SKRIPSI
HENDRI
NIM: 20.54231.1.051
Daging merupakan salah satu sumber protein hewani yang bersumber dari hewan ternak.
Daging dapat dihasilkan dari berbagai komoditas peternakan seperti ternak besar, ternak kecil
dan ternak unggas. Ternak besar seperti sapi merupakan salah satu jenis ternak yang memilki
peranan penting sebagai penghasil daging dengan kualitas dan kuantitas cukup baik. Jenis atau
bangsa sapi yang terdapat di Indonesia sebagai penghasil daging adalah sapi potong seperti
bangsa sapi Bali, sapi Madura, sapi Peranakan Ongole (PO), dan sapi Brahman Cross (Rianto
Ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan
makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting artinya di dalam
kehidupan masyarakat. Sebab seekor sapi atau kelompok ternak sapi bisa menghasilkan berbagai
macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging (Riano& Purbowati,2009).
Prospek beternak sapi potong di Indonesia masih tetap terbuka lebar dalam waktu yang
lama. Hal ini disebabkan kebutuhan daging sapi dari tahun ke tahun terus menunjukkan
peningkatan. Peningkatan ini memang sejalan dengan peningkatan taraf ekonomi dan kesadaran
akan gizi dari masyarakat. Selain itu, dengan semakin bertambahnya penduduk berarti akan
semakin bertambah pula konsumsi daging sapi. Namun peningkatan permintaan daging sapi ini
tidak diikuti oleh jumlah populasi ternak sapi potong (Yusuf & Nulik, 2008).
Perkembangan usaha sapi potong didorong oleh permintaan daging yang terus menerus
meningkat dari tahun ke tahun dan timbulnya keinginan sebagian besar peternak sapi untuk
menjual sapi-sapinya dengan harga yang lebih pantas. Perkembangan usaha sapi potong juga
tidak lepas dari upaya pemerintah yang telah mendukung. Kondisi ini dapat menjadi motivasi
dari para peternak untuk lebih mengembangkan usaha peternakan sapi potong sebagai upaya
Usaha peternakan sapi potong bagi masyarakat di Kabupaten Sumbawa khususnya petani
peternak bukanlah suatu hal yang baru. Di setiap nagari, banyak warga masyarakat
mengembangkan usaha memelihara ternak. Namun demikian dilihat dari pola usaha yang
berkembang, ternyata masih bersifat tradisional dan berskala usaha rumah tangga dengan rata-
dan memperluas kegiatan ekonomi produktif petani, serta meningkatkan efesiensi dan daya
saing. Upaya peningkatan daya saing usaha ternak sapi potong rakyat secara teknis dapat
dilakukan dengan meningkatkan produktivitas sehingga produknya dapat dijual pada tingkat
harga yang cukup murah tanpa mengurangi keuntungan peternak. Dalam pengembangan sapi
peningkatan populasi ternak yang didukung oleh pengadaan dan peningkatan mutu bibit,
mutu pakan genetik (intensifikasi), dan pemasaran, dan mutu genetik (Suryana dalam
Kebutuhan sapi potong untuk Kabupaten Sumbawa hingga saat ini masih dipenuhi
dengan mendatangkan ternak dari luar daerah. Program pengembangan sapi potong saat ini
belum dapat menjadikan daerah ini sebagai daerah swasembada. Beberapa faktor yang menjadi
penyebabnya antara lain : laju pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan
perkembangan populasi ternak sapi; terjadinya pengurasan sapi bakalan dari beberapa sentra
pengembangan yang ada ke luar daerah; sulitnya merubah tradisi pemeliharaan ekstensif menjadi
Potensi sumberdaya pakan yang ada terutama berupa limbah pertanian tanaman pangan
pengembangan sapi potong yang cukup besar di Kabupaten Sumbawa memerlukan dukungan
kebijakan yang tepat dari pemerintah. Selain program pemberdayaan pakan inkonvensional yang
melimpah, juga pembinaan yang intensif pada daerah-daerah sentra hendaknya menjadi prioritas.
Introduksi teknologi yang sesuai dengan potensi daerah serta pewilayahan sentra pengembangan
yang memperhatikan alur pemasaran yang ada merupakan langkah penting di Desa Rhee
Kecamatan Rhee Kabupaten Sumbawa menuju daerah swasembada daging sapi potong.
Masalah yang sering dihadapi peternak antara lain adalah tingkat pengetahuan dan
keterampilan petani peternak yang masih rendah, perkembangan harga yang tidak stabil,
ketersediaan bibit yang tidak bermutu, permodalan yang masih kecil, dan kelembagaan peternak
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pengembangan peternakan sapi potong agar
potong adalah perlunya suatu strategi dalam pengembangan peternakan sapi potong ini lebih
lanjut. Hal inilah yang melatar belakangi penelitian mengenai “Analisis Potensi Pengembangan
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yakni bagaimana potensi pengembangan usaha
1.3 TUJUAN
Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui analisis potensi pengembangan usaha sapi
1. Sebagai informasi bagi instansi setempat dalam pengembangan sapi potong di Kecamatan
2. Sebagai bahan informasi bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan usaha sapi
potong.