Anda di halaman 1dari 11

ISSN Online 2407-6279 Jurnal Galung Tropika, 6 (2) Agustus 2017, hlmn.

103 - 113
ISSN Cetak 2302-4178

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENGGILINGAN DAGING


DI KABUPATEN SERUYAN PROPINSI KALIMANTAN TENGAH

Meat Grinding Business Development Strategy in The Seruyan Regency


of Central Kalimantan
Eko Saputra
Email: eko.saputra310@yahoo.com
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Darwan Ali
Jl. A. Yani No. 1 Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan
Provinsi Kalimantan Tengah, 085705303215

ABSTRAK

Pembangunan pertanian khususnya subsektor peternakan dibidang usaha


penggilingan daging bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan konsumsi daging bagi
masyarakat, pengembangan usaha yang tepat agar usaha penggilingan daging dapat
berkesinambungan, dan meningkatkan perekonomian masyarakat selaku pengusaha dan
pengguna jasa penggilingan daging. Tujuan penelitian adalah menganalisis strategi
pengembangan usaha penggilingan daging di Kabupaten Seruyan. Jenis penelitian adalah
penelitian eksplanatori, teknik pengumpulan data menggunakan beberapa metode, antara
lain: observasi, wawancara (interview), kuesioner, studi literatur dan melakukan pencatatan
data yang dibutuhkan penelitian. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif
analitis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada
pada masa sekarang dan pada masalah-masalah aktual. Sumber data yang digunakan terdiri
dari data primer dan sekunder yang bersumber dari subyek, informan, dan arsif atau
dokumen. Populasi penelitian adalah pengusaha penggilingan daging di Kabupaten
Seruyan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling.
Jenisnya adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu, yaitu 6 orang pekerja sekaligus pengusaha penggilingan daging di Kabupaten
Seruyan. Metode analisis data untuk memformulasikan strategi pengembangan usaha
digunakan analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats). Hasil penelitian
menunjukkan usaha penggilingan daging di Kabupaten Seruyan berada pada kuadran
pertama sehingga dapat menjalankan stratgi S-O, diantaranya meningkatkan kuantitas dan
kualitas daging hasil penggilingan, dan diversifikasi produk olahan daging hasil
penggilingan.
Kata kunci: analisis SWOT; strategi pengembangan; usaha penggilingan daging.

ABSTRACT

The development of agriculture, especially the livestock sub-sector in the meat


grinding business aims to fulfill the need for meat consumption for the community, the
right business development so that the meat milling business can be sustainable, and
improve the economy of the community as the entrepreneurs and the meat milling service
users. The purpose of this research was to analyze the development strategy of meat
milling business in Seruyan Regency. The type of research is explanatory research, data
collection techniques using several methods, among others: observation, interview
Strategi Pengembangan Usaha Penggilingan Daging di Kabupaten Seruyan 104
Propinsi Kalimantan Tengah

(interview), questionnaires, literature study and recording data required research. The
research was done by analytical descriptive approach, that is the method were focuses on
solving the problems that exist in the present and on the actual problems. Sources of data
used consist of primary and secondary data sourced from subjects, informants, and
archives or documents. The research population are meat milling entrepreneurs in
Seruyan District. Sampling technique using non probability sampling technique. The type
was purposive sampling, that was the technique of determining the sample with certain
consideration. There are 6 workers as well as meat milling businessman in Seruyan
Regency. Methods of data analysis was to formulate business development strategies used
SWOT analysis (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats). The results showed that
meat grinding business in Seruyan District was in the first quadrant so that it could run S-
O stratibus, such as increasing the quantity and quality of milled meat, and diversification
of processed meat products.
Keywords: SWOT analysis; development strategy; meat milling business.

