Anda di halaman 1dari 15

PENGERTIAN FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN

PENGERTIAN FILSAFAT
 Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang suda ada di dalamnya bagi
segala sesuatu berdasarkan fikiran
 Fisafaat adalah pandagan hidupseseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehiduppan yang di cita-citakan
 Filsafat juga di artikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyentuh dengan segala hubungan.

DEFINISI FILSAFAT MENURUT AHLI

 Menurut HARUN NASUTION filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan
bebas (tak terikat tradisi,dogma atau agama)dan dengan sedalam-dalamnya sehingga
sampai ke dasar-dasar persoalan
 Menurut PLATO (427-347 SM ) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada.
 Menurut ARISTOTELES (384-322 SM)yang merupakan murid plato menyatakan filsafat
menyelidiki sebab dan asas segala benda.
 Menurut MARCUS TULLIUS CICERO(106-43 SM) mengatakan bahwa filsafaat adalah
pengethuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya.
 Menurut AL FARABI (wafat 950 M) filsuf muslim tersebar sebelum ibnu sina,menyatakan
filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki
hakikatnya yang sebenarnya.

CIRI –CIRI BERFIKIR FILSAFAT

 Berfikir menggunakan disiplin berfikir yang tinggi


 Berfikir secara sistematis
 Menyusun suatu skema konsepsi,dan
 Menyeluruh

TIGA PERSOLANA YANG INGIN DI PECAHKAN FILSAFAT

 apakah sebenarnya hakikat hidup itu ?


pertanyaaan ini di pelajari oleh metafisika
 apakah yang dapat saya ketahui?
Permasalahan ini dikupas oleh epistomologi
 apakah manusia itu?
Masalah ini di bahas oleh antropologi filsafat

AJARAN FILSAFAT DALAM KHASANA ILMU


 Materialisme yang berpendapat bahwa kenyataan yang sebenarnya adalah alam
semesta badaniah.aliran ini tidak mengakui adanya spiritual. Aliran materialism memiliki
dua variasi yaitu materialisme dialcktik dan materialism humanistis.
 Idialisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya
rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealism subjektif dan idealism objektif.
 Realisme aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi merupakan
hakekat yang asli dan abadi.
 Prangmatisme Merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak
( absolute,tidak doktriner tetapi relative tergantung kepada keamampuan manusia.

MANFAAT FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN

 Sebagai dasar dalam bertindak


 Sebagai dasar dalam mengambil keputusan
 Untuk mengurangi salah paham dan komflik.
 Untuk bersiap siaga meghadapi situasi dunia yang selalu berubah

PENGERTIAN ILMU

 Kata ilmu dalam bahasa arab “ilm” yang berarti memahami,mengerti,atau mengetahui.
Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu
pengetahuan dan ilmu social dapat berarti mengetahui masalah-masalah social,dan
sebagainya.
 Ilmu sains atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki,menemukan,dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia seni ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti.ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkungan pandanganya dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasanya.
 Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge),tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang di sepakati dan dapat secara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari
sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistomologi.

SYARAT-SYARAT ILMU
Berbeda dengan pengetahuan ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa
penyebab sesuatu dan mengapa ada persyratan ilmiah sesuatu yang dapat di sebut
sebagai ilmia. Sifat ilmia sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh pradigma ilmu-
ilmu alam yang telah ada terlebih dahulu.
1. Objektif ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari suatu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya,tampak dari luar maupun bentuk dari dalam.
Objeknya dapat bersifat ada, atau mugkin ada karena masih harus diuji
keberadaanya, yakni persesuain antara tahu dengan objek, sehinggah di sebut
kebenaran objektif,bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek
penunjang penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemugkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran, konsekuensinya,harus ada
cara tertentu yang di gunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmia.
3. Sistematis dalam perjalananaya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu
objek,ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis
sehingga membentuk dua system yang berarti secara utuh,menyeluruh terpadu
dan mampu menjelaskan ragkain sebab akibat menyangkut objeknya.
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkain sebab akibat
merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang
bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh semua segi tiga bersudut 180◦
karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat . belakangan ilmu-
ilmu social menyadari kader ke –umum-an (universal) yang di kandungnya
berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia
karena itu untuk mencapai tingkat universal dalam ilmu-ilmu social,harus
tersedia konteks dan tertentu pula.

