Anda di halaman 1dari 10

PERBEDAAN PENGETAHUAN ILMIAH DAN NON ILMIAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu: A. Dimyati,Dr.,M.Ag

MAKALAH

Disusun Oleh:

1. Sriatun (19.13.00160)
2. Heny Rahma Suhastanti (19.13.00200)
3. Aslikhatun Rosalia (19.13.00290)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDA’IYAH
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PESANTREN MATHALI’UL FALAH
PATI
2019

0
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara naluri, manusia memiliki rasa ingin tau yang sangat besar,
yang sulit untuk terpuaskan.Untuk memuaskan rasa ingin tahunya maka
manusia melakukan upaya upaya, baik itu melalui upaya yang secara sadar
dilakukannya maupun upaya upaya yang kadang tidak disadarinya. Upaya
upaya yang dilakukan tanpa kesadaran sepenuhnya(artinya tanpa
rancangan atau langkah yang jelas) yang kemudian dikenal dengan upaya
upaya non ilmiyah itu antara lain melalui praduga, prial and
error,intuisi,wahyu,otoritas,mencari ilham dll. Sedangkan upaya yang
secara sadar dilakukan dengan mengandalkan proses berfikir yang beralur
tertentu(nalar) dengan langkah yang tertentu yakni dilakun dengan melalui
penelitian ilmiah(metode ilmiah) ini dikenal dengan upaya ilmiah.
Upaya upaya itu akan membuahkan pengetahuan,dan jenis upaya
yang dilakukan akan menentukan atau akan menandai apakah
pengetahuan itu akan tergolong pengetahuan ilmiah(scince) atau
pengetahuan non ilmiah(knowledge).dalam upaya untuk memenuhi rasa
ingin tahu itu banyak jalan yang dapat ditempuh oleh manusia(ways of
knowing) dan masing masing jalan untukpemenuhan rasa ingin tahu itu
telah mewarnai sejarah panjang kehidupan manusia. Upaya itu antara lain
meliputi: penggunaan mitos, prasangka,intuisi,otoritas ahli, trial and
error,common sense, pengamatan indrawi,pengalam pribadi dan upaya
lainnya. Upaya upaya ini sejauh ini kurang begitu dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah, antara lain karena hasil dari upaya upaya tersebut
tidak dapat ditelusuri ulang(unreliable) dan besarnya kelemahan
kelemahan dan keterbatasan keterbatasan yang dimiliki manusia.
B. Rumusan Ilmiah
1. Bagaimana pengertian wahyu, mitos dan pengetahuan biasa ?
2. Bagaimana cara berfikir dengan metode induktif deduktif dan
abduktif ?

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wahyu, Mitos Dan Pengetahuan Biasa


1. Pengertian wahyu
Wahyu adalah sabda Tuhan yang mengandung ajaran, petunjuk
dan pedoman yang diperlukan umat manusia dalam perjalanan
hidupnya, baik didunia maupun di akhirat yaitu yang sudah tertulis
dalam Al-Qur’an. Dalam islam wahyu adalah kalam Allah yang
disampaikan kepada nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril
untuk disampaikan kepada umat nya yang berupa Al-Qur’an.1
Digambarkan dalam konsep wahyu AL-Qur’an memiliki
kandungan pengertian adanya komunikasi antara Tuhan, yang bersifat
imateri dan manusia yang bersifat materi. Al-Qur’an mengandung
sabda, firman dan wahyu Allah. Wahu turun juga memberi penjelasan
tentang perincian hukuman dan balasan yang akan diterima oleh
manusia diakhirat kelak. Wahyu datang untuk memperkuat apa yang
telah diketahui oleh akal.
Rasul-rasul datang untuk memperkuat apa yang telah ditempatkan
Tuhan dalam akal manusia dan untuk menerangkan perincian apa yang
telah diketahui oleh akal. Jelas kiranya bahwa wahyu yang memberi
daya yang kuatkepada akal, tidak membelakangkan wahyu, tetapi
tetap berpegang pada wayu yang disampaikan oleh Allah SWT.
Jadi wahyu adalah suatu sistem kepercayaan kepada Tuhan yang
dianut oleh sekelompok manusia dengan selalu mengadakan interaksi
dengan-Nya(beribadah). Pokok persoalan yang dibahas dalam wahyu
adalah eksisitensi tuhan. Hubungan manusia dengan-Nya merupakan
aspek metafisika, sedangkan manusia dengan makhluk ciptaan-Nya
merupakan kategori fisika. Titik tekan pembahsan wahyu lebih
berfokus pada aspek metafisikanya dibanding aspek fisikanya. Aspek

1
Efrianto Hutasuhut (jurnal akal dan wahyu dalam islam 2017) hal 5

2
fisik akan lebih terang jika diuraikan dalam ilmu alam. Seperi biologi,
psikologi dan antropologi.

