Oleh:
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2023
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Pengertian Produktivitas Ternak Potong.........................................................4
B. Metode Pengukuran Produktivitas ternak potong............................................5
C. Parameter Pengukuran Produktivitas Ternak Potong......................................6
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Ternak Potong..................8
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................13
A. Kesimpulan............................................................................................................ 13
B. Saran.......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pertanian masih merupakan sektor strategis dan andalan dalam menopang
perekonomian nasional. Ketangguhan sektor pertanian termasuk sub sektor peternakan
ditunjukkan oleh masih besarnya potensi sumber daya lokal baik ternak, teknologi,
kelembagaan, modal, maupun potensi lainnya, sehingga apabila potensi ini dapat
dikembangkan dengan optimal akan mampu berperan dalam pemberdayaan ekonomi dan
peningkatan usaha peternakan termasuk petani ternak sapi potong.
Peluang usaha ternak sapi potong rakyat secara intensif dan komersial sangat terbuka,
karena adanya dorongan dari konsumen daging di perkotaan demand side (Scheper, 1992
dalam Kuswaryan et. Al, 2006). Hal ini menjadi peluang bagi peternak sapi potong rakyat
untuk terus mengembangkan usahanya. Menurut Diwyanto dan Priyanti (2006) tantangan
utama dalam pengembangan usaha peternakan adalah digelarnya program revitalisasi
pertanian dan ketahanan pangan yang akan meningkatkan produktivitas pertanian (termasuk
peternakan) melalui optimalisasi sumberdaya lokal. Untuk itu perlu ada upaya-upaya yang
strategis dan berkesinambungan utamanya dalam pengelolaan usaha agar dicapai
produktivitas dan efisiensi yang tinggi.
Produktivitas usaha ternak yang rendah dapat terjadi karena pola manajemen
pemeliharaan ternak yang masih rendah dan kurang terarah, dimana peternak belum optimal
memperhatikan kualitas pakan, tata cara pemeliharaan yang dianjurkan, perkandangan,
penanganan penyakit dan pemasaran. Dalam upaya peningkatan produktivitas dan mutu sapi
bali perlu terobosan teknologi yang bersifat spesifik lokasi dan berwawasan lingkungan.
Upaya-upaya peningkatan produktivitas telah banyak dilakukan antara lain dengan perbaikan
mutu pakan (Lana dan Nitis, 1992).
Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas ternak antara lain genetik dan
pemilihan bibit unggul, manajemen pakan dan gizi yang baik, kesehatan ternak yang optimal,
kualitas lingkungan pemeliharaan yang memadai, faktor manajerial dan teknis, serta inovasi
teknologi dalam pemeliharaan ternak.
Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut tentang pengertian produktivitas ternak,
metode pengukurannya, parameter-parameter yang relevan, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas ternak. Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang
produktivitas ternak, diharapkan dapat memberikan wawasan dan strategi bagi peternak
dalam meningkatkan kinerja dan keberhasilan usaha mereka di industri peternakan.
B. Tujuan Penulisan
Dengan demikian, melalui penulisan makalah ini diharapkan pembaca akan mendapatkan
pemahaman yang komprehensif tentang produktivitas ternak potong, metode pengukuran
yang relevan, parameter-parameter yang digunakan, serta faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat produktivitas tersebut. Hal ini akan memberikan wawasan dan
pengetahuan yang berguna bagi mereka yang terlibat dalam usaha peternakan ternak potong
dalam upaya meningkatkan produktivitas dan keberhasilan usaha mereka.
BAB II
PEMBAHASAN
Produktivitas ternak potong mengacu pada kemampuan suatu usaha peternakan dalam
menghasilkan daging yang optimal dari ternak potong yang dipelihara. Produktivitas ini
melibatkan efisiensi penggunaan sumber daya, pertumbuhan dan perkembangan ternak yang
optimal, serta tingkat reproduksi yang baik. Dalam konteks ini, produktivitas ternak potong
dapat diukur dengan memperhatikan berbagai faktor, seperti bobot potong, konversi pakan,
angka kelahiran hidup, dan tingkat kematian.
