahan baku dan dapat diolah dengan
yang startegis. Pemeliharaan ternak
baik. Agro industri peternakana adalah
138 | Aries Maesya dan Supardi Rusdiana, Prospek Pengembangan Usaha Ternak Kambing

kambing pada beberapa tahun terakhir agroekosistem di Indonesia. Kambing


menunjukkan perkembangan  yang cukup dapat beradaptasi dengan baik, disamping
menggembirakan (Rusdiana dan Hutasoit itu juga cara pemeliharaannya sangat
2014). Perkembangan ini senantiasa mudah dan tidak memerlukan tempat yang
didorong oleh Pemerintah  dalam upaya luas Ginting (2010). Jenis ternak kambing
tercapainya swasembada pangan asal dapat dijumpai di berbagai lingkungan,
daging.  Pada tahun 2017 populasi kambing dari lingkungan iklim kering sampai basah
di Indonesia sebanyak 17.847.197 ekor,. maupun tropis, pada lingkungan ekstrem.
Populasi ternak kambing terus-menerus Ternak kambing mampu bertahan hidup,
mengalami peningkatan hingga mencapai karena tingginya daya adaptasi serta
sebanyak 18.410.379 ekor, menunjukan karakteristik anatomi fisiologi cukup tinggi
trend yang positif (Statistik Peternakan dan (Silanikove dkk., 2010).
Kesehatan Hewan 2017). Menurut Saptana Peran ternak kambing sebagai
(2012) bahwa, salah satu teknologi yang penghasil susu sekitar 60% lebih banyak
dipandang dapat mengatasi persoalan dibandingkan sebagai penghasil daging
pakan ternak ruminansia, adalah dengan (Malau dkk., 2001). Setiap jenis kambing
integrasi penggabungan dua jenis usaha memiliki keragaman performa produksi
komoditi dalam suatu area tertentu. Usaha cukup baik sebagai penghasil susu
ternak kambing yang diintergrasikan maupun daging, seperti yang dilaporkan
dengan tanaman pangan, perkebunan oleh (Zhang dkk., 2008) dan (Ginting
dan lainnya merupakan suatu ikatan yang 2010). Menurut Syamsu dkk., (2003);
dapat menghasilkan keuntungan secara Rusdiana dan Saptati (2009); Yoyo dkk.,
bersama-sama. (2013) bahwa, ternak kambing mampu
Hal ini dapat dibuktikan dengan beradaptasi, pada kondisi daerah yang
keberadaan populasi ternak ruminansia memiliki sumber pakan hijauan yang
kecil kambing dan domba, yang kurang baik, dan merupakan komponen
meningkat rata-rata sebesar 4,75%/ peternakan rakyat. Populasi kambing di
tahun. Kambing yang sangat strategis itu Indonesia mencapai sekitar 17.862.203
dapat dikembangkan oleh peternak kecil ekor, di propinsi Jawa Tengah sekitar
dan besar terutama di wilayah-wilayah 3.836.150 ekor, di Jawa Timur sekitar
di pedesaan. Penduduk di Indonesia 2.907.845 ekor dan di Jawa Barat sekitar
kebutuhan daging masih dipenuhi oleh 1.086.584 ekor Statistik Peternakan dan
ternak ruminansia besar, keberadaan Kesehatan Hewan (2017), populasi ternak
ternak kambing menjadi sangat strategis ruminansia terlihat pada Tabel 1.
dalam kehidupan manusia Rusdiana dkk., Tabel 1, terlihat bahwa populasi
(2015) menyataakan bahwa, keunggulan kambing pada tahun 2013-2017
ternak kambing selain penghasil daging mengalami peningkatan sekitar 3,4%
namun juga susu dan kulit. Ternak kambing cukup signifikan (Statistik Peternakan dan
berkemampuan untuk berkembangbiak Kesehattan Hewan 2017). Hal tersebut
lebih cepat dan hampir disemua kondisi dapat memacu peningkatan populasi

Tabel 1
Populasi ternak ruminansia 5 (lima) tahun terakhir tahun 2013-2017
Jenis Ternak 2013 2014 2015 2016 2017
Kambing 18.500.322 18.639.533 19.012.794 17.847.197 18.410.379
Domba 14.925.898 16.091.838 17.024.685 15.716.667 16.462.274
Sapi potong 12.686.239 14.726.875 15.419.718 16.004.097 16.599.247
Sapi perah 444.266 502.516 518.649 533.933 544.791
Kerbau 1.109.636 1.335.147 1.346.917 1.355.124 1.395.191
Sumber: Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2017
Agriekonomika, 7(2) 2018: 135-148 | 139

