Anda di halaman 1dari 18

FILSAFAT ILMU

“EPISTEMOLOGI TEORI ILMU PENGETAHUAN”


KELOMPOK 2

WIDI HARDIAN NUGRAHA ALIMAN ABDUL MUKHLIS

AHMAD FAIZ AL FARIZI

DEWI RATNA SEKAR NINGSIH SITI MARIAM


PENGERTIAN EPISTEMOLOGI

Epistemology berasal dari Bahasa Yunani

Episteme berarti pengetahuan atau


Secara Etimologi Epistemologi dapat diartikan,
kebenaran sedangkan Logos mempunyai teori pengetahuan yang benar, dan lazimnya
arti pikiran, kata, atau teori
Teori epistemologi bertalian erat dengan persoalan idea. Menurut Plato
pengetahuan (ma’rifah) tidak lain adalah pengingatan kembali, artinya apabila
panca indera kita berhadapan dengan sesuatu, maka teringatlah kita akan contoh-
contohya (mutsul), dan muncullah kembali pengetahuan yang kita peroleh
sewaktu kita masih hidup dalam suatu alam, dimana kita dapat melihat ide yang azali
dengan jalan pengabstrakan terhadap gambaran-gambaran dari wujud-wujud
inderawi. Dan karena epistemologi adalah bagian filsafat yang membicarakan Tentang
“bagaimana kita mendapatkan pengetahuan?” sehingga untuk memperoleh
jawabannya, kita harus terlebih dahulu mengetahui sumber pengetahuannya
dan tentang terjadinya pengetahuan maupun asal mulanya pengetahuan. Dan
harus menggunakan metode ilmiah sehingga pengetahuan itu dapat dipastikan
kebenarannya.
 Sumber-Sumber Ilmu Pengetahuan
 Metode Ilmu Pengetahuan
 Kebenaran Ilmu pengetahuan
 Aliran Aliran Filsafat Epistemologi
Sumber-Sumber Ilmu Pengetahuan

1) Alam
Salah satu sumber epistemologi adalah alam semesta ini. Yang 3) Sejarah
dimaksud dengan alam adalah alam materi, alam ruang dan
waktu, alam gerakan, alam yang sekarang kita tengah hidup
Sejarah adalah sumber lain epistemologi yang sekarang
didalamnya, dan kita memiliki hubungan dengan alam ini dengan ini dianggap sebagai suatu sumber yang sangat
menggunakan berbagai alat Indera kita. penting.

2) Rasio dan Hati 4) Pengalaman Indra (Sense Experience)


Di antara para ilmuwan yang ada pada masa sekarang ini, para ilmuwan
Orang sering merasa bahwa pengindraan adalah alat yang
yang memiliki pola pikir materialis, menolak sumber dan alat ini.
paling vital dalam memperoleh pengetahuan. Memang
Sedangkan para ilmuan yang mamiliki pola pikir ilahi (meyakini
dalam hidup manusia tampaknya pengindraan adalah satu-
keberadaan Tuhan), mereka amat percaya dan yakin terhadap sumber satunya alat untuk mencerap segala objek yang ada di luar diri
dan alat ini. Misalnya Bergson, atau yang biasa disebut William James. manusia. Karena terlalu menekankan pada kenyataan, paham
Ia adalah seorang filosof terkenal berkebangsaan Amerika, dan demikian dalam filsafat disebut realisme. Realisme adalah
banyak lagi para ilmuwan lainnya yang percaya dan yakin terhadap suatu paham yang berpendapat bahwa semua yang dapat
sumber dan alat ini. Dengan demikian, maka Islam tergolong kelompok diketahui hanya kenyataan. Jadi, pengetahuan berawal
yang mengakui hati sebagai suatu sumber epistemologi dan dari kenyataan yang dapat diindrai
alatnya adalah “penyucian jiwa” (tazkiyah an-nafs).
5) Nalar (Reasion)
Nalar adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan
pengetahuan baru

6) Otoritas (Authority)
Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui kelompoknya. Otoritas menjadi salah satu
sumber pengetahuan, karena kelompoknya memiliki pengetahuan melalui seseorang yang mempunyai kewibawaan
dalam pengetahuannya. Pengetahuan yang diperoleh melalui otoritas ini biasanya tanpa diuji lagi karena orang yang
telah menyampaikannya mempunyai kewibawaan tertentu.

