BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peternakan merupakan salah satu bagian dari sub sektor pertanian. Peternakan adalah
kegiatan memelihara ternak untuk dibudidayakan dan mendapatkan keuntungan dari kegiatan
tersebut (Rasyaf,1996). Sub sektor peternakan terbagi menjadi ternak besar, yaitu sapi, kerbau,
dan kuda, dan ternak kecil terdiri dari kambing, domba dan babi serta ternak unggas (ayam, itik,
dan burung puyuh).
Tingginya tingkat konsumsi produk olahan peternakan merupakan suatu peluang usaha tersendiri
untuk dikembangkan. Seiring dengan meningkatnya permintaan akan protein terutama asal
hewani dari tahun ke tahun maka pembangunan pada sub sektor peternakan terus ditingkatkan.
Selain untuk memenuhi kebutuhan protein juga untuk meningkatkan jumlah pendapatan petani
peternak dengan melaksanakan diversifikasi ternak dan meningkatkan populasi ternak.
Salah satu komoditi perunggasan yang memiliki prospek yang sangat baik untuk
dikembangkan adalah ayam ras pedaging karena didukung oleh karakteristik produknya yang
dapat diterima oleh semua masyarakat Indonesia. Kabupaten kupang sebagai salah satu daerah
otonom memiliki berbagai sumber daya yang dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan utama
dari pembangunan ekonomi, yaitu meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk
masyarakat daerah agar kesejahteraan masyarakat lebih merata. Dalam upaya mencapai tujuan
tersebut, pemerintah harus mampu mengembangkan sektor perekonomian yang potensial agar
berkembang sebagai sektor unggulan. Dengan harapan bahwa sektor tersebut mampu
memberikan kontribusi bagi perekonomian, selain memiliki nilai efisiensi yang tinggi sebagai
usaha ekonomi yang produktif. Di NTT, khususnya di Kabupaten Kupang pelaksanaan usaha
peternakan ayam ras pedaging juga dilakukan secara mandiri dan dengan pola kemitraan,
misalnya telah mendorong masyarakat untuk menjalankan usaha tersebut. Hal ini karena
masyarakat menyadari bahwa usaha peternakan ayam ras pedaging memiliki peluang ekonomi
yang cukup baik diwilayah ini karena permintaan akan daging ayam relatif tinggi.
Pemeliharaan ayam broiler membutuhkan factor-faktor produksi. Factor-faktor produksi
tersebut adalah tanah, tenaga kerja, modal untuk pengadaan DOC,pakan, obat-obatan serta biaya
operasional lainnya. Umumnya factor-faktor produksi tersebut cukup tersedia di kota kupang,
sehingga memudahkan para wirausaha untuk menjalankan usaha tersebut. Keberhasilan usaha ini
dapat dicapai antara lain bila para wirausaha memperhatikan system pemasaran ayam broiler.
Hal ini karena mencapai setelah mencapai umur finesher penanganan pemasaran yang baik dan
terencana dapat mengurangi pendapatan usaha.Pemasaran yang baik adalah yang tepat waktu,
tepat harga, tepat tempat dan tepat target konsumennya. Harga jual produk produk berupa ayam
broiler hendaknya sesuai dengan harga yang berlaku dipsar. Selain itu factor ketepatan
waktu produksi dan pemasaran pun untukdiperhatikan. Pemasaran yang terlambat, walau hanya
beberapa hari akan memperbesar biaya produksi terutama untuk biaya pakan.
1.2 Tujuan PKL
Adapun tujuan dari pelaksanaan PKL adalah
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari PKL ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman serta
pelatihan kepada mahasiswa tentang kelembagaan dan manajemen praktis dalam bidang
peternakan, menambah pengalaman lapangan, serta meningkatkan kompetensi penguasaan ilmu
dan teknologi peternakan.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari PKL ini adalah :
Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi ayam Broiler
Mengetahui skala usaha peternakan ayam Broiler pada Kelompok Tani Ternak (KTT) Sejahtera
Naibonat
Mengetahui tingkat keuntungan usaha ternak ayam broiler pada KTT Sejahtera Naibonat,
Kabupaten Kupang.