kambing terhadap kebutuhan daging, antara 5-10 ekor/peternak. Permintaan lain


dengan demikian untuk meningkatkan yang diduga akan sangat menarik investor
kemampuan ternak kambing dalam adalah untuk memenuhi kebutuhan ternak
memproduksi susu dan daging, agar qurban dan akikah. Bukan mustahil suatu
mampu memenuhi kebutuhan konsumen. saat akan terjadi kelangkaan produksi
Sesuai dengan pendapat Ilham, (2006), daging kambing dan domba, sehingga
selain kebutuhan hasil produksi susu juga pelaksanaan sehinggakebutuhan qurban
akan kebutuhan daging yang semakin dan akikah impor dari luar Thalib dkk.,
meningkat setiap tahunnya, diharapkan (2011) menyatakan bahwa, dewasa ini
dengan program swasembada daging peningkatan akan kebutuhan daging terus
sapid an kerbau dapat terpenuhi. meningkat, dimana peningkatannya untuk
kebutuhan protein hewan. Ternak kambing
Peningkatan Kebutuhan Ternak sebagai penghasil daging masih belum
Kambing di Indonesia dapat memenuhi kebutuhan masyarakat,
Dalam jangka panjang, diperkirakan 10 sehingga masih harus mengimpor daging
tahun kedepan peningkatan permintaan dari luar negeri (Sodiq dan Abidin 2009).
akan produk asal daging kambing akan Padahal dengan sumber daya alam yang
semain meningkat, sesuai dengan masih ada, dapat diperbaharui untuk
kebutuhan daging sapi. kebutuhan pengembangan usaha ternak kambing,
konsumen akan daging merupakan seheingga kebutuhan protein asal daging
akibat dari peningkatan pendapatan tidak harus dimpor dari luar negeri.
per kapita penduduk di Indonesia. Sejalan dengan pernyataan Lukas (2011)
Permintaan tersebut sejalan perubahan , bahwa hampir sebesar 50% masyarakat
pasar global yang secara langsung akan pedesaan, mata pencaharainnya selain
bersaing dengan negara-negara ASEAN. bertani juga beternak. Untuk keperluan
Pergolakan dalam globalisasi pasar dunia pasar domestik maupun pasar ekspor
akan bersaing ketat dengan pergolakan yang sangat menjanjikan dapat terpenuhi
pasar domestik. Dari kemajuan pasar dan diperkirakan dalam 10 tahun ke depan
terbuka, maka kebutuhan asal pangan sedikitnya ada tambahan permintaan
ternak kambing semakin meningkat. sekitar 5 juta ekor ternak kambinng dan
Salah satu produk yang akan ikut andil domba untuk berbagai keperluan (Yusdja,
dan bersaing sebagai pemasukan 2004).
devisa negara adalah ternak kambing.
JENIS-JENIS TERNAK KAMBING
Prosentase kebutuhan daging kambing
Ternak Kambing
dan domba masih jauh di bawah sub sektor
Di Indonesia ternak kambing lokal
usaha peternakan lainnya, seperti ayam/
banyak dipelihara oleh peternak kecil
unggas sekitar 56%, sapi sekitar 23%,
dipedesaan. Kambing Kacang berukuran
serta babi sekitar 13%. Konsumsi daging
kecil sudah ada di Indonesia sejak tahun
domba dan kambing di masyarakat masih
1900-an. Namun cara pemeliharannya
sangat rendah yaitu sebesar 5%( Statistik
tergantung pada kemampuan peternak
Peternakan dan Kesehatan Hewan (2017).
dalam usahanya. Jenis-jenis ternak
Kebutuhan untuk kurban aqiqah, industri
kambing yang dipelihara oleh peternak
restoran sampai dengan warung sate kaki
adalah kambing Marica, Samosir, Muara,
lima diperkirakan antara 2-3 ekor/hari
Kosta, Gembrong, Peranakan Ettawah
belum dapat terpebuhi.
dan Kacang (Aji dkk., 2009). Beberapa
Leo (2004), menyatakan kebutuhan
bangsa ternak kambing tersebut telah
akan ternak kambing dan domba sangat
berkembang biak dengan baik, pada
besar bila menjelang hari-hari besar.
berbagai kondisi wilayah di Indonesia.
Artinya sangat berpeluang besar utuk
Pada umumya komoditas  ternak kambing
pengembangan usaha ternak kambing,
minimum penyebarannya di 11 provinsi di
peternak dapat melakukan usahanya
140 | Aries Maesya dan Supardi Rusdiana, Prospek Pengembangan Usaha Ternak Kambing

seluruh Indonesia. Penyebaran populasi kecil dan berpenghasilan menengah


komoditas ternak kambing dapat dinuktikan (Adawiyah dan Rusdiana 2016). Berbagai
bahwa, berbagai wilayah Indonesia upaya pemerintah, lembaga swadaya
memiliki tingkat kecocokan yang baik masyarakat untuk meningkatkan
untuk pengembangan ternak kambing. pendapatan dan kesejahteraan peternak
Kecocokan dari segi vegetasi, topografi, telah dilakukan. inovasi dan teknologi
klimat, bahkan dari sisi sosial-budaya melalui berbagai pendekatan budidaya
daerah setempat. Sejalan dengan program ternak kambing. Dinamika perkembangan
pembangunan peternakan nasional industri peternakan, tentunya tidak sedikit
tujuannya untuk mewujudkan ketahanan upaya-upaya yang perlu dimodifikasi
pangan asal ternak berbasis sumber daya dengan sistem budidaya itu sendiri.
lokal secara konsisten terus diupayakan Secara dinamis usaha ternak kambing
Pemerintah (Muzayyanah dkk., 2017). harus dikembangkan dengan mengikuti
Inovasi teknologi tepat guna sangat perkembangan secara nasional (Ilham
dibutuhkan oleh setiap peternak, tujuannya dkk., 2008).
untuk meningkatkan produk peternakan, Tentunya pakan ternak sebagai
dalam mendukung perkembangan inti persolan yang perlu dilakukan dalam
ekonomi masyarakat. Sumber daya penyediaanya sepanjang waktu. Dengan
alam yang masih sangat perlu digali menggunakan media sosial di masyarakat,
dan dimanfaatkan, sebagai pemenuhan pada saat ini sangatlah penting untuk
kebutuhan hidup manusia, disamping mengetahui informasi yang akurat. Data
untuk kebutuhan pakan ternak (Ilham dkk., tersebut dapat digunakan sebaggai simbol
2008). Program pengembangan usaha pada keilmiahan suatu bentuk obyek yang
ternak kambing melalui informasi, dapat berkesinambungan pada subyek. Pakta
diakses oleh semua pihak. Informasi sangat dilapangan bahwa, informasi mengenai
erat kaitannya dengan aspek kognitif dan beberapa jenis ternak dapat diakses
budaya, termasuk tentang pengaruh pada melalui interet dan media masa. Teknologi
akibat sosial ekonomi dari teknologi (Soni inovasi sangat cepat diterima dan cepat
2017). Teknologi untuk menghasilkan digunakan oleh pengguna. Pengembangan
produksi sampai pemasaran, rekayasa teknologi informasi lainnya yang sesuai
kelembagaan dan penciptaan IPTEK oleh dengan kebutuhan industri. Salah satu
akademisi dan peneliti sebagai inkubator penomena yang sering terjadi, pada usaha
sebagai Penyedia teknologi solutif. Fungsi ternak kambing, dan sering dilakukan oleh
teknologi antara lain sebagai tempat peternak dipedesaan, adalah sebatas
pengembangan dan penerapan inovasi wawasan usaha kemampuan sendiri.
yang berwawasan usaha atau agribisnis. Peternak jarang sekali mendalami makna
Lembaga usaha dapat dilakukan usaha yang sebenarnya, hanya sebagai
sebagai tempat pelatihan, kemitraan usaha sampingan. Usaha peterak belum
usaha, pusat diseminasi teknologi dan banyak mengarah pada usaha, untuk
advokasi bisnis. Sejak terbentuknya mendapatkan keuntugan yang layak.
instansi pemerintah yang menangani Penydiaan informasi dapat berpengaruh
sub sektor peternakan, tidak sedikit nyata pada pengguna, sosial, budya,
berbagai informasi dan teknologi yang ekonomi di masyarakat. Disadari bersama
direkomendasikan untuk dapat ditiru dan bahwa, setiap masalah sosial budaya,
diterapkan pada peternak. Perkembangan ekonomi di masyarakat yang bersifat
teknologi dan inovasi dapat dipengaruhi kompleks dan hanya dapat mendekati
oleh perkembangan teknologi atau secara kritis dan interdisipliner.
dunia, yang sesuai dengan kemampuan Keluaran untuk sektor peternakan
masyarakat atau peternak. Peternak di adalah pusat pembibitan ternak kambing
pedesaan sebagian besar menempati yang bersertifikat. Sejalan dengan
keluarga berpenghasilan rendah, sebagian pertumbuhan ekonomi yang terus
Agriekonomika, 7(2) 2018: 135-148 | 141

