Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN BREEDING DAN PENETASAN UNGGAS


“PENTINGNYA PENERAPAN BIOSECURITY DI KANDANG HATCHERY
SUMBER REJEKI FARM KABUPATEN KEDIRI”

Dosen Pengampu :
Eka Nurwahyuni., S.Pt., MP.

Disusun Oleh :

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peternakan penetasan telur (hatchery farm) merupakan bagian yang berperan penting
dalam sebuah industri peternakan. Pada dasarnya, hatchery farm inilah yang akan
memperisapkan bahan produksi sebuah peternakan yaitu bibit unggas yang sehat dan
berkualitas secara genetik maupun fisik untuk didistribusikan kepada para peternak. Kualitas
bibit merupakan salah satu kunci keberhasilan alur produksi usaha peternakan. Salah satu
indikator penilaian kualitas dapat ditinjau melalui kondisi kesehatan, persentase daya tetas
yang tinggi, dan hasil produksi berkualitas secara fisik dan genetik (Montesqrit, dkk. 2021).

Salah satu upaya untuk menjaga kesehatan di dalam kandang dengan penerapan
biosecurity. Penerapan biosecurity ini mengatur serangkaian tatalaksana serta kebijakan
yang berlaku selama proses produksi untuk meminimalisir terjadikan penyebaran penyakit
yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Penerapan biosecurity yang baik
akan membuat kegiatan produksi dalam kandang berjalan dengan optimal.

Pada saat ini, kondisi hatchery farm banyak dihadapkan dengan resiko serta ancaman
terkait kesehatan ternak. Kesehatan ternak akan terancam melalui penyebaran penyakit dari
telur itu sendiri, manusia, bahkan juga melalui udara. Adapun beberapa faktor penyebabnya
yaitu akibat kuranganya kebersihan dan sanitasi, mobilitas manusia dan barang yang tidak
terkontrol, serta pengaruh lingkungan baik dari suhu dan kelembaban yang tidak sesuai akan
menyebabkan tumbuhnya organisme patogen. Sehingga, penting adanya penerapan
biosecurity yang tepat didalam hatchery farm untuk meminimalisir resiko penyakit.

Namun, implementasi dan pemahaman yang baik tentang biosecurity di hatchery


farm masih merupakan tantangan yang dihadapi oleh banyak peternak dan pengelola
hatchery. Perlu adanya upaya kolaborasi antara hatchery farm dengan institusi pendidikan,
penelitian, dan pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan pemahaman,
mengembangkan pedoman, dan mengimplementasikan praktik biosecurity yang efektif.
Tingkat keberhasilan penerapan biosecurity harus didukung adanya kedisiplinan diri setiap
petugas yang ada di dalam hatchery farm (Aini, 2019). Oleh karena itu, makalah ini akan
membahas terkait dengan pentingnya biosecurity di Sumber Rejeki Farm Kecamatan Gurah
Kabupaten Kediri serta menganalisis manajemen pengelolaan dalam hatchery farm serta
mengidentifikasi faktor resiko dan ancaman kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit
dalam hatchery farm. Sehingga, diharapkan dengan adanya pemaharan yang baik terkait
penerapan biosecurity dan kesadaran dalam penerapan praktik biosecurity mampu
mengoptimalkan alur produksi dan menjaga sustainable hatchery farm secara efektif dan
efisien.

Unggas telah menjadi salah satu komoditas penting dalam industri peternakan, baik
untuk memenuhi kebutuhan daging maupun telur. Kualitas dan kuantitas produksi unggas
sangat bergantung pada manajemen breeding dan penetasan yang efektif. Dalam konteks ini,
PT Jatinom Unggas Perkasa Kediri memainkan peran penting sebagai hatchery yang
bertanggung jawab dalam memproduksi bibit unggas berkualitas.

Manajemen breeding dan penetasan unggas merujuk pada serangkaian praktik dan
prosedur yang dirancang untuk memastikan kelangsungan hidup dan kualitas unggas yang
dihasilkan. Tahap breeding melibatkan pemilihan dan pembiakan induk yang memiliki
karakteristik yang diinginkan, seperti ketahanan terhadap penyakit, pertumbuhan yang cepat,
efisiensi pakan, dan kualitas daging atau telur yang baik. Sedangkan tahap penetasan
melibatkan pengaturan suhu, kelembaban, dan ventilasi yang tepat untuk memastikan
perkembangan embrio yang optimal.

