Anda di halaman 1dari 11

Sumber Pengetahuan

Silvana Liz Handayani


Ilmu Hadits Fakultas Ushuluddin dan Adab Universitas Islam Negeri Sulthan
Maulana Hasanuddin Banten
Silvanalizh885@gmail.com

ABSTRACT

In the philosophy of knowledge (epistemology), the source of knowledge during


the course of science, both from the West and the East. The source of knowledge
of the ratio. Those who develop this method are called rationalists. These
rationalists developed the understanding we know and often hear today in terms of
rationalism. Source of knowledge based on experience. This second source of
knowledge is usually called empiricism, which is made into empiricism by
empiricists. This second method is different from the first source of knowledge.
This second source is very contradiction of the rationalists.

ABSTRAK

Dalam filsafat pengetahuan (epistemologi) sumber pengetahuan selama perjalanan


ilmu pengetahuan, baik dari dunia Barat maupun Timur. Sumber pengetahuan dari
rasio. Orang-orang yang mengembangkan cara ini disebut kaum rasionalis. Kaum
rasionalis ini mengembangkan paham yang kita kenal dan sering dengar saat ini
dengan term rasionalisme. Sumber pengetahuan berdasarkan pengalaman. Sumber
pengetahuan yang kedua ini biasa disebut empiris yang dijadikan paham
empirisme oleh kaum empiris. Cara kedua ini berbeda dengan sumber
pengetahuan yang pertama. Sumber kedua ini sangat kontradiksi kaum rasionalis.
PENDAHULUAN

Pengetahuan merupakan objek utama karena jika terdapat pengetahuan,


akan di pertanyakan secara epistemologis, dari mana asalnya pengetahuan
tersebut, dan bagaimana memperolehnya.

Oleh karena itu ilmu pengetahuan merupakan objek kajian epistemologi.


pengetahuan yang ada pada kita di peroleh dengan menggunakan berbagai alat
yang merupakan sumber pengetahuan tersebut. Dalam hal ini ada beberapa
pendapat tentang sumber pengetahuan.

Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas
manusia karna manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang mengembangkan
pengetahuan secara sungguh-sungguh. Pengetahuan di peroleh dari seluruh bentuk
upaya kemanusiaan, pikiran , pengalaman, panca indra, dan intuisi, untuk
mengetahui suatu tanpa memperhatikan objek, cara, dan kegunannya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang problem makalah ini, maka di rumuskan


masalah sebagai berikut :

1. Apa itu sumber pengetahuan ?

2. Ada berapa Macam-macam sumber pengetahuan ?


PEMBAHASAN

A. Sumber Pengetahuan

Sumber pengetahuan dalam kamus bahasa indonesia di artikan sebagai


asal. Sebagai contoh sumber mata air, berarti asal dari air yang berada di mata air
itu. Dengan demikian bahwa sumber pengetahuan itu adalah asal dari ilmu
pengetahuan yang di peroleh manusia. Menurut amsal bakhtir, menurutnya
sumber pengetahuan merupakan alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Ada beberapa macam mengenai sumber pengetahuan. Berikut macam
macam nya.

1. Akal sebagai sumber pengetahuan ( Rasionalisme )

Di kalangan kaum rasionalis, hanya akal yang menjadi sumber


pengetahuan sedangkan yang lainnnya hanya memperkuat atau membantu
memberi bahan-bahan pemikiran bagi akal intuisi yang datang kepada manusia
lebih banyak tidak rasional, baik itu berupa wahyu maupun ilham dan jenis jenis
lainnya. Intuisi sifatnya rasonal, karena orang lain yang tidak mengalaminya tidak
dapat di katakan sebagai pemegang pengetahuan intuitif.