diupayakan agar perekonomian peternak dilihat dari jumlah pembeli dan jumlah
meningka. Usaha peternakan domba penjual. Nilai dan harga jual ternak tinggi
maupun kambing dapat dijadikan alternatif akan mendapatkan keuntungan yang lebih
sebagai pengungkit pertumbuhan optimal, ekonomi peterak akan meningkat.
ekonomi baru bagi peternak (Rusdiana Demikian peternak dapat mengendalikan
dan Sutedi 2016). Perlu dikenal dan harga pasar, bila dibandingkan dengan
mengenal dari beberapa jenis ternak peternak komoditas lain, yang hanya
kambing lokal yang berada diwilayah sebagai penerima harga (price taker).
Indoensia melalui informasi dari data. Perdagangan ternak kambing akan terlihat
Namun kronologis jenis-jenis kambing dari persamaan harga yang disepakati
tersebut tidak dijelaskan secara detail, bersama. Peningkatan populasi ternak
hanya sebagian kecil saja. Saat ini sudah kambing dan nilai jual akan memacu
ada 7 (tujuh) bangsa kambing yang sudah peternak untuk mempertahankan
dikarakterisasi, karakteristik penotipenya usahanya. Harga ternak kambing jantan
adalah kambing Benggala dari Propinsi baik di pasar maupun di tengkulak
Nusa Tenggara Timur, Kambing Wetar harganya hampir sama, untuk ternak
dari Propinsi Maluku, Kambing Marica kambing jantan sebesar Rp.2-3,5juta/
dari Provinsi Sulawesi Selatan, kambing ekor dan betina sebebsar Rp.1-1,7 juta
Samosir dari Kabupaten Samosir, Provinsi tergantung bobot badan dan umur ternak
Sumatera Utara. Memahami jalan pikiran kambing (Rusdiana dan Hutasoit 2014).
para ahli dari bidang ilmu pengetahuan Krisna dan Harry (2014)
lain dan dapat berkomunikasi dengan menyatakan bahwa, tingkat kepemilikan
pengguna dalam rangka penanggulangan ternak kambing berpenggaruh pada tingkat
masalah sosial ekonomi yang timbul dalam keuntungan yang diperoleh peternak
peternak. Menurut Dhanda dkk., (2003) selama satu tahun. Diibutuhkan untuk
dalam Ginting dan Fera (2008); Ginting biaya per ekor ternak kambing baik jantan
(2010) bahwa, diperkirakan jumlah bangsa maupun betina sekitar Rp.75.000/ekor,
kambing yang menyebar diseluruh dunia dan tergantung nilai jual ternak kambing.
sekitar 102 jenis bangsa kambing dengan Demikian peluang pasar komoditas
bobot hidup yang sanget beragam dari ternak kambing sangat cerah bagi petani
yang terkecil antara 9-12 kg/ekor sampai (Rusdiana et al., 2014b). Disisi yang
terbesar melebihi sekitar 100 kg/ekor. berlawanan, negara importir menerapkan
Paling tidak dilaporkan terdapat 13 jenis tarif berupa pajak impor ternak yang tinggi.
kambing di seluruh kepulauan. Sentra Untuk melindungi produk domestiknya,
populasi utama adalah Jawa sekitar 37%, dibutuhkan penghapusan segala bentuk
Sumatera sekitar 25%, Sulawesi sekitar hambatan yang dapat diminimalisir oleh
7,4% dan kepulauan Nusa Tenggera NTT lembaga pasar ternak impor. Kebutuhan
dan NTB sekitar 6,1%, (Marka 2004). akan daging dapat diseimbangkan dengan
kondisi peternak kecil, sedang dan besar.
Peningkatan Ekonomi pada Peternak
Saat ini permintaan di dalam negeri
Peternak dapat ditingkatkan asalkan
masih dapat dicukupi oleh penduduk
semua peternak dipacu untuk usahanya
lokal. Kondisi ini harus diantisipasi
dengan baik. Usaha pengembangan
dengan mendorong investasi agar usaha
ternak kambing, yang seharunya didukung
peternakan ternak kambing lebih produktif
dengan kelembagaan pasar ternak.
dan efisien sehingga mampu memenuhi
Dukungan tersebut dapat dirasakan
pasar domestik. Hal ini menjadi tantangan
oleh petenak, nilai jual dan beli ternak
Indonesia untuk bergerak terus dalam
mersa terlindungi. Harga ternak kambing
mempertahankan keberadaan ternak
yang relatif dapat diikuti dengan nilai jual
kambing. Bila ditinjau dari kemungkinan
pasar, namun harga kambing tidak dapat
pengembangan ternak kambing,
diprediksi oleh peternak, namun dapat
pemeliharaan tradisional di pedesaan
142 | Aries Maesya dan Supardi Rusdiana, Prospek Pengembangan Usaha Ternak Kambing

