Anda di halaman 1dari 20

Co-Asistensi Magang Profesi Wajib Perunggasan

BREEDING FARM DAN HATCHERY PT. SATWA INDO PERKASA


KABUPATEN GOWA TANGGAL 08 – 13 MARET 2021

“Strain Ayam Broiler yang ada di Indonesia”

ROSMALA DEWI, S.KH


C024 192 009

PEMBIMBING
Drh. Muhammad Muflih Nur

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN Co-Asistensi MAGANG PERUNGGASAN

Co-Assistensi Bidang : Bidang Magang Perunggasan


Angkatan : VI (Enam)
Tahun Ajar : 2020/2021
Nama Mahasiswa : Rosmala Dewi, S.KH
NIM : C024 192 009

Makassar, 03 Mei 2021


Menyetujui,

Pembimbing Koordinator
Bidang Magang Perunggasan Bidang Magang Perunggasan

Drh. Muhammad Muflih Nur Drh. Zainal Abidin Kholilullah, M.Kes


NIDK. 7371130604900002 NIP. 19691017 200804 1001

Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Drh. A. Magfira Satya Apada, M.Sc


NIP. 198508072010122008

Tanggal Pengesahan :
Tanggal Ujian :
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Esa pengayom segenap alam yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga dalam penulisan laporan Magang Profesi Wajib Perunggasan
ini penulis tidak mengalami kendala yang berarti hingga terselesaikannya. Dengan
kegiatan magang yang dimulai sejak tanggal 8 sampai tanggal 19 Maret 2021 di PT.
Satwa Indo Perkasa Kabupaten Gowa.
Banyak kendala yang dihadapi penulis dalam rangka penyusunan laporan
mandiri ini dan berkat bantuan berbagai pihak, laporan ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penulis sendiri umumnya dan bagi yang lainnya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran kepada berbagai pihak untuk dijadikan sebagai bahan
evaluasi guna meningktakan ilmu dan pengetahuan kepadanya. Semoga apa yang
penulis susun bermanfaat. Aamiin ya Robal’alamiin.

