Pencatatan usaha ternak yang baik memiliki syarat yaitu sederhana dan
mengetahui sejauh mana mutu bibit yang dihasilkan serta menunjang terlaksananya
program seleksi yang baik (Lestiyani, 2008). Salah satu fungsi penting dari
sapi perah, perlu diketahui bahwa sapi perah tersebut terlebih dahulu harus diberi
peternak dalam mengontrol umur ternak, perkawinan dan produksi susu. Identifikasi
ternak berupa pemberian nomor pada ternak disertai kartu identitas yang mencatat
semua informasi tentang nomor atau nama ternak, nomor registerasi, tanggal lahir,
jenis kelamin, tingkat kemurnian bangsa, nomor/nama bapak dan induk beserta
asalnya, nama pemilik dengan alamatnya. Kartu identitas yang sempurna memuat
gambar sketsa (foto) ternak dari samping kanan, kiri, dan depan ternak.
mungkin sama untuk seluruh dunia. Penomoran ternak adalah sebagai berikut:
Pemberian nomor pada sapi sendiri, dapat bersifat permanen atau temporer.
Penomoran yang bersifat permanen berupa pembuatan tato pada badan ternak berupa
cap bakar maupun dingin, sedangkan yang temporer berupa penomoran dengan
Breeding records atau catatan perkawinan adalah salah satu sumber informasi
penting dalam pengelolaan ternak perah. Catatan perkawinan yang lengkap dan
akurat sangat diperlukan unruk menentukan kapan perkawinan dilakukan agar sapi
dapat melahirkan sekali setahun memberikan periode istrahat yang cukup bagi seekor
sapi setiap satu periode laktasi dan menentukan kapan pemberian konsentrat dimulai
Identitas Ternak.
pada ternak dengan disertai kartu identitas. Kartu identitas ternak bertujuan untuk
mencatat semua informasi tentang nama dan nomor ternak, jenis kelamin, tanggal
lahir (dan tanggal perkawinan induknya), kemurnian bangsanya, bapak (sire) dan
induknya (dam), nama dan nomor kode pemilik beserta alamatnya. Kartu identitas
yang sempurna memuat gambar sketsa atau foto dari ternak yang dibuat dari sisi
kanan, kiri dan depan ternak. Informasi-informasi seperti ini harus dicatat secepat
(inbreeding). Peternak yang menggunakan metode IB perlu ekstra hati-hati dalam hal
catatan nama pejantan ini mengingat dengan metode IB maka semen dari pejantan
Peternak harus mencatat tanggal birahi dari setiap sapi (induk maupun dara)
walaupun ternak tersebut belum akan dikawinkan pada saat tersebut (kecuali sapi
yang akan dijual atau dipotong). Dengan mengetahui tanggal birahi terakhir maka
tanggal birahi berikutnya dapat diperkirakan secara lebih akurat. Mencatat ciri-ciri
khas birahi masing-masing sapi juga berguna untuk membantu peternak mengingat
sapi-sapi yang menunjukkan birahi lemah (weak heat), birahi pendek (short heat) atau
sapi akan dikawinkan kembali setelah partus. Sebagian besar sapi harus dikawinkan
kembali 50 - 60 hari setelah partus. Interval waktu seperti ini akan memberi
kesempatan bagi saluran reproduksi untuk mencapai kesembuhan sempurna dari luka
akibat partus namun tepat dapat mencapai target melahirkan sekali setahun.
melahirkan dan mencatat identitas pejantan. Bila ternak tidak mengalami kebuntingan
mana yang termasuk repeat breeders (kawin berulang) agar dapat menentukan teknik
Dengan adanya data tanggal perkawinan maka akan dapat ditentukan kapan
masa bunting (gestasion table). Untuk itu tanggal kawin harus diketahui. Beberapa
tanggal partus. Perkiraan tanggal partus boleh dituliskan setelah peternak mengetahui
kemungkinan bahwa seekor sapi dikawinkan lebih lama dari waktu yang tercatat (hal
ini sering terjadi pada sapi yang dikawinkan lebih dari satu kali di mana tanggal
perkawinan pertama tidak diganti dengan tanggal perkawinan kedua). Bila seekor
sapi dikeringkan lebih awal dari yang seharusnya karna kesalahan pencatatan tanggal
kawin maka peternak akan kehilangan masa produksi paling tidak selama 3 minggu.