masih cukup baik, karena dari beberapa terkulai ke bawah, dahi dan hidungnya
data diperoleh tidak berbeda jauh dengan cembung, baik jantan maupun betina dan
penelitian secara intensif. Namun terdapat bertanduk pendek. Kambing Etawa mampu
kecenderungan yang nyata, bahwa menghasilkan produksi susu sebanak
peningkatan pendapatan peternak dan 2-3 liter/hari Budiyanto (2013). Sesuai
tingginya urbanisasi akan berpengaruh dengan hasil penelitian Sutama (2011),
terhadap peningkatan kebutuhan daging, produksi susu kambing etawa antara 2,5-
cenderung terus meningkat. 3 lieter/hari. Kambing Peranakan Ettawa
(PE) (Nurmediansyah dan Heriyadi
Kelayakan pada Usaha Ternak Kambing
(2007). Hail keturunan silangan (hibrida)
Peningkatan usaha ternak kambing
kambing etawa dengan kambing lokal
merupakan program khusus untuk
dikenal sebagai kambing peranakan etawa
mensejahterakan peternak. Ternak
(PE). Kambing Peranakan etawah (PE)
kambing sangat potensial untuk
berukuran hampir sama dengan Etawa,
dikernbangkan, sehingga perlu perhatian
namun lebih adaptif terhadap lingkungan
dalam budidayanya. Dimana hasil produksi
lokal Indonesia (Waluyo 2009). Kelayakan
sepenuhnya dapat di arahkan ke pasar, dan
usaha pada ternak kambing Etawa selain
jarang sekali ditemui peternak langsung
utuk produksi dagig juga untuk produksi
mengkonsumsi sendiri hasil ternak sendiri
susu. Hasil penelitian Rusdiana dan
(Winarso, 2010). Bila dilhat dari produk
Praharani (2014) pada usaha ternak
utama yang dihasilkan adalah berupa
kabing Etawa terlihat pada Tabel 2.
daging, maka untuk menghadapi pasar
peran ternak sebagai supplier. Diharapkan Tabel 2, menunjukkan bahwa
dengan produk ternak lainnya sebagai usaha ternak kambing perah Etawa selain
pesaing seperti daging sapi, kerbau, untuk menghasilkan daging juga produksi
kambing, dan domba. Kesemuanya itu susu. Dimana produksi susu kambing yang
merupakan komoditas yang sejenis yang dihasilkan oleh setiap induk sebanyak 1,9
utamanya dibutuhkan adalah dagingnya liter/hari. Namun produksi susu kambing
untuk dikonsumi. Skala usaha yang perah ada masa kering, menjelang
menguntungkan pada dasarnya adalah induk bunting akan melahirkan. Biaya
semakin banyak ternak yang dipelihara produksi yang dikeluarkan pada usaha
akan semakin efiien, efektif dan ternak kambing perah Etawa sebesar
ekonomis. Rusdiana dan Saptati (2009), Rp.11.839.167,-/tahun, keuntunag bersih
usaha pemeliharaan ternak kambing di sebesar Rp. 4.368.833,-/tahun dengan
pedesaan dengan kontribusi tanaman ubi B/C ratio 1,3. Artinya usaha kambing
kayu, peternak mendapatkan keuntungan perah Etawa selain untuk produksi daging
yang optimal. Ternak kambing dapat juga susu secara ekonomi layak untuk
memberikan sumbangan nyata pada diussahan kembali
peternak, juga sebagai penentu dalam Kambing Kacang
pembangunan sub sektor peternakan di Ternak kambing kacang adalah ras
Indonesia (Yoyo dkk., 2013). unggul kambing yang pertama kali
Kambing Etawa dikembangkan di Indonesia, kemudian
Ternak kambing Etawa berasal dari negera banyak dikembangkan diseluruh wilayah
India, pertama kambing tersebut disebut pedesaan (Suherlin 2017). Kambing
kambing Jamnapari (Pratama 2017). kacang merupakan kambing lokal
Kambing tersebut berbadan besar, tinggi Indonesia dan memiliki daya adaptasi
gumba. untuk ternak jantan berukuran yang tinggi terhadap kondisi lingkungan
sekitar 127 cm. Sedangkan untuk kambing alam setempat. Kambig kacang memiliki
betina sekitar 92 cm. Bobot badan kambing daya reproduksi yang sangat tinggi, dan
kambing jantan sekitar 91 kg, dan betina merupakan tipe kambing pedaging (Sodiq
sekitar 63 kg. ukuran tilga, panjang dan dkk., 2003). Ukuran badan kaming kaacang
Agriekonomika, 7(2) 2018: 135-148 | 143

