Anda di halaman 1dari 4

MANAJEMEN TERNAK UNGGAS

Nama Kelompok : Zhohanes Juniriyanto Farizky ( 2019410050 )


Danu Putra Aldi ( 2019410060 )

TUGAS 1
1. Setelah penjelasan materi , jelaskan pengertian manajemen industry ungags dan
tujuannya
2. Ambillah satu atau dua kebijakan /peraturan mengenai perunggasan dan jelaskan dari
pasdal-pasal yang ada mana yang berperan dalam meningkatkan kemajuan
perunggasan Indonesia dan ulaslah 1 halaman
3. Jelaskan pentingnya manajemen unggas yang tepat untuk layer,broiler,breeding,feed
mill (pabrik pakan),dan plant (farm peternakan)

1. Industri Unggas Indonesia Merupakan Sector Kunci Ekonomi Nasional. Menyuplai 65%
Keseluruhan Protein Hewani Dan Menyerap 10% Dari Semua Sector Pekerjaan.
Good Management
Planning
adalah pengambilan keputusan terkait tindakan apa yang akan
dilakukan pada beberapa jangka waktu ke depan atau masa depan dengan berbagai
alternatif tertentu efektivitas manajerial dalam organisasi
Organizing
sendiri dapat didefinisikan sebagai proses dimana rencana yang
ditetapkan diimplementasikan melibatkan penentuan bagaimana rencana dan
sumber daya harus menjadi satu kesatuan atau bersinergi
Actuating
Actuating atau menggerakan mengajak dan mendorong anggota organisasi atau
bisnis kamu untuk bekerja sama demi mencapai tujuan dari organisasi atau bisnis.
Controlling
terdiri dari mengukur, membandingkan, menemukan penyimpangan dan mengoreksi kegiatan
organisasi atau bisnis yang dilakukan untuk mencapai tujuan atau sasaran. Mengontrol terdiri
dari kegiatan, seperti;
bertujuan untuk ternak terutama ternak unggas agar dapat memberikan hasil panen yang
maksimal.
2. Pemerintah RI No.6 Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan Peternak pada Bab I Ps 1 ; bahwa
upaya pemberdayaan itu bertujuan agar peternak mandiri, mendapat kemudahan, kemajuan,
daya saing dan sejahtera. Dalam pemberdayaan target akhirnya menjadi peternak mandiri dan
sejahtera. Tentu harus diawali dengan adanya fasilitasi yang diberikan bagi peternak sehingga
ada kemudahan akses untuk mendapatkan sapronak dan ada perlindungan dalam menentukan
harga jual. Kondisi demikian akan menjadikan peternak berdaya saing dan berorientasi
ekonomi atau maju. Kemudian mengenai prinsip kemitraan yang dikembangkan adalah
adanya saling menguntungkan dan saling memperkuat antara usaha kecil dan usaha
menengah atau besar (Ayat 5). Hal ini menunjukkan bahwa antara dua fihak tersebut
diperlukan adanya kebijakan yang transparan dan terbuka dalam, perhitungan hasil produksi
dan faktor produksi dalam kegiatan usaha. Hal tersebut dapat dilakukan apabila ada
kesediaan untuk merumuskan konvensi harga atau kesepakatan harga yang sudah
dipertimbangkan oleh kedua belah fihak yang bermitra. Ketiga, pada Pasal 3 poin I yang
menegaskan perlu adanya perlindungan harga. Makna dari perlindungan harga ini adalah
adanya konvensi dalam menentukan harga yang akan diterima oleh kedua fihak yang
bermitra. Keempat, adanya peran kelompok, dinyatakan dalam Bab II Ps 5 Ayat 2 ; yang
menyatakan bahwa untuk mengakses permodalan akan diberikan melalui kelompok peternak
atau gabungan kelompok peternak. Pada ayat ini dimaksudkan bahwa kelompok tersebut
perlu ditegaskan bukan kelompok instan yang hanya muncul pada saat perlu dana tetapi harus
sesuai dengan prinsip partisipatif sebagaimana dinyatakan dalam Ps29 Ayat 2. yaitu
kelompok peternak dibentuk oleh, dari, dan untuk peternak. Kelima, Prinsip kemitraan yang
dinyatakan dalam BabV Ps 19 Ayat 2; bahwa kemitraan dapat dilakukan dalam bentuk bagi
hasil, sewa, atau inti-plasma.Prinsip tersebut berkaitan dengan perkembangan pola kemitraan
dimana bagi hasil merupakan basis dalam kegiatan bermitra yang dalam istilah lokal dapat
berbentuk “maro”.Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan para peternak maka sistem
bagi hasil klasik ini ditransformasikan ke dalam konsep baru yang disebut dengan kemitraan
usaha inti-plasma.Makna dari mitra inti-plasma ini menunjukkan adanya perbedaan kelas
pengusaha antara peternak kecil dengan peternak yang bermodal besar.Oleh karena itu dalam
mekanisme pembagian keuntungannya perlu dirumuskan secara adil dan berprinsip berfihak
pada peternak ekonomi lemah. Inti dari peraturan pemerintah No 6 tahun 2013, mengarah
kepada pengembangan peternak mandiri.
3.LAYER Saran teknis pencahayaan (lighting) dalam budidaya ayam petelur (layer) ini
disampaikan Tony Unandar saat ditemui TROBOS Livestock medio September lalu (14/9).
Konsultan ahli manajemen perunggasan ini menyebut, di masa pertumbuhan (grower) kalau
bisa intensitas cahaya 10 lux saja, tapi kalau pun 20 lux juga masih bagus. Di masa growing,
untuk closed house (kandang tertutup) ia biasa memberikan 10 lux, sedangkan open
house (kandang terbuka) bisa lebih. Pencahayaan di pekan ke-empat 20 lux selama 12 jam ini
maksudnya siang saja (closed house, jadi siang pun gelap dalam kandang), sementara malam
gelap total. Meskipun, ia menambahkan, bila dikhawatirkan ayam bergerombol karena gelap
dan dingin, bisa saja diberikan cahaya intensitas 3 lux di malam hari.melanjutkan paparan,
kondisi ini berlangsung sampai ayam umur 14 pekan. Masuk pekan ke-14, kalau bobot badan
mencapai 1.280 gram –artinya ayam itu sudah 100 % ganti suara dan perkembangan ovarium
sudah maksimum— cahaya sebaiknya ditambah 2 jam di waktu pagi dengan intensitas tinggi
(stimulasi atau menggertak). “Jadi jam 4 pagi lampu sudah dinyalakan, intensitasnya 2 kali
dari sebelumnya. Kalau sebelumnya 10 lux, maka pagi ini dikasih 20 lux. Kalau sebelumnya
20 lux, maka sekarang kasih 40 lux,” terangnya lagi.

