Anda di halaman 1dari 27

METODOLOGI PENELITIAN

Kuliah 1
Ilmu Pengetahuan dan Filsafat Ilmu

Netti Herawati
1
APA ILMU ITU?
WIKIPEDIA,
Ilmu dari bahasa arab “ilm” yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahui. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi
merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang
disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu

Berbeda dengan Pengetahuan, Ilmu mempunyai persyaratan Ilmiah:

1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu
golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar
maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau
mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam
mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian
antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif;
bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang
penelitian.
2
2. Metodis. adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian
kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara,
jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan
umumnya merujuk pada metode ilmiah.

3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan


suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur
dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh,
menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat
menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam
rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.

4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal


yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut
180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan
ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya
berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan
manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu
sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

3
Pengetahuan
 Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi
pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara
Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
 Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui
dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul
ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda
atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru
dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa,
dan aroma masakan tersebut.
 Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan
pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak
seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif
terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala
informasi dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan
atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan
berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut
potensi untuk menindaki. 4
Ilmu Pengetahuan
ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha
sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.
Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya
5
MANUSIA MENCARI KEBENARAN
 Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat
(common sense) dan dengan ilmu pengetahuan.
 Letak perbedaan yang mendasar antara keduanya ialah
berkisar pada kata “sistematik” dan “terkendali”.
 Lima hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal
sehat.
 Ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur2 teori, & diuji
konsistensi internalnya (dilakukan tes/pengujian secara empiris).
 Teori dan hipotesis selalu diuji secara empiris/faktual. Halnya
dengan orang yang bukan ilmuwan dengan cara “selektif”.
 Adanya pengertian kendali (kontrol) dalam penelitian ilmiah, tidak
dapat mempunyai pengertian yang bermacam-macam.
 Menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan
sistematis. Pola penghubungnya tidak dilakukan secara asal-asalan.
 Cara memberi penjelasan yang berlainan dalam mengamati suatu
fenomena. Ilmuwan melakukan dengan hati-hati dan menghindari
penafsiran yang bersifat metafisis. Proposisi yang dihasilkan selalu
terbuka untuk pengamatan dan pengujian secara ilmiah.
6
PROSES SEKULARISASI ALAM
 .... mulanya manusia menganggap alam suatu yg sakral,
sehingga antara subyek dan obyek tidak ada batasan;
 hukum didefinisikan sebagai kaitan-2 yang tetap dan
harus ada diantara gejala-2 sejak dulu diinterpretasikan
ke dalam hukum-hukum normative ;
 pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para
dewa sebagai pencipta hukum yang harus ditaati;
 terjadi pergeseran konsep hukum (alam), pengertian
hukum sesuai dengan hukum alam, tatanan di alam dapat
disimpulkan melalui penelitian empiris;
 Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur-
angsur memperoleh sifat abstrak dan impersonal;
 ilmu pengetahuan alam bagi manusia modern dengan
kemampuan ilmiah manusia mulai membuka rahasia-2
alam.
Berbagai Cara Mencari
Kebenaran
 Secara kebetulan, (penemuan terjadi scr kebetulan saja)
 Trial And Error, (bersifat untung-untungan)
 Melalui Otoritas, (kebenaran bisa didapat melalui otoritas
seseorang yang memegang kekuasaan)
 Berpikir Kritis/Berdasarkan Pengalaman, (berpikir secara
deduktif dan induktif).
Secara deduktif artinya berpikir dari yang umum ke
khusus; sedang induktif dari yang khusus ke yang
umum. Metode deduktif sudah dipakai selama ratusan
tahun semenjak jamannya Aristoteles.
 Melalui Penyelidikan Ilmiah, (kebenaran baru bisa didapat
dengan menggunakan penyelidikan ilmiah, berpikir kritis
dan induktif).
BAGAIMANA HUBUNGAN (ILMU
PENGETAHUAN DENGAN FILSAFAT?
 Pengetahuan bagian dari kajian filsafat ilmu,
pengetahuan lahir sejak adanya peradaban
manusia dan berkembang pesat sesuai dengan
budayanya.
 Pengetahuan lahir dari aktivitas
 Aktivitas memerlukan metode
 Pengetahuan melahirkan ilmu-ilmu.
 Ilmu dan pengetahuan tidak bisa dipisahkan.