Makassar, 03 Mei 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perkembangan peternakan unggas di Indonesia saat ini mulai berkembang dengan
baik. Kemajuan perusahaan unggas di Indonesia ini terbukti dengan berdirinya
perusahaan peternakan unggas modern, baik itu dalam bidang breeding (pembibitan),
pemeliharaan ternak unggas, produksi pakan unggas maupun perusahan pengolah
makanan hasil ternak unggas. Meningkatnya kemajuan peternakan unggas di
Indonesia merupakan peluang yang cukup baik bagi perusahaan pembibitan, karena
tanpa adanya produksi DOC (Day Old Chick/ayam umur satu hari) dari suatu
perusahaan pembibitan, peternak akan sulit menjalankan usahanya. Tingkat produksi
sebuah perusahaan peternakan sangat berhubungan dengan kualitas dan kuantitas dari
bibit ayam yang digunakan. Bibit yang baik dapat diperoleh dari perusahaan
pembibitan (breeder farm) yang memiliki prinsip manajemen pembibitan yang benar.
Peternakan pembibitan selalu berusaha untuk menghasilkan telur dengan fertilitas dan
daya tetas yang tinggi sehingga menghasilkan bibit ayam yang sehat, cepat tumbuh
dan memiliki produktivitas yang unggul (Sari dan Herdiyana, 2017).
Unggas merupakan ternak terbesar di dunia yang memiliki peranan penting dalam
pemenuhan kebutuhan protein hewani. Pemeliharaan unggas yang baik dapat
menghasilkan produksi yang baik dengan fertilitas dan daya tetas yang baik,
utamanya pada awal pemeliharaan yang disebut fase starter. Tatalaksana fase starter
akan mempengaruhi fase-fase berikutnya yaitu fase growing dan fase laying. Kendala
atau masalah terbesar dalam suatu peternakan yakni adanya penyakit yang masuk dan
tersebar dalam peternakan. Penyakit yang menyerang peternakan bukan hanya dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan produksi bahkan dapat menyebabkan tingginya
angka mortalitas (Umam et al., 2011).
Perusahaan peternakan unggas yang telah banyak berdiri di Indonesia merupakan
bukti bahwa kemajuan perusahaan unggas di Indonesia telah banyak berkembang.
Perusahaan unggas yang banyak berdiri merupakan peternakan unggas modern, baik
itu dalm bidang breeding, pemeliharaan ternak unggas maupun produksi pakan
unggas. Meningkatnya kemajuan peternakan unggas khususnya ayam di Indonesia
merupakan peluang yang cukup baik bagi perusahaan pembibitan. Produksi sebuah
perusahaan peternakan sangat berhubungan dengan kuantitas dan kualitas bibit ayam
yang digunakan (Sari dan Herdiyana, 2017).
PT. Satwa Indo Perkasa merupakan salah satu perusahaan peternakan unggas yang
bergerak dalam bidang penghsail DOC (Day Old Chick) yang berdiri pada tahun
2006 di desa Borong Pala’la. Kecamatan Patallasang, Kabupaten Gowa, Sulawesi
Selatan. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembibitan dengan memproduksi
DOC berkualitas dan memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan. Dalam
menunjang hal tersebut, pengawasan ketat perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan
ayam dari berbagai gangguan agen penyakit yang berasal dari luar. Bentuk
pengawasan yang dilakukan meliputi, biosecurity yang ketat, menggunakan kandang
sistem tertutup (Close House) serta vaksinasi dan pemberian vitamin yang dilakukan
secara rutin.
Ayam ras pedaging atau yang disebut juga ayam broiler adalah ayam hasil
budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas sebagai
penghasil daging.cPertumbuhannya cepat dengan konversi makanan yang irit, dan
siap dipotong pada usia yang relatif muda. Performans ayam pedaging bervariasi dari
negara asalnya. Tingkat pertumbuhan yang ditunjukkan adalah target untuk mencapai
kinerja dalam menghemat biaya (Mulyantini, 2011).
Strain merupakan sekelompok ayam yang dihasilkan oleh perusahaan pembibitan
melalui proses pemuliabiakan untuk tujuan ekonomis tertentu. Banyak jenis strain
ayam broiler yang beredar di pasaran yang pada umumnya perbedaan tersebut
terletak pada pertumbuhan ayam, konsumsi ransum dan konversi ransum. Berbagai
strain yang ada di Indonesia yaitu Hubbard, Cobb, Ross, Lohman dan Hybro (Umam
et al., 2011).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari laporan ini yakni apa saja strain Ayam Broiler
yang ada di Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari laporan ini yakni untuk mengetahui strain Ayam Broiler yang
ada di Indonesia.
BAB II
KEADAAN UMUM
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Satwa Indo Perkasa merupakan anak perusahaan dari Perkasa Grup yang
bergerak dalam bidang peternakan penghasil DOC (Day Old Chick) yang berdiri pada
tahun 2006. Pada saat pendirian, perusahaan ini memiliki fasilitas berupa kandang 6
unit serta perlengkapannya dan fasilitas penetasan dengan kapasitas 50.000 butir per
mesin penetasan yang terletak di Desa Borong Pala’la, Kecamatan Pattalassang,
Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan Setelah berkembang, pada tahun 2010
telah dibangun 5 kandang pembibitan yang telah modern dengan mekanisme
otomatis.
Fasilitas penetasan yang dimiliki sejak tahun 2006-2019 telah memadai dan
sekarang, penetasan tersebut mampu menetaskan telur hingga 150.000 butir telur per
penetasan. Dalam waktu relatif singkat PT. Satwa Indo Perkasa berhasil
memproduksi DOC yang berkualitas dan mampu memposisikan diri sebagai pelaku
bisnis perunggasan di Indonesia Timur.
2.2. Lokasi Farm
Farm breeding dan hatchery PT. Satwa Indo Perkasa terletak di Desa Borong
Pala’la, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. PT.
Satwa Indo Perkasa memiliki dua area farm yang berdekatan terdiri dari sebelas
kandang breeding dan satu tempat hatchery. Farm tersebut juga mempunyai fasilitas
antara lain bangunan gedung, mess karyawan, mess tamu, ruang admistrasi, kantin,
gudang pakan, gudang peralatan, koperasi, ruang penyimpanan vaksin, musolah, pos
satpam, biosecurity area, dan tempat parkir.
2.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan hubungan timbal balik antara orang yang
mempunyai tugas, jabatan, wewenang, dan tanggung jawab dalam suatu perusahaan.
Jabatan tertinggi yang ada farm breeding dan hatchery PT. Satwa Indo Perkasa
dipegang oleh Manager Farm dan Hatchery yaitu bapak Ir. Untung Eko Purnomo.
Manager membawahi koordinator farm yang bertanggung jawab terhadap kelancaran
seluruh kegiatan operasional farm. Manajer dibantu oleh, satu koordinator
supervisior farm (Ardani Rahim, S,Pt) , supervisior hatchery (Mahfud, S,Pt dan M.
Ramli), satu GA (General Affair) (Muh. Saleh, SE), satu HRD (Human Resources
Departement) (Sri Wulandari, S.Pt), supervisior mekanik (Muh. Anwar), dan satu
recording farm dan satu recording hatchery serta satu purchasing. Struktur organisasi
di PT. Satwa Indo Perkasa dapat dilihat pada gambar 1.1