PENDAHULUAN daerah yang memiliki potensi dan


prospek yang cukup tinggi.
Usaha dibidang subsektor peter- Nilai komersial yang cukup
nakan mempunyai peran penting dalam menjanjikan dari pengembangan usaha di
menunjang perkembangan perekonomian, bidang subsektor peternakan salah satu-
khususnya sebagai sumber lapangan nya adalah usaha penggilingan daging.
pekerjaan bagi masyarakat, meningkat- Penggilingan daging merupakan usaha
kan pendapatan produsen selaku pe- yang menggunakan alat ataupun mesin
ngusaha, dan sebagai salah satu sumber untuk menggiling daging dengan cara
pangan hewani bernilai gizi tinggi yang menghancurkan daging menjadi bentuk
diperlukan oleh setiap individu. lebih halus sehingga dapat dibuat
Pembangunan usaha subsektor peterna- makanan lain seperti bakso dan sosis.
kan pada saat ini ditujukan untuk Oleh karena itu mesin giling daging
peningkatan kontribusi pertanian dalam banyak digunakan oleh pengusaha-
rangka menunjang terciptanya pertanian pengusaha yang berkepentingan dengan
yang maju, efisien, dan menguntungkan. daging yang halus atau daging yang telah
Selanjutnya, bertujuan untuk mewujud- dihaluskan seperti pengusaha bakso,
kan stabilitas ekonomi yang seimbang sosis, dan pengusaha-pengusaha lainnya
antara industri yang seiring waktu terus yang berhubungan dengan daging yang
berkembang dalam persaingan, sekaligus telah dihancurkan atau dihaluskan (Dina,
pengembangan pembangunan daerah dan 2013).
meningkatkan taraf hidup masyarakyat Usaha penggilingan daging di
selaku pengusaha dan peternak. Salah Kabupaten Seruyan berjumlah 3 kelom-
satu upaya untuk pengembangan usaha di pok usaha, yaitu Kelompok Sumber
bidang subsektor peternakan tersebut Rejeki, Usaha Bersama, dan penggilingan
adalah dengan teknik budidaya dan pola daging Ortomoro Group. Jumlah produk-
pengembangan dengan cara ekstensifikasi si penggilingan daging tertinggi berdasar-
dan intensifikasi terutama di daerah- kan data Dinas Pertanian dan Peternakan
di Kabupaten Seruyan tahun 2016
105 Saputra

didominasi oleh penggilingan daging pendukung dalam penggilingan daging


Usaha Bersama sebesar 1.000 kg/bulan. yang belum efisien, dan kurangnya
Produksi penggilingan daging di Kabupa- promosi dalam pemasaran.
ten Seruyan tahun 2016 yang berasal dari Diperlukan strategi pengemba-
berbagai tempat kelompok usaha dapat ngan usaha yang tepat agar usaha
dilihat pada Tabel 1. penggilingan daging dapat berkesinam-
Berdasarkan Tabel 1, bungan, dan perekonomian masyarakat
penggilingan daging Usaha Bersama selaku pengusaha dan pengguna jasa
mendominasi dalam produksi dengan penggilingan daging dapat terus
total 1.000 kg/bulan. Pelayanan jasa yang meningkat. Langkah awal menyusun
secara umum diberikan menurut strategi pengembangan usaha penggili-
konsumen lebih baik, sehingga konsumen ngan daging adalah dengan menganalisis
terus dan loyal menggunakan jasa usaha lingkungan internal yang mencakup
penggilingan daging tersebut. Jumlah faktor kekuatan dan kelemahan usaha.
produksi daging yang tinggi dari proses Selain itu dari lingkungan eksternal yang
penggilingan memiliki keterkaitan erat meliputi pemanfaatan peluang dan
dengan kesadaran masyarakat akan menghindari atau meminimalisir anca-
konsumsi sumber protein hewani. Selain man yang berasal dari luar kendali usaha.
memiliki nilai gizi yang tinggi, Berdasarkan latar belakang tersebut,
mengkonsumsi daging dapat meningkat- maka tujuan penelitian ini adalah
kan nutrisi bagi kecerdasan otak, dan menganalisis strategi pengembangan
daya ingat. Kebutuhan akan konsumsi usaha penggilingan daging di Kabupaten
daging bagi masyarakat sangatlah penting Seruyan. Penelitian ini diharapkan dapat
sehingga wajar jika usaha penggilingan bermanfaat bagi masyarakat khususnya
daging terus berkembang. Prioritas pada pengusaha penggilingan daging dalam
hal-hal yang perlu mendapat perhatian mengembangkan usahanya, dan sebagai
untuk mengembangkan usaha bahan pertimbangan bagi pemerintah
penggilingan daging diantaranya adalah dalam mengambil kebijakan khususnya
proses dalam penggilingan daging, dalam pembinaan dan pengembangan
ketersediaan SDM dan peralatan usaha penggilingan daging.
pendukung, serta penggunaan bahan
baku. Namun masalah umum yang METODE PENELITIAN
senantiasa terjadi adalah tingkat
Penelitian ini adalah penelitian
pelayanan penggilingan daging yang
eksplanatori, teknik pengumpulan data
masih kurang, penggunaan faktor
menggunakan beberapa metode, antara
Strategi Pengembangan Usaha Penggilingan Daging di Kabupaten Seruyan 106
Propinsi Kalimantan Tengah