Salah satu aspek penting dalam manajemen breeding dan penetasan unggas adalah
penerapan biosecurity di kandang hatchery. Biosecurity adalah seperangkat tindakan yang
dilakukan untuk mencegah masuknya penyakit dan organisme patogen ke dalam populasi
unggas. Keberhasilan hatchery dalam mempertahankan kesehatan dan kebersihan unggas
sangat bergantung pada biosecurity yang efektif.

PT Jatinom Unggas Perkasa Kediri menyadari pentingnya biosecurity dalam menjaga


kualitas dan kuantitas bibit unggas yang dihasilkan. Oleh karena itu, hatchery ini telah
menerapkan berbagai langkah biosecurity yang ketat.

Peternakan penetasan telur (hatchery farm) memainkan peran penting dalam industri
peternakan. Hatchery farm bertanggung jawab untuk mempersiapkan bibit unggas yang
sehat dan berkualitas secara genetik maupun fisik, agar dapat didistribusikan kepada
peternak. Kualitas bibit merupakan faktor kunci dalam keberhasilan usaha peternakan.
Evaluasi kualitas bibit dapat dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan, tingkat penetasan
yang tinggi, serta hasil produksi yang berkualitas baik secara fisik maupun genetik
(Montesqrit, dkk. 2021).

Salah satu cara untuk menjaga kesehatan di dalam kandang adalah dengan
menerapkan biosecurity. Biosecurity melibatkan serangkaian tindakan dan kebijakan selama
proses produksi untuk mengurangi penyebaran penyakit yang bisa dipengaruhi oleh faktor
internal maupun eksternal. Implementasi biosecurity yang baik akan membantu
meningkatkan efisiensi produksi dalam kandang.

Saat ini, hatchery farm dihadapkan pada risiko dan ancaman terkait kesehatan ternak.
Penyebaran penyakit bisa terjadi melalui telur itu sendiri, manusia, atau bahkan melalui
udara. Beberapa faktor penyebabnya termasuk kebersihan dan sanitasi yang kurang
memadai, mobilitas manusia dan barang yang tidak terkendali, serta pengaruh lingkungan
seperti suhu dan kelembaban yang tidak sesuai, yang dapat memicu pertumbuhan organisme
patogen. Oleh karena itu, penerapan biosecurity yang tepat di hatchery farm sangat penting
untuk mengurangi risiko penyakit.

Namun, implementasi dan pemahaman yang baik tentang biosecurity di hatchery


farm masih merupakan tantangan bagi banyak peternak dan pengelola. Diperlukan upaya
kolaborasi antara hatchery farm dengan institusi pendidikan, penelitian, dan pihak terkait
lainnya untuk meningkatkan pemahaman, mengembangkan pedoman, dan menerapkan
praktik biosecurity yang efektif. Keberhasilan penerapan biosecurity juga bergantung pada
disiplin diri setiap petugas di hatchery farm (Aini, 2019). Oleh karena itu, makalah ini akan
membahas pentingnya biosecurity di PT Jatinom Unggas Perkasa Kediri, serta menganalisis
manajemen pengelolaan di hatchery farm dan mengidentifikasi faktor risiko dan ancaman
kesehatan guna mencegah penyebaran penyakit di hatchery farm. Diharapkan dengan
pemahaman yang baik tentang penerapan biosecurity dan kesadaran dalam melaksanakan
praktik biosecurity, produksi hatchery farm dapat dioptimalkan dan keberlanjutannya terjaga
dengan efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana profil usaha Sumber Rejeki Farm?
2. Apakah faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan ternak di hatchery farm?
3. Mengapa penting menerapkan biosecurity pada hatchery di Sumber Rejeki Farm?
4. Apa tantangan dalam penerapan biosecurity di dalam kandang hatchery hatchery Sumber
Rejeki Farm?
5. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
biosecurity di hatchery farm?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui profil usaha penetasan telur di Sumber Rejeki Farm.
2. Mengkaji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan ternak di hatchery farm.
3. Memahami pentingnya penerapan biosecurity di hatchery Sumber Rejeki Farm.
4. Mengidentifikasi tantangan dalam penerapan biosecurity di hatchery Sumber Rejeki
Farm.
5. Mengetahui solusi yang harus dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
biosecurity di hatchery farm.
1.4 Manfaat
1. Memberikan informasi tentang profil usaha hatchery farm di Sumber Rejeki Farm.
2. Mendapatkan pengetahuan tentang berbagai faktor yang dapat mengancam kesehatan
ternak di hatchery farm.
3. Memberikan pemahaman dan meningkatkan kesdaran terntang pentingnya penerapan
biosecurity pada hatchery Sumber Rejeki Farm.
4. Memberikan pengetahuan tentang tantangan dalam penerapan biosecurity di hatchery
Sumber Rejeki Farm.
5. Mendapatkan informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan untuk menerapkan
biosecurity yang tepat di hatchery farm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ayam Joper