Gambar 1. Struktur Organisasi Perusahaan


2.4. Visi dan Misi
Visi dan misi perusahaan PT.Satwa Indo Perkasa yaitu memproduksi DOC yang
berkualitas dan memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan.
2.5. Budaya kerja
Dalam menjalankan setiap kegiatan operasional di farm ada 4 budaya kerja yang
dijunjung tinggi yakni ;
- Jujur
- Disiplin
- Kerjasama
- Tanggung jawab
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Strain Ayam Broiler


Ayam pedaging (broiler) merupakan salah satu komoditi unggas yang
memberikan kontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan protein asal hewani bagi
masyarakat Indonesia.Kebutuhan daging ayam setiap tahunnya mengalami
peningkatan, karena harganya yang terjangkau oleh semua kalangan masyarakat..
Broiler adalah jenis ternak unggas yang memiliki laju pertumbuhan yang sangat
cepat, karena dapat dipanen pada umur 5 minggu.Keunggulan broiler didukung oleh
sifat genetik dan keadaan lingkungan yang meliputi makanan, temperatur lingkungan,
dan pemeliharaan (Siregar, 2018).
Ayam pedaging (broiler) adalah ayam hasil dari budidaya teknologi peternakan
yang mempunyai ciri khas pertumbuhannya cepat, siap dipotong pada usia yang
relatif muda dan sebagai penghasil daging dengan konversi makanan irit. Ayam
broiler memiliki timbunan daging yang baik, gerakannya lamban, berkaki pendek dan
tegap. Ayam broiler memiliki beberapa keunggulan yaitu dapat dipanen sebelum usia
8 minggu, rasa yang khas, empuk dan dagingnya banyak. Ayam broiler mempunyai
kecenderungan sifat perlemakan yang tinggi pula, karena diikuti adanya gen
pembentuk lemak. Ayam broiler juga memiliki lemak yang cukup tinggi pada umur 1
minggu sebelum panen karena pembentukan lemak yang sangat cepat pada umur
tersebut (Umam et al., 2011).
Strain adalah istilah untuk jenis ayam baru dengan nilai ekonomi produksi tinggi
dan bersifat turun temurun yang berasal dari penyilangan bermacam-macam bangsa.
Strain adalah merek dagang atau hasil seleksi dalam breeding untuk tujuan tertentu.
Tujuannya pada umumnya cenderung untuk komersial atau nilai ekonomi tinggi (high
producers). Strain ialah hasil perkawinan inbreeding disertai seleksi yang intensif
untuk tujuan tertentu dan paling sedikit berlangsung lima generasi secara berturut-
turut. Strain ayam merupakan sekumpulan ungags dalam suatu varietas yang di
dalamnya telah dikembangkan sifat-sifat khusus misalnya produksi yang tinggi (Telur
dan Daging), tahan terhadap penyakit dan dapat hidup di iklim yang baik
(Mulyantini, 2011). Pada Tahun 2000 ayam Broiler di Indonesia telah beredar
beberapa Strain seperti pada tabel 1 di bawah ini (Rasyaf, 2011):