Mengetahui tingkat kelayakan usaha pada Peternakan ayam broiler pada peternakan ayam
broiler KTT Sejahtera Naibonat, Kabupaten Kupang.
BAB III
METODE KEGIATAN
3.1.Waktu dan Lokasi Kegiatan
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan ii. Kelompok Tani Ternak(KTT) Sejahtera,
Naibonat- Kabupaten Kupang selama satu bulan yaitu dari tanggal 29 Agustus-29 September
2013.
3.2.Pelaksanaan Kegiatan
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan selama 1(satu) bulan dengan cara magang
kerja(observasi partisipasi), yaitu penulis secara aktif dan terus menerus melaksanakan kegiatan
di Kelompok Tani Ternak (KTT) Sejahtera sesuai dengan ketentuan atau aturan yang telah
ditetapkan oleh pimpinan instansi tersebut.
3.3.Jadwal Kegiatan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Sejahtera
Naibonat Kabupaten Kupang. Selama satu bulan(1 bulan). Jadwal kegiatan tersebut seperti pada
tabel berikut:
Setelah kegiatan PKL, hasilnya akan dianalisis dengan cara membandingkan hasilobservasi
diokasi dengan landasan teori yang ada sebagai acuan dalam mengambil kesimpulan.
3.5.Jadwal Kegiatan
BAB IV
Dilihat dari aspek ekonomi, jarak antara lokasi pasar sangat strategis, karena jalur
transportasi dan jarak antara lokasi pasar yaitu terletak diantaradua pasar utama yaitu pasar lili
dan pasar oesao serta sulamu yang tidak begitu jauh
4.5. Ketenagakerjaan
Peternakan ayam broiler KTT Sejahtera Naibonat memiliki 1 orang tenaga kerja dengan
latar belakang pendidikannya SMA dan dibantu oleh pemilik peternakan itu sendiri. Jam kerja di
peternakan ini yaitu pagi dan sore dengan kegiatan antara lain : pemberian makan dan
minum,serta membersihkan lingkungan sekitar kandang.
4.6. Jaminan Sosial
Untuk mensejahterakan tenaga kerja dalam hal pemberian upah untuk petugas kandang
sebesar Rp. 500.000/periode. Para tenaga kerja bekerja pada pagi dan sore hari.
4.7.Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Dalam PKL ini, ada beberapa kegiatan yang dilakukan setiap harinya. Kegiatan-kegiatan
tersebut meliputi:
Kegiatan Rutin
a. Pembersihan Kandang
Pembersihan kandang secara umum meliputi:
Pembersihan lantai kandang, dinding kandang dan tempat makan sebelum ternak diberi
makan dan minum. Kandang harus selalu dibersihkan, dinding digosok atau disemprotkan
dengan air agar kotoran atau debu yang melekat bisa bersih dan tidak ada hama yang
mengganggu ternak ayam dalam kandang. Pembersihan kandang bertujuan untuk mencegah
menumpuknya kotoran dari ternak tersebut di dalam kandang dan pakan yang diberikan tidak
tercampur dengan kotoran, karena penumpukan kotoran dapat meningkatkan perkembangan bibit
penyakit. Jadi tujuannya adalah menghindarkan ayam dari gangguan penyakit dapat dilakukan
dengan meningkatkan kegiatan pencegahan baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga lingkungan terkontrol atau terhindar dari kemungkinan masuknya atau berkembangnya
penyakit.
