4. Wahyu
Pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat
perantara para nabi.
Ukuran Kebenaran :
1. Kebenaran Epistemologis
Kebenaran yang berhubungan dengan pengetahuan manusia.
2. Kebenaran Ontologis
Kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat pada hakikat segala
sesuatu yang ada atau diadakan.
3. Kebenaran Semantis
Kebenaran yang terdapat serta melekat dalam tutur kata dan bahasa.
Kebenaran Epistemologis :
1. Teori Korespondensi
Kebenaran atau keadaan benar itu apabila ada kesesuaian antara arti
yang dimaksud oleh suatu pernyataan dengan objek yang dituju oleh
pernyataan atau pendapat tersebut.
Contoh : “Jakarta adalah Ibu Kota Republik Indonesia”
2. Teori Koherensi
Kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan (judgement)
dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta atau realita, tetapi atas hubungan
antara putusan-putusan itu sendiri.
3. Teori Pragmatisme
Benar atau tidaknya sebuah masalah bergantung pada kegunaan yang
dapat dikerjakan dan akibat atau pengaruhnya memuaskan bagi
kehidupan.
4. Agama sebagai Teori Kebenaran
Penjelasan Dosen
Rasional itu adalah apakah sesuatu itu logis atau tidak.
Rasional jika menyatu dengan empiris maka menjadi metode ilmiah.
Intuisi adalah semacam naluriah atau insting. Tidak ada proses rasionalisme
dalam intuisi. Insting itu dengan kesadaran atau kebebasan berpikirnya. Contoh
dalam sepakbola yaitu insting untuk merubah taktik, insting Sir Alex Ferguson
untuk mencetak pemain bintang seperti Cristiano Ronaldo. Intuisi itu bukan
mengungkit masalah kepastian aqliyah. Intuisi itu harus ada perhitungan.
Spekulatif berbeda dengan intuisi. Dan intuisi juga berbeda dengan insting.
Intuisi itu berdasarkan kesadaran.
Contoh intuisi adalah ketika seseorang menyadari bahwa awan sedang
mendung, maka dengan nalurinya atau intuisi yang timbul pada dirinya maka ia
akan segera mencari tempat berteduh, jika ia sedang dalam perjalanan
menggunakan motor atau jalan kaki maka ia akan menggunakan payung
ataupun jas hujan terlebih dahulu.
Contoh kebenaran epistemologis dan ontologis itu yaitu air itu menyegarkan, air
itu suci dan menyucikan, oleh karena itu dapat digunakan untuk bersuci sebelum
melakukan ibadah shalat. Dan macam-macam sifat dasar lainnya atau sifat
umum yang sudah diketahui oleh manusia.
Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan
File
Pengertian :
Ilmu berasal dari bahasa Arab yang diambil dari kata َع ِلَم – َيْع َلُمyang berarti
mengerti, memahami benar-benar.
Science berasal dari bahasa latin yaitu “Scio, scrie” artinya to know.
Secara terminologi, ilmu atau science adalah semacam pengetahuan yang
mempunyai ciri-ciri, tanda-tanda, dan syarat-syarat tertentu.
Menurut ensiklopedia, ilmu pengetahuan yaitu sistem dari berbagai
pengetahuan tertentu yang masing-masing mengenai suatu lapangan
pengetahuan tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas-asas
tertentu, sehingga menjadi kesatuan suatu sistem dari berbagai pengetahuan
yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaan yang dilakukan
secara teliti dengan memakai metode tertentu.
Menurut Mohammad Hatta, ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang
pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama
tabiatnya, baik menurut kedudukannya tampak luar, maupun menurut
hubungannya dari dalam.
Ciri-Ciri Utama Ilmu :
Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis,
dapat diukur, dan dibuktikan.
Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-
masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya
dirinya sendiri-sendiri dan teori-teori yang sepenuhnya dimantapkan.
Ciri hakiki lainnya ialah metodologi.