9
FILSAFAT ILMU

mengapa harus belajar filsafat?

 Untuk mengetahui sejak kapan


munculnya ilmu pengetahuan
 Agar mampu berpikir sistematis dan kritis
untuk memperoleh kebenaran.

10
PENGERTIAN FILSAFAT
Dari sisi kebahasaan
 Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Philo=cinta
Sophia= kebijaksanaan/kebenaran. Jadi philosophia adalah orang yang
mencintai kebenaran, sehingga berupaya memperoleh dan memilikinya.
filsafat sebagai ilmu
 Plato, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mencapai kebenaran
yang asli, karena kebenaran mutlak di tangan Tuhan. Atau dengan singkat
dikatakan pengetahuan tentang segala yang ada.

 Aristoteles, murid Plato, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi


kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu matafisika, logika, retorika,
politik, sosial budaya dan estetika.
Filsafat dari sisi benda
 Titus dkk, filsafat adalah sekumpulan problem- problem yang langsung dan
mendapat perhatian dari manusia yang dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat.
Filsafat sebagai suatu aktifitas
 Filsafat adalah sebagai suatu proses berpikir untuk memperoleh jawaban-
jawaban dari berbagai problem
11
Immanuel Kant, Filsuf barat dengan gelar raksasa pemikir
Eropa, mengatakan filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal
segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat
persoalan:
1. apa dapat kita ketahui, dijawab oleh metafisika
2. apa yang boleh kita kerjakan, dijawab oleh etika
3. apa yang dinamakan manusia, dijawab oleh antropologi.
4. sampai dimana harapan kita, dijawab oleh agama.

Hasbullah Bakry, filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala


sesuatu dengan mendalam mengenai Ketuhanan, alam
semesta, dan manusia sehingga dapat melahirkan
pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang
dicapai manusia.

12
BERDASARKAN KONSEP DAN TEORI
TERSEBUT PROSES BERFILSAFAT TERSEBUT
MELALUI EMPAT TAHAP
1. LOGIS, yaitu berpikir dengan menggunakan logika (undang-undang
berpikir) yaitu melalui tiga tahap; pemahaman, keputusan dan
argumentasi
contoh;:
- Alam berubah-ubah (premis minor)
- Setiap berubah-ubah baru (premis mayor)
- Alam baru (simpulan)
2. SISTEMATIS, yaitu berpikir melalui alur yang sistemik sehingga ditemukan
adanya koheren (saling runtut), diantara satu pertanyaan dengan
pertanyaan lainnya.
3. RADIKAL, berpikir sampai kepada akar masalah.
4. UNIVERSAL, berpikir secara umum bukan khusus. Disini perbedaannya ilmu
berpikir secara khusus, filsafat berpikir secara umum.

13
APA YANG MENYEBABKAN LAHIRNYA
FILSAFAT?
1. PERTENTANGAN ANTARA MITOS DAN LOGOS
Dikalangan masyarakat Yunani dikenal adanya mitos, sebagai suatu
keyakinan lama yang berkembang dengan pesat misalnya mite kosmologi
yang melukiskan kejadian alam. Lama-lama mitos hilang dikalahkan oleh
logos, maka logos penyebab pertama lahirnya filsafat.
2. RASA INGIN TAHU
Karena mite hanya bersifat dongeng belaka, maka orang mulai berpikir
rasional, untuk mencari jawaban-jawaban yang logis. Keingintahuan
terhadap alam semesta, keingintahuan terhadap penciptanya dsb.
3. RASA KAGUM
Menurut Plato, filsafat lahir adanya kekaguman manusia tentang dunia dan
lingkungannya. Para filsuf atas kekagumannya mencoba merumuskan asal
mula alam semesta.
4. PERKEMBANGAN KESUSASTRAAN
Faktor lain yang menyebakan lahirnya filsafat adalah kesusastraan.

