Anda di halaman 1dari 7

III

PEMBAHASAN

3.1 Pengetahuan

Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang diketahui

tentang suatu objek tertentu, termasuk kedalamnya adalah ilmu. Ilmu merupakan

bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia disamping berbagai jenis

pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Setiap jenis pengetahuan mempunyai

ciri-ciri spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistimologi) dan untuk apa

(aksiologi) pengetahuan tersebut disusun.

Pengetahuan berasal dari kata “tahu” yang artinya dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia adalah mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami,

dan sebagainya). Secara etimologi, pengetahuan berasal dari bahasa inggris yaitu

knowledge. Pengetahuan adalah suatu istilah yang digunakan untuk mengatakan

apabila seseorang mengenal atau mengetahui tentang sesuatu. Pada dasarnya

pengetahuan manusia sebagai hasil kegiatan mengetahui merupakan khasanah

kekayaan mental yang tersimpan dalam benak pikiran dan dikomunikasikan satu

sama lain dalam kehidupan bersama, baik melalui bahasa maupun kegiatan dan

dengan cara tersebut orang akan semakin diperkaya pengetahuannya satu sama

lain.

Pengetahuan setiap orang semakin lama akan semakin berkembang.

Pengetahuan manusia berkembang dari lingkup sempit dan berjumlah sedikit ke

lingkup yang semakin luas dan semakin banyak, dari tingkat sederhana ke tingkat

yang semakin kompleks dan terperinci, dari pengetahuan yang samar-samar ke

tingkat pengetahuan yang semakin jelas.


3.2 Penggolongan Pengetahuan

Pengetahuan diawali dari rasa ingin tahu yang ada dalam diri manusia.

Pengetahuan selama ini diperoleh dari proses bertanya dan selalu ditunjukan

untuk menemukan kebenaran. Kebenaran merupakan sifat dari pengetahuan. Di

dalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran.

Burhanuddin Salam (2012), mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki

oleh manusia ada empat yaitu :

1. Pengetahuan biasa (Common Sense)

Pengetahuan biasa adalah pengetahuan yang masuk akal, yang berasal dari

pengalaman dan pengamatan sehingga semua orang akan berpendapat

sama mengenai suatu hal tersebut seperti air dapat dipakai untuk

menyiram bunga, makanan akan memuaskan rasa lapar, dan sebagainya.

2. Pengetahuan ilmu (Science)

Pengetahuan ilmu adalah pengetahuan yang mengorganisasikan

pengetahuan biasa menjadi pengetahuan yang melalui pemikiran cermat

dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang diperoleh melalui

observasi, eksperimen dan klasifikasi.

3. Pengetahuan filsafat

Pengetahuan filsafat adalah pengetahuan yang menekankan pada

pemikiran yang mendalam dan lebih luas serta lebih kritis mengenai suatu

kajian, sehingga ilmu yang awalnya kaku dan cenderung tertutup menjadi

longgar kembali.

4. Pengetahuan agama
Pengetahuan agama adalah pengetahuan yang hanya di peroleh dari Tuhan

melalui para utusan-Nya. Pengetahuan ini sifatnya mutlak dan wajib

diyakini oleh para pemeluk agama.

3.3 Sumber-sumber Pengetahuan

Pengetahuan diartikan sebagai hasil dari keingintahuan manusia terhadap

sesuatu hal yang ingin diketahuinya, pada hakikatnya manusia memahami secara

sederhana apa itu pengetahuan, namun belum dapat mendefinisikan dengan baik

apa itu pengetahuan. Karena sebenarnya pengetahuan timbul karena manusianya

sendiri dalam mencari tahu.

Sumber Ilmu Pengetahuan merupakan asal muasal suatu informasi yang

diperoleh oleh suatu individu mengenai suatu objek. Manusia mendapatkan

informasi dari 4 sumber yaitu indera (empirisme), akal (rasionalisme), intuisi dan

wahyu.

a. Empirisme

Menurut Tafsir, 2007 empirisme merupakan pengetahuan yang diperoleh

dengan panca indera, dan bisa juga berdasarkan pengalaman. Seorang tokoh

bernama John Locke, mengemukakan bahwa manusia ibarat kertas putih, maka

panca inderawinya merumuskan dan menghiasi jiwa manusia dari pengetahuan

yang sederhana menjadi pengetahuan yang kompleks. Tokoh lain yaitu David

Hume mengemukakan bahwa manusia benar-benar tidak mempunyai pengetahuan

sama sekali sejak lahir, maka pengetahuannya pun didapatkan melalui inderanya.

Hasil dari indera tersebut menghasilkan kesan (impression) dan ide (idea).

b. Rasionalisme
Rasionalisme merupakan sumber pengetahuan yang dihasilkan dari akal

dan pemikiran manusia, akal dibantu oleh panca indera untuk memperoleh data.

Akal mampu menghubungkan data satu dengan data lain sehingga terbentuklah

pengetahuan. Para penganut rasionalisme tidak menyangkal peran indera sangat

kecil,yang lebih aktif justru rasio. Mereka mengatakan, pengetahuan manusia

sebenarnya sudah ada lebih dulu dalam rasio berupa kategori-kategori, ketika

indera menangkap objek, maka objek tersebut hanya dicocokkan saja dengan

kategori yang sudah ada terlebih dahulu dalam rasio. Tokoh-tokoh terkenal yang

mengemukakan hal ini adalah Rene Descartes, Galileo Galilei dan Leonardo Da

Vinci.

c. Intuisi

Intuisi merupakan proses mendapatkan pengetahuan tanpa melalui proses

penalaran tertentu oleh manusia. Tokoh Bergon mengatakan bahwa pengetahuan

dibedakan atas pengetahuan diskursif dan pengetahuan intuitif. Intuisi merupakan

hal yang secara tiba-tiba muncul dalam nalar, alhasil pengetahuan ini bersifat

subyektif sebab hanya dialami oleh orang tersebut.

d. Wahyu

Wahyu merupakan pengetahuan yang bersumber dari Tuhan melalui

hamba-hambanya yang terpilih untuk menyampaikannya (Nabi dan Rasul).

Wahyu tersebut mengajarkan tentang pengetahuan baik yang terjangkau ataupun

yang tidak terjangkau oleh manusia. Menurut Wan Daud, 2003, wahyu juga bisa

dijadikan sebagai sumber pengetahuan, baik pada seseorang menemui jalan buntu

ketika melakukan perenungan secara radikal maupun dalam kondisi biasa, artinya

wahyu bisa dijadikan sebagai pencarian pengetahuan kapan saja dibutuhkan, baik
yang bersifat inspiratif ataupun eksplisit. Sumber wahyu menurut agama islam

adalah berasal dari Al-Qur’an dan Al-Sunah.

1. Al-Qur’an sebagai sumber pengetahuan utama dan pertama

Hal ini dapat dibuktikan dengan turunnya surat yang pertama kali menyeru

kita semua untuk membaca, mengajarkan ilmu pengetahuan yang belum

diketahuinya serta menunjukan kedudukan qalam (pena), yaitu alat yang

digunakan Allah untuk mengajar manusia untuk menulis, hal ini dijelaskan

oleh Najati, 2002.

Al-Qur’an juga merupakan sumber pengetahuan bagi umat islam karena

didalamnya mengandung pesan intelektual, baik itu keimanan, ritual,

hubungan sosial dan disiplin ilmu pengetahuan lainnya. Di dalam al-qur’an

juga terdapat benih-benih ilmu seperti pendidikan, ilmu hukum, ekonomi,

sosiologi, sains, sejarah, teologi dan sebagainya. Al-Qur’an bukanlah buku

ilmiah, melainkan buku petunjuk bagi manusia dalam beragama,

bermasyarakat dan beragama.

2. Al-Sunah sebagai sumber pengetahuan kedua

Menurut An-Nahlawi, 1995, secara harfiah sunah berarti jalan, metode dan

program. Secara terminologi, sunah adalah sejumlah perkara yang

dijelaskan melalui sanad yang shahih, baik berupa perkataan, perbuatan,

peninggalan, sifat, pengakuan, larangan, hal yang disukai dan dibenci,

peperangan, tindak-tanduk dan semua kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Keberadaan Al-Sunah sebagai sumber hukum atau sumber pengetahuan

yang kedua ini, mempunyai 3 fungsi, yaitu sebagai tasyri yang berarti

menunjukan hukum atau pengetahuan baru contohnya hadist yang

membicarakan tentang cara mengatasi ketika nyamuk masuk ke dalam


makanan kita. Lalu fungsi kedua adalah tabyin, yaitu menjelaskan hukum

atau pengetahuan yang dijelaskan dalam Al-Qur’an yang masih bersifat

global, universal seperti proses bagimana proses manusia diciptakan.

Fungsi ketiga adalah taqrir, yaitu pengetahuan yang dilakukan dengan

mengulang apa yang ada dalam Al-Qur’an.

Menurut Wan Daud, 2003, pengetahuan yang diperoleh dari al-sunah

bukanlah pengetahuan yang praktis dan berkaitan dengan kemajuan yang

terus berkembang hingga saat ini, al-sunah memberikan hak prerogatif

sepenuhnya kepada manusia mengenai teknis urusan duniawi.


DAFTAR PUSTAKA

An-Nahlawi, A. R. 1995. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat.


Terj., Shihabuddin. Jakarta: Gema Insani Press.
Najati, M.U. (2002). Jiwa Manusia dalam Sorotan Al-Qur’an. Terj. Ibn Ibrahim.
Jakarta: CV. Cendekia Sentra.
Nurroh, Syampadzi. 2017. Filsafat Ilmu “Studi Kasus: Telaah Buku Filasafat
Ilmu (Sebuah Pengantar Populer)oleh Jujun S. Suriasumantri”. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Rusmini. 2014. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan. Jurnal Edu-Bio. Vol. 5.
Salam, Burhanuddin. 2012. Pengantar Filsafat. Cetakan Kesembilan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Tafsir, A. (2007). Filsafat Ilmu: Mengurai Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi
Pengetahuan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wahana, Paulus. 2016. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka
Diamond.
Wan Daud, W. M. N. (2003). Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed Naquib
al-Attas, terj., Hamid Fahmi, M. Arifin

Anda mungkin juga menyukai