Ayam Joper merupakan kepanjangan dari kata Jowo dan Super (sudah persilangan).
Ayam ini merupakan keturunan dari hasil persilangan antara jantan ayam kampung dengan
betina petelur coklat dengan tujuan untuk produksi daging. Saat ini ayam Joper menjadi lebih
dikenal dan menjadi pilihan di masyarakat karena tumbuh lebih cepat jika dibandingkan
dengan ayam kampung.
Ayam Joper dapat dipanen pada umur 2 bulan sedangkan ayam kampung pada umumnya
baru bisa dipanen pada umur 5-6 bulan (Tribudi, dkk. 2022). Karakteristik dari ayam joper
adalah dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan bobot seragam, laju pertumbuhan lebih
cepat daripada ayam kampung, memiliki tingkat kematian yang rendah, mudah beradaptasi
dengan lingkungan serta memiliki citarasa yang tidak berbeda dengan ayam kampung
(Kaleka, 2015)

2.2 Penetasan (Hatchery)


Penetasan telur adalah proses mengeramkan telur untuk memacu pertumbuhan dan
perkembangan embrio menjadi anak ayam yang mampu menetas dengan cara memecahkan
dan ke luar dari kerabang dalam kondisi sehat sehingga layak untuk dipelihara dan dapat
diperjual belikan. Menurut (Dirjen Peternakan (2008) dalam Suryadi dan Prasetyo (2018),
penetasan adalah kegiatan pengeraman (setter) dan penetasan (hatcher) telur tetas untuk
menghasilkan bibit ayam untuk keperluan sendiri atau untuk diperjual belikan. Terdapat dua
cara penetasan telur, yaitu secara alami (dengan induknya sendiri) dan secara buatan (dengan
mesin penetas telur).
Mesin penetas dibuat sebagai pengganti penetasan secara alami untuk memperoleh
sejumlah anak yang berkualitas tinggi dalam waktu bersamaan. Keberhasilan mesin tetas
sangat ditentukan oleh kestabilan temperatur dan kelembaban dalam mesin tetas (Rosa dan
Agustian. 2016). Pada telur ayam, kondisi itu tercapai jika suhu ruangan bisa tetap stabil
antara 39-40ºC dan kelembaban 60-80%. Untuk menjaga kestabilan suhu dan kelembaban di
dalam ruangan mesin tetas diperlukan pengontrol suhu dan kelembaban (Abidin. 2003).
Telur yang telah diseleksi dan memenuhi persyaratan segera dimasukkan ke dalam mesin
tetas. Namun, bila harus disimpan terlebih dahulu, penyimpanannya harus benar dan di
tempat yang memenuhi persyaratan.
Penyimpanan telur tetas dilakukan setelah penerimaan hatching egg (HE), semua HE
disimpan di ruang penyimpanan atau yang biasa disebut dengan holding room yang bertujuan
untuk menyimpan stok HE serta menghambat pertumbuhan embrio. Lama penyimpanan telur
di holding room akan berpengaruh terhadap telur yang akan ditetaskan, baik itu terhadap
daya tetasnya ataupun terhadap kualitas DOC yang dihasilkan. Telur yang semakin lama
disimpan akan berpotensi terhadap tingginya persentase kematian embrio, dan telur yang
busuk atau explode yang disebabkan oleh mikroba masuk ke dalam telur.