Tabel 2
Analisis Finansial Usaha Kambing Etawa di Peterak
Uraian Nilai Rp Jumlah Rp
A.Modal invetasi
-nilai bibit kambing Etawa (PE) 10 ekor
-nilai bangunan kandang 1 unit 12 m2 550.000 6.600.000
-nilai peralatan kandang 1 paket 450.000
-jumlah investasi 24.050.000
B.Biaya tetap
-peyusutan bibit kambing Etawa 10 ekor 1 tahun 1.541.667
-penyusutan kandang 5 tahun 1.320.000
-penyusutana peralatan 1 tahun 37.500
Jumlah biaya tetap 2.899.167
C.Biaya produksi
-pembelian pakan konsentrat 0,6 kg/ekor/thn 4.000 720.000
-pemebelian pakan ampas tahu 1 kg/ekor/thn 500 180.000
-pembelian hijauan pakan 4 kg/ekor/thn 500 720.000
-biaya tenaga kerja peternak 1 orang 20.000 7,200.000
-pembelian obat-obatan pake/thn 1 paket 120.000
Jumlah biaya produksi 8.940.000
Jumlah biaya (B+C) 11.839.167
C.Pendapatan
-nilai jual produksi susu (5 bulan) 1,9 liter/hri 15.000 4.275.000
-nilai jual induk afkir 4 ekor 1.600.000 6.400.000
-nilai jual induk bibit 1 ekor 2.025.000 2.025.000
-nilai jual anak betina- jantan umur 5-6 bulan/ekor 700.000 3.500.000
-pendapatan kotor 16.200.000
-pendapatan bersih 4.368.833
B/C 1,3
Sumber: Rusdiana dan Praharani, 2014

kecil, tnggi gumba pada yang jantan antara tersebut layak, dan bila B/C ratio <1 maka,
60-65 cm, untuk betina sekitar 56 cm. usaha tersebut tidak layak, sehingga perlu
Bobot badan pada kambing jantan kacang dipertimbangkan kembali (Rusdiana dan
bisa mencapai 25-30 kg/ekor. untuk betina Sutedi 2015). Namun hal tersebut hampir
bisa mencapai 20-24 kg/ekor Ternak semua peternak tidak pernah menghitung
kambing kacang memiliki dua tanduk yang untung untung dan rugi. Peternak pada
pendek. Ukuran-ukurran kondisi pada umumnya usaha ternak kambing sebagai
kambing kacang jantan dan betina adalah usaha sampingan dan belum banyak
telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek. mengarah pada usaha pokok.
(Aji dkk., 2009). Kelayakan usaha dapat Perhitungan untung dan rugi
dihitung berdasarkan nilai pendapatan dan biasanya dilakukan pada usaha
nilai biaya., kemudian dihitung berdasarkan peggemukkan atau pembesaran. Peluang
B/C ratio (Andri 2014). Analisis B/C ratio pasar ternak kambing baik dalam maupun
gunanya untuk melihat kelayakan usaha, di luar negeri masih terbuka luas, harga
apakah usaha tersebut untug atau rugi. ternak kambing setiap tahunnya selau
Bila nilai B/C ratio >1 maka, usaha meningkat. Analisis ekonomi usaha
144 | Aries Maesya dan Supardi Rusdiana, Prospek Pengembangan Usaha Ternak Kambing

pemeliharaan ternak kambing pada hasil perhitungan R1 kambang Kacang


dasarnya merupakan kegiatan utama bagi dikandangkan secara terus menerus,
peternak. Pendapatan merupakan selisih R2 kambing Kacang digembalakan dan
antara total penerimaan dengan biaya- di kandangkan atau keduanya dan R3
biaya yang telah dikeluaran selama. Ternak kambig kacang digembalakan terus
kambing kacang banyak diusahakan oleh menerus. R1 keuntungan yang diperoleh
peternak kecil di Propinsi Sumatera Utara. sebesar Rp.1.058.602,- R2 keuntungan
Pada usaha ternak kembing kambing yang diperoleh sebesar Rp.984.145,- dan
yang dilakukan oleh peternak dengan R3 keuntungan yang diperoleh sebesar
pemeliharaan 30 ekor jantan dan betina 666.268 masih-masing B/C ratio 1,2,
dimasing-masing kelompok. Ukuran 1,2 dan 1,1. Usaha ternak kambing
umur dan bobot badan kambing Kacang kacang dengan usaha dikandangkan dan
dianggap rata. Rataan umur antara 6-8 digemalakan secara ekonomi layak untuk
bulan dan rataan bobot badan antara 10- diusahakan kembali.
15kg/ekor. Asumsi harga ternak kambing
Kambing Kosta
Kacang jantan dan betina dengan bobot
Ternak kambing Kosta penyebaran
badan hidup sebesar Rp.42.310,-/kg. Hasil
disekitar lokasi Jakarta dan Propinsi
penelitian Rusdiana dan Hutasoit (2014)
Banten. Kambing Kosta mempunyai bentuk
, pada usaha ternak kambing Kacang
tubuh sedang, hidung rata dan kadang-
terlihat pada Tabel.3.
kadang ada yang melengkung, tanduk
Tabel 3, menunjukkan bahwa,
pendek, bulu pendek. Kambing Kosta
biaya pakan diasumsikan kedalam
diduga terbentuk berasal dari persilangan
tenaga kerja peternak, karena sebagian
kambing Kacang dan kambing Khasmir
pakan hasil budidya rumput Brachiaria
(kambing impor. Pola warna tubuh kambing
riziziensis dan Stylosanthes guianenis
Kosta pada umumnya ada dua warna, yaitu
yang ditanam dibwah naungan kelapa
bagian yang belang didominasi oleh warna
sawit yang berumur antara 5-10 tahun.
putih (Fajar dkk., 2013). Salah satu ciri
Tabel3
Analisis Kelayakan Usaha Ternak Kambing Kacang di Peternak
Uraian Kelompok R1 Kelompok R2 Kontrol R3
Volume (Rp) Volume (Rp) Volume (Rp)
A.Biaya variabel 800.000 800.000 800.000
B.Biaya Produksi
-Bibt ternak 30 ekor rata-rata harga 17.689.500 17.689.500 17.689.500
@589.650
-hijauan pakan brachiaria riziziensis - - -
dan Stylosanthes guianenis tidak beli
-hijauan lapang tidak bili ed libitum - - -
-pembelian obat-obatan/paket/tahun 100.000 100.000 100.000
-teaga kerjapeterna 2 orang x 2.400.000 2.400.000 2.400.000
Rp.300.000
Total biaya variabel + Prpduksi 20.989.500 20.989.500 20.989.500
C.Pendapatan
-R1.(30-2%)xRp.39.500,-x22.02kg 25.223.910
-R2.(30-2%)xRp.39.500,-x21,76kg - 24.926.080
-R3.(30-2%)xRp.39.500,-x20.65kg - 23.654.575
-Pendapatan Kotor 25.223.910 24.926.080 23.654.575
-Keuntungan perioode/4 bulan 4.235.410 3.936.580 2.665.075
-keuntungan bersih/bulan 1.058.602 984.145 666.268
B/C 1,2 1,2 1,1
Sumber: Rusdiana dan Hutasot, 2014
Agriekonomika, 7(2) 2018: 135-148 | 145