7) Intuisi (Intuision)
Intuisi adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia melalui proses kejiwaan tanpa suatu rangsangan atau stimulus
mampu untuk membuat pernyataan berupa pengetahuan.

8) Wahyu (Revelation)
Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada Nabi-Nya untuk kepentingan umatnya.

9) Keyakinan (Faith)
Keyakinan adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh melalui kepercayaan. Sesungguhnya antara sumber
pengetahuan berupa wahyu dan keyakinan ini sangat sukar untuk dibedakan secara jelas, karena keduanya
menetapkan bahwa alat lain yang dipergunakannya adalah kepercayaan.
Metode Ilmu Pengetahuan

1. Metode Epistemologi Barat

1. Metode Rasional
2. Metode Dialogis
Metode ini adalah metode yang dipakai untuk
Dialog merupakan salah satu metode
memperoleh pengetahuan dengan
epistemologi Barat. Dialog berarti menyuruh
pertimbangan-pertimbangan atau menggunakan manusia agar berpikir kritis dan rasional.
kriteria kebenaran yang dapat diterima rasio. Dengan dialog ilmu pengetahuan dapat
Metode ini sebagaimana diterangkan dalam dikembangkan dengan cepat. Dan dengan dialog
pendekatan epistemologis diatas merupakan juga ilmu pengetahuan dibentuk. Dialog
metode yang dikembangkan pertama kali oleh menjadikan manusia lebih dapat berpikir
kritis terhadap validitas ilmu pengetahuan
Rene Descartes.
3. Metode Komparatif
Metode ini merupakan metode untuk memperoleh pengetahuan dengan cara
membandingkan pengetahuan- pengetahuan. Jujun S. Suriasumantri mengatakan
“pengetahuan yang didapat berdasarkan perbandingan mempunyai banyak kegunaan”.
Metode komparatif ini selain sebagai metode epistemologi, pada tahap operasionalnya juga
menjadi salah satu metode penelitian.

4. Metode Kritis
Salah satu cara mengembangkan pengetahuan adalah dengan kritik. Kritik
sangat berperan dalam mewujudkan dinamika ilmu pengetahuan. Kritik
merupakan motif utama bagi perkembangan intelektual. Tanpa kritik tak ada
motif rasional untuk mengubah teori-teori kita. Akan tetapi dalam kritik biasanya
terjadi kontradiksi. Kontradiksi tidak boleh dibiarkan, harus dicari solusinya agar
mendapat kepastian. Menerima kontradiksi menyebabkan kritik berhenti dan
membawa kejatuhan ilmu.
Metode Epistemologi Pendidikan Islam

a) Metode Rasional (Manhaj ‘Aqli)


b) Metode Intuitif (Manhaj Zauqi)
Metode Rasional adalah metode yang
dipakai untuk memperoleh pengetahuan Metode intuitif merupakan metode yang
dengan menggunakan pertimbangan- khas dalam epistemologi pendidikan Islam.
pertimbangan atau kriteria-kriteria Mengingat tradisi ilmiah Barat menganggap
kebenaran yang bisa diterima rasio. metode tersebut tidak pernah diperlukan dalam
Menurut metode ini sesuatu dianggap pengembangan ilmu pengetahuan. Sebaliknya
benar apabila bisa diterima oleh akal, di kalangan ilmuwan muslim, intuisi sebagai satu
seperti sepuluh lebih banyak dari lima. metode yang sah dalam mengembangkan
Tidak ada orang yang mampu menolak pengetahuan, sehingga mereka telah terbiasa
kebenaran ini berdasarkan penggunaan menggunakan metode ini dalam menangkap
akal sehatnya, karena secara rasional pengembangan pengetahuan.
sepuluh lebih banyak dari lima.
C) Metode Dialogis (Manhaj Jadali)
Metode dialogis yang dimaksudkan di sini adalah upaya menggali pengetahuan pendidikan Islam
yang dilakukan melalui karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua orang ahli atau lebih
berdasarkan argumentasi- argumentasi yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Metode ini
memiliki sandaran teologis yang jelas. Upaya untuk mencari jawaban-jawaban adalah aktivitas yang
baik menurut Islam maupun ilmu pengetahuan.

d) Metode Komparatif (Manhaj Muqāran)


Metode komparatif adalah metode memperoleh pengetahuan (dalam hal ini pengetahuan pendidikan
Islam, baik sesama pendidikan Islam maupun pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya). Metode
ini ditempuh untuk mencari keunggulan-keunggulan maupun memadukan pengertian atau pemahaman,
supaya didapatkan ketegasan maksud dari permasalahan pendidikan.