2. Pengertian Mitos
Secara etimologis, kata mitos brasal dari kata Yunani muthos yang
berarti: kata atau ucapan. Dalam ensiklopedia agama dikemukakan
bahwa muthos dalam arti mitos adalah kata kata untuk sebuah kisah
tentang dewa dengan makhluk super. Sebuah mitos adalah
pengekspresian hal hal yang tersembunyi dalam kata kata, itu
melaporkan realistis dan peristiwa dari asal mula dunia yang tetap
berlaku untuk dasar dan tujuan semua yang ada.
Mitos dalam konteks mitologi mitologi lama mempunyai
pengertian suatu bentukan dari masyarakat yang berorientasi dari
masalalu atau dari bentukan sejarah yang bersufat statis dan kekal.
Mitos dalam pengertian lama dengan sejarah adalah bentukan dari
masyarakat pada masanya.2
Dalam arti lain mitos adalah cerita rakyat yang menceritakan kisah
masalalu, yang mengandung tentang penafsiran alam semesta serta
keberadaan makhluk didalamnya, dan dianggap benar benar terjadi
oleh empunya cerita atau penganutnya. Mitos mengacu pada cerita
tradisional atau cerita kuno. Pada umumnya mitos bercerita kejadian
alam semesta dunia dan para makhluk penghuninya,. Mitos bisa
muncul dari catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih lebihkan.
Pada masa dimana filsafat belum hadir, manusia lebih
menggunakan mitos sebagai alat untuk memahami realitas social dan
alam. Namun sementara kehadiran filsafat, mitos dikesampingkan
keberadaanya, kendatipun tidak seutuhnya dieradikasi3. Dalam arti
mitos tetap mengiringi jejak langkah nafas peradaban dari satu period
eke periode berikutnya.

2
Sri Iswidayati (jurnalfungsi mitos dalam kehidupan social budaya)
3
Eradikasi adalah pemusnahan total

3
Munculnya filsafat memberi penekanan bahwa alat yang dijadikan
untuk memahami realitas, bukan lagi mitos akan tetapi rasio.mitos
dimarginalkan karena memeng tidak mengandung fakta atau kebenaran
yang dapat dipertanggung jawabkan. Narasi dalam cerita mitos kerap
tidak msuk akal, tidak mengandung bukti yang dapat dipercaya bahkan
kesannya lebih aneh.4

3. Pengetahuan Biasa
Salah satu kelebihan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk
makhluk Tuhan lainnya adalah keingintahuannya yang sangat dalam
terhadap segala sesuatu dialam semesta ini. Sesuatu yang diketahui
oleh manusia itu disebut pengetahuan.
Pengetahuan itu dapat dibedakan dalam beberapa macam. Apabila
pengetahuan itu diperoleh melalui indera manusia, disebut
pengetahuan indra(pengetahuan biasa). Jika pengetahuan tersebut
diperoleh mengikuti metode dan system tertentu serta bersifat
universal, disebutlah pengetahuan itu sebagai pengetahuan ilmiah.
Selanjutnya, apabila pengetahuan itu diperoleh melalui perenungan
yang sedalam dalamnya sampai kepada hakikatnya muncullah
pengetahuan filsafat. Jika pengetahuan itu bersumber dari keyakinan
terhadap ajaran suatu agama pengetahuan semacam ini disebut
pengetahuan agama.
Sedangkan pengetahuan biasa artinya dalam filsafat dikatakan
istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena
seseorang memiliki sesuatu dimana ia menerima secara baik sesuatu
hal yang dianggap membantu sebuah pemikiran yang menghasilkan
pemikiran yang baru . misalnya salju itu dingin karena jika salju itu
dipegang maka akan terasa dingin dan sebagainya.Pengetahuan biasa
itu diperoleh dari pengalaman sehari hari. Seperti air dapat dipakai
untuk menyiram bunga, makan dapat membuat kenyang.

4
Welhendri Azwar Muliono(filsafat ilmu 2019)hal:26-27

4
B. Metode Ilmiah Berupa Penalaran Deduktif Induktif Dan Abduktif
1. Penalaran Deduktif
Logika deduktif adalah suatu kerangka atau cara berfikir yang
bertolak dari sebuah asumsi atau pernyataan yang bersifat umum untuk
mencapai sebuah kesimpulan yang bermakna lebih khusus.5penalaran
deduktif adalah suatu kerangka atau cara berfikir yang bertolak dan
sebuah asumsi atau pernyataan yang bersifat umum untuk mencapai
sebuah kesimpulan yang bermakna lebih khusus. Ia sering pula
diartikan dengan istilah logika minor, dikarenakan karena
memperdalami dasar-dasar penyesuaian dalam pemikiran dengan
hukum, rumus dan patokan-patokan tertentu.
Metode deduktif digunakan dalam sebuah penelitian disaat peneliti
berangkat dari sebuah teori yang kemudian dibuktikan dengan
pncarian fakta. Penalaran deduktif berpangkal dari peristiwa umum
sebagai hasil pengamatan empiric dan berakhir pada suatu kesimpulan
atau pengetahuan baru yang bersifat khusus.
Contoh penlaran deduktif:
Pernyataan umum: perkembangbiakan dengan cara
mencangkok menghasilkan tanaman baru yang cepat
berbuah
Pernyataan khusus: pohon jambu pak Budi adalah hasil
cangkokan
Kesimpulan: pohon jambu pak Budi menghasilkan tanaman
baru yang cepat berbuah