khas kambing Kosta adalah terdapatnya sekitar 1,5 m2 x 3 m2 (Rusdiana dan Sutedi
motif garis yang sejajar pada bagian kiri 2016). Analisis ekonomi usaha ternak
dan kanan muka. Selain itu juga terdapat kambing Kosta terlihat pada Tabel.4.
pula ciri khas yang dimiliki oleh kambing Tabel 4, terlihat bahwa, usaha
Kosta bulu rewos di bagian kaki belakang pemeliharaan ternak kambing Kosta
mirip bulu rewos pada Kambing Kosta dengan skala 2,1 ekor/peternak mendapat
tidak sepanjang bulu rewos pada kambing keuntugan bersih sebesar Rp.1.810.950/
PE dengan tekstur bulu yang agak tebal tahun, atau sebesar Rp.248.550/bulan
dan halus. Di Ternak kambing Kosta pada B/C ratio 1,2. Hasil Penelitian Rusdiana
2000-2010 masih banyak diusahakan dan Hutasoit (2014) pada usaha ternak
oleh penduduk di Propisi Banten. Namun kambing skala 2 ekor betina induk dan 1
pada tahun 2014, kambing tersebut sudah ekor jantan peternak mendapat keuntungan
hampir punah, sehingga kambing kosta bersih sebesar Rp.1.665.594,-/tahun,
perlu pelestarian (Rusdiana dan Sutedi B/C 1,2. Hasil penelitian Rusdiana dan
2016). Saptati (2009) usaha ternk kambing
Analisis ekonomi usaha ternak dengan skala pemeliharaan 8 ekor betina
kambing Kosta, berdasarkan perhitungan dan 1 ekor jantan peternak mendapat
dengan skala 3 ekor, terdiri dari 2 ekor keuntungan sebesar Rp.3.770.000,-/tahun
betina induk dan 1 ekor jantan. Kandang dan B/C ratioa 1,9 .Harga ternak kambing
terbuat dari kayu, bambu dan genteng, dipengaruhi oleh kondisi tubuh ternak,
diperkirakan nilai pembuatan kandang untuk betina dilihat dari keturunan iduk
sekitar Rp.800.000/unit dengan kapasitas yang baik. Apabila usaha ternak kambing,
tampung sekitar 6-10 ekor, dewasa, muda dipelihara sebanyak 5-10 ekor/peternak,
maupun anak, dengan ukuran kandang maka peternak akan mendapatkan
Tabel 4
Analisis Ekonomi Usaha Ternak Kambing Kosta
Uraian Volume Rata-rata Jumlah
Harga/Rp
A. Biaya variabel
- A. Biaya investasi dan penyusutan
- 1. kandang kambing (unit) 1 unit 800.000 800.000
- 2. penyusutan kandang kambing/5 - - 160.000
tahun
- 3. Peralatan kandang (paket) 1 paket 30.000 30.000
- Jumlah (2+3) - - 190.000
- B. Biaya variable
- 1. Tenaga kerja keluarga (HOK) 2.57 15.000 38.550
- 2. Pakan konsentrat - - -
- 3. Obat-obatan 1 paket 20.000 20.000
- Total (A + B) - - 248.550
C.Nilai jual ternak kambing Kosta
-Betina dewasa 0,55 798.000 438.900
-Betina muda 0,5 612.000 306.000
-Jantan dewasa 0,6 1.651.000 990.000
-Jantan muda 0,45 720.000 324.000
Jumlah 2,1 - 2.059.500
-pendapatan kotor/tahun 2.059.500
-pendapatan bersih/tahun 1.810.950
-pendapatan bersih/bulan 248.550
B/C 1.2
Sumber: Rusdina dan Sutedi, 2015
146 | Aries Maesya dan Supardi Rusdiana, Prospek Pengembangan Usaha Ternak Kambing

keuntungan secara riil 100%/tahun dari Agroekonomika, 3(3).166-179.


