Sutrisno Hadi Purnomo*, Endang Tri Rahayu, dan Sidiq Budi Antoro
Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor pokok yang dapat mempengaruhi
pengembangan usaha ternak sapi potong dan mengetahui bentuk-bentuk strategi yang dapat diterapkan
dalam pengembangan usaha ternak sapi potong di Kecamatan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran (mixedmethod) kualitatif dan kuantitatif
untuk mengumpulkan data primer dari responden dan data sekunder dari instansi terkait, yaitu BPS
Kabupaten Wonogiri, Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri, dan Kecamatan Wuryantoro. Pengambilan
sampel penelitian ditentukan secara kebetulan (convenience sampling) sebanyak 60 responden peternak
sapi potong, dan 10 responden dari Dinas Peternakan dan pedagang sapi. Analisis data menggunakan
analisis situasi internal dan eksternal serta analisis SWOT. Hasil analisis SWOT secara kualitatif pada
faktor internal menghasilkan identifikasi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang terdapat
pada usaha ternak sapi yang terdiri dari sumber daya manusia, kondisi keuangan, operasional/produksi,
manajemen, pemasaran. Hasil analisis pada faktor eksternal menghasilkan identifikasi faktor eketernal
berupa peluang (opportunity), dan ancaman (threats) yang ada pada usaha ternak sapi potong terdiri dari
lingkungan sosial, ekonomi, kebijakan pemerintah, dan teknologi. Hasil analisis matriks SWOT kuantitatif
menunjukkan faktor internal sebesar 1,09 (pada sumbu x), dan faktor eksternal sebesar 0,23 (pada
sumbu y). Oleh karena itu strategi yang sesuai dalam pengembangan peternakan sapi potong berada
pada kuadran I yaitu mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (GrowthOrientedStrategy), yaitu
menggunakan kekuatan untuk memperoleh peluang, keuntungan dalam usaha ternak sapi potong.
ABSTRACT
This study was aimed to determine the principal factors that may affect any development of the
cattle business and know what strategies can be applied in the development of the cattle business in the
District WuryantoroWonogiri. Research method used in this study was a mixed method collect qualitative
and quantitative primary data from respondents and secondary data from relevant agencies, namely BPS
Wonogiri, Wonogiri District Agriculture Office, and Subdistrict Wuryantoro. Research sampling was
determined by convenience sampling of 60 farmers, and 10 respondents from public government and
cattle traders. Analysis of data using internal and external situation analysis, also SWOT analysis. SWOT
analysis qualitative of internal factors resulted in the identification of Strength and Weakness contained in
the cattle business that consists of human resources, financial condition, operations / production,
management, marketing. The analysis of external factors resulted in the identification of factors external in
the form of opportunity and threats that exist in the beef cattle business as consisting of social, economic,
public policy, and technology. The results of the matrix analysis showed results that the internal factors of
1.09 (on the x-axis), and external factors of 0.23 (on the y-axis).Hence,appropriate strategy in the
development of beef cattle farms was in quadrant I that support aggressive growth policy (GrowthOriented
Strategy),which uses strength to gain opportunities, profits in the cattle business.
________________________________
*
Korespondensi (corresponding author):
Telp. +62 87835741508
E-mail: sutrisnohadi@staff.uns.ac.id
484
Sutrisno Hadi Purnomo et al. Strategi Pengembangan Peternakan Sapi Potong Rakyat
485
Buletin Peternakan Vol. 41 (4): 484-494, November 2017 ISSN-0126-4400 E-ISSN-2407-876X
Bulletin of Animal Science, DOI: 10.21059/buletinpeternak.v41i4.22861
486
Sutrisno Hadi Purnomo et al. Strategi Pengembangan Peternakan Sapi Potong Rakyat
487
Buletin Peternakan Vol. 41 (4): 484-494, November 2017 ISSN-0126-4400 E-ISSN-2407-876X
Bulletin of Animal Science, DOI: 10.21059/buletinpeternak.v41i4.22861
tinggi tingkat pendidikan akan semakin sesuai dengan kondisi pada wilayah yang
mudah menerima dan menyerap inovasi baru dijadikan objek penelitian.
