Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fitrah Insaniah Taona

NIM : 220201502003
Kelas : A
Prodi : PTB (Pendidikan Teknik Bangunan)

MATERI MID TES FILSAFAT ILMU


TGL. 26 SEPTEMBER 2022

Jelaskan cara mendapatkan Kebenaran Ilmiah :


a. Pendekatan Empiris
b. Pendekatan Rasional
c. Pendekatan Intuitif
d. Pendekatan Religius
e. Pendekatan Otoritas
f. Pendekatan Ilmiah
Ketentuan :
- Cari literatur pendukung, minimal 3 literatur setiap pendekatan
- Dikerjakan secara perorangan, dan tidak boleh sama dengan orang lain. Jika
kedapatan sama, dua-duanya tidak dapat nilai.
- Tugas dikumpul sesuai waktu yang tersedia di syak ok.
Selamat Bekerja
Jawaban
a. Pendekatan Empiris
Cara mendapatkan kebenaran dengan pendekatan empiris adalah dengan
bersumber pada seluruh pengetahuan dan harus berdasarkan pengalaman indra, ide
hanya abtraksi yang dibentuk terhadap apa yang dialami, dan pengalaman indrawi ilah
satu-satunya sumber pengetahuan. Dalam pendekatan empiris terdapat dua aspek
pokok yaitu, pertama adalah yang mengetahui (subjek) dan yang diketahui (objek) di
antara keduanya terdapat alam nyata seperti fakta yang dapat di ungkap. Kedua,
pengujian kebenaran dari fakta didasarkan pada pengalaman manusia.

Menurut pendekatan empiris , pengetahuan yang paling jelas dan sempurna


adalah pencerapan indrawi yang berarti tidak hanya melihat, meraba, mendengar atau
mencium, tetapi juga semacam indra batin (daya ingat kesadaran). Dalam pendekatan
empiris menolah kebenaran berdasarkan pengetahuan yang mengabaikan pengalaman
sekarang atau pengalaman yang akan datang. Pengalaman itu baik berupa pengalaman
lahiriah ataupun pengalaman batiniah.

Penganut aliran empirisme mengatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah


yang diperoleh dengan perantaraan pancaindera, sedangkan pengetahuan yang
diperoleh dengan akal hanyalah merupakan pendapat saja. Empirisme mengeritik
akal, bahwa akal manusia itu diperlengkapi dengan pengetahuan apriori, pengetahuan
yang sudah ada, dibawa sejak lahir, yang oleh Plato disebut innate ideas. Menrut
empirisme pengetahuan itu bukan sudah ada atau tidak dibawa lahir, tetapi diperoleh
dari pengalaman. Pengalamanlah yang menentukan pengetahuan kita.

Literatur pendukung
 Filsafat ilmu pengetahuan perspektif barat danislam
 Empirisme, sebuah pendekatan penelitian arsitektural
 Aliran rasionalisme dan empirisme dalam kerangka ilmu pengetahuan

b. Pendekatan Rasional
Cara mendapatkan kebenaran dengan pendekatan rasional adalah dngan
bersumber dari pengetahuan yang dapat dipercaya yaitu akal. Hanya pengetahuan ang
diperoleh lewat akallah yang memenuhi syarat yang dituntut oleh semua ilmu
pengetahuanilmiah. Dengan akal, dapat diperoleh kebenaran dengan metode deduktif,
pendekatan yang dilakukan menyarankan bahwa seluruh kebenaran penting tentang
realitas bisa ditemukan hanya dengan berpikir, tanpa kebutuhan untuk berangkat dan
menguji dunia..
Kaum rasionalisme dalam membangun argumentasinya memulai dengan suatu
pernyataan yang sudah pasti. Aksioma dasar yang dipakai dalam membangun sistem
pemikirannya diturunkan dari ide yang menurut anggapannya adalah jelas, tegas dan
pasti dalam pikiran manusia. Dalam membangun sistem pemikirannya, kaum
rasionalisme juga didasarkan terhadap logika yang sahih (valid). Logika sebagai
istilah berarti sebuah metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan
penalaran.
Segala sumber pengetahuan dalam rasionalisme berasal dari akal pikiran atau
harus bersifat rasional realistis. Fungsi pancaindra manusia di dalam rasionalisme
hanya menjadi pendukung akal dalam memperoleh pengetahuan. Akal dijadikan
sebagai alat yang mutlak digunakan dalam mengetahui segala sesuatu. Dalam
rasionalisme, segala sesuatu yang dirasakan oleh pancaindra bersifat tidak dapat
diandalkan. Kemandirian pikiran juga tidak dianggap memperoleh pengaruh dari
hukum alam. Rasionalisme juga menerima keberadaan manusia, tetapi menolak
persepsi dan perasaan yang timbul darinya.
Literatur pendukung
 Filsafat rasionalisme
 Metode Dalam mencari pengetahuan : Sebuah Pendekatan Rasionalisme
Empiris dan Metode Keilmuan
 Wikipedia