lain observasi, dilakukan untuk melihat usaha menggunakan analisis SWOT


dan mengamati objek secara langsung (Strength, Weaknesses, Opportunities,
terhadap hal-hal yang berhubungan Threats), yang akan mempermudah
dengan penelitian. Wawancara merumuskan berbagai strategi baru
(interview), dilakukan untuk memperoleh dengan mengelompokan masing-masing
keterangan yang sesuai dengan permasalahan ke dalam tabel (Rangkuti,
kebutuhan penelitian, agar data yang 2006). Analisis SWOT dilakukan dengan
digunakan merupakan kondisi yang mengidentifikasi faktor internal dan
sebenarnya. Kuesioner, pemberian faktor eksternal. Kemudian ditabulasikan
lembar penilaian mengenai identifikasi ke dalam tabel IFE (Internal Factor
faktor-faktor internal dan eksternal, Evaluation) untuk kerangka Strength
penentuan rating faktor-faktor internal (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan),
dan eksternal serta penyusunan strategi yang meliputi aspek sumber daya
terpilih. Studi literatur dan melakukan manusia, aspek keuangan, aspek produksi
pencatatan data yang dibutuhkan dan operasi, aspek pemasaran, serta aspek
penelitian. Penelitian dilakukan dengan manajemen. Tabel EFE (External Factor
pendekatan deskriptif analitis, yaitu Evaluation) untuk kerangka
metode yang memusatkan diri pada Opportunities (peluang) dan Threats
pemecahan masalah-masalah yang ada (ancaman), yang meliputi aspek politik,
pada masa sekarang dan pada masalah- aspek ekonomi, aspek sosial, budaya,
masalah aktual. Sumber data yang demografi dan lingkungan, aspek
digunakan terdiri dari data primer dan teknologi, serta aspek persaingan.
sekunder yang bersumber dari subyek, Setiap unsur IFE dan EFE pada
informan, dan arsif atau dokumen. analisis SWOT dihubungkan
Populasi penelitian adalah para keterkaitannya dengan strategi S-O
pengusaha penggilingan daging di (Strength-Opportunities) yaitu strategi
Kabupaten Seruyan. Teknik pengambilan yang menggunakan kekuatan internal
sampel menggunakan teknik non untuk memanfaatkan peluang eksternal,
probability sampling, yaitu teknik strategi W-O (Weaknessnes-
pengambilan sampel yang tidak memberi Opportunities) yaitu strategi yang
peluang atau kesempatan sama bagi memanfaatkan peluang eksternal untuk
setiap unsur atau anggota populasi untuk mengatasi kelemahan internal, strategi S-
dipilih menjadi sampel. Jenisnya T (Strength-Threats) yaitu strategi yang
purposive sampling, yaitu teknik menggunakan kekuatan internal untuk
penentuan sampel dengan pertimbangan menghindari ataupun mengurangi
tertentu. Menjadi pertimbangan adalah 6 ancaman eksternal, dan strategi W-T
orang pekerja sekaligus pengusaha (Weaknesses-Threats) yaitu strategi
penggilingan daging, yang berkerja pada defensif yang dilakukan untuk
3 kelompok usaha penggilingan daging di meminimalkan kelemahan dan
Kabupaten Seruyan. menghindari ancaman. Penentuan
Metode analisis data untuk alternatif strategi yang utama dilakukan
memformulasikan strategi pengembangan dengan pembobotan dan tetap
107 Saputra