b. Pembukaan Tirai Kandang
Tirai yang digunakan terbuat dari terpal yang digantung
Umur anak ayam(hari) Titai kandang
1-6 Tertutup penuh
7-14 1/3 bagian
15-22 2/3 bagian
22pemasaran Terbuka semua
c) Pakan yang telah di curahkan dalam tempat pakan diangkut kedalam kandang dari gudang
d) Setelah anak ayam berumur 2 minggu pemberian pakan BR1/CP11 diganti dengan pakn
BR2/CP12
e) Jumlah tempat pakan dan minum digunakan sesuai umur, yaitu DOC-6 hari dengan jumlah 10
nampan,umur 7-14 hari dengan jumlah 12 buah,umur 15 hari pemasaran dengan jumlah 30
buah
Sedangakan pemberian air minum yang diberikan telah dicampurkan dengan obat-
obatan dengan prosedur kerja sebagai berikut:
a) Membuang sisa air minum
b) Tempat air minum dicuci dengan menggunakan deterjen dan dibilas sampai bersih dengan air
c) Jumlah tempat minum yang digunakan yaitu umur DOC-14 hari 8 buahdan umur 15-panen 15
buah.
Kegiatan Tambahan
a) Manejemen Kesehatan
Pencegahan penyakit merupakan salah satu tindakan yang dilakukan untuk mengurangi serangan
penyakit yang menyebabkan kematian ayam. Tindakan pencegahan penyakit yang umum
dilakukan yaitu:
a) Sanitasi Kandang
Sanitasi merupakan suatu tindakan untuk menciptakan lingkungan yang higenik, yang meliputi
sanitasi kandang, peralatan dan lingkungan sekitar kandang. Sanitasi dapat dilakukan dengan
cara:
Membersihkan kandang dari kotoran dan mengumpulakan sampah dan membung pada tempat
penampungan sampah serta membakar sampah-sampah yang bersifat anorganik
Membersihkan wadah pakan dan tempat minum setelah digunakan dan setiap pergantian pakan
dan air minum.
b) Vaksinasi
Vaksinasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh sehingga ayam tahan terhadap
serangan penmyakit. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan vaksinasi
adalah:
Ayam yang divaksin harus dalam keadaan sehat
Vaksin sebelum digunakan harus disimpan dalam termos yang berisi es batu
b) Pemasaran
Pemasaran merupakan akhir dari rangkaian kegiatan kegiatan dalam suatu proses
pengolahan usaha. Dikatakan demikian karena proses pemasaran menentukan keberhasilan
usaha. Kegiatan penjualan hasil pada Peternakan ayam broiler KTT Sejahter, adalah penjualan
langsung yaitu para konsumen langsung membeli ayam di lokasi kandang. Penentuan harga jual
didasarkan atas harga produksi. Rata rata harga penjualan ternak ayam berumur 25-30 hari
sebesar Rp. 25.000 per ekor. Penjualan dilakukan setiap hari dan biasanya konsumen sendiri
yang datang di lokasi peternakan. Hal ini sangat menguntungkan bagi pihak perusahaan karena
tidak mengeluarkan biaya untuk melakukan proses pemasaran.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pakan adalah makanan yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral
dan air yang sangat dibutuhkan ternak, untuk hidup pokok (maintenance), pertumbuhan,
produksi dan reproduksi dan tidak mengganggu fisioilogis ternak.
Pakan yang diberikan pada ternak ayam Broiler harus disesuaikan dengan umur ayam agar nilai
kegunaan dari pakan dapat dimanfaatkan oleh ternak ayam tersebut semaksimal mungkin
(Rasyaf,2009).
Kebutuhan unsur gizi disesuaikan dengan umur ayam ; pada fase traster (1-2 minggu)
Ayam diberikan pada BR1/CP11 yang mengandung kadar protein tinggi sedangkan pada fase
finisher (3-4 minggu) ayam diberikan pakan BR2/CP12 yang mengandung energi tinggi. Hal ini
karena pada fase stater ayam membutuhkan pakan untuk menunjang pertumbuhan, sedangkan
pada fase finisher ayam sudah mencapai pertumbuhan maksimal sehingga pakan yang
dibutuhkan adalah pakan yang mengandung energi tinggi.
Harga ayam yang ditawarkan pada konsumen merupakan harga yang sudah
diperhitungkan berdasarkan semua biaya yang digunakan dalam memproduksi ternak ayam.