Tabel 1. Daftar Strain Ayam Broiler yang beredar di Indonesia serta Negara Asalnya
pada Tahun 2000

Sumber: Hartono (2001)


Sebagian besar strain ayam pada tabel 1 di atas yang beredar di Indonesia berasal
dari Amerika (Arbor Acrees, Avian, Cobb, Hubbard dan Peterson), hingga kini strain
Cobb dan Hubbard masih tetap menjadi pilihan para breeder untuk memproduksi
DOC di dalam negeri (Hartono, 2001). Setiap nama-nama strain di tawarkan oleh
pembibit menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara perusahaan produksinya.
Rasyaf (2001) menyatakan bahwa Perbedaan tersebut umumnya terletak pada setiap
produktifitas ayam (Pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi ransum dan
ketahanan terhadap penyakit).

3.2 Strain dan Karakteristik Ayam Broiler di Indonesia


Strain ayam broiler di Indonesia ada beberapa macam Masing-masing strain
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda serta memiliki keunggulan dan
kelemahan (Hartono, 2001).
Saat ini Strain ayam ras pedaging yang beredar di pasaran di Indonesia sekitar 30
jenis, antara lain : CP 707, Lohman (MB 202), Cobb 500, Hubbard, Ross, Hybro,
Super 77, Tegel 70, ISA Kim Cross, Hyline, Vdett, Missouri, Shaver Starbro, Pilch,
Yabro, Goto, Arbor acres, Tatum, Indian river, Cornish, Brahma, Langshans,
Hypeco-Broiler, Marshall ‘m’, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex dan Bromo (Hartono,
2001). Namun ada beberapa strain yang populer produksinya di Indonesia dan yang
akan dijelaskan dalam bahasan di bawah. Berikut uraian setiap strain beserta
karakteristiknya di bawah ini :
1) Strain CP 707
CP 707 merupakan strain ayam ras yang dihasilkan oleh PT Charoen Pokphand.
CP broiler merupakan hasil persilangan galur murni yang unggul dan rekayasa
genetika, dengan tujuan FCR rendah, pola pertumbuhan cepat dan lebih selektif
(daging dada lebih banyak). Broiler ini peka terhadap perubahan dan mudah stres,
pertumbuhan bulu lambat dan memerlukan formulasi pakan yang baik. Selain standar
performa mingguan, kelebihan yang ditawarkan oleh perusahaan yaitu DOC
dipelihara selama 30 – 45 hari sebelum dipanen pada berat rata-rata 1.39 – 2.45 kg
atau setara dengan berat bersih 1.11 – 1.96 kg daging ayam (Banamtuan, 2019).

Gambar 2. Strain CP 707 (Banamtuan, 2019).


2) Strain Lohman (MB 202)
Strain Lohman (MB 202) merupakan salah satu strain ayam broiler yang di
produksi oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia. PT Japfa Comfeed merupakan
perusahaan agri-food terbesar di Indonesia sejak tahun 1975 (Banamtuan, 2019).
Strain Lohman ini memiliki keunggulan seperti berperforma tinggi dan kualitas FCR
yang bagus. erat badan ayam broiler Strain Lohman (MB 202) pada umur 1 minggu
yaitu 187 gram/ekor dengan konsumsi pakan 165 gr/ekor, hal ini berbeda dengan
strain CP 707 yaitu berat badan minggu 1 sebesar 175 g/ekor dengan konsumsi pakan
150 gram/ekor. Sedangkan konsumsi ransum minggu ke 6 strain Lohman mencapai
(4,777 g/ekor) dengan FCR 1,705 dengan bobot badan 2,801 g/ekor, hal ini sesuai
dengan tujuan dari breeder strain ini yaitu dapat mengkonversi pakan dengan baik
(Umiarti, 2020).