2.3 Biosecurity
Biosecurity merupakan suatu sistem yang terdiri dari rangkaian program yang mencakup
kebijakan dan praktik yang dirancang untuk mencegah masuknya serta menyebarnya bibit
penyakit. Pada hatchery harus dalam keadaan steril dan dijaga kebersihannya karena akan
sangat berpengaruh terhadap telur yang ditetaskan, oleh karena itu penerapan biosecurity
merupakan hal yang sangat penting. Kegiatan biosecurity adalah sanitasi dan desinfeksi dan
jenis kegiatan lain yang menghambat kontaminasi yang akan mempengaruhi penetasan telur.
Biosecurity harus dilaksanakan dengan baik dan benar, sesuai peraturan yang telah
ditetapkan oleh hatchery untuk menghasilkan DOC yang baik dan maksimal. DOC yang
kualitasnya baik akan menjadi titik awal keberhasilan usaha peternakan yang dijalankan
(Jayanata dan Harianto, 2011). Komponen biosecurity pada hatchery meliputi ruangan pada
bangunan hatchery, lalu lintas karyawan, mesin tetas, telur tetas (hatching egg) dan limbah.
Pada ruangan pada bangunan hatchery adalah ruang terminal, cooling room, setter room,
hatcher room, pull chick room (Aini., dkk. 2019).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Profil Usaha Sumber Rezeki Farm