pendapatan anak yang dibesarkan secara
Adawiyah, R. A. dan S. Rusdiana. (2016).
optimal.
Usahatani Tanaman Pangan dan
SIMPULAN Peternakan dalam Analisis Ekonomi
Pengembangan usaha ternak kambing di Peternak. Jurnal Riset Agribisnis
dipedesaan cukup tinggi, bila dilihat dan Peternakan, 1. 37-49.
dari agroekosistem wilayah Indonesia
Budiyanto. (2013). Mengenal Jenis-jenis
sangat mendukung untuk perkembangan
Ternak Kambing yang Berada di
usaha ternak. Kesempatan peternak
Indonesia. https://elbudiyanto/
untuk merebut pasar ekspor ternak
wordpress.com/. Diakses 2018.
kambing sangat terbuka lebar. Peternak
memiliki peran yang sangat penting dalm Dhanda, J.S., D.G. Taylor, P.J. Murray, R.B.
mengelola lahan pertanian khususnya Pegg and P.J. Shand. (2003). Goat
usaha ternak kambing. Secara sosial, Meat Production. Presect Status and
ekonomi dan budaya usaha pemilikan Fature Possibilities. Asian-Aust. J.
ternak kambing dapat memberikan arti Anim. Sci, 16. 1842-1852.
tersediri bagi peternak. Keuntungan pada Djoko, P.,S. B. Basuki dan C. Setianti.
usaha ternak kambing Etwah skala 10 2004. Peran ternak dalam sistem
ekor sebesar Rp. 4.368.833,-/4 bulan B/C usaha tani di dataran tinggi lahan
ratio 1,3, keuntungan pada usaha ternak kering (Kasus Desa Canggal, Kec,
kambing Kacang skala 30 ekor sebesar Kledung, Kab. Temanggung). BPTP
Rp.1.058.602 B/C 1,2. Keuntungan pada Jawa Tengah. http//litbang.deptan.
usaha ternak kambing Kosta skala 2 ekor go.id/jurnal/oc. Diakses 2018.
sebesar Rp.1.810.950/tahun B/C ratio
1,2. Harga ternak kambing dipengaruhi Dewi, D., Harianto, S. Mangkupra Wira,
oleh kondisi tubuh, umur, dan jenis ternak. dan N. Kusnadi. (2010). Peran
Apabila usaha ternak kambing, dipelihara Pengembangan Sumber Daya
sebanyak 5-30 ekor/peternak, maka Manusia dalam Peningkatan
peternak akan mendapatkan keuntungan Pendapatan Rumah Tangga Petani
secara riil 100%/tahun dari pendapatan di Daerah Isitimewa Yogyakarta.
anak yang dibesarkan secara optimal. Forum Pascasarja, 33(2).155-164.
Selain untuk meningkatkan pendapatan Ginting. S. P., dan Fera M. (2008).
dan kesejahteraan peternak, juga dapat Kambing, Boerka: Kambing Tipe
meningkatkan populasi ternak kambing. Pedaging Hasil Persilangan Boer X
Prospek kedepan kambing dapat Kacang. Wartazoa, 18(3). 115-126.
dikembangkan, dan secara tidak langsung
Ginting, S., P. (2010). Beberapa Alternatif
dapat menyumbangkan pendapatan bagi
Skema Percepatan Perkembangan
peternak.
dan Penyebaran Bibit Kambing
DAFTAR PUSTAKA Boerke. Prosiding Seminar Nasional.
Aji, F. Pamugkas, A. Batubara, D. Pasaribu Balai Besar Pengkajian dan
dan E. Suhite. (2009). Buku Pengembangan Teknologi Pertanian
Petunjuk Teknis Potensi Plasma Bogor. 246-255.
Nutfah Kambing Lokal Indonesia. Ilham, N. (2006). Analisis Sosial
Loka Penelitian Kambing Potong, Ekonomi dan Strategi Pencapaian
Puslitbangnak, Badan Litbang Swasembada Daging 2010. Jurnal
Pertanian, Kementerian Pertanian. Analisis Kebijakan Pertanian, 4(2).
Andri, B. Kuncoro. 2014. Profil dan 131-145
Karakteristik Sosal Ekonomi Petani
Tanaman Pangan di Bojonegoro.
Agriekonomika, 7(2) 2018: 135-148 | 147

Ilham, N., S. Hermanto., dan D. S. Rusdiana, S., & Saptati, R., Ayu. (2009).
Priyarsono. (2008). Efektivitas Kontribusi Tanaman Ubi Kayu
Kebijakan Harga Pangan terhadap dan Ternak Kambing terhadap
Ketahanan Pangan. Jurnal Agro Pendapatan Petani. Prosiding
Ekonomi, 24(2). 157-177. Seminar Nasional, Peternakan dan
Veteriner. Puslitbangnak, Badan
Krisna, R. dan Harry. (2014). Hubungan
Litbang Pertanian, Kementerian
Tingkat Kepemilikan dan Biaya
Pertanian, Bogor. 507-514.
Usaha dengan Pendapatan Peternak
Sapi Potong di Kabupaten Sukabumi Rusdiana, S dan L. Praharani. (2014).
Provinsi Jawa Barat (Studi Korelasi). Performa Ekonomi Kambing Perah
Jurnal Aplikasi Manajemen, 12(2). Nglo Nubian Saaene X Peranakan
295-305. Etawah (saper) dan Peranakan
Etawah (PE). Prosiding Seminar
Leo, P., B. (2004). Pola Pengembangan
Nasional, Peran Bioteknologi
Usaha Ternak Kambing Melalui
dalam Peningkatakn Populasi dan
Pendekatan Integrasi dengan Sistem
Utu genetik Ternak Mendukung
Usaha Perkebunan Karet dan Kelapa
Kemandirian Daging dan Susu
Sawit. Prosiding Lokakarya Nasional
Nasional. (LIPI) 24 September 2014.
Kambing Potong. Pusat Penelitian
496-509
dan Pengembangan Peternakan
Bogor. 129-135. Rusdiana, S., L. Praharani dan U. Adiati.
(2014). Prospek dan Strategi
Lukas, Y., S. (2011). Evaluasi Program
Perdagangan Ternak Kambing
Pengembangan kambing yang
dalam Merebut Peluang Pasar.
Mengakar di Masyarakat di
Agriekonomika, 3(2). 203-222.
Kabupaten Manokwari Papua Barat.
Jurnal Buletin Peternakan, 35(3). Rusdiana, S. dan R. Hutasoit. (2014).
208-217. Peningkatan Usaha Ternak Kambing
di Kelompok Tani Sumbersari Dalam
Nurmediansyah, A., dan D. Heriyadi.
Analisis Ekonomi. SEPA, 11(2). 151-
(2007). Mengenal Kambing Kosta.
162.
http://blogs.unpad.ac.id/domba_
kambing/ kambing kosta/artikel. Rusdiana, S., IGM. Budiarsana dan
Diakses 2018. Sumanto. (2014). Analisis
Pendapatan Usaha Petanian dan
Malau Aduli, B. S., I.O. Eduvie, C.A.M.
Peternakan Kerbau di Kabupaten
Lakpini and A.E. Oelionec. (2001).
Lombok Barat Nusat Tenggara Barat
Effect of Supplementation on the Milk
(NTB). Jurnal Ekonomi Pertanian,
Yield of Red Sokoto does. Proc. of the
1(2). 56-67.
26th Annual Conference of Nigerian
Society of Animal Production. Zaria, Rusdiana, S., L. Prahari dan Sumanto.
Nigeriapp. 353–355. (2015). Kualitas dan Produktivitas
Susu Kambing Perah Persilangan
Muzayyanah, M. A. U., S. Nurtini, R. Widiati,
di Indonesia. Jurnal Badan Litbang
S. P. Syahlani, dan T. A. Kusumastuti.
Pertanian, 34(2). 79-86.
(2017). Analisis Keputusan Rumah
Tangga dalam Mengkonsumsi Rusdiana, S. dan E. Endang. (2016).
Pakan Sumber Protein Hewani Asal Analisis Ekonomi Usaha Tanaman
Ternak dan Non Ternak: Studi Kasus Pangan dan Kambing Kosta di
di Propinsi D.I.Yogyakarta. Buletin Kecamatan Carita Kabupaten
Peternakan, 41(2). 203-211. Pendeglang Banten. Buletin
Peternakan, 40(3). 228-236.
148 | Aries Maesya dan Supardi Rusdiana, Prospek Pengembangan Usaha Ternak Kambing