Harga untuk produk-produk peternakan tidak harus selalu murah dapat dicurigai bahwa kualitas
ayam tersebut rendah. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat sekarang sudah memperhatikan
kualitas sehingga pada umunya menerima harga yang sesuai dengan tingkat kualitas yang
disandang produk tersebut.
Harga ayam broiler akan selalu berubah sesuai dengan umur ayam karena jika ayam
berada lama dikandang maka biaya produksi juga akan meningkat (Rasyaf,1996). Harga ayam
tidak hanya mempengaruhi produsen. Berdasarkan kondisi tersebut maka harga ayam tidak
selamanya tetap, namum tergantung pada tingkat permintaan konsumen dan biaya produksi.
5.3.Biaya
Biaya produksi adalah sejumlah biaya yang digunakan untuk memproduksi ayam broiler
mulai dari pengadaan kandang sampai saat ayam siap untuk dipasarkan. Masalah yang dijumpai
dalam kaitannya dengan biaya produksi adalah tentang menyediakan sarana produksi untuk
memproduksi ayam broiler. Biaya produksi yang dikeluarkan tidak dilakukan secara serentak
sehingga terjadi peningkatan pada biaya trasportasi. Hal ini turut menyebabkan peternakan
unggas ayam Broiler KTT Sejahtera mendapat keuntungan yang relatif rendah.
5.4.Waktu pemasaran
Waktu untuk memelihara ayam Broiler harus diperhatikan karena waktu akan
menentukan besarnya biaya produksi, jumlah dan harga ayam yang akan dipelihara oleh
peternakan unggas tersebut. Ketetapan waktu akan menentukan kapan peternak harus
memperbanyak produksi ayam Broiler. Waktu penjualan ayam pada peternak unggas KTT
Sejahtera dilakukan setiap bulan dengan umur ayam 25-30 hari.
5.5.Tenaga kerja
Tenaga kerja di peternakan ayam broiler Kelompok Tani Ternak Naibonat ini adalah
satu orang karyawan. Jaminan sosial yang di berikan oleh peternakan unggas kepada tenaga kerja
adalah berupa gaji dan tempat tinggal.. Upah yang di terima oleh tenaga kerja tersebut di hitung
kurang lebih 25% dari keungtungan yang diperoleh Peternakan tersebut dan tergantung penilaan
hasil kerja oleh penanggung jawab unit peternakan unggas ayam broiler. Upah ini relatif rendah
jika keuntungan peternakan sedikit yang biasanya disebabkab karena petugas kurang sigap dalam
memelihara ternak ayam Broiler dan terutama menganalisis kondisi pasar. Namu upah sudah
cukup memenuhi kebutuhan pokok hidup tenaga kerja karena memenuhi syarat Upah Minum
Provinsi (UMP) yakni Rp.750,000/ jika ayam Broiler dipelihara dengan baik.
Analisis Input-Output dan Kelayakan Usaha Peternakan ayam broiler KTT Sejahtera
Naibonat, selama 1 periode produksi.
Tabel.2 Analisis Input-Output dan Kelayakan Usaha
Harga
N0 Uraian Jumlah Satuan satuan Total
I Investasi 1
Pembuatan Kandang 3 Unit 10.000.000 30.000.000
Peralatan Kandang:
Sapu 2 Buah 5000 10000
Ember 2 Buah 10000 20000
Paralon 100 Meter 20.000 2000.000
Gayung 2 Buah 5000 10000
Kereta besi 2 roda 2 Buah 500.000 1000.000
Total Investasi 3304.0000
II Biaya Operasional
A. Biaya Variabel
DOC 214 Boks 700.000 149800000
Pakan 612 Karung 325000 198900000
Listrik 12 Bulan 50.000 600000
Air 12 Bulan 50.000 600000
Penyusutan
Kandang dan
Peralatan 12 Bulan 40.000 480.000
Obat-Obatan 12 Bulan 500.000 3000.000
Vaksin 12 Bulan 200000 2400.000
Total Biaya Variabel 355780000
B. Biaya Tetap
Tenaga Kerja 1 Orang 750000 750000
Ternak ayam
BEP Harga Produksi 14269.96337
BEP Volume
Produksi 15582.8
B/C Ratio 1.751931617
PBP 0.112791452
Harga adalah nilai dari setiap benda atau jasa yang digunakan dalam suatu kegiatan
ekonomi. Biaya produksi adalah sejumlah nilai yang dikeluarkan untuk sejumlah faktor - faktor
produksi yang diperlukan dalam kegiatan proses produksi. Seluruh nilai faktor - faktor produksi
yang diperlukan dalam proses produksi disebut biaya total. Biaya yang diperlukan berkaitan
dengan waktu yang diperlukan dalam penyediaan faktor - faktor produksi yang akan digunakan
dalam proses produksi yaitu jangka pendek dan jangka panjang (Amareko, 2002).