Gambar 3. Strain Lohman (MB 202) (Banamtuan, 2019)


3) Strain Cobb 500
Ayam jenis Strain Cobb berasal dari benua Amerika yang merupakan ayam
broiler dengan ciri warna bulu putih, jengger tunggal, kaki kuning dan besar. Cobb
berasal dari persilangan antara bangsa ayam ( Plymouth Rock USA ) dengan bangsa
ayam lain. Keunggulan dari cobb mempunyai daya konversi pakan yang cukup baik,
pertumbuhan cepat dan tingkat keseragaman tinggi (Cobb, 2008). Strain Cobb
merupakan salah satu strain ayam pembibit broiler yang ada di Indonesia yang
memiliki keunggulan tingkat pertumbuhan yang cepat, breast formation yang baik,
konversi ransum yang baik, mempunyai struktur tulang dan otot yang lebih baik dan
mempunyai kualitas daging yang baik (Umirarti, 2020).
Strain ini di produksi oleh PT. Charoen Pokphan Indonesia, Strain ini memiliki
fokus pengembangan untuk memperbaiki performa rasio pemberian pakan (Feed
Convertion Ratio/FCR). Secara genetik, strain ini dikembangkan untuk memiliki
pembentukan daging dada, mudah beradaptasi di lingkungan iklim tropis yang panas.
Dedikasi strain Cobb karena genetika ayam pedaging telah menghasilkan kemajuan
luar biasa dalam sifat-sifat ekonomi yang terkait dengan efisiensi pakan,
pertumbuhan dan kualitas otot, dan juga telah menghasilkan genetika ayam pedaging
meningkatkan fungsi kardiovaskular, kekuatan kerangka yang lebih baik, dan ukuran
tubuh yang lebih seragam (Banamtuan, 2019).
Strain Cobb 500 menampilkan performance yang cukup baik jika dibandingkan
dengan kedua strain (CP 707 dan Lohman ) di atas. Bobot badan umur 1 minggu
sebesar 193 g/ekor dengan konsumsi ransum 145 g/ekor yang jauh lebih rendah, FCR
juga lebih rendah (0,76). Pada Umur 6 minggu bobot badan mencapai 2952 g/ekor
dengan konsumsi pakan 4760 gram/ekor sedangkan FCR 1,61, sejalan dengan tujuan
memproduksi ternak ayam strain cobb ini serta keseragaman yang tinggi (Banamtuan,
2019).

Gambar 4. Strain Cobb 500 (Banamtuan, 2019)


4) Strain Ross
Ayam Broiler Strain Ross berasal dari persilangan antara bangsa ayam Cornish
dengan bangsa ayam yang berasal dari Inggris. Ciri-ciri fisik DOC dari jenis ayam
broiler ini adalah memiliki warna bulu kuning. Ross memiliki karakteristik Feed
Convertion Ratio (FCR) atau rasio konsumsi pakan lebih efisien, laju pertumbuhan
lebih cepat, daya hidup lebih bagus, focus pengembangan genetik pada kekuatan kaki
sebagai penyeimbang berat badan (Umiarti, 2020).
Ayam broiler strain Ross memiliki performance mingguan yang cukup baik
sesuai dengan tujuan menghasilkan strain ross. Berat badan umur 4 minggu mencapai
1501 g/ekor dengan konsumsi ransum 2116 g/ekor serta FCR 1,4. Prestasi bobot
badan Strain Ross ini hampir mencapai performance strain ayam Cobb 500 yaitu pada
umur 4 minggu 1615 g/ekor . Dalam kurun waktu yang cepat strain ini bertumbuh
dengan baik, namun terjadi penurunan PBB pada umur 8 minggu dengan konversi
ransum yang kian tinggi ( ˃ 1.5). Sesuai dengan pengamatan bahwa pemeliharaan
ternak ayam broiler strain Ross ini hanya dapat di pelihara dalam umur 6 minggu
(Banamtuan, 2019)

Gambar 5. Strain Ross (Banamtuan, 2019)


5) Strain Hybro
Strain Hybro ini berasal dari pembibitan Euribrid yang berpusat di Belanda.
Strain ini di Produksi oleh PT. Hybro Indonesia, Strain Hybro memilki fokus
terhadap kekuatan dan daya hidup, menjaga keseimbangan antara sifat broiler dan
breeder, performa bagus pada iklim tropis, tahan terhadap penyakit ascites dan fokus
pengembangan genetik pada hasil maupun produk karkas. Pertumbuhan ayam strain
hybro cepat dengan konversi pakan yang baik, kualitas karkas baik dengan ukuran
seragam serta menghasilkan daging dada yang tebal. Ciri-ciri ayam dari bangsa ini
sebagian besar memiliki bulu berwarna putih (Banamtuan, 2019).
Ayam broiler strain Hybro memiliki performance pada umur 4 minggu yang baik.
Berat badan umur 4 minggu mencapai 1581 g/ekor dengan konsumsi ransum 2327
g/ekor dan FCR 1,47. Bobot badan ayam Strain Hybro ini lebih tinggi dibandingkan
dengan strain Ross namun konsumsi ransum Strain Hybro lebih tinggi (Umirarti,
2020).

