Anda di halaman 1dari 4

Nama : Vira Eka Savitri

NIM : 11180510000142
Kelas : KPI-5A
Metodologi Penelitian Komunikasi

BAB 1
AKAR FILSAFAT PENELITIAN ILMIAH

A. The Ways of Knowing


Salah satu sifat yang ada pada setiap diri manusia, yaitu rasa ingin tahu yang
tinggi terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Rasa ingin tahu inilah yang
membuat setiap orang untuk terus mencari tahu, menggali, menyelidiki, meneliti
fenomena yang dijumpainya itu agar diketahui jawaban, penjelasan, dan diyakini
kebenarannya sehingga melahirkan pengetahuan pada dirinya. Maka dari hal inilah
awal mula yang mendorong manusia untuk melakukan penelitian ilmiah.
Plato (Wikipedia, 2018) menyebutkan bahwa pengetahuan harus memiliki tiga
kriteria, yakni benar, memiliki bukti yang benar, dan diyakini kebenarannya. Dalam
dunia filsafat studi tentang pengetahuan dikenal dengan sebutan epistemologi
(epistemology) atau disebut juga teori pengetahuan (the theory of knowledge). Pada
dasarnya studi tentang pengetahuan adalah kajian tentang sesuatu yang diketahui dan
bagaimana cara mengetahuinya. Para ahli menggunakan tiga unsur teori pengetahuan
dalam menganalisis pengetahuan dengan format sebagai berikut:
S mengetahui p jika Fulan tahu api itu panas.
P adalah benar. Api itu panas adalah benar.
S meyakini benarnya P. Fulan meyakini benarnya api itu panas.
S diperkuat keyakinannya bahwa p itu Fulan diberi bukti yang memperkuat
benar. keyakinannya bahwa api itu panas.

Untuk mengetahui sesuatu (the ways of knowing) terdapat beberapa cara yang diakui,
yaitu sebagai berikut:
1. Persepsi Indriawi
Keberadaan suatu objek yang kita lihat atau fenoma yang terjadi di dunia ini yang
kita rasakan pasti terlebih dahulu ditangkap oleh indra yang kita miliki. Informasi dari
pancaindra itulah merupakan pengetahuan awal yang kita miliki. Pengalaman indriawi
dapat membawa seseorang pada pemahaman tentang suatu objek atau fenomena, tetapi
belum menjamin dapat memberikan pengetahuan yang benar tentang hakikat objek
atau fenomena tersebut.
2. Otoritas
Terkadang suatu penjelasan atau pemahaman tentang sesuatu (objek atau
fenomena) dapat diterima sebagai sebuah kebenaran oleh orang lain jika ia memiliki
otoritas. Contohnya jika seorang dokter berbicara mnegenai pengobatan suatu penyakit
maka penjelasannya itu akan diterima oleh orang lain daripada penjelasan dari seorang
ahli hukum.
3. Mitologi
4. penalaran

B. Penalaran Deduktif dan Induktif


1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah suatu cara berpikir yang didasarkan atas pernyataan
yang bersifat umum (premis mayor) untuk ditarik kesimpulan yang bersifat khusus
(premis minor), menggunakan pola berpikir silogisme (suatu cara penalaran deduktif
yang formal). Contoh:
Semua manusia akan mati (premis mayor)
Fulan adalah manusia (premis minor)
Fulan akan mati (kesimpulan)
2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses kesimpulan berupa prinsip yang berlaku umum
berdasarkan fakta yang bersifat khusus. Penalaran induktif tidak selalu memberikan
kesimpulan yang benar. Kebenarannya bersifat probabilistik (suatu peluang kejadian).

C. Akar Filsafat Penelitian


Filsafat penelitian merupakan cara kerja pikiran dalam menganalisis masalah
yang ingin dicarikan solusinya. Berawal dari kegelisahan manusia untuk memahami
masalah ntuk memahami masalah yang dialaminya. Setiap manusia yang mengalami
masalah akan bereaksi terhadap masalah tersebut untuk mendapatkan jawaban atas
masalah yang dihadapinya. Pencarian masalah tersebut akan berakhir jika manusia
telah mendapatkan jawaban.

D. Teori Pengetahuan
Teori pengetahuan ini didapatkan dari kumpulan hasil pemikiran berfilsafat
yang disusun secara sistematis. Teori pengetahuan pada dasarnya membicarakan dua
hal, yaitu epistemologi (membicarakan hakikat pengetahuan, sumber pengetahuan, dan
cara bagaimana manusia memperoleh pengetahuan) dan logika (membicarakan tentang
bagaimana manusia membentuk pengetahuan). Terdapat beberapa aliran yang
mengkaji tentang cara memperoleh pengetahuan, yaitu:
1. Aliran Rasionalisme
Aliran ini mengajarkan bahwa melalui akalnya, manusia dapat memperoleh
pengetahuan dan untuk sampai kepada kebenaran semata-mata dengan akalnya.
2. Aliran Empirisme
Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalaman
inderawinya. Sebagai contoh, seseorang mengatakan air laut itu asin karena ia telah
mencicipinya.
3. Aliran Positivisme
Aliran ini ada untuk menyempurnakan aliran rasionalisme dan empirisme dengan
cara memasukkan perlunya eksperimen.
4. Aliran Fenomenologi
Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang kita ketahui sekarang ini
merupakan pengetahuan yang kita ketahui sebelumnya melalui hal-hal yang pernah
kita lihat, rasa, dengar oleh indera kita yang kemudian diterima oleh akal dalam bentuk
pengalaman. Atau pengetahuan tentang kesadaran murni yang dialami manusia.

E. Akar Filsafat Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


Berdasarkan aspek yang mendasarinya penelitian secara garis besar
dikategorikan menjadi duan macam, yaitu penelitian yang berdasarkan pada paradigma
filsafat positivisme dan filsafat postpositivisme. Dalam positivisme fakta dan data
terbatas pada sesuatu yang empirik sensual (diamati secara inderawi), sedangkan dalam
postpositivisme selain yang empirik sensual juga mencakup apa yang ada di balik yang
empirik sensual tersebut. Kedua paradigma filsafat tersebut yang mendasari bentuk
penelitian yang berbeda satu dengan yang lain. Positivisme dalam penelitian
berkembang menjadi penelitian dengan paradigma kuantitatif, sedangkan
postpositivisme dalam penelitian berkembang menjadi penelitian dengan paradigma
kualitatif.

F. Karakteristik Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


Kuantitatif : Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi tertentu, data penelitian berupa angka-angka
dan analisis menggunakan statistik, disebut juga sebagai metode tradisional,
positivistik, scientific, dan metode discovery serta bersifat deduktif.
Kualitatif : Disebut sebagai penelitian naturalistik, berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, data penelitiannya berupa pernyataan yang terkumpul, bersifat
induktif.

Anda mungkin juga menyukai