PENGERTIAN PENGETAHUAN
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengetahuan berarti segala sesuatu
yang diketahui, kepandaian, atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata
pelajaran).
Adapun pengetahuan menurut beberapa ahli adalah :
Menurut Pudjawidjana (1983) pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas
rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan
pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah
objek tertentu.
Menurut Ngatimin (1990) pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang
telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan bahan
yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi apa yang diberikan menggunakan
ingatan akan keterangan yang sesuai.
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini
setelah orang melakukan penginderaan terhadahap objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Persamaan Filsafat, Pengetahuan, dan Ilmu Pengetahuan


1. Ketiganya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek selengkap- lengkapnya
2. Ketiganya memberikan pengertian mengenai hubungan yang ada antara kejadian-kejadian
yang kita alami dan mencoba menunjukan sebab-sebabnya
3. Ketiganya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan
4. Ketiganya mempunyai metode dan sistem
5. Ketiganya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat
manustia (objektivitas) akan pengetahuan yang lebih mendasar
Perbedaan filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
Filsafat :
1. mencoba merumuskan pertanyaan atas jawaban.
2. Mencari prinsip-prinsip umur, tidak membatasi segi pandangannya bahkan cederung
memandang segala sesuatu secara umum dan keseluruhan yang ada.
3. Menilai objek renungan dengan suatu makna, misalkan kesusilaan, keadilan, dsb.
4. Bertugas mengintegrasikan ilmu-ilmu
Pengetahuan :
1. Yang dipelajari terbatas karena hanya sekedar kemampuan yang ada dalam diri kita
untuk mengetahui sesuatu hal.
2. Objek penelitian yang terbatas
3. Tidak menilai objek dari suatu system nilai tertentu
4. Bertugas memberikan jawaban.
Ilmu pengetahuan :
1. Cenderung kepada hal yang dipelajari dari sebuah buku panduan
2. Ilmu pengetahuan adalah kajian tentang dunia material.
3. Ilmu pengetahuan adalah definisi eksperimental.
4. Ilmu pengetahuan dapat sampai pada kebenaran melalui kesimpulan logis dari
pengamatan empiris.
LOGIKA
Logika berasal dari kata Yunani kuno logos yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran
yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam Bahasa. Logika adalah salah satu cabang
filsafat. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Bahasa latin : logica Scientia) atau
ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berfikir secara lurus, tepat,
dan teratur.
Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan dimana objek materialnya adalah berfikir
(khususnya penalaran/ proses penalaran) dan objek formal logika adalah berfikir/penalaran
yang ditinjau dari segi ketepatannya.
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Logika lahir Bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk
memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak
jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesalan penalarannya.
Logika digunakan untuk melakukan. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang
berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga
bisa dianggap sebagai cabang matematika. Logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup
mencari kebenaran.
SEJARAH LOGIKA
Logika dimulai sejak Thales (624 SM-548 SM), Filsuf Yunani pertama yang meninggalkan
segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk
memecahkan rahasia alam semesta.
Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas
utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.
Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu yang kemudian disebut Logica
scientica. Aristoteles mengatakan bahwa thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe
alam semesta denga alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu.
Dalam logika Thales air adalah arkne alam semesta yang menurut Aristoteles
disimpulkan dari :

 Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)


 Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia
 Air jugalah uap
 Air jugalah es
Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu yang berarti air adalah arkhe alam semesta.
Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica yang secara khusus meneliti
berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara
khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan
kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme.
Pada 370 SM-288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum
melanjutkan pengembangan logika.
Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM-226 SM
pelopor kaum Stoa. Sistemasisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 SM-201 M) dan Sextus
Empricus 200 M dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan
metode geometri.
LOGIKA MODERN
St. Thomas Aquines 1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan
sistematisasi logika
Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti :

 Petrus Hispanus (1210-1278)