Gambar 6. Strain Hybro (Banamtuan, 2019)


6) Strain Hubbard
Ayam broiler strain Hubbard merupakan ternak ayam pengembangan dari bangsa
ISA 15, strain ini menghasilkan karkas yang baik, daging dada yang baik, Strain ini
di Produksi oleh PT. Cipendawa, Indonesia (Umiarti, 2020).
Performa mingguan strain Hubbard diketahui bahwa konsumsi ransum setiap
minggu mengalami peningkatan sejalan dengan umur ternak. Pada umur ke 4 minggu
bobot badan ayam mencapai 1758 g/ekor dengan konsumsi ransum 2577 g/ekor.
Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa strain di atas. Sedangkan
Konversi ransum (FCR) strain Hubbard sangat baik (Banamtuan, 2019).
Gambar 7. Strain Hubbard (Banamtuan, 2019)

3.3 Strain Ayam Broiler di PT. Satwa Indo Perkasa, Kab. Gowa
Breeding Farm di PT. Satwa Indo Perkasa Kabupaten Gowa memiliki 11 kandang
dengan sistem Close house. Dari 11 kandang tersebut dikembangkan strain Cobb 500
kecuali pada kandang 9 dikembangkan strain Ross. Dari kedua strain ini memiliki
performa yang berbeda.
1) Strain Cobb 500
Strain Cobb 500 dikembangkan dan populer di lebih dari 60 negara. Ayam
pedaging strain Cobb 500 merupakan salah satu strain broiler yang ada di Indonesia
yang memiliki titik tekan pada perbaikan feed consumption rate (FCR),
pengembangan genetik diarahkan pada pembentukan daging dada, mudah beradaptasi
dengan lingkungan tropis (heat stress) serta produksinya yang efisien (bobot badan
1,8 – 2 kg; FCR 1,65), berasal dari persilangan bangsa ayam Plymouth Rock USA
dengan bangsa ayam lain (Banamtuan, 2019). Standar performa mingguan Cobb akan
di sajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2. Standar Performa Mingguan Cobb 500


Sumber : Banamtuan (2019)
Strain Cobb 500 menampilkan performance yang cukup baik. Bobot badan umur
1 minggu sebesar 193 g/ekor dengan konsumsi ransum 145 g/ekor yang jauh lebih
rendah, FCR juga lebih rendah (0 ,76). Pada Umur 6 minggu bobot badan mencapai
2952 g/ekor dengan konsumsi pakan 4760 gram/ekor sedangkan FCR 1,61 (Umiarti,
2020).

Gambar 8. Ayam strain Cobb 500 di kandang 7b PT.Satwa Indo Perkasa


(Dokumentasi pribadi)

2) Strain Ross
Ayam Broiler Strain Ross berasal dari persilangan antara bangsa ayam Cornish
dengan bangsa ayam yang berasal dari Inggris. Ciri-ciri fisik DOC dari jenis ayam
broiler ini adalah memiliki warna bulu kuning. Ross memiliki karakteristik Feed
Convertion Ratio (FCR) atau rasio konsumsi pakan lebih efisien, laju pertumbuhan
lebih cepat, daya hidup lebih bagus, focus pengembangan genetik pada kekuatan kaki
sebagai penyeimbang berat badan (Banamtuan, 2019). Standar performa mingguan
Strain Ross akan di sajikan dalam table 3.