e) Metode Kritik (Manhaj Naqdi)


Metode kritik yaitu sebagai usaha untuk menggali pengetahuan tentang pendidikan Islam dengan cara
mengoreksi kelemahan-kelemahan suatu konsep atau aplikasi pendidikan, kemudian menawarkan solusi
sebagai alternatif pemecahannya. Jadi maksudnya kritik bukan karena adanya kebencian, melainkan
karena adanya kejanggalan atau kelemahan yang harus diluruskan.
Kebenaran Ilmu pengetahuan

Kebenaran dalam sudut pandang Filsafat Ilmu sebagai mana yang


ditulis oleh J. Sudarminta dalam bukunya Epistemologi Dasar
“Secara umum kebenaran biasanya dimengerti sebagai
kesesuaian antar apa yang dipikirkan dan atau dinyatakan dengan
kenyataan yang sesungguhnya. Dalam pengertian ini kata
kenyataan yang sesungguhnya menjadi tolak ukur penentu
penilaian Dalam sebuah perkembangan Kebenaran terdapat
beberapa teori yang mengemukakan tentang kebenaran.
Secara klasik terdapat tiga teori tentang kebenaran yaitu:

1. Teori Kebenaran Korespondensi


Teori kebenaran Korespondensi adalah teori pengetahuan yang menyatakan
bahwa suatu pernyataan itu benar, kalau isi pengetahuan yang terkandung
dalam pernyataan tersebut berkorespondensi (sesuai) dengan objek yang
dirujuk oleh pernyataan tersebut. Teori korespondensi adalah teori yang
mengasumsikan kebenaran paham Realisme, yakni paham yang meyakini
adanya kenyataan nonmental dan nonlinguistik atau kenyataan yang adanya
tidak tergantung dari subjek/pikiran yang memikirkan dan menyebutnya.
Contoh dari teori kebenaran ini adalah sebuah peryataan: “monas terletak di
daerah Jakarta Pusat” maka peryataan tersebut bisa kita nyatakan benar
karena hal tersebut sesuai dengan letak Geografisnya. Lain halnya apabila kita
menyatakan “Monas terletak di daerah Bogor” maka bisa kita katakan hal
tersebut salah karena tidak sesuai dengan fakta Geografis.
2. Teori Kebenaran Koherensi
Teori Koherensi berakar pada dua hal:
(1) fakta bahwa matematika dan logika adalah sistem deduktif yang ciri hakikinya adalah konsistensi
(2) Sistem Metafisika rasionalistik yang sering kali mengambil inspirasi dari matematika.
Karena dua akar ini, maka tidak mengherankan bahwa kaum Rasionalis dan Positivis logis menekankan Teori kebenaran ini.
18 Zaprulkhan dalam bukunya Filsafat Ilmu juga meniliti arti dari Teori Koherensi beliau mengutip dari buku Kamus Filsafat
yang ditulis Lorens Bagus “Teori Koherensi merupakan teori yang menyatakan bahwa kebenaran harus berdasarkan harmoni
internal proposisi proposisi dalam suatu sistem tertentu. Suatu preposisi dikatakan benar kalau proposisi itu konsisten
dengan proposisi lain yang sudah diterima atau diketahui kebenarannya.19 Contoh teori korespondensi adalah jumlah sudut
dalam sebuah lingkaran penuh adalah 360 derajat sehingga jika ada sebuah peryataan yang menyatakan jumlah sudut dalam
sebuah lingkaran penuh itu di bawah atau lebih daripada itu maka bisa kita katakan peryataan tersebut salah karena tidak
sesuai dengan postulat.

3. Teori Kebenaran Pragmatis


Teori kebenaran pragmatis secara etimologis berasal dari bahasa inggris, pragmatic yang berarti berkenaan dengan hasil
praktik. Teori ini juga disebut sebagai teori pragmatisme yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti yang dilakukan,
perbuatan, tindakan sebutan bagi filsafat yang dikembangkan oleh William James di Amerika Serikat. Menurut teori ini
suatu kebenaran dan suatu peryataan diukur dengan kriteria apakah peryataan tersebut fungsional dalam kehidupan
manusia. Menurut William James “ide-ide yang benar ialah ide-ide yang dapat kita serasikan, kita umumkan
berlakunnya, kita kuatkan dan periksa. Sebaliknya ide yang salah ialah ide yang tidak demikian”. Contoh dari sebuah
teori ini adalah.20 “Ketika engkau meminta sebuah jawaban dari sebuah ulangan kepada temanmu yang sangat rajin
dan pintar. Pragatisme disini ialah: satu menguntungkan dan satunya merugikan”.
Aliran Filsafat Epistemologi