Demikian pula, dengan wahyu sifatnya personal apabila wahyu tersebut


disampaikan kepada orang lain yang tidak mengalaminya tentu orang yang
dimaksud tidak mengenalnya.dengan demikian,diterima-tidaknya berita dan
penjelasan yang di transferkan kepada orang lain oleh penerima wahyu,
bergantung pada rasionalitas si penerima. Oleh karena itu,tidak sedikit ”pada masa
jahiliyah” ketika muhammad saw menyampaikan al-quran, ada yang
berpandangan sebagai hal yang tidak masuk akal, bahkan dianggapnya sebagai
cerita biasa atau dongeng-dongeng di masa lalu.
Muhammad saw menyampaikan ajaran Al-Qur’an dengan berbagai
strategi, diantaranya dengan menantang orang-orang kafir jahiliyah untuk
membuat ayat yang semisal dengan al-quran,yang dalam ilmu al-qur’an disebut
sebagai ‘ijaz al-quran.

oleh karena itu secara filosofis,akal menjadi sumber utama pengetahuan,


sedangkan intuisi,meskipun wahyu, sifatnya personal dan membutuhkan berbagai
strategi dalam menyampaikan kepada orang lain agar mempercayainya sebagai
kebenaran. keyakinan terhadap firman tuhan dalam al-quran tidak segampang
yang dialami umat islam kultural, yang lahir dari keluarga muslim.

Rasionalisme merupakan faham filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat
terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan [ahmad
tafsir, 2005”127]. Menurut ahmad tafsir, rasionalisme mengajarkan bahwa
pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir. alat dalam berfikir ialah kaidah-
kaidah logis atau logika. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber pengetahuan
yang paling ideal adalah akal, yang dapat digolongkan pada jenis-jenis dibawah
ini : :

1. Akal awwam yaitu akal yang dimiliki oleh orang-orang pada


umumnya yang lebih mengandalkan pengertian pada kebiasaan,
pengalaman, dan pentaklidan.
2. Akal khawasah, yaitu akal yang dimiliki orang,yang memiliki
pengetahuan disebabkan oleh semakin bertambahnya pengetahuan.
3. Akal potensial, adalah akal yang diberikan kepada semua manusia
untuk memiliki kemampuan menangkap materi dengan rangsangan
panca indera.
4. Akal aktual, adalah akal yang lebih tinggi daripada akal potensial,
artinya mampu menangkap isi dan bentuk konseptual dari materi
tanpa dibantu oleh Panca indera.
5. Akal mustafad, sebagai akal tertinggi yang mampu
menghubungkan potensi berfikirnya hingga mencapai objek yang
bersifat immaterial. akal ini dapat mencapai atau berhubungan
langsung dengan akal aktif.

2. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan ( Empirisisme )

Empirisme kata ini berasal dari kata yunani empeirikos, artinya pengalaman.
menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya.dan
bila dikembalikan kepada kata yunani, pengalaman yang dimaksud ialah
pengalaman inderawi. Penganut empirisisme berpandangan bahwa pengalaman
merupakan sumber pengetahuan bagi manusia, yang jelas-jelas mendahului rasio.
tanpa pengalaman, rasio tidak memiliki kemampuan untuk memberikan gambaran
tertentu kalaupun menggambarkan sedemikian rupa, tanpa pengalaman, hanyalah
hayalan belaka. Empirisisme ”mengatakan bahwa pada waktu manusia dilahirkan,
keadaan akalnya masih bersih ibarat kertas yang kosong yang belum bertuliskan
apapun [tabularasa]. pengetahuan baru muncul ketika indera manusia menimba
pengalaman dengan cara melihara dan mengamati berbagai kejadian dalam
kehidupan.

Selain john locke, pada era modern muncul pula george barkeley [1685-
1753] yang berpandangan bahwa seluruh gagasan dalam pikiran atau ide datang
dari pengalaman dan tidak ada jatah ruang bagi gagasan yang lepas begitu saja
dari pengalaman.oleh karena itu, idea tidak bersifat independen.

Pengalaman konkret adalah mutlak sebagai sumber pengetahuan utama


bagi manusia, karena penalaran bersifat abstrak dan membutuhkan rangsangan
dari pengalaman.berbagai gejala fisikal akan ditangkap oleh indera dan
dikumpulkan dalam daya ingat manusia, sehingga pengalaman inderawi menjadi
akumulasi pengetahuan yang berupa fakta-fakta. kemudian upaya faktualisasinya
dibutuhkan akal.

dengan demikian fungsi akal tidak sekedar menjelaskan dalam bentuk-


bentuk khayali semata-mata, melainkan dalam konteks realistik.

Empirisme dan rasionalisme berkembang pesat, sehingga melahirkan


positisme, aliran ini diperkenalkan oleh Augus comte[1798-1857] yang dilahirkan
di mont velier pada tahun 1798.karya pertama augus comte adalah courus the
pholosopho vositife, yaitu”kursus tentang filsafat positif” dalam karya inilah
comte menguraikan secara singkat positivis, hukum 3 stadia, klasifikasi ilmu-ilmu
pengetahuan dan bagan mengenai tatanan dan kemajuan.

Munculnya rasionalisme dan empirisime menjadi indikator lahirlah periode


modern dalam alam fikiran barat. masing-masing ingin menang sendiri,
rasionalisme meragukan semua pandangan empirisisme. demikian juga,
sebaliknya empirisisme memandang rasionalisme penuh dengan subjektivitas dan
sangat personalistik.

Immanuel kant memandang rasionalisme dan empirisisme senantiasa berat


sebelah dalam menilai akal dan pengalaman sebagai sumber pengetahuan.ia
mengatakan bahwa pengenalan manusia merupakan sintesis antara unsur-unsur
apriori dan unsur-unsur aposteriori. Kant tidak menentang adanya akal murni ia
hanya menunjukkan bahwa akal murni itu terbatas.akal murni menghasilkan
pengetahuan tanpa dasar inderawi atau independen dari alat panca
indera.pengetahuan inderawi tidak dapat menjangkau hakikat objek, tidak sampai
pada kebenaran umum. adapun kebenaran umum harus bebas dari pengalaman,
artinya harus jelas dan pasti dengan sendirinya.

Kebenaran apriori diperoleh melalui struktur jiwa kita yang inheren secara
aktif, jiwa mengoordinasi sensasi-sensasi yang masuk dalam ide. oleh karena itu,
pengenalan berpusat pada subjek bukan pada objek.

Ada tiga tahap pengenalan:

1. Pengenalan pada taraf indera.


2. Pengenalan pada taraf akal.
3. Pengenalan pada taraf rasio.
3. Intuisi dan wahyu sebagai sumber pengetahuan

Telah dijelaskan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio dan pengalaman


yang masing-masing saling mengklaim sebagai yang paling utama.dengan
gagasan dalam fikiran pengetahuan tanpa pengalaman mampu dikeluarkan. rasio
disebuT juga dengan akal, demikian juga empirisme yang ngototnya bukan main
bahwa pengalamanlah yang merupakan sumber utama pengetahuan.

Menurut henry bedson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang
tertinggi. kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran
dan kebebasannya.

pengembangan kemampuan ini memerlukan suatu usaha, ia juga


mengatakan intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan
bukan pengetahuan yang nisbi.

Akal berfungsi melakukan penalaran terhadap berbagai kejadian dari


penalaran dan pengetahuan inderawinya .penalaran yang valid adalah wahyu yang
ditransmisi oleh akal sehingga akal yang sesuai dengan wahyu. keshahihan
transmisi data otoritatif melahirkan ilmu pengetahuan yang kemudian menjadi
landasan ilmu-ilmu lainnya dan landasan filsafat islam. sehebat apapun akal
manusia kaum khawash, tidak berarti bahwa akal dapat memperoleh seluruh
pengetahuan yang wajib baginya tentang tuhan dan tentang alam ghaib.

Daya akal bukanlah tidak terbatas. Sebagian sifat tuhan seperti berfirman,
melihat, dan mendengar, yang dinyatakan sebagai sifat-sifat wajib tidak dapat
diketahui melalui akal.