CV. Arya Kencana Mulia atau sering dikenal sebagai Sumber Rejeki Farm
merupakan peternakan yang bergerak dibidang pembibitan dan budidaya unggas lokal
Indonesia. Dengan pemilik yaitu Bapak Untung Ali Santoso. Sumber Rejeki Farm
menyediakan berbagai macam bibit unggas lokal mulai dari Ayam Kampung Super,
Ayam Arab (petelur), Itik Mojosari/ Hibrida, Burung Puyuh . Selain itu juga membantu
petani lokal dalam penyediaan dan pendistribusian bibit unggas hasil panen, serta
pengadaan peralatan ransum obat-obatan dan vitamin sebagai penunjang kebutuhan
utama ternak. Sumber Rejeki Farm juga menjual hasil ternak ( panen) baik berupa stok
hidup maupun yang telah diproses ( segar atau beku) . Sumber Rejeki Farm mempunyai
kepercayaan, bahwa unggas lokal memiliki potensi sebagai komoditas strategis yang
dapat disejajarkan dengan produk lain dan juga berperan penting dalam peningkatan
kesejahteraan rakyat. Kini Sumber Rejeki membuka peluang kerja sama, yang lebih
fokus bagian suplai dan distribusi untuk produk hasil ternak yaitu : 1. Ayam kampung
( hidup) 2. DOC ayam buras ( kampung, kampung super, arab ) 3. DOD Mojosari/
Hibrida ( bebek) 4. DOQ Puyuh 5. Alat/ mesin potong paruh dan sparepartnya. Sumber
Rejeki Farm juga menyediakan frozen produk berupa ayam kampung ( beku), bebek
peking ( beku) semua ukuran, ayam Pejantan ( beku) dan burung puyuh ( beku). Sumber
Rejeki Farm Menerima pengiriman ke seluruh Indonesia via darat, laut, udara. Kontak:
T : + 62-823-3759-9000 M : + 62-8155517772, + 62-8170500321 email : srejekifarm@
gmail.com.
3.2 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan ternak di hatchery farm
3.3 Pentingnya Menerapkan Biosecurity pada hatchery di Sumber Rejeki Farm
Kegiatan biosecurity adalah sanitasi dan desinfeksi dan jenis kegiatan lain yang
menghambat kontaminasi yang akan mempengaruhi penetasan telur. Biosecurity harus
dilaksanakan dengan baik dan benar, sesuai peraturan yang telah ditetapkan oleh
hatchery. Oleh sebab itu kebersihan merupakan aspek penting dalam penetasan
agar didapatkan tingkat penetasan yang maksimal dan kualitas yang bagus. Dalam hal
tersebut, maka dibutuhkan tatalaksana sanitasi dan biosekuriti di wilayah bangunan
penetasan (hatchery) baik dari segi alur dalam gedung, lalulintas, higiene dan
sanitasi.
Biosekuriti dalam konteks produksi ternak dapat didefinisikan sebagai semua
tindakan yang diambil untuk mencegah masuk dan menyebarnya agen infeksius (dan
parasit) di peternakan (Dewulf, 2014). Ini secara luas dapat dibagi menjadi biosekuriti
"eksternal", yang berfokus pada pencegahan masuknya agen infeksius, dan biosekuriti
"internal", yang berfokus pada pencegahan penyebarannya di dalam peternakan individu
(Davis and Wales, 2019). Biosecurity eksternal mengatasi risiko masuknya pembawa
agen infeksi ke dalam bangunan, misalnya ternak lain, satwa liar, manusia, mesin, dan
kendaraan. Ini juga bertujuan untuk mencegah kontak antara ternak dan risiko dari luar
(seperti ternak tetangga), dan mencakup langkah-langkah untuk memastikan bahwa akses
yang diperlukan (misalnya pakan, pekerja, stok pengganti, dan kendaraan tertentu)
meminimalkan risiko masuknya agen infeksi. Biosecurity internal terkait erat dengan
kebersihan dan pengobatan pencegahan. Ini mencakup sejumlah tindakan peternakan,
pencegahan dan pengendalian penyakit, praktik dan urutan kerja yang logis, prosedur dan
kompetensi C&D, pengelolaan limbah, dan sebagainya.
3.4 Tantangan dalam Penerapan Biosecurity di dalam Kandang hatchery hatchery Sumber
Rejeki Farm
3.5 Upaya yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Biosecurity di
Hatchery farm
Hatchery dituntut untuk menerapkan sistem biosekuriti yang lebih ketat
dibandingkan dengan perkandangan (farm). Oleh sebab itu penerapan biosecurity yang
asal-asalan akan menyebabkan kegagalan dalam pencapaian akhir usaha, yaitu tidak
menghasilkan produk yang berkualitas, daya tetas yang rendah dan tidak tercapainya
target jumlah yang diharapkan. Sehingga perlu ditunjang keterampilan dan disiplin para
pelaku/petugas di lingkungan hatchery tersebut, sehingga operasional hatchery sesuai
dengan SOP (Standar Operasional Prosedur). Adapun yang perlu di pertimbangkan dalam
meningkatkan efektifitas dan efisiensi biosecurity di hatchery farm adalah lokasi, aliran
udara, ukuran ruangan, akses staf dan lalu lintas luar (Bennet, 2017).
Untuk lokasi hatchery harus strategis dengan infrastruktur dan jalan yang
aksesnya mudah. Tempat penetasan tidak dibangun di dekat pemukiman penduduk,
pabrik pakan, atau peternakan, yang hanya akan membuat masalah tambahan dengan
airborne kontaminan dan meningkatkan risiko biosecurity.
Sistem ventilasi harus memperhitungkan pertimbangan suhu, kelembaban dan
tekanan. Aliran udara di seluruh keseluruhan pembenihan harus dari bersih ke kotor.
Semua kamar dari ruang telur (bersih) ke anak ayam ruangan (kotor) akan diberi tekanan
untuk memungkinkan udara gerakan dalam satu arah. Ini akan mengurangi kemungkinan
kontaminasi silang dari area kotor ke area bersih. Kontrol suhu dan kelembaban tidak
hanya untuk mesin, anak ayam dan staf, tetapi untuk juga membatasi kondisi untuk
bakteri dan pertumbuhan jamur.
Semua kamar harus dirancang untuk menampung jumlah telur yang akan menetas
dan anak ayam untuk diolah. Ruang ukuran juga akan ditentukan menurut jumlah
peralatan otomasi yang digunakan. Sekali lagi, desain harus mempertimbangkan
pertimbangan pergerakan udara (bersih ke kotor) dan gerakan telur dari menerima ke
ruang telur ke inkubator melalui penetasan dan akhirnya ke pengolahan dan memegang.
Praktik kebersihan staf di tempat penetasan juga sangat penting. Staf harus dilatih
secara rutin dan diperbarui tentang praktik dan prosedur terbaru. Seperti di peternakan,
staf tempat penetasan harus mandi ke tempat penetasan dan mengganti pakaian, penutup
kepala, dan alas kaki yang telah disanitasi bersih. Selain itu, praktik yang baik adalah
mandi keluar agar tidak membawa apapun keluar dari tempat penetasan Pembersih
tangan harus ditempatkan di pintu masuk setiap ruangan bersama dengan tempat mandi
kaki yang harus diganti secara rutin (tergantung lalu lintas). Staf ruang telur harus secara
rutin membersihkan dan mensanitasi tangan.
Perawatan harus diambil untuk membersihkan dan mensterilkan truk pengiriman
di antara pengiriman dan tidak boleh mengunjungi beberapa peternakan tanpa minimal
mandi roda atau disemprot dengan beberapa jenis desinfektan Pengemudi tidak boleh
diizinkan masuk ke peternakan ruang telur tanpa, minimal, sepatu bot plastik dan coverall
sekali pakai baru yang harus ditinggalkan di peternakan untuk dibuang. Ada
kemungkinan peningkatan kontaminasi dengan truk pengiriman yang ceroboh sanitasi,
tidak mencuci dan mendesinfeksi setelah setiap pengambilan dan pengiriman, dan tidak
menggunakan bak roda atau semprotan di peternakan saat masuk dan keluar.
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Kaleka, N. 2015. Panen Ayam Kampung Super. Solo: Arcita.