memperhatikan unsur SWOT yang daging di Kabupaten Seruyan dapat


terkait. Jumlah skor pembobotan akan dilihat pada Tabel 2.
menentukan rangking alternatif strategi Tabel 2 menunjukkan bobot
atau kebijakan yang akan diambil dalam faktor kekuatan terbesar berada pada 3
pengembangan usaha penggilingan indikator dengan total skor yang sama
daging. sebesar 0,30, yaitu: biaya dalam proses
produksi yang murah, hal ini dikarenakan
HASIL DAN PEMBAHASAN pengusaha penggilingan daging dalam
proses penggilingan hanya menyediakan
Identifikasi perlu terlebih dahulu
es batu yang digunakan untuk membantu
dilakukan atas faktor-faktor internal dan
proses penggilingan daging,
eksternal usaha penggilingan daging di
menggunakan bahan bakar dari jenis
Kabupaten Seruyan. Faktor-faktor
minyak solar yang hemat dalam
internal terdiri dari kekuatan dan
menggerakkan mesin disel guna
kelemahan sedangkan faktor-faktor
menggiling daging, dan air yang
eksternal terdiri dari peluang dan
digunakan untuk membersihkan setelah
ancaman. Berikut ini adalah rincian dari
proses penggilingan daging selesai.
faktor-faktor internal usaha penggilingan
Sedangkan bahan bumbu tambahan untuk
Strategi Pengembangan Usaha Penggilingan Daging di Kabupaten Seruyan 108
Propinsi Kalimantan Tengah