 Roger Bacor (1214-1292)
 Raymundus Lullus (1232-1315) yang menemukan metode logika baru yang
dinamakan Ars Magna yang merupakan semacam aljamar pengertian.
 William Ocham (1295-1349)
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh
Thomas Hobbes (1588-1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An
Essay Concerning Human Understanding.
Francis Bacon (1561-1626) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam
bukunya Novum Organum Scientiarum.
J.S Mills (1806-1873) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran yang induksi
dalam bukunya System Of Logic.
Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya
Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya Bersama Alfred North Whitehead (1861-
1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872-1970).
DASAR-DASAR LOGIKA

 Konsep bentuk logika adalah inti dari logika


 Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argument, yakni
hubungan antara kesimpulan dan bukti-bukti yang diberikan (premis).
 Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern adalah contoh-
contoh dari logika formal.
DASAR PENALARAN LOGIKA : DEDUKTIF DAN INDUKTIF
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif, kadang disebut logika deduktif adalah penalaran yang membangun
atau mengevaluasi argument deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari
kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif
dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argument deduktif
dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-
premisnya.
Contoh argument deduktif :

 Setiap mamalia punya sebuah jatung


 Semua kuda adalah mamalia
 Setiap kuda punya sebuah jantung
Penalaran Induktif
Penalaran induktif kadang disebut logika induktif adalah penalaran yang berangkat dari
serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan.
Contoh argument induktif :

 Kuda Sumba punya sebuah jantung


 Kuda Australia punya sebuah jantung
 Kuda Amerika punya sebuah jantung
 Kuda Inggris punya sebuah jantung
 Setiap kuda punya sebuah jantung
BEBERAPA CIRI UTAMA YANG MEMBEDAKAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF :

Deduktif Induktif
Jika semua premis benar Jika premis benar, kesimpulan
maka kesimpulannya pasti mungkin benar, tapi tak pasti
benar benar.
Semua informasi atau fakta Kesimpulan memuat
pada kesimpulan sudah ada, informasi yang taka da,
sekurangnya secara implist. bahkan secara implisit dalam
Dalam premis premis.
KEGUNAAN LOGIKA

 Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional,
kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
 Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat dan objektif.
 Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berfikir secara tajam dan
mandiri.
 Memaksa dan mendorong orang untuk berfikir sendiri dengan menggunakan asas-
asas sistematis.
 Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berfikir,
kekeliruan, serta kesesatan.
 Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
 Terhindar dari klenik, tahayul atau kepercayaan turun-temurun (Bahasa jawa : gugon-
tuhon)
 Apabila sudah mampu berfikir rasional, kritis, lurus, metodis dan analitis sebagaimana
tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.
MACAM-MACAM LOGIKA
1. Logika alamiah

Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berfikir secara tepat dan lulus
sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan yang subjektif. Kemampuan
logika alamiah manusia ada sejak lahir. Logika ini bisa dipelajari dengan memberi contoh
penerapan dalam kehidupan nyata.