Usaha ayam broiler di dalam negeri terus meningkat, baik usaha budidaya maupun usaha
pembibitan (breeding farm), sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan daging ayam
dan meluasnya usaha kuliner berbahan daging ayam. Untuk itu, peternak broiler dituntut
menyediakan ayam broiler yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal), di mana untuk
mencapai hal tersebut dibutuhkan manajemen dan pengetahuan peternak yang mumpuni
sesuai standar.Usaha ayam broiler di dalam negeri terus meningkat, baik usaha budidaya
maupun usaha pembibitan (breeding farm), sejalan dengan semakin meningkatnya
permintaan daging ayam dan meluasnya usaha kuliner berbahan daging ayam. Untuk itu,
peternak broiler dituntut menyediakan ayam broiler yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan
Halal), di mana untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan manajemen dan pengetahuan
peternak yang mumpuni sesuai standar.Setelah peralatan tempat pakan dan minum dilengkapi
sesuai standar, jumlah pemberian air minum juga harus sesuai dengan kebutuhan ayam agar
pertumbuhannya berlangsung normal

Breeding farm atau pembibitan ayam merupakan salah satu usaha peternakan yang
memelihara ayam indukan (parent stock) untuk menghasilkan bibit yang baik atau ayam
indukan yang menghasilkan telur tetas. Pembibitan ayam berperan penting karena ayam
dengan produktivitas tinggi diperoleh dari bibit yang baik. Ayam pembibit akan
menghasilkan telur tetas sesuai standar dan kualitas yang baik apabila dipelihara dengan
prinsip manajemen pemeliharaan yang benarSelain manajemen pemeliharaan, manajemen
kesehatan ayam pembibit perlu juga diperhatikan. Manajemen kesehatan dimaksudkan untuk
mencegah ayam dari serangan penyakit. Penyakit yang sering menyerang ayam antara lain
penyakit yang disebabkan oleh parasit, bakteri, maupun virus. Wabah penyakit tersebut
secara umum bisa diminimalisir dengan program biosecurity yang ketat. Apabila penyakit
yang menyerang ayam tersebut tidak ditangani dengan baik maka akan berakibat pada
penurunan produktivitas ayam pembibit (hatching egg menurun, daya tetas rendah, rasio
infertile lebih tinggi dari fertile. Biosecurity merupakan program pengamanan kesehatan
secara keseluruhan pada suatu peternakan. Secara teknis biosecurity adalah program
pencegahan wabah penyakit untuk menghindari ayam pembibit terserang penyakit yang akan
berakibat pada kematian. Kegiatan biosecurity diantaranya yaitu pengendalian lalu lintas,
vaksinasi, dan sanitasi. Sanitasi merupakan kegiatan membersihkan lingkungan di dalam
maupun luar kandang agar tetap dalamkondisi yang kering dan bersih. Sanitasi sendiri
dimaksudkan untuk mengurangi media berkembangnya bibit penyakit. Sehingga sanitasi
membantu meningkatkan penerapan biosecurity

Pabrik pakan ternak, merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang agrbisnis, yang
memanfaatkan bahan baku yang berasal dari kegiatan pertanian secara luas, baik berupa
limbah atupun hasil sampingan dari industri pertanian. Produk pertanian memiliki sifat yang
unik, dimana produk-produk tersebut dihasilkan secara musiman, serta mudah rusak. Oleh
karena itu, perusahaan Pabrik Pakan harus memiliki struktur manajemen yang baik, baik
dalam manajemen ketersediaan bahan baku (pengadaan, pendistribusian, dan penyimpanan),
manajemen produksi, serta manajemen pemasarannya, sehingga segala kegiatan dapat
terlaksana dengan baik dan lancar.
Untuk mengevaluasi kegiatan manajemen pabrik pakan, maka harus dilakukan audit internal
secara berkala sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik dan tumbuh berkembangn
secara berkelanjutan. Untuk menjamin kegiatan operasional dan manajemen pabrik pakan,
maka harus didampingi oleh staf ahli di bidang industri peternakan. Dengan adanya
koordinasi yang baik antar departemen dan audit internal, serta pendampingan dari staf ahli,
maka diharapkan produk yang dihasilkan oleh pabrik pakan ini dapat memenuhi kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas sesuai dengan yang diharapkan

Anda mungkin juga menyukai