Identitas Ternak
Identifikasi ternak berupa pemberian nomor pada ternak disertai kartu
identitas yang mencatat semua informasi tentang nomor atau nama ternak, nomor
registerasi, tanggal lahir, jenis kelamin, tingkat kemurnian bangsa, nomor/nama
bapak dan induk beserta asalnya, nama pemilik dengan alamatnya. Kartu identitas
yang sempurna memuat gambar sketsa (foto) ternak dari samping kanan, kiri, dan
depan ternak.
Penomoran sapi perah sebaiknya mengikuti cara-cara identifikasi yang
berlaku di seluruh dunia, sebagaimana yang tercantum dalam International
Identifi-cation Program tahun 1990. Dengan cara ini, maka ternak diberi nomor
registerasi yang tidak mungkin sama untuk seluruh dunia. Penomoran ternak
disarankan meliputi:
kode spesies 1 digit
kode bangsa 2 digit
kode organisasi 2 digit
kode negara 3 digit
kode wilayah 2 digit
nomor ternak 10 digit
Contoh:
kode spesies Sapi——————————– B
kode bangsa Holstein———————— HO
kode organisasi Holstein Indonesia———- HI
kode negara Indonesia——————— INA
kode wilayah Bandung Utara————– BU
nomor ternak ———————– 0001621980
Jadi nomor identitas ternak tersebut adalah BHOHIINABU0001621980.
Adapun yang tercantum di nomor telinganya cukup dengan 1621980. Nomor
identitas ini tidak ada duplikasinya di seluruh dunia dan mudah ditelusuri, karena
dalam nomor tersebut terkandung identitas mulai dari negara sampai dengan
wilayahnya. Pemberian nomor pada sapi dapat bersifat permanen ataupun
temporer, penomoran permanen dapat berupa tattoo pada telinga atau badan,
sedangkan yang temporer dengan menggunakan anting pada telinga (eartag).
Label Kandang (Barn Nameplates) pada usaha ternak perah yang
menggunakan kotak kandang (stall barn), nomor kotak kandang sering digunakan
sebagai identititas sapi perah. Label yang paling sering digunakan adalah yang
berukuran lebar 6 - 8 inci (9 - 12 cm) dan panjang 14 - 18 inci (35 - 45 cm) dari
bahan kertas tebal, plastik, papan atau plywood. Untuk memperoleh keseragaman,
label tersebut biasanya diberi garis - garis sebagai tempat untuk menuliskan nama
atau nomor sapi, umur, tanggal kawin, tanggal melahirkan, produksi susu, tipe
ransum dan data lain yang dianggap perlu yaitu yang merupakan informasi dasar
mengenai seekor ternak.
Pencatatan Reproduksi
Pencatatan reproduksi berupa informasi atas kejadian reproduksi yang
dialami ternak, meliputi:
tanggal kawin (IB)
kode pejantan
tanggal pemeriksaan kebuntingan
tanggal beranak
jenis kelamin pedet
Dari kejadian reproduksi dapat dihitung ukuran-ukuran efisiensi
reproduksi, seperti:
masa kosong yaitu sejak tanggal beranak sampai tanggal kawin
terakhir yang menghasilkan kebuntingan
service per conception yaitu jumlah kawin per kebuntingan
calving interval yaitu sejak tanggal beranak sampai beranak berikutnya
conception rate yaitu nilai keberhasilan IB
Pencatatan Produksi Susu
Teknik pencatatan produksi susu dapat dilakukan setiap hari, seminggu
sekali, dua minggu sekali, sebulan sekali, atau dua bulan sekali. Pencatatan
produksi yang ideal adalah setiap hari pagi dan sore selama laktasi. Hal ini biasa
dilakukan oleh perusahaan susu dengan jumlah sapi yang terbatas atau oleh Pusat
Pembibitan Ternak, pencatatan selengkap ini dilakukan karena merupakan
persyaratan mutlak demi ketepatan seleksinya
Pada pencatatan produksi, dicatat pula:
lama masa laktasi yaitu sejak tanggal beranak sampai sehari sebelum
tanggal dikeringkan
lama masa kering yaitu sejak tanggal dikeringkan sampai tanggal
beranak
Catatan Pemberian Pakan
Mencakup informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan bahan pakan
yang digunakan di peternakan tersebut, antara lain:
jenis hijauan
bahan baku konsentrat yang diberikan pada ternak
sumber bahan baku pakan
harga/biaya pakan
jumlah pakan yang diberikan/dikonsumsi ternak
Catatan Keuagan
Mencakup informasi mengenai volume, harga, biaya produksi, dan pene-
rimaan perusahaan, antara lain:
harga susu
biaya produksi
penjualan susu
penjualan ternak (pedet, sapi afkir)
penjualan kotoran
Catatan Kesehatan
Mencakup informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kondisi
kesehatan ternak, antara lain:
gejala sakit
pemeriksaan dokter hewan
vaksinasi
pengobatan
Menurut (Abu bakar, 2014) pencatatan (recording) harus di lakukan pada
setiap individu ternak secara teratur dan terus menerus serta di masukan dalam
buku induk registrasi. Pencatatan meliputi:
Pengertian manajemen
Manajemen adalah merupakan paduan seni (art) dan ilmu (science).Seni dapat
diartikan sebagai kemampuan seseorang yang khas dimiliki secara alami
(bawaan), sedangkan ilmu adalah kemampuan seseorang hasil dari pendidikan dan
pengalaman di dalam menyelenggarakan suatu proses yang berkaitan dengan
pemeliharaan (perawatan), pengelolaan (pengurusan), dan pengontrolan
(pengawasan) terhadap suatu objek untuk mencapai suatu maksud dan tujuan.
Aspek manajemen tidak dapat dihitung jumlahnya dan juga sulit untuk mengukur
keterampilan manajemen secara parsial. Penilaian dapat dilakukan hanya
berdasarkan hasil akhir dari suatu kegiatan, apakah manajemennya baik atau
buruk. Khusus dalam bidang peternakan sapi perah, terdapat istilah general
management (tatalaksana peternakan) dan practical management (tatalaksana
rutin peternakan). General management adalah pengelolaan semua faktor
produksi, termasuk pemasaran, sedangkan practical management adalah
tatalaksana rutin yang dijalankan sehari-hari yang berkaitan dengan ternaknya.
Secara umum penilaian dan keberhasilan dalam peternakan sapi perah yang telah
dijalankan oleh peternak, dapat digambarkan atau ditinjau dari berbagai aspek
dalam proses budidaya peternakan, sebagai berikut: Aspek produksi, Aspek
reproduksi, Aspek ekonomi, dan Aspek ekonomi. (Henny, 2015)