Realisme
 Rasionalisme
Realisme merupakan suatu aliran
Aliran ini berpendapat semua Empirisme
pengetahuan bersumber dari filsafat yang menyatakan bahwa objek-
Aliran ini berpendirian
akal pikiran atau rasio. objek yang kita serap lewat indra
Tokohnya antara lain Rene bahwa semua adalah nyata dalam diri objek tersebut.
Descrates (1596–1650), yang
pengetahuan manusia Objek- objek tersebut tidak bergantung
membedakan adanya tiga ide,
pada subjek yang mengetahui atau
yaitu innate ideas (ide bawaan), diperoleh melalui
sejak manusia lahir atau juga dengan kata lain tidak bergantung
dikenal dengan adventitinous pengalaman indra. pada pikiran subjek. Pikiran dan dunia
ideas , yaitu idea yang berasal Indra memperoleh luar saling berinteraksi, tetapi interaksi
dari luar manusia,
tersebut memengaruhi sifat dasar
dan faktitinousideas , atau ide pengalaman (kesan-
yang dihasilkan oleh pikiran itu dunia tersebut. Dunia telah ada
kesan) dari alam
sendiri. Tokoh lain yaitu Spinoza sebelum pikiran menyadari serta akan
(1632−1677), Leibniz empiris tetap ada setelah pikiran berhenti
(1666−1716).
menyadari
 Kritisisme
 Skeptisisme  Pragmatisme
Kritisisme menyatakan
Menyatakan bahwa Aliran ini tidak mempersoalkan
bahwa akal menerima tentang hakikat pengetahuan, namun
bahan-bahan pengetahuan indra adalah bersifat
mempertanyakan tentang
dari empiri (yang meliputi menipu atau pengetahuan dengan manfaat atau
indra dan pengalaman). menyesatkan. guna dari pengetahuan tersebut.
Kemudian akal akan Namun, pada zaman Dengan kata lain kebenaran
menempatkan, mengatur, modern berkembang pengetahuan hendaklah dikaitkan
dan menertibkan dalam menjadi skeptisisme dengan manfaat dan sebagai sarana
bentuk-bentuk pengamatan bagi suatu perbuatan. Tokoh aliran ini,
medotis (sistematis) antara lain C.S Pierce (1839−1914),
yakni ruang dan waktu.
Pengamatan merupakan
yang mensyaratkan menyatakan bahwa yang terpenting
permulaan pengetahuan adanya bukti adalah manfaat apa (pengaruh apa)
sedangkan pengolahan akal sebelum suatu yang dapat dilakukan suatu
pengalaman diakui pengetahuan dalam suatu rencana.
merupakan
Pengetahuan kita mengenai sesuatu
pembentukannya. Tokoh benar. Tokoh hal tidak lain merupakan gambaran
aliran ini adalah Immanuel skeptisisme adalah yang kita peroleh mengenai akibat
Kant (1724−1804). Kant Rene Descrates yang dapat kita saksikan (Ali Mudhofir
mensintesiskan antara
(1596−1650). 1985: 53 dalam Kaelan 1991: 30).
rasionalisme dan empirisme.
 Positivisme
Tokoh aliran ini di antaranya August Comte, yang memiliki pandangan
sejarah perkembangan pemikiran umat manusia dapat dikelompokkan
menjadi tiga tahap, yaitu:
o Tahap fteologis, yaitu manusia masih percaya pengetahuan atau
pengenalan yang mutlak. Manusia pada tahap ini masih dikuasai oleh
takhayul-takhayul sehingga subjek dengan objek tidak dibedakan.
o Tahap Metafisis, yaitu pemikiran manusia berusaha memahami dan
memikirkan kenyataan, tetapi belum mampu membuktikan dengan fakta.
o Tahap Positif, yang ditandai dengan pemikiran manusia untuk
menemukan hukum-hukum dan saling hubungan lewat fakta. Oleh
karena itu, pada tahap ini pengetahuan manusia dapat berkembang dan
dibuktikan lewat fakta (Harun H 1983: 110 dibandingkan dengan Ali
Mudhofir 1985: 52 dalam Kaelan 1991: 30).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai