Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH

FILSAFAT ILMU dan LOGIKA


Dosen: Holy Greata N. Singadimedja, S.psi., M.psi

Disusun Oleh:

Ruth Kartika Sari Fobia 19416273201102

Kelas: PS19B

ILMU PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

2019
A. Hambatan Dalam Proses Berfikir

Hambatan yang mungkin akan timbul dalam proses berfikir diantaranya yaitu:

1. Data yang kurang sempurna sehingga masih banyak lagi data yang harus
diperoleh.
2. Data yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan
data yang lain,sehingga hal ini akan membingugkan dalam proses berfiki.
3. Gangguan-gangguan dari lingkungan yang membuyarkan fokus fikiran.
4. Banyak pilihan kemungkinan.

B. Bentuk Kesalahan Berfikir

Kesalahan berfikir (fallacy) berasal dari bahasa Yunani dan Latin yang berarti ‘sesat
pikir’. Kesalahan berfikir adalah proses penalaran yang tidak logis,salah arah,
menyesatkan, suatu gejala berfikir yang disebabkan pemaksaan prinsip-prinsip logika
tanpa memperhatikan relevansinya.

Menurut Jalaluddin Rakhmat ada tujuh kesalahan berfikir:

1. Fallacy of Dramatic Instance

Fallacy of dramatic instance berawal dari kecendrungan orang untuk


melakukan apa yang dikenal dengan over-generalisation. Yaitu, penggunaan
satu dua kasus untuk mendukung argumen yang bersifat general atau umum.
Kerancuan berfikir semacam ini banyak terjadi dalam berbagai telaah social.
Argument yang overgeneralized ini biasanya agak sulit dipatahkan. Karena,
satu-dua kasus rujukan itu seringkali diambil dari pengalaman pribadi
seseorang (individual’s personal experience).

2. Fallacy of Retrospective Determinism

Istilah yang panjang ini sebetulnya hanya untuk menjelaskan kebiasaan orang
yang menganggap masalah sosial yang sekarang terjadi sebagai sesuatu yang
secara historis memang selalu ada, tidak bisa dihindari, dan merupakan akibat
dari sejarah yang cukup panjang. Determinism selalu saja lebih
memperhitungkan masa silam ketimbang masa mendatang.
3. Post Hoc Ergo Prropter Hoc

Istilah ini berasal dari bahasa latin: post artinya sesudah; hoc artinya demikian;
ergo artinya karena itu; propter artinya disebabkan; dan hoc artinya demikian.
Singkatnya: sesudah itu-karena itu-oleh sebab itu. Jadi, apabila ada peristiwa
yang terjadi dalam urutan temporal, maka kita menyatakan bahwa yang
pertama adalah sebab dari yang kedua.

4. Fallacy of Misplaced Concretness

Misplaced berarti salah telak. Concretness artinya kekonkretan. Jadi,


kesalahan berfikir ini muncul karena kita mengkonkretkan sesuatu yang
pada hakikatnya abstrak.

5. Argumentum ad Verecundiam

Berargumen dengan menggunakan otoritas, walaupun otoritas itu tidak relevan


atau ambigu. Kata-kata di atas memang abstrak semua: otoritas;relevan; dan
ambigu. Otoritas itu sesuatu atau seseorang yang sudah
diterima kebenarannya secara mutlak, seperti Al-Qur’an dan Rasulullah Saw.

6. Fallacy of Composition

Fallacy of Composition adalah dugaan bahwa terapi yang berhasil untuk satu
orang pasti juga berhasil untuk semua orang.

7. Circular Reasoning

Circual reasoning artinya pemikiran yang berputar-putar; menggunakan


konklusi (kesimpulan) untuk mendukung asumsi yang digunakan lagi untuk
menuju konklusi semula.

C. Sumber Ilmu

Cara manusia mendapatkan pengetahuan yang benar dilakukan dengan 2 metode:

1. Mendasarkan diri pada rasio (Rasionalisme)


Rasionalisme adalah pengetahuan yang berasal dari ide yang dapat diterima
akal pikiran kita dan bersifat apriorio. Prinsip ini telah ada jauh sebelum
manusia memikirkannya dan dikenal dengan nama idealisme. Pengetahuan ini
hanya bersumber pada penalaran dan bukan dari pengalaman.
2. Mendasarkan diri pada pengalaman (Empiris)
Kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan bukan berasal dari penalaran
namun lewat pengalaman yang konkret. Konkret disini maksudnya adalah
pengelaman yang dapat dinyatakan oleh panca indra/ kenyataan.

Selain rasionalisme dan empirisme masih terdapat 2 cara mendapatkan pengetahuan:


1. Instuisi
Instuisi adalah pengetahuan yang diperoleh tanpa melalui penalaran atau bisa
dibilang pengetahuan yang diperoleh dengan sepontan, tanpa melalui proses
berfikir yang berbeli- belit.

2. Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang diberikan tuhan kepada manusia dengan
perantara nabi- nabi di sepanjang zaman.
Contoh: agama, al- Qur’an

D. Macam Pengetahuan
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran.
Proses pembelajaran ini dipengaruhi beberapa faktor dari dalam seperti motivasi dan
faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2003).