penggilingan daging ditanggung oleh faktor proses produksi yang terkesan


konsumen selaku pengguna jasa. kotor dengan skor tertinggi sebesar 0,30.
Produksi yang berkelanjutan, hal ini Hal ini disebabkan mesin penggiling
karena mayoritas konsumen atau daging yang terbuka. Proses
pengguna jasa penggilingan daging pencampuran bumbu-bumbu ke dalam
adalah pengusaha yang berkepentingan daging giling dilaksanakan saat
dengan daging giling yang diolah dalam penggilingan daging sedang berlangsung.
bentuk selanjutnya, seperti pengusaha Serta saat proses penggilingan, tenaga
bakso, sosis, dan lain-lain. Sehingga kerja penggilingan daging masih manual
konsumen tersebut menggunakan jasa menggunakan kedua tangannya dalam
penggilingan daging setiap hari secara merapikan dan membersihkan daging
berkelanjutan guna mendukung hasil penggilingan sehingga semua proses
usahanya. Proses produksi cepat, hal ini selesai.
disebabkan besarnya mesin penggilingan Kelemahan berikutnya adalah
daging yang otomatis digerakkan oleh tingginya biaya perawatan. Perawatan
mesin disel. mesin penggiling daging yang besar
Kekuatan yang lain seperti harga memerlukan biaya perawatan yang tidak
terjangkau oleh konsumen. Rata-rata sedikit. Terlebih bila mesin sedang rusak.
pengusaha penggilingan daging menjual Mesin memerlukan mekanik yang handal
jasa penggilingan sebesar Rp.4.000,- dalam memperbaiki dan memerlukan
hingga Rp.4.500,- per kg. Rata-rata suku cadang perbaikan yang biasanya
konsumen menggiling 5 hingga 20 kg sulit didapatkan. Tak jarang pengusaha
daging sekali giling. Lokasi usaha yang mengganti suku cadang mesin seperti
berada di ibukota kabupaten merupakan rantai, gir, dan lainnya. Alat-alat
kekuatan bagi usaha penggilingan daging perbaikan dan suku cadang mesin
karena mayoritas masyarakyat tinggal di tersebut seringkali sulit ditemukan di
ibukota Kabupaten Seruyan. Banyak Kabupaten Seruyan, sehingga para
pengusaha yang berkepentingan dengan pengusaha penggilingan daging harus
daging giling seperti pengusaha bakso, memesan alat-alat tersebut dari luar
sosis, dan menjual barang dagangannya daerah. Pemasaran bersifat lokal juga
kepada mayoritas masyarakyat yang ada merupakan salah satu kelemahan usaha
di Ibukota Kabupaten Seruyan. Jumlah penggilingan daging. Pengusaha
tenaga kerja yang memadai rata-rata penggilingan daging hanya menjual jasa
menggunakan tenaga kerja 1 hingga 2 penggilingan kepada para konsumen
orang yang menyebabkan proses yang berada didalam daerah Kabupaten
penggilingan daging dapat selesai tepat Seruyan namun tidak ke luar daerah.
waktu dan pada akhirnya memuaskan Konsumen pengguna jasa datang
para konsumen selaku pengguna jasa langsung ke lokasi usaha penggilingan
penggilingan daging. daging. Belum optimalnya informasi dan
Sementara pada faktor kelemahan promosi merupakan penyebab kelemahan
menunjukan bahwa kelemahan usaha ini. Para pengusaha penggilingan daging
penggilingan daging didominasi oleh hanya fokus mengejakan jasa
109 Saputra

penggilingan saat ada pesanan, namun kelemahan dan diperoleh nilai sebesar
tidak melakukan dalam penyebaran 0,41 (positif). Artinya antara kekuatan
informasi dan promosi. Kelemahan dan kelemahan ternyata kekuatan internal
terakhir yaitu kurangnya motivasi bagi pengusaha penggilingan daging lebih
tenaga kerja. Tenaga kerja yang di usaha besar dari pada kelemahan yang
penggilingan daging digaji rata-rata dimilikinya. Sehingga pengusaha
sebesar Rp.800.000,- perbulan. Gaji penggilingan daging hanya perlu
tersebut dinilai masih kurang. Seiring mempertahankan dan terus meningkatkan
waktu para konsumen pengguna jasa kekuatan, serta terus mengurangi dan
penggilingan daging terus meningkat meminimalisir kelemahan usaha. Rincian
namun insentif yang diterima tenaga faktor-faktor eksternal dapat dilihat pada
kerja penggilingan daging masih tetap. Tabel 3.
Setelah didapatkan skor dari Tabel 3 menunjukan skor peluang
kedua faktor-faktor internal tersebut, terbesar bagi pengusaha penggilingan
maka langkah berikutnya adalah daging adalah tingginya permintaan jasa
menghitung skor selisih dengan cara penggilingan daging dengan total skor
mengurangi skor kekuatan dan skor sebesar 0,56. Hal ini disebabkan para
Strategi Pengembangan Usaha Penggilingan Daging di Kabupaten Seruyan 110
Propinsi Kalimantan Tengah

konsumen mayoritas didominasi oleh pengguna jasa penggilingan. Peningkatan


pengusaha yang berkepentingan dengan pendapatan masyarakyat, masyarakyat
pengolahan daging giling Sehingga selaku pengguna jasa penggilingan
untuk menunjang sumber mata daging yang bertempat tinggal di
pencaharian mereka tersebut, konsumen Kabupatten Seruyan seiring waktu terus
setiap hari menggunakan jasa berkembang. Dari hal ini pendapatan
penggilingan daging dengan total jumlah masyarakyat pun terus meningkat pula.
penggilingan yang banyak. Ditambah kesadaran akan gizi yang
Peluang yang lain adalah diperoleh yang mendorong mereka untuk
peningkatan konsumsi daging. Hal ini mengkonsumsi daging, dan pada
didasarkan oleh kesadaran masyarakyat akhirnya turut mendukung tumbuh
selaku konsumen akan gizi yang kembangnya usaha penggilingan daging
diperoleh tubuh dengan mengkonsumsi di Kabupaten Seruyan.
daging. Peningkatan nilai tambah produk Faktor ancaman yang
olahan, para pengguna jasa penggilingan memberikan skor tertinggi adalah
daging yang mayoritas didominasi oleh fluktuasi harga daging sebelum digiling
para pengusaha yang berkepentingan dengan skor sebesar 0,27. Ini
dengan daging olahan sukses dalam berhubungan dengan perayaan hari-hari
menjalankan usahanya. Para pengusaha besar seperti hari raya Idul Fitri, Idul
tersebut seperti pengusaha bakso, terus Adha, dan Tahun Baru. Para pedagang
menaikkan barga jual bakso kepada daging mentah tidak jarang sering
konsumen, sehingga jumlah daging yang memanipulasi harga daging yang akan
digiling juga meningkat. Perluasan dibeli oleh konsumen selaku pengusaha
kesempatan kerja juga merupakan suatu yang berkepentingan dengan daging
peluang karena para pengguna jasa mentah yang akan diolah. Sehingga
penggilingan daging yang mayoritas mempengaruhi usaha para konsumen
didominasi oleh pengusaha yang selaku pengusaha yang berkepentingan
berkepentingan dengan daging, terus dengan daging olahan, dan juga
bertambah. Hal ini disebabkan mempengaruhi usaha penggilingan
bertambahnya masyarakyat pendatang daging.
yang menetap di Kabupaten Seruyan. Ancaman yang lain adalah
Pendatang tersebut banyak yang bermata perubahan cuaca yang mempengaruhi
pencaharian sebagai pedagang yang permintaan. Konsumen yang
berkepentingan dengan daging giling berkepentingan dengan daging olahan
yang akan menjalankan usahanya di tidak jarang mengalami kerugian dalam
Kabupaten Seruyan. Konsumen tetap usahanya saat terjadi perubahan cuaca
merupakan peluang. Para pengguna jasa dari musim kemarau ke musim hujan.
penggilingan daging dinilai loyal dalam Kebanyakan konsumen yang enggan
menggunakan jasa penggilingan. Hal ini keluar rumah untuk membeli bakso dan
berkaitan dengan pelayanan yang sosis hasil olahan dari daging gilingan
diberikan oleh usaha penggilingan daging yang dijual oleh pedagang yang
dapat memuaskan para konsumen selaku berkepentingan dengan daging olahan.
111 Saputra