Sebaliknya, peternak yang lalai mencatat dan/atau memeriksa tanggal kawin akan
memerah seekor sapi lebih lama dari yang seharusnya sehingga sapi tersebut tidak
Berbagai informasi lain yang dianggap perlu oleh peternak, di luar berbagai
daerah/peternak asal ternak, kuitansi biaya IB dll. Dari kejadian reproduksi dapat
masa kosong sejak tanggal beranak sampai tanggal kawin terakhir yang
menghasilkan kebuntingan
produksi pagi dan sore setiap hari, selama berlangsungnya periode laktasi. Cara dan
Pencatatan dilakukan satu kali dalam sebulan, dilakukan oleh supervisor dari
susu per ekor per hari (pagi dan sore), disertai pengambilan contoh untuk analisis
kadar lemaknya.
Kegiatannya sama dengan Official Dairy Herd Improvement, hanya dalam hal
Owner Sampler.
Pencatatan dilakukan sebulan sekali, pagi dan sore, tetapi pencatatan dan
pengambilan sampel susu dilakukan sendiri oleh peternak, yang kemudian dilaporkan
ke Dairy Record Processing Center (DRPC). Hal ini dimaksudkan untuk menghemat
AM-PM Recording.
terhadap produksi susu pagi hari (AM), sedangkan pada bulan berikutnya dilakukan
pencatatan produksi susu sore hari (PM). Pencatatan dan pengambilan sampel dapat
ternak perah maka perlu diketahui bukan hanya produksi susunya tapi juga jumlah
pakan yang dikonsumsinya. Selain itu, terutama untuk usaha ternak perah berskala
besar, juga perlu dibuatkan daftar tentang berapa banyak pakan yang seharusnya
diberikan kepada masing-masing ternak perah. Dengan populasi ternak yang banyak,
hampir tidak mungkin bagi seorang peternak mengingat jumlah pakan yang harus
diberikan kepada masing-masing ternak perah setiap harinya. Biasanya daftar ini
diubah setiap minggu sesuai dengan perubahan kebutuhan seekor ternak dikaitkan
dengan tingkat produksi atau fase hidupnya. Daftar ini harus diisi sesuai dengan
sedangkan jumlah hijauan tidak perlu ditimbang setiap hari tapi cukup sekali sebulan
agar jumlah pemberian hijauan dapat dikontrol. Informasi mengenai hal-hal yang
terkait dengan bahan pakan yang digunakan pada peternakan tersebut adalah:
Jenis hijauan
Harga/biaya pakan
Informasi yang perlu dicatat antara lain adalah uji TBC, uji abortus, uji mastitis,
pemeriksaan kesehatan secara umum dan lain-lain. Data tentang diagnosis dan
pengobatan setiap masalah kesehatan yang dialami setiap sapi harus dimasukkan
dalam catatan permanen sebagai informasi dasar dalam menilai kepekaan seekor sapi
terhadap serangan penyakit tertentu. Demikian juga jenis dan waktu vaksinasi yang
telah diterima seekor sapi perlu dicatat, termasuk tanggal vaksinasi ulang. Informasi
yang perlu dicatat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kondisi kesehatan ternak
yaitu:
Gejala sakit
Vaksinasi
Pengobatan
kehidupan seeker ternaknya seperti nama, nomor, performan, penyakit yang diderita
Sedangkan pencatatan silsilah diisi dengan data tentang silsilah seekor ternak perah.
Bagi setiap anak ternak perah yang lahir harus dibuatkan catatan tentang
nomor tatonya, hari dan tanggal lahir, jenis kelamin, berat lahir dan lain- lain. Di
dalam daftar ini juga harus dicatatkan apakah seekor anak dipelihara seterusnya atau
dijual.
2.2.8 Catatan Keuangan
Dari semua catatan yang dibuatkan dalam suatu usaha ternak perah maka
catatan keuangan seperti cash book, stock book dan lain-lain merupakan catatan
paling bernilai untuk mengetahui untung-rugi yang dialami suatu usaha ternak perah
komersil. Informasi yang perlu dicatat mengenai volume, harga, biaya produksi, dan
harga susu
biaya produksi
penjualan susu
penjualan kotoran
DAFTAR PUSTAKA