Langkah-Langkah Kegiatan Keilmuan :
1. Observasi
2. Hipotesis
3. Ramalan : dari hipotesis atau teori dikembangkanlah deduksi
4. Pengujian kebenaran
Penjelasan Dosen
Ensiklopedia adalah sumber ilmu yang paling valid, terukur dan jelas.
Kausalitas adalah hubungan sebab-akibat. Contohnya ada asap ada api.
Hipotesis adalah dugaan atau pernyataan sementara.
Hakikat Filsafat Ilmu
File
Pengertian :
Philein berarti cinta.
Sophia berarti kebijaksanaan.
Filsafat berarti cinta terhadap kebijaksanaan.
Filsafat berarti “ilmu tentang hakikat”
Tugas Filsafat (Sokrates, 470-399 SM) bukan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang timbul dalam kehidupan, melainkan mempersoalkan
jawaban yang diberikan.
Konsep dasar Filsafat yaitu ilmu, kedudukan, fokus, cakupan, tujuan dan
fungsi serta kaitannya dengan implementasi kehidupan sehari-hari.
Hakikat Filsafat Ilmu :
Filsafat Ilmu adalah segenap pemikiran terhadap persoalan-persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan
ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.
Landasan yang dimaksud :
1. Konsep-konsep pangkal
2. Anggapan-anggapan dasar
3. Asas-asas permulaan
4. Struktur-struktur teoritis
5. Ukuran-ukuran kebenaran ilmiah
Tiga telaah mengenai filsafat ilmu :
1. Filsafat Ilmu adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang
digunakan
2. Filsafat Ilmu adalah upaya untuk mencari kejelasan mengenai dasar-
dasar konsep, sangka wacana, dan postulat
3. Filsafat Ilmu adalah studi gabungan yang terdiri dari beberapa studi
yang beraneka macam yang ditujukan untuk menetapkan batas yang
tegas mengenai ilmu tertentu.
Ilmu dan Filsafat :
Persamaan :
1. Mencari rumusan lengkap sampai ke akar-akarnya
2. Memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada
antara kejadian-kejadian dan mencoba menunjukkan sebab-akibatnya
3. Memberikan sintesis yaitu suatu pandangan yang bergandengan
4. Mempunyai metode dan sistem
5. Memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya yang timbul dari
hasrat manusia, akan pengetahuan yang lebih mendasar.
Perbedaan :
1. Objek material filsafat bersifat universal yaitu segala sesuatu yang
ada (realita), sedangkan objek material ilmu bersifat khusus dan
empiris.
2. Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan
daya spekulasi, kritis, dan pengawasan. Sedangkan, ilmu harus
diadakan riset lewat pendekatan trial dan error.
3. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam
berdasarkan pengalaman realita sehari-hari, sedangkan ilmu
bersifat diskursif yaitu menguraikan secara logis.
4. Filsafat memberikan penjelasan terakhir yang mutlak dan
mendalam sampai mendasar, sedangkan ilmu menunjukkan sebab-
sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, dan yang
sekunder.
Ruang Lingkup Filsafat Ilmu :
Ilmu memiliki dua macam objek, yaitu objek material dan objek formal.
Objek material filsafat adalah segala yang mencakup ada yang tampak dan
ada yang tidak tampak.
Objek formal filsafat adalah sudut pandang menyeluruh, radikal, dan
rasional tentang segala yang ada.
Bidang Garapan Filsafat Ilmu :
1. Ontologi Ilmu meliputi hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan
kenyataan inheren dengan pengetahuan ilmiah yang tidak terlepas dari
persepsi filsafat tentang apa dan bagaimana yang “ada” itu.
2. Epistemologi Ilmu meliputi sumber, sarana, dan pengetahuan (ilmiah).
3. Aksiologi Ilmu meliputi nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian
makna terhadap kebenaran atau kenyataan, sebagaimana kita jumpai dalam
kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial,
kawasan simbolik ataupun fisik-material.