c. Pendekatan Intuitif
Cara memperoleh kebenaran dengan pendekatan intuitif adalah dengan
kekuatan batin yang dapat menentukan sesuatu sebagai baik atau buruk dengan
sekilas tanpa melihat buah atau akibatnya. Kekuatan batin atau disebut juga sebagai
kata hati adalah potensi rohaniah yang secara fitrah telah ada pada setiap orang.
Dalam pendekatan intuitif orang menetukan pendapat mengenai sesuatu hal yang
berdasarkan atas pengetahuan yang langsung atau didapat dengan cepat
melalui proses yang tidak disadari atau tidak dipikirkan terlebih dahulu.
Pemahaman intuisi ini datang seketika dari dunia lain dan di luar kesadaran
diri manusia. Misalnya saja, seseorang tiba-tiba saja terdorong untuk membaca sebuah
buku. Ternyata, di dalam buku itu ditemukan keterangan yang dicarinya selama
bertahun-tahun. Atau misalnya, merasa bahwa ia harus pergi ke sebuah tempat,
ternyata di sana ia menemukan penemuan besar yang mengubah hidupnya. Namun
tidak semua intuisi berasal dari kekuatan psikis. Sebagian intuisi dapat dijadikan
sebagai landasan berpikir untuk mendapatkan kebenaran objektif.
Di samping itu, kelemahan lain dari intusi itu adalah bahwa manusia menjadi
pasif sama sekali. Mestinya manusia harus dinamis atau progresif. Dalam berfikir
intuitif ini memang manusia berada pada posisi yang lemah. Padahal yang
dikehendaki oleh ilmu pengetahuan adalah hasil pemikiran berupa kesimpulan
sebagai produk dari usaha aktif manusia dalam menemukan kebenaran, bukan
pengetahuan yang dianugerahkan.
Literatur pendukung
 Metode intuitif dalam epistimologi filsafat Pendidikan Islam
 Wikipedia
 Penggunaan intuisi dalam epistimologi ilmu

d. Pendekatan Religious
Cara memperoleh kebenaran dengan pendekatan religious adalah dengan
membangun kepercayaan terhadap tuhan yang menciptakan bumi. Posisi filsafat
dalam agama adalah dengan memberikan pengetahuan parsial tentang Tuhan atau
beberapa bentuk lain dari ultimate spiritual. Yang dimana filsafat adalah cara untuk
menerangkan bagaimana Tuhan menguraikan yang haq dalam Bahasa yang dapat
diterima akal manusia.
Sebagai sebuah sistem kepercayaan, agama mempercayai adanya Tuhan, dan
manusia terhubung sedemikian rupa dengan sosok Tuhan tersebut. Pokok persoalan
yang dibahas agama adalah eksistensi Tuhan, manusia, dan hubungan antara manusia
dengan Tuhan (Aslan, 2015). Tuhan dan hubungan manusia dengan-Nya merupakan
aspek metafisika. Sedangkan manusia sebagai makhluk dan bagian dari alam
termasuk dalam kategori fisika (Al-Farabi, 1995). Jika filsafat mengkaji agama, itu
artinya filsafat membahas agama baik dari segi metafisik maupun fisiknya. Dalam
perkembangan studi agama, titik tekan pendekatan filsafat atas agama lebih kepada
aspek metafisik, sebab, aspek fisik akan lebih terang lagi diuraikan dalam disiplin-
disiplin ilmu empiris seperti biologi, psikologi, sosiologi, dan antropologi.
Literatur pendukung
 Pendekatan filosofis dalam studi Islam
 Nilai-nilai filosofis dalam Pendidikan agama Islam
 Pendekatan filosofis dalam kajian agama