Gambar 9. Ayam strain Ross di kandang 9a PT.Satwa Indo Perkasa (Dokumentasi


pribadi)

Tabel 3. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler Strain Ross

Sumber : Banamtuan (2019)


Dari tabel di atas menunjukan bahwa ayam broiler strain Ross memiliki
performance mingguan yang cukup baik sesuai dengan tujuan menghasilkan strain
ross. Berat badan umur 4 minggu mencapai 1501 g/ekor dengan konsumsi ransum
2116 g/ekor serta FCR 1,4. Prestasi bobot badan Strain Ross ini hampir mencapai
performance strain ayam Cobb 500 yaitu pada umur 4 minggu 1615 g/ekor . Dalam
kurun waktu yang cepat strain ini bertumbuh dengan baik, namun terjadi penurunan
PBB pada umur 8 minggu dengan konversi ransum yang kian tinggi ( ˃ 1.5) (Umiarti,
2020).
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama magang profesi wajib
unggas di PT. Satwa Indo Perkasa diambil kesimpulan bahwa PT. Satwa Indo
Perkasa merupakan salah satu perusahaan peternakan unggas yang bergerak dalam
bidang penghsail DOC (Day Old Chick) yang berdiri pada tahun 2006 di desa Borong
Pala’la. Kecamatan Patallasang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Perusahaan ini
bergerak dalam bidang pembibitan dengan memproduksi DOC berkualitas dan
memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan. Bentuk pengawasan yang dilakukan
meliputi, biosecurity yang ketat, menggunakan kandang sistem tertutup (Close
House) serta vaksinasi dan pemberian vitamin yang dilakukan secara rutin.
Saat ini Strain broiler yang beredar di pasaran di Indonesia sekitar 30 jenis,
antara lain: CP 707, Lohman (MB 202), Cobb 500, Hubbard, Ross, Hybro, Super 77,
Tegel 70, ISA, Kim Cross, Hyline, Vdett, Missouri, Shaver Starbro, Pilch, Yabro,
Goto, Arbor acres, Tatum, Indian river, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-
Broiler, Marshall ‘m’, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex dan Bromo. Dari ke 30 strain
tersebut, ada beberapa strain yang popular di Indonesia, di antaranya adalah; CP 707,
Lohman (MB 202), Cobb 500, Ross, Hybro dan Hubbard. Masing-masing strain
memiliki keunggulan dan kekurangan dalam pemeliharaannya.

4.2 Saran
Setiap karakteristik strain ayam broiler bervariasi maka sebelum melakukan
pemilihan strain di harapkan terlebih dahulu melihat kesesuaian dengan kondisi
(Lokasi kandang) yang optimal agar produktifitas tetap terjaga. Semua strain
berproduksi optimal jika diikuti dengan manajemen yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Banamtuan, Adyanto Nessy. 2019. Strain dan Karakteristik Ayam Broiler di


Indonesia. Universitas Nusa Cendana : Kupang

Hartono, A. H. S. 2001. Beternak Ayam Pedaging Super. Pekalongan: CV. Gunung


Mas. Hal: 9- 10; 19; 21-22.

Mulyantini, N. G. A. 2011. Produksi Ternak Unggas. Institut Pertanian Bogor Press:


Bogor

Rasyaf, M. 2001. Beternak Ayam Pedaging. Edisi Revisi. Penebar Swadaya: Jakarta

Sari, M. L dan M. Herdiyana. 2017. Manajemen Perkandangan Ayam Petelur Afkir


di Breeding Farm PT. Vista Agung Kencana Farm 2 Desa Talang Taling
Kecamatan Gelumbang Muara Enim. Jurnal Peternakan Sriwijaya. 6 (2):
100-106.

Siregar, Deddy Rolan. 2018. Kesesuaian berbagai Strain Komersial yang diberikan
Pakan Berbasis Komersial terhadap Karkas Ayam Broiler. Universitas
Sumatera Utara: Medan

Umam, Muhammad Khairul., Heni Setyo Prayogi., V.M. Ani Nurgiartiningsih. 2015.
Penampilan Produksi Ayam Pedaging yang dipelihara pada Sistem Lantai
Kandang Panggung dan Kandang Bertingkat. Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan, 24 (3): 79 – 87.

Umiarti, Apni Tristia. 2020. Manajemen Pemeliharaan Broiler. Pustaka Larasan :


Denpasar

Anda mungkin juga menyukai