manusia dapat mengetahuinya hanya melalui wahyu, demikian pula akal manusia
tidak dapat mengetahui keadaan dan hakikat hidupnya di alam ghaib nanti. Akal
umpamanya tidak dapat mengetahui perincian kebahagiaan dan kesengsaraan
yang menunggunya di akhirat dan cara menghitung perbuatan baik dan buruknya
nanti.oleh karena itu, manusia berhajat kepada wahyu, yang akan membantunya
memperoleh pengetahuan lebih luas tentang tuhan dan masa depannya di alam
ghaib. Keharusan manusia menggunakan akalnya bukanlah hanya merupakan
ilham yang terdapat dalam dirinya, tetapi juga ajaran yang termuat dalam
wahyu.kitab suci al-quran memerintahkan manusia untuk berfikir dan
mempergunakan akal dan melarang bersikap taklid tuhan tidak semata-mata
memberi perintah, tetapi juga memotivasi manusia untuk berfikir. Kitab suci al-
quran adalah wahyu yang memberikan fungsi informatif dan konfirmatif bagi
akal, sedang assunah merupakan sumber hukum islam yang mempermudah dalam
mepelajari al-quran dan sebagai tradisi pelaksanaan perintah-perintah tuhan
melalui keteladanan Muhammad saw.

Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh tuhan kepada manusia


lewat perantara para nabi. para nabi memperoleh pengetahuan dari tuhan tanpa
upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya.
Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak tuhannya. wahyu berisikan
pengetahuan agama, baik mengenai kehidupan mencakup masalah transcendental
seperti latar belakang dan tujuan penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya
serta kehidupan di akhirat nanti.

Dalam konteks lain kebenaran wahyu seluruhnya diakui oleh akal, bahkan
pengalaman manusia secara historis tergambarkan dengan jelas dalam wahyu.

Dibawah ini adalah beberapa makna wahyu yang diperkuat oleh ayat-ayat
al-quran sebagaimana dikemukakan oleh Mana’al kathan dalam mabahits fii
‘ulum al-quran:

1. Wahyu diartikan pula dengan ilham yang diberikan kepada manusia,


sebagaimana ilham yang diberikan kepada nabi Musa A.S yang terdapat
dalam surat al-qashas ayat 7
2. Wahyu dimaknakan sebagai ilmu yang diberikan kepada hewan atau
binatang sebagaimana allah memberi ilham kepada lebah, yang dijelaskan
dalam surat An-nahl ayat 68
3. Wahyu diartikan dengan isyarat yang cepat,sebagaimana terdapat dalam
surat Maryam ayat 1
4. Wahyu diartikan sebagai bisikan syetan didalam jiwa manusia dan
perundngan. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-anam ayat 112 dan
121.
5. Wahyu adalah kalam allah kepada malaikat agar menjalankan perintahnya
untuk disampaikan kepada
6. para nabi dan orang-orang terpilih dan beriman.sebagaimana terdapat
dalam surat Al-anfal ayat 1
7. Pemahaman tentang wahyu didasarkan pada pengertian-pengertian
tersebut:
a. Allah SWT memerintahkan malaikat untuk turun membawa titah allah
tentang amr dan nahi untuk manusia.
b. Malaikat adalah para pesuruh allah yang bertugas menyampaikan semua
perintah allah untuk manusia.
c. Allah SWT membisikkan suatu makna kedalam hati orang yang
dikehendakinya.
d. Allah SWT memperdengarkan kalamnya kepada siapa saja yang
dikehendakinya tanpa perantara dan tanpa ada penampakan.
e. Allah SWT memerintahkan ruuhul kuddus dan ruuhul amin, yakni jibril,
agar membisikkan perintahnya kepada jiwa nabi.
KESIMPULAN

1. Pengetahuan merupakan objek utama karena jika terdapat pengetahuan,


akan di pertanyakan secara epistemologis, dari mana asalnya pengetahuan
tersebut, dan bagaimana memperolehnya.

2. Sumber pengetahuan itu sendiri di dalam kamus bahasa indonesia di


artikan sebagai asal. Sebagai contoh sumber mata air, berarti asal dari air
yang berada di mata air itu. Dengan demikian bahwa sumber pengetahuan
itu adalah asal dari ilmu pengetahuan yang di peroleh manusia

3. Dengan demikian, sumber pengetahuan terdiri dari, Rasionalisme yaitu


seumber pengetahuan menurut akal ,emipisisme yaitu sumber pengetahuan
menurut pengalaman , intuisi dan wahyu.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Basyit, A. s. (2015). Filsafat Ilmu. Banten.

Abdullah, D. (2009). Filsafat Ilmu . Bandung: CV PUSTAKA SETIA.

Anda mungkin juga menyukai