Tingkat produktivitas ternak potong memiliki dampak yang signifikan dalam usaha
peternakan. Beberapa dampak penting dari produktivitas ternak potong adalah sebagai
berikut:
Dalam rangka mencapai produktivitas ternak potong yang tinggi, penting untuk
memahami metode pengukuran yang tepat, mengidentifikasi parameter-parameter yang
relevan, dan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas, seperti genetik,
nutrisi, manajemen reproduksi, kesehatan, lingkungan, dan faktor ekonomi. Dengan
memperhatikan aspek-aspek tersebut, peternak dapat mengoptimalkan produktivitas ternak
potong dan meraih keberhasilan dalam usaha peternakan mereka.
Ada beberapa metode yang umum digunakan untuk mengukur produktivitas ternak potong.
Berikut adalah beberapa metode pengukuran yang sering digunakan:
1. Bobot Potong Ternak: Metode ini mengukur berat daging yang dihasilkan dari satu
ekor ternak potong. Bobot potong ternak yang tinggi menunjukkan produktivitas yang
baik.
3. Pertambahan Bobot Hidup: Metode ini mengukur pertambahan bobot hidup individu
ternak potong selama periode waktu tertentu. Pertambahan bobot hidup yang cepat
menunjukkan produktivitas yang baik.
4. Tingkat Kebuntingan: Metode ini mengukur persentase ternak betina yang berhasil
hamil dalam suatu populasi. Tingkat kebuntingan yang tinggi menunjukkan
produktivitas reproduksi yang baik.
5. Angka Kelahiran Hidup: Metode ini mengukur persentase kelahiran anak ternak yang
hidup dalam suatu populasi. Angka kelahiran hidup yang tinggi menunjukkan
produktivitas reproduksi yang baik.
6. Interval Kelahiran: Metode ini mengukur interval waktu antara kelahiran anak ternak
dalam suatu populasi. Interval kelahiran yang pendek menunjukkan produktivitas
reproduksi yang baik.
7. Efisiensi Pemanfaatan Pakan: Metode ini mengukur sejauh mana ternak dapat
memanfaatkan pakan yang diberikan dalam menghasilkan pertumbuhan dan produksi
daging. Efisiensi pemanfaatan pakan yang tinggi menunjukkan produktivitas yang
baik.
8. Tingkat Kematian: Metode ini mengukur persentase ternak yang mati dalam suatu
populasi. Tingkat kematian yang rendah menunjukkan produktivitas yang baik.
Pemilihan metode pengukuran yang tepat harus mempertimbangkan tujuan spesifik, sumber
daya yang tersedia, dan karakteristik usaha ternak potong yang sedang diamati. Penggunaan
kombinasi beberapa metode juga dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif
tentang produktivitas ternak potong.
2. Pertambahan Bobot: Parameter ini mengukur selisih bobot hidup antara dua waktu
penimbangan yang berbeda. Pertambahan bobot digunakan untuk mengevaluasi laju
pertumbuhan ternak.
6. Persentase Karkas: Parameter ini mengukur persentase bobot ternak yang menjadi
karkas setelah dipotong dan dibersihkan dari bagian yang tidak digunakan. Persentase
karkas digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dalam menghasilkan daging dari
ternak potong.
7. Indeks Konversi Pakan (Feed Efficiency Index): Parameter ini mengukur efisiensi
penggunaan pakan dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti pertambahan bobot,
tingkat kelangsungan hidup, dan FCR. Indeks konversi pakan memberikan gambaran
holistik tentang efisiensi produksi ternak potong.