Pengetahuan manusia terbagi beberapamacam diantaranya:


1. Pengetahuan sains (Scientific Knowledge)
Pengetahuan sains ialah pengetahuan yang logis dan di dukung oleh bukti
empiris. Dalam bentuknya yang telah baku pengetahuan sains itu mempunyai
pradigma dan metode tertentu.

2. Pengetahuan Filsafat
Mempunyai objek yang abstrak dan logis,berpradigma logis, menggunakan
metode rasio, dan dengan menggunakan ukuran yang logis.

3. Pengetahuan Mistik
Pengetahuan yang tidak dapat dibuktikan secara empiris, tidak juga secara
logis.

Buhanuddin salam, mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada


empat, yaitu:

1. Pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan


istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena
seseorang memiliki sesuatu dimana ia menerima secara baik. Common sense
diperoleh dari pengalaman sehari-hari seperti air dapat dipakai untuk
menyiram bunga, makanan dapat memuaskan rasa lapar, musim kemarau akan
mengeringkan sawah, dsb.

2. Pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Ilmu dapat
merupakan suatu metode berpikir secara objektif untuk menggambarkan dan
memberi makna terhadap dunia faktual.Pengetahuan yang diperoleh dengan
ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen, klasifikasi. Seperti bumi
berputar pada porosnya, air termasuk unsur penting dalam organ tubuh
manusia, dst.

3. Pengetahuan filsafat, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang


bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan
pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.Kalau ilmu hanya
pada satu bidang pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat membahas hal
yang lebih luas dan mendalam. Seperti apa hakikat manusia, hakikat tuhan,
mengapa diciptakan manusia, dst. Itu merupakan pemikiran Filsafat.

4. Pengetahuan agama, yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan


lewat para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini
oleh para pemeluk agama dan mengandung beberapa hal pokok yaitu ajaran
tentang cara berhubungan dengan Tuhan. Selain itu, iman kepada Hari Akhir
merupakan ajaran pokok agama dan sekaligus merupakan ajaran yang
membuat manusia optimis akan masa depannya.

E. Pola dan Dasar Pengetahuan

a. Dasar-dasar pengetahuan ialah sebagai berikut:

1. Penalaran
Penalaran ialah kegiatan berfikir menurut pola tertentu, menurut logika
tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan pengetahuan. Berfikir logis
mempunyai konotasi jamak, bersifat analitis. Aliran yang menggunakan
penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran rasionalisme dan yang
menganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran
disebut aliran empirisme.

2. Logika (cara penarik kesimpulan)


Yang dimaksud dengan logika sebagaimana di definisikan oleh William S.S
ialah “pengkajian untuk berfikir secara sahih (valid).
Dalam logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif.

b. Pola pengetahuan
Berdasarkan ragam bentuk polanya, Busthan Abdy (2017) menyatakan bahwa
pengetahuan dapat di bagi menjadi 4 (empat) bagian penting, yaitu:

1. Know-that. Pengetahuan tahu bahwa, adalah pengetahuan tentang informasi


tertentu (tahu bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa apa yang dikatakan benar,
dll). Pengetahuan ini disebut juga dengan know that (tahu bahwa). Jenis
pengetahuan ini adalah pengetahuan teoritis dan ilmiah yang berkaitan dengan
keberhasilan mengumpulkan informasi atau data tertentu. Jadi kekuatan
pengetahuan jenis ini terletak pada data dan informasi yang diperoleh
seseorang.
2. Know-how. Pengetahuan tahu bagaimana, lebih merupakan pengetahuan yang
menyangkut bagaimana melakukan sesuatu. Dikenal dengan know-how (tahu
bagaimana). Pengetahuan ini juga berkaitan dengan keterampilan teknis dalam
melakukan sesuatu. Seseorang yang memiliki pengetahuan ini, berarti ia tahu
bagaimana melakukan sesuatu. Itu sebabnya pengetahuan jenis ini berkaitan
dengan praktek, sehingga bisa dikatakan sebagai pengetahuan praktis. Tentu
hal ini tidak berarti bahwa pengetahuan jenis ini hanya bersifat praktis semata.
Karena pengetahuan jenis ini memiliki landasan atau asumsi teoritis yang telah
diaplikasikan menjadi pengetahuan praktis.

3. Know-about. Pengetahuan tahu tentang, adalah sesuatu yang sangat spesifik


menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau seseorang melalui pengalaman
dan pengenalan pribadi. Unsur terpenting dari pengetahuan ini adalah
pengenalan dan pengalaman pribadi secara langsung dengan objeknya.
Karenanya disebut juga sebagai pengetahuan berdasarkan pengenalan.
Knowing yang dimaksudkan di sini adalah “kenal secara pribadi” yaitu
pengetahuan langsung yang bersifat personal.

4. Know-why. Pengetahuan tahu mengapa, adalah jenis pengetahuan yang


berkaitan dengan ‘pengetahuan bahwa’. Hanya saja, ‘tahu mengapa’ jauh lebih
mendalam daripada ‘tahu bahwa’. Karena ‘tahu mengapa’ berkaitan dengan
penjelasan, sebab ia tidak hanya berhenti pada informasi saja, tetapi
menerobos masuk ke dalam data atau informasi yang ada. Pengetahuan jenis
ini adalah pengetahuan yang mencoba meraguka, mempertanyakan dan
mengkaji sesuatu informasi yang didapatkan pada jenis pengetahuan ‘tahu
bahwa’ yang pertama.

Anda mungkin juga menyukai