2. Logika ilmiah
 Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi.
 Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan asas-asas yang harus ditepati
dalam setiap pemikiran.
 Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat,
lebih teliti, lebih muda, dan lebih aman.
 Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau paling tidak
dikurangi.
SUMBER PENGETAHUAN
1. Empirisme
 Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos artinya pengalaman
 Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya, dan
bila dikembalikan kepada kata Yunani nya, pengalaman yang dimaksud adalah
pengalaman inderawi.
 Manusia tahu es dingin karena ia menyentuhnya, gula manis karena ia mencicipinya.
 Empirisme ialah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis
dan ada bukti empiris.
 Pengetahuan inderawi bersifat parsial, itu disebabkan oleh adanya perbedaan antara
indera yang satu dengan yang lainnya berhubungan dengan sifat khas psikologis
indera dan objek yang dapat ditangkap sesuai dengannya.
 Setiap indera perangkap aspek yang berbeda menganai barang atau makhluk yang
menjadi objeknya. Jadi pengetahuan inderawi berada menurut perbedaan indera dan
terbatas pada skabilitas organ-organ tertentu (Anton Dakker dan Ahmad Charris
Zubair, 1994 : 22).
 Teori empirical mengatakan bahwa penginderaan adalah satu-satunya yang
membekali akal manusia dengan konsepsi-konsepsi dan gagasan-gagasan dan (bahwa
potensi mental akal budi) adalah potensi yang tercermin dalam berbagai persepsi
indrawi.
 Jadi, ketika kita mengindera sesuatu, kita dapat memiliki suatu konsepsi tentangnya
yakni menangkap form dari suatu itu dalam akal budi kita
 Adapun gagasan yang tidak terjangkau oleh indera, tidak dapat diciptakan oleh jiwa,
tak pula dapat dibangunnya secara esensial dan dalam bentuk yang berdiri sendiri
(Baqir Ash-Shadr, Muhammad. 1994:32)
 Akal budi, berdasarkan teori ini hanyalah mengelola konsepsi-konsepsi gagasan
indrawi. Hal itu dilakukannya dengan menyusun konsepsi-konsepsi tersebut atau
membaginya. Dengan begitu ia mengkonsepsikan sebongkah gunung emas atau
membagi-bagi pohon kepada potongan-potongan dan bagian-bagian atau dengan
abstraksi dan universalisasi. Misalnya dengan memisahkan sifat-sifat dari bentu itu
dan mengabstraksikan bentuk itu dari sifat-sifatnya yang tertentu agar darinya akal
dapat membentuk suatu gagasan universal.
 Jadi langkah pertama dalam proses mendapat pengetahuan adalah hubungan primer
dengan lingkungan luar-inilah tahap penginderaan. Langkah kedua, adalah akumulasi
–yakni pengurutan dan pengorganisasian –semua pengetahuan yang telah kita
dapatkan persepsi-persepsi indrawi (Baqir Ash-Shadr, Muhammad. 1994:33)
2. Rasionalisme

 Rasionalisme adalah paham yang mengatakan bahwa akal itulah alat pencari dan
pengukur pengetahuan. Pengetahuan dicari dengan akal, temuannya diukur dengan akal
pula. Dicari dengan akal itulah dicari dengan berpikir logis.
 Diukur dengan akal artinya diuji apakah temuan itu logis atau tidak. Bila logis benar; bila
tidak salah. Dengan akal inilah aturan untuk manusia dan alam ini dibuat. Ini juga berarti
bahwa kebenaran itu bersumber pada akal (A. Tafsir, 2004; 30-31)
 Teori rasionalis adalah teori para filsuf Eropa seperti Descartes (1596-1650) dan
Immanuel Kant (1724-1804) dan lain-lain
 Teori-teori tersebut terangkum dalam kepercayaan adanya dua sumber bagi konsepsi.
Pertama, penginderaan (sensasi). Kita mengkonsepsikan panas, cahaya, rasa, dan suara
karena penginderaan kita terhadap semua itu. Kedua, fitriah, dalam arti bahwa akal
manusia memiliki pengertian-pengertian dan konsepsi-konsepsi yang tidak muncul dari
indera. Tetapi ia sudah ada (tetap) dalam lubuk fitriah. Jiwa menggali gagasan tertentu
dari dirinya sendiri ((Baqir Ash-Shadr, Muhammad. 1994:28-29)
 Muhammad Baqir Ash-Shadr (1994:37) mengatakan dalam pandangan kaum rasionalis,
pengetahuan manusia terbagi menjadi dua:
 Pertama, pengetahuan yang mesti yaitu bahwa akal mesti mengakui suatu
proporsi tertentu tanpa mencari dalil atau bukti kebenarannya. Akal, secara
alami mesti mencarinya, tanpa bukti dan penetapan apapun.
 Kedua, informasi dari pengetahuan teoritis, akal tidak akan mempercayainya
kebenaran beberapa proporsi, kecuali dengan pengetahuan-pengetahuan
pendahulu.

3. Intuisi-Wahyu

 Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran


tertentu
 Seseorang yang sedang terpusat pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba saja
menemukan jawaban atas permasalahan tersebut.
 Jawaban atas permasalahan yang sedang dipikirkannya muncul dibenaknya begaikan
kebenaran yang membukakan pintu
 Suatu masalah yang kita pikirkan, yang kemudian kita tunda karena menemui jalan
buntu, tiba-tiba muncul dibenak kita yang lengkap dengan jawabannya (Jujun S
Suriasumantri, 2005:53)
 Selanjutnya menurut Jujun (2005; 53), intiusi bersifat personal dan tidak bisa
diramalkan. Pengetahuan intuisi dapat dipergunakan sebagai hipotesis bagi analisis
selanjutnya dalam menentukan benar tidaknya pernyataan yang dikemukakan.
 Kegiatan intuisi dan analisis bisa saling membantu dalam menentukan kebenaran
 Bagi Maslow intuisi merupakan pengalaman puncak (peak experience) sedangkan bagi
Nietzohen intuisi merupakan intelegensi yang tinggi.
 Menurut Henry Bergson (dalam A. Tasfir, 2004:27) intuisi adalah hasil dari evolusi
pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda
dengan dan kebebasannya.
 Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha. Kemampuan inilah
yang dapat memahami kebenaran yang utuh, yang tetap, yang unik.
 Intuisi ini menangkap objek secara langsung tanpa melalui pemikiran
 Jadi, akal dan indera hanya mampu menghasilkan pengetahuan yang tidak utuh (spatial),
sedangkan intuisi dapat menghasilkan pengetahuan yang utuh, tetap.
 Ada sebuah isme lagi yang barang kali mirip dengan intusionisme, yaitu ilumirasionisme.
Aliran ini berkembang dikalangan tokoh agama, yang di dalam agama Islam disebut
Ma’rifah, yaitu pengetahuan yang dating dari Tuhan melalui pencerahan dan
penyinaran. Pengetahuan tersebut akan diperoleh oleh orang yang hatinya telah bersih,
telah siap, dan telah sanggup menerima pengetahuan tersebut (Amsal Bakhtiar,
2005:108)
 Kemampuan menerima secara langsung (intuisi) itu diperoleh dengan cara latihan
(riyadhah). Metode ini secara umum dipakai dalam Thariqat dan Tasawuf
 Konon kemampuan orang-orang itu sampai bisa melihat Tuhan, berbincang dengan
Tuhan, melihat surge, neraka dan alam ghaib lainnya
 Dari kemampuan ini dapat dipahami bahwa mereka tentu mempunyai pengetahuan
tingkat tinggi yang banyak sekali dan meyakinkan pengetahuan itu diperolah bukan
lewat indera dan lewat akal, melainkan lewat hati.

KEBENARAN
Pengertian Kebenaran

 Plato pernah mempertanyakan: “Apakah kebenaran itu?” Kemudian Bradley menjawab


pertanyaan Plato itu dengan mengatakan “Kebenaran itu adalah kenyataan”, lalu apa
yang dimaksud dengan kenyataan (fakta).
 Fakta dalam bahasa Latin disebut factus yaitu segala sesuatu yang tertangkap oleh
indera manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu
kenyataan. Catatan atas pengumpulan fakta disebut data
 Fakta sering kali diyakini oleh banyak orang (umum) sebagai hal yang sebenarnya, baik
karena mereka mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena dianggap
telah melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya.
 Dalam istilah keilmuan fakta adalah suatu hasil pengamatan yang objektif dan dapat
dilakukan verifikasi oleh siapapun
 Dalam bahasan ini, pengertian “kebenaran” dibatasi dalam pengertian “kebenaran
keilmuan (ilmiah)”
 Kebenaran ini mutlak dan tidak sama ataupun langgeng, melainkan bersifat nisbi
(relatif), sementara (tentative) dan hanya merupakan pendekatan (Wilardo, 1985: 238-
239)
 Kebenaran merupakan ciri asli dari ilmu itu sendiri. Dengan demikian maka pengabdian
ilmu secara netral, tak bermuara, dapat melunturkan pengertian kebenaran sehingga
ilmu terpaksa menjadi steril
 Poedjawijayatna (1987:16) mengatakan bahwa persesuaian antara pengetahuan dan
obyeknya itulah yang disebut kebenaran. Artinya pengetahuan itu harus sama dengan
aspek obyek yang diketahui. Jadi pengetahuan benar adalah pengetahuan obyektif.