14
KARAKTERISTIK FILSAFAT
1. SKEPTISIS
Skeptisis adalah keraguan terhadap suatu kebenaran sebelum mendapat argumen yang
kuat terhadap kebenaran tersebut. Dikelompokan;
-bersifat Gradasi , dari ragu ke yakin
-bersifat degradasi, dari yakin ke ragu
-bertahan sophisme, terus menurus ragu.
 Sifat gradasi diungkapkan oleh RENE DECARTES Filsuf Prancis cagito ergo sum
(saya berpikir maka saya ada)
2.KOMUNALISME
Hasil pemikiran filsafat dimiliki masyarakat umum tidak memandang ras, kelas, ekonomi,
dan keyakinan. Misalnya hasil pemikiran Yunani bermanfaat untuk orang Eropa, Asia
Afrika dsb.
3. DISENTERESTEDNESS
YANG BERASAL DARI KATA INTEREST, yaitu suatu kegiatan filsafat yang tidak dimotivasi
untuk suatu kepentingan tertentu.
4. UNIVERSALISME
Filsafat bersifat umum, berati filsafat adalah hak seluruh umat manusia secara umum
atau sifatnya internasional. Semua umat manusia berhak mengadakan kajian filsafat.

15
APA GUNANYA FILSAFAT BAGI MANUSIA?
 Filsafat mampu memberikan pemahaman yang menyeluruh
(general) terhadap suatu wujud (ontologi) sekaligus memberikan
konsep kebenaran ( justifikasi) terhadap wujud tersebut. Dengan
kebenaran manusia akan bertindak bijaksana (wisdom)
 Filsafat dapat memberikan kepuasan bagi filsuf/seseorang karena
kemampuannya dalam menggambarkan problem kehidupan yang
sedang dan akan dihadapi sesuai dengan leluasan pemahamannya.
Plato mengatakan, berpikir dan memikirkan itu suatu kenikmatan yang luar biasa dan
kebahagian yang paling berharga.
 Filsafat dapat dijadikan sebagai bahan pijakan untuk merubah dunia.
Karl Marx mengatakan, filsafat tidak hanya hanya menjelaskan pada dunia(interferd the world)
melainkan juga merubahnya.

16
KRITERIA KEBENARAN
 Salah satu kriteria kebenaran adalah adanya konsistensi dengan
pernyataan terdahulu yang dianggap benar
 Beberapa kriteria kebenaran
 Teori Koherensi (Konsisten), suatu pernyataan dianggap
benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten
 Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan), suatu
pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang
dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh
pernyataan tersebut (Bertrand Russel)
 Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan), kebenaran suatu
pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut
bersifat fungsional dalam kehidupan praktis (Charles S Pierce),
suatu teori tidak akan abadi, dalam jangka waktu tertentu
itu dapat diubah dengan mengadakan revisi
LANDASAN FILSAFAT
Filsafat IlmuIlmu

Ontologi Epistemologi Axiologi

Membahas tentang apa Membahas bagaimana


yang ingin kita ketahui, cara kita mendapatkan Membahas nilai
seberapa jauh kita ingin pengetahuan tentang kegunaan pengetahuan
tau obyek tertentu

Mempelajari teori
Mempelajari teori tentang Mempelajari teori
tentang ada pengetahuan/teori tantang nilai
pengetahuan
18
1. ONTOLOGI (apa yang menjadi telaahan
ilmu)

 hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri


 Democritus, menerangkan prinsip-2 materialisme :
Hanya berdasarkan kebiasaan saja maka manis itu
manis, panas itu panas, dingin itu dingin, warna itu
warna. Artinya, objek penginderaan sering kita
anggap nyata, padahal tidak demikian. Hanya atom
dan kehampaan itulah yang bersifat nyata. Jadi
istilah “manis, panas dan dingin” itu hanyalah
merupakan terminology yang kita berikan kepada
gejala yang ditangkap dengan pancaindera.
2. EPISTIMOLOGI (Cara
mendapatkan pengetahuan)
 bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar
 Untuk mendapatkan pengetahuan ini ilmu membuat beberapa andaian
(asumsi) mengenai obyek-obyek empirik. Asumsi ini perlu, sebab
pernyataan asumsif inilah yang memberi arah dan landasan bagi
kegiatan penelahaan. Sebuah pengetahuan baru dianggap benar selama
kita bisa menerima yang dikemukakannya.