2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah cara berfikir untuk menarik kesimpulan
dari pengamatan terhadap hal yang bersifat particular kedalam hal hal

5
Imron mustofa (jurnal jendela logika dalam berfikir:Deduksi dan induksi sebagai dasar penalaran
ilmiah 2016) hal 133

5
yang bersifat umum atau universal. Ciri khas dari penalaran induktif
adalah generalisasi dan analogi atau hubungan sebab akibat.
Generalisasi adalah proses berfikir berdasarkan hasil pengamatan
atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat sifat tertentu mengenai
semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara
menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah
gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat adalah
hubungan ketergantungan antara gejala gejala yang mengikuti pola
sebab akibat, akibat sebab dan akibat akibat.
Indicator kemampuan penalaran induktif adalah menarik
kesimpulan yang logis, memberikan penjelasan dengan menggunakan
model, fakta, sifat sifat dan hubungan, memperkirakan jawaban dan
proses solusi, menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis
suatu hal, menyusun dan menguji komjektur, merumuskan lawan
contoh, mengikuti aturan inferensi, memeriksa validitas dokumen,
menyusun argument yang valid, menyusun pembuktian langsung,
taklangsung dan menggunakan induksi.
Contoh penalaran induktif :
Harimau memiliki taring
Anjing memiliki taring
Serigala memiliki taring
Jadi hewan karnivora(pemakan daging) memiliki taring.

Ada dua keuntungan dari penalaran induktif ini:

a. Ekonomis
Karena dengan penalaran induktif ini kehidupan yang beraneka
ragam dengan berbagai corak dan segi dapat dikurangi menjadi
beberapa pernyataan. Pengetahuan cukup puas dengan pernyataan
elemteryang bersifat kategoris bahwa gula itu manis dan pil kina itu
pahit. Pernyataan seperti ini sudah cukup bagi manusia untuk bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis dan berfikir teoritis.

6
a. Penalaran lanjutan
Secra induksi dari berbagai pernyataan yang bersifat umum dapat
disimpulkan pernyataan yang bersifat lebih umum lagi. Contoh tentang
kesimpulan bahwa semua binatang mempunyai mata(induksi
binatang), dan semua manusia memiliki mata(induksi manusia) maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa semua makhluk mempunyai mata.
Penalaran seperti ini memungkinkan disusunnya pengetahuan secara
sistematis yang mengarah kepada pernyataan pernyataan yang makin
lama makin bersifat fundamental.
3. Penalaran Abduktif
Penalaran abduktif adalah penalaran untuk merumuskan sebuah
hipotesis berupa pernyataan umum yang kemudian kebenarannya
masih perlu diuji coba lebih lanjut.
Abduktif melakukan penalaran dari sebuah fakta atau kondisi
yang mengakibatkan fakta tersebut terjadi. Metode ini menjelaskan
mengenai event yang kita amati.
Contoh penalaran abduktif:
Danu selalu mengendarai mobil dengan sangat cepat ketika ia
mabuk. Maka pada saat kita melihat Danu mengendarai mobilnya
dengan sangat cepat kita berkesimpulan bahwa Danu mabuk. Tentunya
hal ini belum tentu benar. Mungkin saja ia sedang terburu buru atau
dalam keadaan gawat darurat.
Walau abduktif mungkin tidak dapat diandalkan kebenarannya,
namun manusia sering kali menerangkan sesuatu hal dengan cara
seperti ini(penalaran abduktif), dan mempertahankan penjelasannya
hingga ada bukti lain yang mengandung penjelasan atau teori
alternative.

7
PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Wahyu adalah suatu system kepercayaan kepada Tuhan yang dianut
oleh sekelompok manusia dengan selalu mengadakan interaksi
dengan-Nya (beribadah). Pokok persoalan dalam wahyu membahas
tentang interaksi antara manusia dengan tuhannya.
b. Mitos adalah cerita rakyat yang menceritakan kisah masalalu, yang
mengandung penafsiran alam semesta serta keadaan makhluk
didalamnya,dan dianggap benar benar terjadi oleh empunya cerita atau
penganutnya.
c. Pengetahuan biasa adalah pengetahuan yang diperoleh melalui indra
manusia.
d. Penalaran deduktif adalah penalaran yang bersifat umum kemudian
dikuti menarik kesimpulan khusus.
e. Penalaran induktif adalah cara menarik kesimpulan umum dari
pengamatan atas gejala gejala khusus.
f. Penalaran abduktif adalah penalaran untuk merumuskan sebuah
hipotesis berupa pernyataan umum yang kemungkinan
kebenarannyamasih perlu diuji coba lebih lanjut

8
DAFTAR PUSTAKA

Hutasuhut, Efrianto.2017. Akal dan Wahyu dalam Islam.jurnal uin Sumatra utara.

Iswidayanti,Sri.2007. Fungsi Mitos dalam Kehidupan Sosial Budaya.jurnal unnes.

Azwar,Walhendri dan Muliono.filsafat ilmu.2007

Anda mungkin juga menyukai