Anda di halaman 1dari 3

Hakikat Kebenaran Dan Pengetahuan Nilai Kebaikan Dan Keindahan jadi, hakikat adalah

kenyataan yang sebenarnya, keadaan sebenarnya sesuatu, bukan keadaan sementara atau
keadaan yang menipu, bukan keadaan yang berubah. Oleh karena itu, kajian hakikat ini
dalam kajian filosofis dinamakan ontologi. Dalam makalah ini akan kita bahas tentang
hakikat kebenaran dan pengetahuan, serta nilai kebaikan dan keindahan.
a. Hakikat pengetahuan dan kebeneran
Pengetahuan dan kebenaran adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pengetahun
merupakan hasil dari pencarian sebuah kebenaran. Kebenaran adalah hasil dari rasa
ingin tahu. Banyak pendapat tentang pengetahuan maupun kebenaran yang
mengatakan keduanya saling terkait. Banyak orang merasa bahwa tujuan pengetahuan
adalah mencari kebenaran, namun masalahnya tidak sampai disitu saja.
1. Definisi pengetahuan
Menurut Amsal Bakhtiar (2005), pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha
manusia untuk tahu. Dengan demikian, ilmu merupakan bagian dari pengetahuan
yang diketahui oleh manusia disamping berbagai pengetahuan lainnya, seperti seni
dan agama.Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris
yaitu knowledge. Sedangkan Maufur (2008:30), menjelaskan bahwa ilmu adalah
sebagian dari pengetahuan yang memiliki dan memenuhi persyaratan tertentu,
artinya ilmu tentu saja merupakan pengetahuan, tetapi pengetahuan belum tentu
ilmu. Menurut Drs. Sidi Gazalba pengetahuan adalah apa yang diketahui atau
hasil pekerjaan tahu. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses usaha
dari manusia untuk tahu.Menurut kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan
(knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung
dari kesadarannya sendiri.
Beranjak dari pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan,
maka didalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan
kebenaran. • Pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan
dengan istilah common sense, dan yang diartikan dengan good sense, karena
sesorang memiliki sesuatu dimana ia menerima secara baik. • Pengetahuan ilmu
(secience), yaitu ilmu dalam pengertian yang sempit diartikan untuk menunjukkan
ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kuantitatif dan obyektif. • Pengetahuan
filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat
kontemplatif dan spekulatif. • Pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya
diperoleh dari Tuhan lewat utusan-Nya, sehingga pengetahuan ini bersifat mutlak
dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.
Adapun Scheler membedakan jenis pengetahuan menurut wujudnya dan menurut
ketertiban abadi daripada realita dalam skala sebagai berikut:
• Pengetahuan theologis
• Pengetahuan filosofis
• Pegetahuan tentang yang lain, baik kolektif maupun individual
• Pengetahuan tentang dunia lahir
• Pengertahuan teknis, dan
• Pengetahuan ilmiah.
Abd. Aziz, M.Pd.I membedakan pengetahuan manusia menjadi tiga jenis
pengetahuan yaitu:
• Pengetahuan Ilmiah: yaitu pengetahuan yang diperoleh dan dipertanggung
jawabkan kebenarannya secara ilmiah atau dengan menggunakan cara kerja atau
metode ilmiah.
• Pengetahuan Moral: dalam hal moral tidak ada klaim kebenaran yang absah.
Penilaian dan putusan moral adalah soal perasaan pribadi atau produk budaya
tempat orang lahir dan dibesarkan.
• Pengetahuan Religius: yakni pengetahuan kita tentang Tuhan yang
sesungguhnya berada diluar lingkup pengetahuan manusia.
2. Hakikat dan sumber pengetahuan
memikirkan hal-hal baru, karena dia hidup bukan sekedar untuk kelangsungan
hidup, namun lebih dari itu manusia mmpunyai tujuan tertentu dalam hidupnya
yang lebih tinggi dari sekedar kelangsungan hidupnya. Kedua, yang menyebabkan
manusia mampu mengembangkan pengetahuannya dengan cepat dan mantap
adalah kemampuan berfikir menurut suatu alur kerangka berfikir tertentu. Teori
realisme mengatakan bahwa pengetahuan adalah kebenaran yang sesuai dengan
fakta. Oleh karena itu pengetahuan menurut teori ini tidak menggambarkan
hakikat kebenaran, yang diberikan pengetahuan hanyalah gambaran menurut
pendapat atau penglihatan orang yang mengatahui (subjek).Kalau realisme
mempertajam perbedaan antara yang mengatahui dan yang diketahui, idealisme
adalah sebaliknya.
Selain itu pengetahuan diperoleh pula dari sumber yang lebih dari satu. Yaitu
sumber empirisme, rasionalisme, intuisi dan wahyu.
• Empirisme menyatakan bahwa manusia memperoleh pengetahuan dengan