Sodiq, A., S. Adjisoedarmo and E. S. Thalib, C., Rasali Hakim. M., dan Tati. H.
Tawfik. (2003). Reproduction Rate (2011). Model Pembibitan Kambing
of Kacang and Peranakan Etawah dan Domba di Indonesia. Prosiding
Goats Under Village Production Workshop Nasional Diversifikasi
Systems in Indonesia. Deutscher Pangan Daging Ruminansia Kecil.
Tropentag-Göttingen. International Puslitangnak Bekerjasama dengan
Research on Food Security, Natural Puslitbangbun. Jakarta. 55-63.
Resource Management and Rural
Yusdja, Y. (2004). Prospek Usaha
Development. 65-72
Peternakan Kambing Menuju Tahun
Sutama, I.K. (2004). Tantangan dan 2020. Prosiding Lokakarya Nasional
Peluang Peningkatan Produktivitas Kambing Potong. Puslitbangnak.
Kambing Melalui Inovasi Teknologi Bogor. 21-27.
Reproduksi. Prosiding Lokakarya
Yusdja, Y. dan N. Ilham. (2006). Suatu
Nasional Kambing Potong. 51-60
Gagasan Tentang Peternakan Masa
Sodiq, & Abidin. (2009). Tujuan Depan dan Strategi Mewujudkannya.
Pemeliharaan Kambing di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi,
Jakarta: Penebar Swadaya. 25(2):19-28.
Silanikove N., G. Leitner, U. Merin, C. Yoyo, M., Sugiarto dan A. Priyono. (2013).
Goernio. (2010). Prosser Recent Analisis Potensi Peternak dalam
Advances in Exploiting Goat’s Milk: Pengembangan Ekonomi Usaha
Quality, Safety and Production Kambing Lokal di Kabupaten
Aspects. Jurnal Small Ruminant Banyumas. Jurnal Ilmiah Peternakan,
Research 89. 110–124 1(2). 619-626.
Sutama, I.K., IGM. Budiarsana dan Waluyo, S. (2009). Prospek Bisnis Ternak
Supryati. (2011). Perakitan Kambing Kambing Peranakan Ettawah (PE).
Sapera dengan Produksi Susu 2 http://www/google.co.id/search/
Liter dan Pertumbuhan Pasca Sapih jurnal/waluyo/. Diakses 2018.
>100 G/hari. Laporan Akhir Program
Wibowo, B., S. Rusdiana, dan U. Adiati.
Insentif Riset Terapan.
(2016). Pemasaran Ternak Domba
Soedjana. T. (2011). Peningkatan Konsumsi di Pasar Hewan Palasari Kabupaten
Daging Ruminanisa Kecil dalam Indramayu. Agriekonomika, 5(2). 85-
Rangka Diversifikasi Pangan Daging 93.
Mendukung PSDSK 2014. Prosiding
Winarso, B. (2010). Prospek dan Kendala
Workshop Nasional Diversihikasi
Pengembangan Agribisnis Ternak
Pangan Daging Ruminansia Kecil.
Kambing dan Domba di Indonesia.
Psulitbangnak Jakarta. 17-26.
Prosiding Seminar Nasional
Statistik Peternakan dan Kesehatan Peningkatan Daya saing Agribisnis
Hewan. (2017). Populasi Ternak Berorientasi Kesejahteraan
Ruminansia Berdasarkan Jenis. Petani. Pusat Analisis Ekonomi
Direktur Jenderal Peternakan dan dan Kebijakan Pertanian Bogor,
Kesehatan Hewan. Kementerian Pertanian Bogor. 246-
264.
Suherlin. (2017). Jenis-jenis Kambing Di
Indonesia yang Cocok untuk Bisnis Zhang, C.L. Yang and Z. Shen. (2008).
dan Qurban. https://www.suherlin. Variance Components and Genetic
com/12-jenis-kambing/artikel. Parameters for Weight and Size
Diakses 2018 at Birth in Boer Goat. Livestock
Science, 115(1). 73-79.

Anda mungkin juga menyukai