Biaya total = Biaya Variabel + Biaya Tetap
= Rp. 355.780.000 + Rp. 75.0000,-
= Rp. 356.530.000,-
Penerimaan dalam 1 Periode Produksi
Penerimaan adalah sejumlah uang atau barang yang diterima seseorang atau rumah tangga
dalam suatu periode tertentu (Raharja dan Manurung, 2004). Selanjutnya, (Amareko, 2002)
penerimaan adalah nilai produk yang dihasilkan. Penerimaan tersebut dinamakan penerimaan
total.
Penerimaan = Total hasil penjualan ternak
= Rp. 682.500.000,-
Pendapatan laba dalam 1 periode produksi/ tahun
Pendapatan adalah jumlah total uang yang diperoleh atau diterima dikurangi dengan
sejumlah biaya. Dalam melakukan suatu usaha seorang pengusaha akan berpikir bagaimana ia
mengalokasikan input seefisien mungkin atau dapat memperoleh hasil yang maksimal (Moehar,
2002). Untuk mengetahui berapa besar pendapatan dari usaha Peternakan ayam Broiler KTT
Sejahtera Naibonat, maka dapat dihitung dengan rumus sesuai petunjuk Soekartawi (2003)
sebagai berikut:
Pd = Pt + Bt
Dimana: Pd = Pendapatan
Pt = Penerimaan total
Bt = Biaya total
Pd = Pt Bt
= Rp. 292. 930.000 Rp. 389. 570.000
= Rp 292.930.000
1. Break Even Point (BEP)
6.1. KESIMPULAN
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi adalah biaya DOC, biaya pakan, dan biaya
obat-obatan serta tenaga kerja.
3. Skala usaha pada peternakan ayam broiler ini relatif sedang/menengah yakni 1000-3000
ekor/periode. Keuntungan dari total produksi adalah Rp. 292.930.000 dari total biaya produksi
sebesar Rp. 389.570.000
6.2. SARAN
Adapun saran-saran yang penulis dapat sampaikan untuk peningkatan usaha peternakan ayam
adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan faktor-faktor produksi variabel harus dilakukan sekaligus dengan mempertahankan
arus harga dipasaran untuk mencegah masalah ketiadaan faktor-faktor produksi tersebut di
kandang atau dipasaran saat dibutuhkan dan menekan biaya transportasi.
2. Pengelolan kandang perlun diperhatikan dan sanitasi lingkungan perlu dilakukan dengan baik
agar tidak terjadi kematian yang tinggi.
3. Penambahan tenaga kerja pada usaha peternakan ayam Broiler KTT Sejahtera perlu dilakukan
sehingga manajemen pemeliharaannya lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Jakfar dan Kasmir. 2007. Studi Kelayakan Bisnis.Edisi ke-2. Kencana, Jakarta.
Kartadisastra, HR. 1994. Pengelolaan Pakan Ayam. Kanisius. Yogyakarta.
Raharja, P dan Manurung, M. 2004. Teori Ekonomi Mikro, Suatu Pengantar. Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta.
Rasyaf. 1995. Pengelolaan Usaha Peternakan Ayam Pedaging. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.