pengalaman yang dialaminya. Teori ini bersifat inderawi jadi antara satu dengan
yang lain memiliki perbedaan. Akal dalam teori ini hanyalahmengelola konsep
gagasan inderawi saja dan tidak dikedepankan. Jhon locke (1632-1704)
mengemukakan teori tabula rasa. Maksudnya manusia pada awalnya kosong
kemudian pengalaman mengisi kekosongan tersebut sehingga menjadi
pengetahuan. Pengalaman di dapat dari indera yang awalnya sederhana menjadi
sangat komplek jadi sekomplek apapun pengetahuan akan dapat kembali pada
sumbernya yaitu indera. Jadi pengetahuan yang tidak dapat di indera bukan
pengetahuan yang benar karena indera adalah sumber pengetahuan. Teori ini
menjadi lemah karena indera manusia memiliki keterbatasan.
• Rasionalisme menjelaskan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.
Pengetahuan yang benar diukur dan diperoleh dari akal. Teori ini membenarkan
pemakaian indera untuk memperoleh pengetahuan akan tetapi harus di olah
dengan akal. Jadi sumber kebenarannya adalah akal. Di sini juga dapat
mengetahui tentang konsep-konsep pengetahuan yang abstrak. Namun toeri ini
memiliki kelemahan karena data-data tidak selalu sempurna sehingga akal tidak
dapat menmukan pengetahuan yang benar-benar sempurna.
• Intuisi menerangkan bahwa pengetahuan diperoleh dari pemikiran tingkat
tinggi. Kegiatan intuisi dan analisis bisa saling membantu untuk menemukan
kebenaran. Mereka yang menggunakan intuisi biasanya memperoleh pengetahuan
dengan perantara hati bukan indera maupun akal. Sehingga teori ini menggunakan
metode perenungan yang mendalam untuk mencari kebenaran.
• Sumber yang terakhir adalah wahyu yang menjelaskan bahwa pengetahuan di
peroleh langsung dari Tuhan melalui perantara Nabi. Pengetahuan yang seperti ini
tidak memerlukan waktu untuk berfikir ataupun merenung. Pengetahuan
didapatkan kemudian dikaji lebih lanjut sehingga dapat meningkatkan keyakinan
tentang kebenarannya. Berbeda dengan ilmu pengetahuan yang melakukan
penelitian terlebih dahulu baru kemudian mendapat pengetahuan dan di ketahui
kebenarannya.Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai
kehidupan seseorang yang terjangkau oleh pengalaman, maupun yang mencakup
masalah transedental, seperti latar belakang dan tujuan penciptaan manusia, dunia,
dan segenap isinya serta kehidupan di akhirat nanti.
3. Defenisi Kebenaran
Adapun kebenaran dapat didefinisikan sebagai kesetiaan pada realitas objektif,
yaitu suatu pernyataan yang sesuai dengan fakta atau sesuatu yang selaras dengan
situasi. Kebenaran adalah persesuaian (Agreement) antara pernyataan (statement)
mengenai fakta dengan fakta aktual; atau antara putusan (judgement) dengan
situasi seputar (environmental situation) yang diberi interpretasi. Al-Gajali adalah
ilmuan Islam yang sangat serius mencari kebenaran, sampai dia mengalami
keraguan yang sangat hebat, sehingga melemahkan fisiknya. Selanjutnya, setiap
pendapat atau golongan merasa dirinya yang paling benar, sehingga timbul tanda
Tanya dalam dirinya, aliran manakah yang paling benar dari semua aliran. Al-
Gajali sampai pada kebenaran yang demikian dalam tasawuf setelah ia mengalami
proses yang panjang dan berbelit-belit.
4. Tingkatan dan kriteria kebenaran
Tingkatan kebenaran dari yang terendah ke pemahaman yang tertinggi adalah
sebagai berikut. Pertama, adalah kebenaran inderawi. Inderawi merupakan
kebenaran yang paling sederhana. Sesuatau dikatakan benar jika dapat dilihat
dengan indera tanpa berfikir lebih lanjut. Kebenaran pada tingkatan ini didasarkan
pada indera dan diolah menggunakan rasio. Sehingga kebenaran dapat diakui jika
dapat dirasio dan di lihat atau dirasakan dengan indera. Ketiga, adalah kebenaran
filsafat. Kebenaran pada tingkatan ini diperoleh dari rasio dan pemikiran lebih
mendalam (perenungan) tentang suatu hal. Sehingga dapat diketahui kebenaran
yang lebih mendalam. Kebenaran ini bisa juga dikatakan kebenaran yang mistis
karena tidak dapat dilihat dengan indera dan di rasio.
5. Teori kebenaran
Ada beberapa teori yang muncul tentang kebenaran, antara lain :
a. Teori koherensi
Koherensi merupakan teori kebenaran yang menegaskan bahwa suatu
proposisi (pernyataan suatu pengetahuan, pendapat, kejadian, atau imformasi)
akan diakui shahih/dianggap benar pabila memiliki hubungan dengan gagasan
dari proposisi sebelumnya yang juga shahih dan dapat dibuktikan secara logis
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan logika. Misalnya semua makhluk hidup
akan mati, pohon termasuk makhluk hidup jadi suatu saat pohon akan mati.
b.

Anda mungkin juga menyukai