KEBENARAN MENURUT AHLI FILSAFAT


Menurut rasionalisme,kebenaran adalah yang bersumber dari akal (rasio).
Pengetahuan dicari dengan akal,temuanya diukur dengan akal pula.dicari dengan akal iyalah
dicari dengan berfikir logis. Diukur degan akal artinya diuji apakah temuan itu logis atau
tidak,bila logis, benar, bila tidak,salah.

 Dengan akal itulah aturan untuk mengatur manusia dan alam itu di buat. Ini juga berarti
bahwa kebenaran itu bersumber dari akal.
 Rasinalisme itu berpenderian, sumber pengetahuan terletak pada akal bukan karena
rasionalisme mengingkari nilai pengalaman,melainkan pengalaman paling-paling
dipandang sebagai sejenis perangsang bagi pikiran.
 Rasionalisme adalah faham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat
terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan.
 Kelemahan rasionalisme adalah memahami objek diluar cakupan rasionalitas sehingga
titik kelemahan mengandung keritikan tajam ,sekaligus memulai permusuhan baru
dengan system-sistem filosofis yang subjektif tersebut.
 Doktrin-doktrin filsafat rasio cenderung mementingkan subjek dari pada objek ,
sehingga rasionalisme hanya berfikir yang keluar dari akal budinya saja yang
benar,tampa memerhatikan objek rasional secara peka.

Kebenaran Menurut Emperisme Mengatakan bahwa ayng benar yang ada bukti
emperis.dengan emperisme aturan (untuk mengatur manusia dalam alam ) itu di buat.
Emperisme juga memiliki kekurangan yaitu belum terukur. Emperisme hanya sampai pada
konsep-konsep yang umum. Seorang emperisme biasanya berpendirian,kita dapat memperoleh
pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan diperoleh dengan perantaqraan indra.

 Kelebihan emperisme adalah pengalaman indra merupakan sumber pengetahuan yang


benar, karena taham emperis mengedepankan fakta-fakta yang terjadi di lapangan.
 Kebenaran Menurut Emperisme, Mengatakan bahwa ayng benar adalah yang ada bukti
emperis dengan emorisme aturan ( untuk mengatur manusia dalam alam) itu di buat.
 Emperisme berpendirian untuk mendapat pengetahuan melalui pengalaman indra.
 Kelebihan emperisme adalah pengalaman indra merupakan sumber pengetahuan yang
benar,karena faham emperis mengedepankan fakta-fakta yang terjadi di lapangan
 Kelemahan emperisme cukup banyak di antaranya adalah sebagai berikut;
 Indra terbatas benda yang jauh kelihatan kecil
 Indra menipu pada orang sakit malaria, gulanya rasanya pahit, udara panas dirasakan
dingin. Inin akan mennimbulkan pengetahuan yang emperisme yang salah juga.
 Objek yang menipu contohnya ilusi fatamorgana.jadi objek itu sebenarnya tidak sebagai
mana iya tangkap oleh alat indra; iya membohongi indra ini jelas dapat menimbulkan
inderawi yang salah.
 Indra dan objek sekaligus. Emperisme lemah karena keterbatasan indra manusia.

Kebenaran Menurut Positivisme, mengatakan bahwa kebenaran iyalah yang logis,ada


bukti emperismenya yang terukur.

 Terukur iyalah sumbagan penting positivesme. Positivesme suda dapat disetujui untuk
memulai upaya membuat aturan untuk mengatur manusia dan mengatur alam.
 Positivesme mengatakan ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid, dan fakta-
fakta sajalah yang dapat menjadi objek pengetahuan.
 Dengan demikian, positivesmemenolak keberadaan segala kekuatan atau objek
dibelakang fakta. Menolak segala penggunaan metoda diluar yang di gunakan untuk
menelaah fakta.

