Rusmini
Abstrak
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan
pengetahuan secara sungguh-sungguh. Secara khusus, manusia
mampu mengembangkan pengetahuan ini karena ia mempunyai
bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran
yang melatarbelakangi informasi tersebut, serta memiliki kemampuan
berpikir dengan mengikuti suatu alur kerangka berpikir tertentu. Dua
kelebihan inilah yang memungkinkan manusia untuk mengembangkan
pengetahuannya, yaitu bahasa yang bersifat komunikatif dan pikiran
yang mampu menalar, yang berpijak pada dasar dan jenis ilmu
pengetahuan.
Kata Kunci
Dasar Pengetahuan, Jenis Ilmu Pengetahuan
79
Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014
80
Rusmini, Dasar...
81
Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014
82
Rusmini, Dasar...
83
Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014
5 William S. Sahakian dan Mabel Lewis Sahakian, Realism of Philosophy dalam Jujun, Ibid., hal.46.
6 Ibid.
84
Rusmini, Dasar...
5. Kriteria Kebenaran
Kriteria Kebenaran yang dimaksud berkaitan dengan Teori
Kebenaran, yang terdiri dari teori koherensi, teori korespondensi, dan
teori pragmatis.7
Teori Koherensi menganggap suatu pernyataan benar apabila
pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan
pernyataanpernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Plato (427 –
347 S.M.) dan Aristoteles (384 – 322 S.M.) adalah tokoh yang
mengembangkan teori koherensi ini. Misalnya, bila kita menganggap
bahwa ”semua manusia pasti akan mati” adalah suatu pernyataan
yang benar, maka pernyataan bahwa ”Abdullah adalah seorang
manusia dan Adullah pasti akan mati” adalah benar karena
pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan pertama.
Teori Korespondensi menganggap suatu pernyataan benar
apabila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu
berhubungan dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Tokohnya adalah Bertrand Russell (1872 – 1970). Misalnya,
pernyataan ”Ibu Kota Republik Indonesia adalah Jakarta” adalah
benar karena sesuai dengan faktanya.
Teori Pragmatis menganggap suatu pernyataan benar apabila
pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Teori
ini dicetuskan oleh Charles S. Peirce (1839 – 1914) dan kemudian
dikembangkan oleh beberapa ahli filsafat berkebangsaan Amerika;
William James (1842 – 1910) dan John Dewey (1859 – 1952).
Misalnya, teori-teori tentang pendidikan dianggap benar karena
bersifat fungsional dan mempunyai kegunaan.
7 Ibid., hal.55-59.
85
Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014
86
Rusmini, Dasar...
87
Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014
b. Sikap (attitude)
Karakteristik yang harus dipenuhi antara lain adanya rasa ingin
tahu tentang sesuatu; ilmuwan harus mempunyai usaha untuk
memecahkan masalah; bersikap dan bertindak objektif, dan sabar
dalam melakukan observasi.
c. Metode (method)
Metode ini berkaitan dengan hipotesis yang kemudian diuji. Esensi
science terletak pada metodenya. Science merupakan sesuatu
yang selalu berubah, demikian juga metode, bukan merupakan
sesuatu yang absolut atau mutlak.
d. Aktivitas (activity)
Science adalah suatu lahan yang dikerjakan oleh para scientific
melalui scientific research, yang terdiri dari aspek individual dan
sosial.
e. Kesimpulan (conclusion)
Science merupakan a body of knowledge. Kesimpulan yang
merupakan pemahaman yang dicapai sebagai hasil pemecahan
masalah adalah tujuan dari science, yang diakhiri dengan
pembenaran dari sikap, metode, dna aktivitas.
f. Pengaruh (effects)
Apa yang dihasilkan melalui science akan memberikan pengaruh
berupa pengaruh ilmu terhadap ekologi (applied science) dan
pengaruh ilmu terhadap masyarakat dengan membudayakannya
menjadi berbagai macam nilai.
Dengan demikian, ilmu pengetahuan lahir dari pengembangan
suatu permasalahan (problems) yang dapat dijadikan sebagai
kegelisahan akademik. Atas dasar problem, para ilmuwan memiliki
suatu sikap (attitude) untuk membangun metode-metode dan
kegiatankegiatan (method and activity) yang bertujuan untuk melahirkan
suatu penyelesaian kasus (conclusions) dalam bentuk teori-teori, yang
88
Rusmini, Dasar...
89
Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014
17 Van Melsen, Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita (terj. K. Bertens, Jakarta: Gramedia),
hal.65-67.
90
Rusmini, Dasar...
91
Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014
92
Rusmini, Dasar...
93
Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014
DAFTAR PUSTAKA
Abbas Hamami M. Epistemologi Bagian I Teori Pengetahuan Diktat.
Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM.
Ahmad Warson Munawwir. Al-Munawwir: Kamus Arab-
Indonesia. Yogyakarta: Pondok Pesantren Al-Munawwir, 1984.
Amsal Bakhtiar. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.
Burhanuddin Salam. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Hartono Kasmadi, dkk, Filsafat Ilmu. Semarang: IKIP Semarang Press,
1990.
Jujun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 2003.
Muhammad Adib. Filsafat Ilmu (Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan
Logika Ilmu Pengetahuan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Poedjawijatna. Pembimbing ke Arah Alam Filsafat. Jakarta: Rineka Cipta,
1994.
Sidi Gazalba. Sistematika Filsafat. Jakarta: Bulan Bintang, 1992.
Surajiyo. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.
The Liang Gie. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty, 2000.
Van Melsen. Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita. (terj. K.
Bertens, Jakarta: Gramedia.
Wihadi Admojo. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998.
94
Rusmini, Dasar...
95