Dosen Pengampu :
Eka Nurwahyuni., S.Pt., MP.
Disusun Oleh :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Peternakan penetasan telur (hatchery farm) merupakan bagian yang berperan penting
dalam sebuah industri peternakan. Pada dasarnya, hatchery farm inilah yang akan
memperisapkan bahan produksi sebuah peternakan yaitu bibit unggas yang sehat dan
berkualitas secara genetik maupun fisik untuk didistribusikan kepada para peternak. Kualitas
bibit merupakan salah satu kunci keberhasilan alur produksi usaha peternakan. Salah satu
indikator penilaian kualitas dapat ditinjau melalui kondisi kesehatan, persentase daya tetas
yang tinggi, dan hasil produksi berkualitas secara fisik dan genetik (Montesqrit, dkk. 2021).
Salah satu upaya untuk menjaga kesehatan di dalam kandang dengan penerapan
biosecurity. Penerapan biosecurity ini mengatur serangkaian tatalaksana serta kebijakan
yang berlaku selama proses produksi untuk meminimalisir terjadikan penyebaran penyakit
yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Penerapan biosecurity yang baik
akan membuat kegiatan produksi dalam kandang berjalan dengan optimal.
Pada saat ini, kondisi hatchery farm banyak dihadapkan dengan resiko serta ancaman
terkait kesehatan ternak. Kesehatan ternak akan terancam melalui penyebaran penyakit dari
telur itu sendiri, manusia, bahkan juga melalui udara. Adapun beberapa faktor penyebabnya
yaitu akibat kuranganya kebersihan dan sanitasi, mobilitas manusia dan barang yang tidak
terkontrol, serta pengaruh lingkungan baik dari suhu dan kelembaban yang tidak sesuai akan
menyebabkan tumbuhnya organisme patogen. Sehingga, penting adanya penerapan
biosecurity yang tepat didalam hatchery farm untuk meminimalisir resiko penyakit.
Unggas telah menjadi salah satu komoditas penting dalam industri peternakan, baik
untuk memenuhi kebutuhan daging maupun telur. Kualitas dan kuantitas produksi unggas
sangat bergantung pada manajemen breeding dan penetasan yang efektif. Dalam konteks ini,
PT Jatinom Unggas Perkasa Kediri memainkan peran penting sebagai hatchery yang
bertanggung jawab dalam memproduksi bibit unggas berkualitas.
Manajemen breeding dan penetasan unggas merujuk pada serangkaian praktik dan
prosedur yang dirancang untuk memastikan kelangsungan hidup dan kualitas unggas yang
dihasilkan. Tahap breeding melibatkan pemilihan dan pembiakan induk yang memiliki
karakteristik yang diinginkan, seperti ketahanan terhadap penyakit, pertumbuhan yang cepat,
efisiensi pakan, dan kualitas daging atau telur yang baik. Sedangkan tahap penetasan
melibatkan pengaturan suhu, kelembaban, dan ventilasi yang tepat untuk memastikan
perkembangan embrio yang optimal.
Salah satu aspek penting dalam manajemen breeding dan penetasan unggas adalah
penerapan biosecurity di kandang hatchery. Biosecurity adalah seperangkat tindakan yang
dilakukan untuk mencegah masuknya penyakit dan organisme patogen ke dalam populasi
unggas. Keberhasilan hatchery dalam mempertahankan kesehatan dan kebersihan unggas
sangat bergantung pada biosecurity yang efektif.
Peternakan penetasan telur (hatchery farm) memainkan peran penting dalam industri
peternakan. Hatchery farm bertanggung jawab untuk mempersiapkan bibit unggas yang
sehat dan berkualitas secara genetik maupun fisik, agar dapat didistribusikan kepada
peternak. Kualitas bibit merupakan faktor kunci dalam keberhasilan usaha peternakan.
Evaluasi kualitas bibit dapat dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan, tingkat penetasan
yang tinggi, serta hasil produksi yang berkualitas baik secara fisik maupun genetik
(Montesqrit, dkk. 2021).
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan di dalam kandang adalah dengan
menerapkan biosecurity. Biosecurity melibatkan serangkaian tindakan dan kebijakan selama
proses produksi untuk mengurangi penyebaran penyakit yang bisa dipengaruhi oleh faktor
internal maupun eksternal. Implementasi biosecurity yang baik akan membantu
meningkatkan efisiensi produksi dalam kandang.
Saat ini, hatchery farm dihadapkan pada risiko dan ancaman terkait kesehatan ternak.
Penyebaran penyakit bisa terjadi melalui telur itu sendiri, manusia, atau bahkan melalui
udara. Beberapa faktor penyebabnya termasuk kebersihan dan sanitasi yang kurang
memadai, mobilitas manusia dan barang yang tidak terkendali, serta pengaruh lingkungan
seperti suhu dan kelembaban yang tidak sesuai, yang dapat memicu pertumbuhan organisme
patogen. Oleh karena itu, penerapan biosecurity yang tepat di hatchery farm sangat penting
untuk mengurangi risiko penyakit.
2.3 Biosecurity
Biosecurity merupakan suatu sistem yang terdiri dari rangkaian program yang mencakup
kebijakan dan praktik yang dirancang untuk mencegah masuknya serta menyebarnya bibit
penyakit. Pada hatchery harus dalam keadaan steril dan dijaga kebersihannya karena akan
sangat berpengaruh terhadap telur yang ditetaskan, oleh karena itu penerapan biosecurity
merupakan hal yang sangat penting. Kegiatan biosecurity adalah sanitasi dan desinfeksi dan
jenis kegiatan lain yang menghambat kontaminasi yang akan mempengaruhi penetasan telur.
Biosecurity harus dilaksanakan dengan baik dan benar, sesuai peraturan yang telah
ditetapkan oleh hatchery untuk menghasilkan DOC yang baik dan maksimal. DOC yang
kualitasnya baik akan menjadi titik awal keberhasilan usaha peternakan yang dijalankan
(Jayanata dan Harianto, 2011). Komponen biosecurity pada hatchery meliputi ruangan pada
bangunan hatchery, lalu lintas karyawan, mesin tetas, telur tetas (hatching egg) dan limbah.
Pada ruangan pada bangunan hatchery adalah ruang terminal, cooling room, setter room,
hatcher room, pull chick room (Aini., dkk. 2019).
BAB III
PEMBAHASAN