e. Pendekatan Otoritas
Cara memperoleh kebenaran dengan pendekatan otoritas yaitu dengan
mempercayai pendapat-pendapat orang-orang yang memiliki kekuasaan atau orang-
orang yang ahli dalam bidang tertentu. Di dalam masyarakat, kerapkali ditemui orang-
orang yang karena kedudukan pengetahuannya sangat dihormati dan dipercayai.
Orang tersebut memiliki kewibawaan yang besar di lingkungan masyarakatnya.
Banyak pendapatnya yang diterima sebagai kebenaran. Kepercayaan pada
pendapatnya itu tidak saja karena kedudukannya di dalam masyarakat itu, misalnya
sebagai pemimpin atau pemuka adat atau ulama dan lain-lainnya, tetapi dapat juga
karena keahliannya dalam bidang tertentu. Otoritas ilmiah adalah orang-orang yang
biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau yang mempunyai
pengalaman kerja ilmiah dalam sesuatu bidang yang cukup banyak. Pendapat-
pendapat mereka sering diterima orang tanpa diuji, karena dipandang benar. Namun,
pendapat otoritas ilmiah itu tidak selamanya benar. Ada kalanya, atau bahkan sering,
pendapat mereka itu kemudian ternyata tidak benar, karena pendapat tersebut tidak
diasalkan dari penelitian, melinkan hanya didasarkan atas pemikiran logis.

Otoritarianisme merupakan kepercayaan bahwa pengetahuan dijamin dan


disahkan oleh suatu sumber yang otoriter. Paham ini mengakui tanpa pemikiran kritis
pembuktian atau kesaksian sebagai lawan atau kebalikan dari usaha yang bebas untuk
mengetahui yang benar atau salah atau yang palsu. Otoritarianisme merupakan
kepercayaan bahwa pengetahuan dijamin dan disahkan oleh suatu sumber yang
otoriter. Paham ini mengakui tanpa pemikiran kritis pembuktian atau kesaksian
sebagai lawan atau kebalikan dari usaha yang bebas untuk mengetahui yang benar
atau salah atau yang palsu.

Literatur pendukung
 Pemenuan ilmiah
 Otoritas atau kewibawaan dalam ilmu logika
 Pendekatan dalam memperoleh kebenaran_kompasiana

f. Pendekatan Ilmiah
Cara memperoleh kebenaran dngan pendekatan ilmiah yaitu dengan n
prosedure yang di tempuh dalam upaya menemukan segala permasalahan dengan cara
mengumpulkan dan menganalisia data yang dilakukan secara terencana, sistematis,
logis, terencana, terstruktut dengan mencatat, merumuskan serta di akhiri dengan
membuat laporan dengan berpedoman pada ciri khusus keilmuan yakni sistematis dan
empiris,dan rasional sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.
Pendekatan ilmiah adalah pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu
pengetahuan yang funsional terhadap masalah tertentu. Pendekatan ilmiah wujudnya
adalah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan
pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapat
melalui metode ilmiah.

Pendekatan disini dapat di artikan sebagai usaha untuk memahami keadaan


orang yang yang sedang kita dekati. Dalam memahami suatu pendekatan ada yang
ilmiah dan ada juga yang tidak ilmiah. Orang awam memahami sesuatu dengan cara
yang sangat sederhana dan penuh dengan kira-kira, sahingga kesimpulan yang
ditetapkanya seringnya tidak valid. Sebagai contoh penyakit menurut orang awam itu
disebabkan oleh gangguan makhluk halus. Tampaknya kesimpulan itu hanya
berdasarkan kira-kira / mengarang. Sebaliknya ilmuan atau akademisi dalam
melakukan pendekatan terhadap sesuatu tentu secara ilmiah. Yaitu selalu menetapkan
objek dan fokus permasalahan, menetapkan metode analisa dan melakukan analisa.

Literatur pendukung
 Filsafat dan pengembangan metode ilmiah
 Pendekatan ilmiah dan non ilmiah serta tahapan metode ilmiah
 Pendekatan ilmiah dalam filsafat ilmu

Anda mungkin juga menyukai