Montesqrit, H. Suryamen, dan Aprizal. 2021. Pengembangan Usaha Penetasan Telur Itik “Regra
Hatchery”di Nagari Lubuk TarokKabupaten Sijunjung. Warta Pengabdian Andalas,
28(2): 115-121.
Tribudi, Y. A., Tohardi, A., Haryuni, N., dan Lesmana, V. (2022). Pemanfaatan Tepung Larva
Black Soldier Fly (Hermetia illucens) Sebagai Substitusi Tepung Ikan Terhadap Performa
Ayam Joper Periode Starter. Jurnal Nutrisi Ternak Tropis. 5(1): 45-51
Aini, L. N., Aslimah, A., Putra, T. D., & MH, A. N. 2021. PELAKSANAAN BIOSECURITY
PADA HATCHERY PADA PERUSAHAAN PENETASAN TELUR DI KABUPATEN
JOMBANG. MEDIA BINA ILMIAH, 14(2): 2109-2114.
Abidin, Z, 2003, Membuat dan Mengelola Mesin Tetas Semi Modern, Agromedia
Pustaka,Jakarta.
Davies, R. and Wales, A., 2019. Antimicrobial Resistance on Farms: A Review Including
Biosecurity and the Potential Role of Disinfectants in Resistance Selection.
Comprehensive Reviews in Food science and Food Safety. 18(3): 753-774.
Dewulf, J. (2014). Online Risk-based Biosecurity Assessment System for Pig Farms. Irish
Veterinary Journal. 4(8): 426–429.
Bennett, B., 2017. The Importance of Biosecurity in the Modern Day Hatchery. International
Hatchery Practice. 31:21-23.
Suryadi, U., dan Prasetyo, B. 2018. Teknologi Penetasan Telur. PNJ Press.
Rosa, M. K. A., dan Agustian I. 2016. Peningkatan Efisiensi Pembibitan Ayam Buras
Menggunakan Mesin Tetas Telur Otomatis Dengan Kendali Temperatur Berbasis PID
dan Back-up Daya Solar Cell. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan.
Jayanata CE, Harianto B. 2011. Hari Panen Ayam Broiler. Jakarta: Agromedia Pustaka
Aini. L. N., Aslimah., Putra. T. D., Nurkhozin. A. 2019. Pelaksanaan Biosecurity Pada Hatchery
Pada Perusahaan Penetasan Telur Di Kabupaten Jombang. Open Journal System. 14(2)

Anda mungkin juga menyukai