Tujuan Filsafat Ilmu :
Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang
menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah.
Filsafat ilmu merupakan merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan
metode keilmuan.
Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.
Penjelasan Dosen
Koheren itu adalah perpaduan.
Inti dari filsafat itu adalah membahas adanya sesuatu. Baik adanya yang tampak
ataupun yang tidak tampak.
Filsafat itu bersifat dinamis.
Pembahasan tentang ilmu kebidanan.
Pembahasan tentang pawang hujan.
Masalah seperti pawang hujan itu adalah sesuatu yang tidak bisa diilmiahkan.
Pembahasan tentang ilmu sihir.
Sejarah Perkembangan Ilmu Masa Klasik
File
Latar Belakang
Pengetahuan manusia bermula dari rasa ingin tahu.
Ilmu pengetahuan yang berkembang dari zaman pra-sejarah hingga awal
abad ke-20.
“Stonehenge” didirikan di Inggris dan “Piramida” dibangun di Mesir, yang
menyatukan gagasan astronomis dan religius yang kecanggihannya tidak
sepenuhnya diketahui hingga abad ini.
Dalam dunia Islam, sekitar abad ke-7 M, pada zaman Bani Umayyah
ditemukan cara pengamatan astronomi.
Pada tahun 825 M, Al-Khawarizmi menyusun buku aljabar.
Filsafat Ilmu pada Zaman Yunani
Perubahan dari mitosentris menjadi logosentris.
Thales (624-545 SM) menyatakan zat utama yang menjadi dasar segala
materi adalah air.
Pythagoras (582-496 SM) menemukan ilmu ukur dan aritmatik.
Socrates (470-399 SM) dikenal ‘Maicutika Telenhe’ yaitu metode dialektiva
untuk melahirkan kebenaran, bahwa ajaran dan kehidupan adalah satu dan
tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain.
Plato (427-347 SM) ia mempersoalkan being (hal ada) dan
mempertentangkan becoming (hal menjadi). Kebenaran umum itu ada
bukan dibuat-buat bahkan sudah ada di alam idea.
Aristoteles (384-322 SM) berkontribusi pada bidang metafisika, fisika,
etika, politik, ilmu kedokteran dan ilmu alam. Orang pertama yang
mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies biologi secara sistematis.
Perkembangan Ilmu Zaman Islam
Awal kelahirannya adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Islam menawarkan cahaya penerang yang mengubah masyarakat Arab
jahiliyah menjadi masyarakat yang berilmu dan beradab.
1. Penyampaian ilmu dan filsafat Yunani ke dunia Islam
Ada penolakan filsafat Islam bermula dari penerjemahan teks-teks
Yunani atau hanya nukilan dari filsafat Aristoteles.
Pertama, bahwa belajar atau berguru tidak berarti meniru atau
membebek saja.
Kedua, kenyataan yang ada menunjukkan bahwa pemikiran rasional
terlebih dahulu mapan dalam masyarakat muslim sebelum kedatangan
filsafat Yunani.
a. Empirisme
Berasal dari kata Yunani, empereikos yang berasal dari kata emperia
artinya pengalaman.
Berpandangan manusia memperoleh pengetahuan melalui
pengalamannya (inderawi).
Bapak aliran ini adalah John Locke (1632-1704)
Teorinya tabula rusa (meja lilin) ialah bahwa manusia itu pada
mulanya kosong dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa
yang kosong itu, lantas ia memiliki pengetahuan.
b. Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.
Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal.
Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan akal menangkap
objek.
Bapak aliran ini adalah Rene Descartes (1596-1650).
Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam memperoleh
pengetahuan. Pengalaman indera diperlukan untuk merangsang akal
dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja.
Akan tetapi nntuk sampainya manusia kepada kebenaran adalah
semata-mata dengan akal.
c. Positivisme
Tokoh aliran ini ialah August Comte (1798-1857).