Hadirnya produk substitusi juga Perolehan nilai skor dari faktor-


merupakan ancaman. Hadirnya makanan- faktor internal sebesar 0,41 dan faktor-
makanan instan yang beredar di pasaran faktor eksternal sebesar 1,14 selanjutnya
seperti bakso dan sosis siap makan dapat dijadikan panduan dalam membuat
mempengaruhi masyarakyat yang kuadran SWOT. Usaha penggilingan
mengkonsumsi daging olahan, dan pada daging di Kabupaten Seruyan berada
akhirnya mempengaruhi para pengusaha pada kuadran pertama yaitu memiliki
daging olahan dalam menggiling daging. sejumlah kekuatan yang besar dan
Persaingan harga pesaing merupakan peluang-peluang besar impresif yang
ancaman berikutnya. Jumlah usaha mendukungnya, yang dari sejumlah
penggilingan daging di Kabupaten kekuatan ini dapat digunakan untuk
Seruyan ada 3 (tiga). Persaingan ini memanfaatkan peluang yang ada
menyebabkan para pengusaha saling (Gambar 1).
bersaing dalam memberikan pelayanan Setelah mengetahui bahwa usaha
kepada konsumen, terutama harga jual penggilingan daging berada pada kuadran
jasa penggilingan daging. pertama, maka langkah selanjutnya
Selisih dari skor peluang dan adalah menerapkan strategi S-O yaitu
skor ancaman diperoleh nilai sebesar 1,14 menggunakan kekuatan internal usaha
(positif). Artinya pengusaha penggilingan penggilingan daging untuk
daging memiliki peluang untuk memanfaatkan peluang eksternal diluar
mengembangkan usaha penggilingan kendali usaha penggilingan daging.
namun tetap memperhatikan beberapa Strategi-strategi yang dapat
indikator ancaman. Harapan pengusaha, dikembangkan untuk diterapkan terdapat
ancaman yang ada hendaknya dapat dua poin, yaitu:
diminimalisir dengan memperbesar a) Meningkatkan kuantitas dan kualitas
pemanfaatan peluang yang ada. daging hasil penggilingan, dan
Strategi Pengembangan Usaha Penggilingan Daging di Kabupaten Seruyan 112
Propinsi Kalimantan Tengah

b) Diversifikasi produk olahan daging didapatkan 2 strategi usaha. Strategi W-O


hasil penggilingan. yang memanfaatkan 6 peluang eskternal
Hasil dari analisis SWOT guna meminimalisir 6 kelemahan internal
menunjukan bahwa, dari strategi S-O usaha penggilingan daging maka
yang menggunakan 6 kekuatan internal didapatkan 3 strategi usaha. Strategi S-T
usaha penggilingan daging untuk yang menggunakan 6 kekuatan internal
memanfaatkan 6 peluang eksternal maka usaha penggilingan daging guna
113 Saputra

mengatasi dan mehindari 4 ancaman Dinas Pertanian dan Peternakan


ekternal maka didapatkan 2 strategi Kabupaten Seruyan.
usaha. Strategi W-T yaitu strategi Rangkuti Freddy. 2006. Teknik Mengukur
dan Strategi Meningkatkan
defensif yang mengatasi dan
Kepuasan Pelanggan. Jakarta:
meminimalisir 6 kelemahan internal Penerbit PT Gramedia Pustaka
usaha penggilingan daging serta Utama.
menghindari 4 ancaman eksternal maka
didapatkan 3 strategi usaha (Tabel 4).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Strategi pengembangan usaha


penggilingan daging dengan
menggunakan analisis SWOT
menyatakan bahwa usaha penggilingan
daging di Kabupaten Seruyan berada
pada kuadran pertama sehingga dapat
menjalankan stratgi S-O, diantaranya
meningkatkan kuantitas dan kualitas
daging hasil penggilingan, serta
diversifikasi produk olahan daging hasil
penggilingan.

Saran

Disarankan untuk meningkatakan


kualitas pelayanan dan hasil penggilingan
daging, juga meningkatkan promosi
usaha jasa penggilingan daging.

DAFTAR PUSTAKA

Dina Tatte. 2013. Tentang Mesin


Penggiling Daging.
http://trendmesin.blogspot.co.id/
2013/08/mesin-penggiling-
daging.html. Diakses pada
tanggal 1 Agustus 2017.
Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Seruyan. 2016. Data
Produksi dan Pemasaran Usaha
Penggilingan Daging di Kuala
Pembuang Kabupaten Seruyan.

Anda mungkin juga menyukai