Kebenaran Menurut Kritisisme adalah menolak paham salinan yang menyangkut


penerapan dan pengetahuan berdasarkan alasan-alasan.
TEORI KEBENARAN

 Kebenaran koherensi, suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan itu bersifat
koheran atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelum yang di anggap benar.
 Kebenaran korespondensi, jika materi pengetahuan yang di kandung pernyataan itu ber
korespondensi(berhubungan) dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
 Kebenaran pragmatis, suatu pernyataan diukur dengan kreteria apakah pernyataan
tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis artinya, suatu pernyataan adalah
benar, jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan
praktis dalam kehidupan manusia. Pragmatisme suatu aliran filsafat yang mempunyai
doktrin-doktrin filsafati melainkan teori dalam penentuan kreteria kebenaran.

Tahap Perkembangan Masyarakat Dalam Mencari Kebenaran


a. Tahap teologis
 Dalam tahap ini masyarakat percaya atas kekuatan supranatural dan agama diatas
segala-galanya.
 Manusia menempatkan diri sebagai peserta atau penggembira yang kemudian
dalam istilah Bruhi tersebut dengan meminta partisipasi ,dimana manusia dalam
hidupnya tidak dapat lebih selain ikut serta dalam proses-proses kosmos yang
dikendalikan oleh gagasan-gagasan keagamaan.
 Duriatisik maupun dunia social dipandang sebagai produk tuhan ,bentuk-bentuk
pemikiran tahap awal awal perkembangan atau evolusi manusia ini antara lain
adalah fathistisme dan animism yang mengaggap bahwa alam semesta ini
berjiwa.benda-benda dianggap sebagai sosok particular,unik individual dan bukan
sesuatu yang abstrak dan umum.
 Dunia dihayati sebagai kediaman roh-roh atau bangsa halus sebagai cerminan
penghayatan keilahian manusia purba.

b. Tahap Metafisik

 Dalam tahap ini, manusia berkeyakinan bahwa kekuatan abstrak dan bukan
personifikasi Tuhan adalah sumber kekuatan fisik maupun social.
 Dengan kata lain, ketika manusia mencoba menjelaskan berbagai peristiwa dan
fenomena alam, manusia mencoba melakukan abstraksi dengan kekuatan akal
budaya, sehigga diperoleh pengertian-pengertian metafisis.
 Prinsip-prinsip penjelasan tentang realitas, fenomena dan berbagai peristiwa dicari
dari alam itu sendiri. Akan tetapi, penjelasan yang dilakukan belum bersifat empiric,
maka cara menjelaskan berbagai realm kehidupan itu tidak berhasil membuahkan
ilmu pengetahuan baru, dan belum dapat menjelaskan hukum alam, kodrat
manusia, keharusan mutlak dan berbagai dan pengertian lainnya.
 Menurut comte, cara berfikir metafisik ini sebenarnya adalah pergantian nama dari
cara berfikir teologis. Baginya, cara berfikir manusia harus keluar dari tradisi teologis
maupun metafisik untuk menghasilkan pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai
sarana mencari kebenaran.
c. Tahap Positivistic

 Dalam tahap ini, manusia sampai pada pengetahuan yang tidak lagi abstrak,
tetapi pasti, jelas dan bermanfaat, selain itu masyarakat mempercayai
pengetahuan ilmiah dan manusia berkonsentrasi pada kegiatan observasi untuk
menemukan keteraturan dunia fisik maupun social.
 Pada tahap ini, gejala alam diterangkan oleh akal budi berdasarkan hukumnya
yang dapat ditinjau, diuji dan dibuktikan atas dasar metode empiris.
 Manusia tumbuh menjadi kekuatan yang mampu menggunakan akal budinya
untuk menemukan pengetahuan baru, yang menjadi focus perhatian ilmu
pengetahuan adalah jawaban atas pertanyaan, “ bagaimana sesuatu dapat
terjadi, hujan kenapa terjadi ?”
 Orde empirik yang disandarkan pada pencerahan akal budi, seperti yang
diimpikan oleh Rene Descarles (1596-1660) berkeinginan untuk mendasarkan
keyakinannya pada sebuah landasan yang mempunyai kepastian yang mutlak.

Anda mungkin juga menyukai