 Epistemologi atau teori pengetahuan, membahas secara mendalam


segenap proses yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh
pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui
proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Metode inilah yang
membedakan ilmu dengan buah pemikiran yang lainnya
Tiga asumsi ilmu mengenai obyek empirik.
 Asumsi pertama: menganggap bahwa obyek-obyek
tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain.
Umpamanya: dalam hal bentuk, struktur, sifat, da
lainnya.
 Asumsi kedua adalah anggapan bahwa suatu benda
tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu
tertentu. Kegiatan keilmuan bertujuan mempelajari
tingkah laku suatu obyek dalam suatu keadaan tertentu.
 Asumsi ketiga adalah determinasi, yaitu kita
menganggap tiap gejala bukan merupakan suatu
kejadian yang bersifat kebetulan. Tiap gejala mempunyai
pola tertentu yang bersifat tetap dengan urut-urutan
kejadian yang sama

21
3. AXIOLOGI (Apa Kegunaan Ilmu bagi Kita)
terbagi menjadi 6 pandangan:
1. naturalisme, yang menyatakan ukuran baik buruk ialah
sesuai tidaknya perbuatan tersebut sesuai dengan fitrah
(natura) manusia.
2. Hedonisme, yang menyatakan bahwa ukuran baik buruk
ialah sejauh mana suatu perbuatan mendatangkan
kenikmatan (hedone) bagi manusia.
3. Vitalisme, ukuran baik buruk ditentukan oleh sejauh mana
suatu perbuatan tersebut dapat mendorong manusia
untuk hidup lebih maju.
4. Ultitarianisme, Ukuran baik buruk ditentukan oleh ada
tidaknya suatu perbuatan mendatangkan manfaat bagi
manusia.
5. Idealisme, ukuran baik buruk ditentukan oleh sesuai tidaknya
sesuatu perbuatan dengan konsep ideal (rancang bangun) pikiran
manusia.
6. Teologis, baik buruknya suatu perbuatan ditentukan oleh sesuai
tidaknya suatu perbuatan dengan ketentuan agama (teos=Tuhan,
agama)
22
Berdasarkan uraian problematika di
atas kebenaran itu bersifat relatif
tergantung pada latar belakang
pendidikan, sosial, budaya, agama
dan sebagainya.

23
HUBUNGAN ILMU, FILSAFAT,
DAN AGAMA
ILMU, mencari kebenaran dengan cara penyelidikan (riset) sesuai
dengan eksistensinya yang berhubungan dengan alam
empiris.Dalam penyelidikan ilmu selalu mencari hukum sebab
akibat. Sebagai hukum sebab akibat maka kebenaranya pasti ada.

FILSAFAT, karena selalu berhadapan dengan alam empiris,


(metafisika, ghaib) maka ia komit dengan organon (alatnya) yaitu
logika. Cara kerjanya selalu diawali dengan pertanyaan apa….
Berpikir logis, sistematis, radikal, dan universal.

AGAMA, menemukan konsep kebenaran bersumber pada wahyu,


kebenarannya bersifat mutlak, absolut sebagiai kebenaran tertinggi.

24
 Ilmu kebenarannya bersifat empiris, filsafat
kebenarannya bersifat spekulatif (berdasarkan
nalar dan logika), keduanya bersifat nisbi.
Agama kebenarannya bersifat absolut mutlak,
dalam penentuannya semua perlu perumusan

 Albert Einstein “science without religion is blind,


religion without science is blame” Ilmu tanpa
agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh.

25
BAGAIMANAKAH KATEGORI
MANUSIA ITU?
1. MANUSIA ADA YANG TIDAK TAHU DALAM
KETIDAKAHUANNYA
2. MANUSIA TIDAK TAHU DALAM KETAHUANNYA
3. MANUSIA TAHU AKAN KETIDAKTAHUANNYA
4. MANUSIA TAHU AKAN KETAHUANNYA
Kategori manakah yang paling baik?
Malalui akalnya manusia mampu menyamai makhluk lain.
 Burung terbang tinggi, manusia tefrbang dengan pesawat
ciptaannya.
 Angsa bisa berenang ke ujung pulau, manusia berenang dengan
kapal Feri ciptaannya.
 Ikan mampu menembus dasar lautan, manusia menembus lautan
dengan kapal selam ciptaannya.
26
APAKAH SETIAP MANUSIA MAMPU
BERFILSAFAT? Tidak juga. Rule of the game (
ada aturan mainnya)
 Berpikir logis, sistematis, radikal, dan
universal.

Dengan mengindahkan ke empat aturan


main tersebut, maka Anda bisa menjadi
seorang filsuf

27

Anda mungkin juga menyukai