serta menerapkan teknologi yang sesuai Strategi pengembangan komoditas
dengan kondisi di lapangan untuk ternak sapi potong dapat diperoleh dengan
meningkatkan produktivitas dan pendapatan. mengacu pada identifikasi pada kekuatan
Pengalaman beternak para (strength), kelemahan (weakness), peluang
respondenmenunjukkan bahwa peternak (opportunity), serta ancaman (threats) dari
paling banyak adalah selama lebih dari 16 analisis SWOT. Perumusan strategi
tahun. Pengalaman beternak yang dimiliki pengembangan dimulai dengan menganalisa
akan menjadikan peternak lebih mandiri dan faktor internal dan eksternal usaha ternak
terampil dalam pengelolaan usaha ternaknya untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis
sehingga dapat meningkatkan usaha dan yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta
pendapatannya. Lamanya pengalaman peluang dan ancaman dalam
dapat membantu peternak dalam mengembangkan usaha ternak sapi potong
menjalankan usaha ternaknya baik dalam di Kecamatan Wuryantoro.
skala besar maupun kecil, karena hal ini Analisis faktor internal digunakan
memudahkan peternak dalam mengambil untuk mengidentifikasi kekuatan (strength)
suatu keputusan mengenai manajemen dan kelemahan (weakness) yang terdapat
usahanya, lebih terampil, dan mampu pada usaha ternak sapi potong sebagai
mengetahui dengan cepat adanya pertimbangan dalam menentukan strategi
permasalahan dalam usaha ternaknya. yang akan dilaksanakan, dan terdiri dari
Mata pencaharian utama yang sumber daya manusia, kondisi keuangan,
dilakukan oleh responden bermacam-macam operasional/produksi, manajemen,
yaitu sebagai petani, buruh, PNS, peternak, pemasaran. Analisis faktor eksternal
dan pedagang. Petani merupakan mata digunakan untuk mengidentifikasi kunci
pencaharian yang paling banyak ditekuni faktor suksesyang menjadi peluang
oleh responden yaitu sebesar 86,67%, (opportunity), dan ancaman (threats) yang
disebabkan wilayah Kecamatan Wuryantoro ada pada usaha ternak sapi potong sebagai
merupakan wilayah yang potensial untuk pertimbangan dalam menentukan strategi
komoditi pertanian. Jumlah anggota keluarga yang akan dilakukan, dan terdiri dari
yang terlibat dalam pengelolaan usaha lingkungan sosial, ekonomi, kebijakan
ternak sapi potong rata-rata 2 orang atau pemerintah, dan teknologi. Unit usaha/bisnis
61,67% dimana peran keluarga lebih harus merumuskan strategi untuk
dominan, dan semua responden tidak memanfaatkan peluang eksternal untuk
menggunakan tenaga kerja dari luar untuk menghindari atau meminimalisir ancaman
mengelola usaha ternaknya, hal ini eksternal (Rangkuti, 2006) dapat dilihat pada
dimaksudkan guna menekan biaya Tabel 2.
pengeluaran seminimal mungkin. Mukson et
al. (2008) mengatakan bahwa tenaga kerja Analisis SWOT secara kuantitatif
yang digunakan pada usaha peternakan sapi Untuk mendukung analisis SWOT
potong umumnya masih menggunakan yang dilakukan secara kualitatif, maka
tenaga kerja keluarga dan banyak digunakan dilakukan analisis SWOT secara kuantitatif.
untuk mencari kegiatan mencari pakan yang Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui
biasanya dilakukan bersama-sama dengan pengaruh internal dan eksternal usaha sapi
kegiatan pertanian. potong atas kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman berdasarkan metode penelitian
Analisis SWOT secara kualitatif kuantitatif dengan responden 10 orang dari
Analisis SWOT secara kualitatif pemerintah dan swasta yang terkait antara
dilakukan dengan identifikasi faktor internal lain 3 responden dari Dinas Kecamatan
dan eksternal yang mempengaruhi (Mantri hewan, dan Staf pasar), dan 7
keberhasilan usaha ternak, dan dalam upaya responden dari Swasta (Blantik), serta
pengembangan usaha ternak sapi maka perumusan strategi pengembangan
berbagai macam faktor yang berpengaruh berdasarkan potensi yang dimiliki oleh
terhadap usaha ternak tersebut perlu Kecamatan Wuryantoro.
diidentifikasi sehingga dapat dibuat suatu Berdasarkan faktor internal strategi
strategi pengembangan ternak sapi potong pengembangan peternakan sapi potong
terdiri dari faktor internal dan eksternal yang
488
Sutrisno Hadi Purnomo et al. Strategi Pengembangan Peternakan Sapi Potong Rakyat
Operasi/produksi Ketersediaan lahan sebagai basis penyedia Kepemilikan ternak sapi masih
(operation/production) pakan rendah
Pemasaran (marketing) Adanya pasar hewan memudahkan dalam Adanya produk substitusi dan
memasarkan ternak sapi potong fluktuasi harga sapi
Akses transportasi dan sarana infrastruktur Peran blantik yang dominan
yang mendukung dalam penentuan harga
Kondisi permodalan Adanya pinjaman kredit lunak dari lembaga Persyaratan pinjaman bank
(capital condition) perbankan yang masih memberatkan
Sosial dan budaya (social Tren pasar yang sesuai dengan usaha sapi Adanya alih fungsi lahan
and culture) potong pertanian
Kebijakan pemerintah Kebijakan pemerintah dalam membatasi Perijinan usaha ternak sapi
(government policy) impor daging sapi potong potong
telah diidentifikasi. Faktor internal terdiri 1,09 (x). Perhitungan skor y diperoleh
dari kekuatan dan kelemahan yang dengan cara menghitung selisih rata-rata
diidentifikasi berdasarkan kondisi yang terjadi tertimbang peluang – rata-rata tertimbang
di lokasi penelitian. Hasil menunjukkan rata- ancaman = 4,02- 3,76 = 0,23 (y). Hasil
rata tertimbang kekuatan – rata- perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.
rata tertimbang kelemahan = 4,66 - 3,57 = Faktor internal dan eksternal
1,09 (x), dapat dilihat pada Tabel 3. menentukan posisi pengembangan
Faktor eksternal merupakan peternakan sapi potong di Kecamatan
lingkungan bisnis yang menimbulkan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri. Hasil total
peluang dan ancaman yang dihadapi oleh skor yang diperoleh dari analisa faktor
peternakan sapi potong di Kecamatan internal adalah total skor kekuatan dikurangi
Wuryantoro. Faktor eksternal terdiri dari total skor kelemahan sebesar 1,09 dan faktor
kekuatan ekonomi, sosial budaya, eksternal adalah total skor peluang dikurangi
pemerintahan dan teknologi. Berdasarkan total skor ancaman sebesar 0,23 maka
faktor eksternal tersebut dapat diidenfikasi strategi yang sesuai dalam pengembangan
peluang dan ancaman yang dihadapi usaha peternakan sapi potong (acuan penilaian
ternak sapi potong. Perhitungan skor x dan y untuk pengembangan sapi potong berada
diperoleh dengan cara menghitung selisih pada kuadran I) yaitu menggunakan
antara rata-rata tertimbang kekuatan – rata- kekuatan untuk memperoleh peluang, seperti
rata tertimbang kelemahan = 4,66-3,57 = dapat dilihat pada Gambar 1.
489
Sutrisno Hadi Purnomo et al. Strategi Pengembangan Peternakan Sapi Potong Rakyat
Tabel 3. Faktor strategi internal untuk pengembangan usaha ternak sapi potong
(internal strategy factors of beef cattle business development)
Tabel 4. Faktor strategi eksternal untuk pengembangan usaha ternak sapi potong
(external strategy factors of beef cattle business development)
490
Sutrisno Hadi Purnomo et al. Strategi Pengembangan Peternakan Sapi Potong Rakyat
Berbagai peluang
Berbagai ancaman
Gambar 1. Analisa SWOT pengembangan usaha ternak sapi potong Kec. Wuryantoro
(SWOT analysis of beef cattle business development in Wuryantoro Subdistrict).
491
Buletin Peternakan Vol. 41 (4): 484-494, November 2017 ISSN-0126-4400 E-ISSN-2407-876X
Bulletin of Animal Science, DOI: 10.21059/buletinpeternak.v41i4.22861
Tabel 5. Matrik SWOT pengembangan usaha ternak sapi potong di Kec Wuryantoro
(SWOT matrix of beef cattle business development in Wuryantoro Subdistrict)
492
Sutrisno Hadi Purnomo et al. Strategi Pengembangan Peternakan Sapi Potong Rakyat
493
Buletin Peternakan Vol. 41 (4): 484-494, November 2017 ISSN-0126-4400 E-ISSN-2407-876X
Bulletin of Animal Science, DOI: 10.21059/buletinpeternak.v41i4.22861
494