Namun, perlu diingat bahwa parameter-parameter ini dapat bervariasi antara jurnal-
jurnal yang berbeda, tergantung pada tujuan penelitian dan spesifikasinya. Oleh karena itu,
disarankan untuk merujuk pada jurnal atau penelitian spesifik yang Anda minati untuk
mengetahui parameter pengukuran produktivitas ternak potong yang tepat.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Ternak Potong
Produktivitas ternak potong dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun
eksternal. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas ternak
potong:
1. Genetik dan Pemilihan Bibit Unggul: Faktor genetik memiliki pengaruh besar
terhadap produktivitas ternak. Pemilihan bibit unggul dengan sifat-sifat yang
diinginkan, seperti pertumbuhan yang cepat, konversi pakan yang efisien,
ketahanan terhadap penyakit, dan kualitas daging yang baik, dapat
meningkatkan produktivitas ternak potong.
4. Kualitas Lingkungan Ternak: Lingkungan fisik yang baik, termasuk suhu yang
nyaman, ventilasi yang memadai, kelembaban yang tepat, dan kebersihan yang
terjaga, dapat mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan ternak potong.
Faktor-faktor ini perlu dikelola dengan baik agar ternak dapat tumbuh dan
berproduksi secara optimal.
5. Faktor Manajerial dan Teknis: Manajemen yang baik dalam hal pemilihan
bibit, perencanaan reproduksi, manajemen pakan, manajemen kesehatan, dan
manajemen keuangan merupakan faktor penting dalam meningkatkan
produktivitas ternak potong. Pengetahuan, keahlian, dan keterampilan
manajerial yang tepat akan membantu dalam mengelola ternak secara efisien.
Penting untuk memperhatikan dan mengelola semua faktor ini secara holistik untuk
mencapai produktivitas ternak potong yang optimal. Setiap faktor saling terkait dan saling
mempengaruhi, sehingga pendekatan yang komprehensif diperlukan dalam manajemen
pemeliharaan ternak potong.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan:
B. Saran:
Untuk meningkatkan produktivitas ternak potong, berikut adalah beberapa saran yang
dapat dipertimbangkan:
Genetik dan Pemilihan Bibit Unggul: Melakukan pemilihan dan penggunaan bibit
ternak dengan sifat-sifat unggul untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi
daging ternak potong.
Manajemen Pakan dan Gizi: Memastikan pakan yang diberikan memenuhi kebutuhan
nutrisi ternak potong, termasuk energi, protein, vitamin, dan mineral. Menerapkan
manajemen pakan yang efektif untuk meningkatkan efisiensi konversi pakan.
Faktor Manajerial dan Teknis: Menerapkan manajemen yang efektif dalam hal
reproduksi, manajemen kebuntingan, pengelolaan sumber daya, dan pemantauan
kinerja ternak. Memperhatikan aspek manajemen dan keahlian teknis dalam
pemeliharaan ternak potong.
Sodiq, A., & Budiono, M. (2012). Produktivitas sapi potong pada kelompok tani
ternak di pedesaan. Jurnal Agripet, 12(1), 28-33.
Indey, S., Saragih, E. W., & Santoso, B. (2021). Karakteristik Peternak Sapi di Sentra
Produksi Ternak Potong Di Kabupaten Sorong: Characteristics of Cattle Breeders in Beef
Cattle Production Centers in Sorong Regency. Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis
(Journal of Tropical Animal and Veterinary Science), 11(3), 245-â.
Mukson, S. M., Sari, P. I., & Setiyawan, H. (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi potensi
pengembangan ternak sapi potong rakyat di kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang, Jawa
Tengah. J. Indon. Trop. Anim. Agric, 33(4), 305-312.
Ardhani, F., Lukman, L. L., & Juita, F. (2021). Peran faktor peternak dan inseminator
terhadap keberhasilan inseminasi buatan pada sapi potong di kecamatan kota bangun. Jurnal
Peternakan Lingkungan Tropis, 3(1), 15-22.
Wuryanti, W., Astuti, D. A., & Sutopo, S. (2020). Factors affecting beef cattle
productivity in smallholder farming system in Indonesia. IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science, 423(1), 012012.