Berpendapat bahwa indera itu amat penting dalam memperoleh
pengetahuan, tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat
dengan eksperimen.
Kekeliruan indera dapat dikoreksi lewat eksperimen. Eksperimen
memerlukan ukuran-ukuran yang jelas. Panas diukur dengan derajat
panas, jauh diukur dengan meteran, berat diukur dengan kiloan, dan
sebagainya.
Jadi pada dasarnya positivisme bukanlah suatu aliran yang khas berdiri
sendiri. Ia hanya menyempurnakan empirisme dan rasionalisme yang
bekerja sama. Dengan kata lain, ia menyempurnakan metode ilmiah
dengan memasukkan perlunya eksperimen dengan ukuran-ukuran.
d. Intuisionisme
Tokoh aliran ini ialah Henri Bergson (1859-1941).
Berpendapat tidak hanya indera yang terbatas, akal juga terbatas.
Objek-objek yang kita tangkap itu adalah objek yang selalu berubah,
jadi pengetahuan kita tentangnya tidak pernah tetap.
Hampir mirip dengan insting, tetapi berbeda dalam kesadaran dan
kebebasannya.
Pengembangan kemampuan intuisi memerlukan usaha. Kemampuan
inilah yang dapat memahami kebenaran yang utuh, yang tetap, yang
unik.
Kemampuan menerima pengetahuan secara langsung itu diperoleh
dengan cara latihan, yang dalam Islam disebut dengan suluk, secara
spesifik disebut riyadhah (latihan).
Penjelasan Dosen
Aksiologi
File
Berasal dari kata Axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos berarti teori. Jadi
aksiologi adalah teori tentang nilai.
Menurut Jujun S. Suriasumantri, aksiologi ialah teori nilai yang berkaitan
dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
Menurut Bramel, aksiologi terbagi dalam tiga bagian :
1. Moral Conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin
khusus, yakni etika.
2. Esthetic Expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang ini melahirkan
keindahan.
3. Sosio-Political Life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan
filsafat sosio-politik.
Dalam Encyclopedia of Philosophy, aksiologi disamakan dengan value and
valution. Ada tiga bentuk :
1. Nilai digunakan sebagai kata benda abstrak. Dalam pengertian sempit
seperti baik, menarik, dan bagus. Sedangkan dalam pengertian lebih luas
mencakupi sebagai tambahan bentuk kewajiban kebenaran, dan kesucian.
2. Nilai sebagai kata benda konkret. Contohnya ketika kita berkata sebuah
nilai atau nilai-nilai, ia seringkali dipakai untuk merujuk kepada sesuatu
yang bernilai, seperti nilainya, nilai dia, dan sistem nilai dia.
3. Nilai juga digunakan sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, memberi
nilai, dan dinilai. Menilai umumnya sinonim dengan evaluasi ketika hal
tersebut secara aktif digunakan untuk menilai perbuatan.
A. Etika
Makna etika dipakai dalam dua bentuk arti
1. Etika merupakan suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian
terhadap perbuatan-perbuatan manusia. Seperti ungkapan “Saya
pernah belajar etika”.
2. Etika merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan
hal-hal, perbuatan-perbuatan, atau manusia-manusia lain. Seperti
ungkapan ia bersifat etis atau ia seorang yang jujur atau
pembunuhan merupakan sesuatu yang tidak susila.
B. Estetika
Nilai baik sebanding dengan nilai indah, tetapi kata “indah” lebih
sering dikenakan pada seni, sedangkan “baik” pada perbuatan.
Ukuran indah dan tidak, sama dengan baik dan tidak baik.
Memang ditemukan ukuran indah-tidak indah, tetapi ukuran yang
ditemukan begitu banyak, pakarnya sendiri tidak mampu bersepakat.
Penjelasan Dosen
Aliran-aliran Filsafat dan Pemikirannya
Idealisme dan Materialisme
Positivisme dan Pragmatisme