Anda di halaman 1dari 15

TEORI, ALIRAN&

JENIS-JENIS
PENGETAHUAN
A. Teori Pengetahuan
• F i l s afat i d e a l i s m e m e n g u n g ka p ka n p a n d a n ga n nya b a hwa
pengetahuan yang diperoleh melalui indra tidak pasti & tidak lengkap,
karna dunia hanya merupakan tiruan belaka, sifatnya maya
(bayangan), yang menyimpang dari kenyataan.
• Menurut filsafat idealisme, pengetahuan yang benar hanya
merupakan akal belaka, karena akal hanya dapat membedakan
bentuk spiritual murni dan benda-benda di luar penjelmaan murni.
• Salah satunya Plato, ia percaya bahwa manusia mendapat
pengetahuan tentang realitas, karna realitas pada hakikatnya adalah
spiritaual, sedangkan jiwa manusia bagian dari substansi spiritual tsb.
• Hegel menguraikan konsep teori pengetahuan Plato
dan mengatakan bahwa :
“Sepanjang sistematis, maka pengetahuan manusia
tentang realitas adalah benar dalam arti sitematis maka
pengetahuan manusia dianggap valid.”
• Teori pengetahuan idealisme mengungkapkan bahwa
dalam pengetahuan tidak ditemukan pengalaman
indra, melainkan konsepsi dari prinsip-prinsip sebagai
hasil aktivitas jiwa.
• Jiwa manusialah yang mengorganisasikan pengalaman
indra.
B. Beberapa Teori Sebagai Dasar Acuan Penentu
Pengetahuan Benar atau Salah
a. Teori Korespondensi
• Paling luas diauki oleh kaum realis
• Menurut teori ini, kebenaran adalah persesuaian antara fakta &
dunia nyata.
• Contoh :
• Saya berpendapat, bahwa P. Jawa merupakan pulau terpadat penduduknya di Indonesia.
Pendapat saya itu benar, bukan karean bersesuaian dengan pendapat orang lain
sebelumnya atau karena diterima oleh orang banyak. Melainkan bersesuaian dengan
kenyataan yang sebenarnya.
• Ini merupakan ciri dari ilmuwan yang selalu mengontrol pikiran-
pikirannya dengan data-data atau penemuan-penemuan.
b. Teori Koherensi
Ø Teori ini pada umumnya diakui oleh kaum idealis.
Ø Menurut teori ini, kebenaran bukan persesuaian antara
pikiran dengan kenyataan.
Ø Kebenaran merupakan kesesuaian secara harmonis
antara pendapat/pikiran dengan pengetahuan mnusia
yang telah dimiliki.
Ø Persesuaian berarti terdapat konsistensi (ketetapan,
sehingga teori ini juga disebut teori konsistensi) yang
merupakan ciri logis hubungan antara pikiran (ide) yang
telah kita miliki satu dengan lainnya.
c. Teori Pragmatisme
o Menurut teori ini, kebenaran tidak bisa bersesuaian dengan
kenyataan, sebab kita hanya bisa mengetahuai dari pengalaman
kita saja.
o Para penganut pragmatisme merupakan penganut empirisme
yang fanatik untuk memberika interpreatasi terhadap
pengalaman
o Menurut teori ini, tidak ada kebenaran yang mutlak dan abadi.
o Menurut Schiller, kebenaran merupakan suatu bentuk nilai,
artinya bila kita menyatakan benar terhadap sesuatu, berarti kita
memberikan penilaian terhadapanya
o Istilah benar atau salah dipakai untuk suatu pernyataan yang
berguna dan tidak berguna
o Kebenaran dikontrol di bawah pengaruh sosial, sampai akhirnya
kebenaran dapat diterima secara umum.
o 3 Pendekatan pragmatisme, antara lain :
ü Sesuatu dikatakan benar bila memuaskan atau memenuhi
keinginan-keinginan atau tujuan-tujuan manusia. Kepercayaan
akan kebenaran bukan hanya memberikan kepuasan bagi
seluruh sifat dasar manusia, melainkan juga memberi kepuasan
selama jangka waktu tertentu
ü Sesuatu itu benar apabila dapat dikasi kebenarannya secara
eksperimen. Pengujian kebenaran ini selaras dengan semangat
dan praktek sains modern, baik dalam laboratorium maupun
dalam kehidupan sehari-hari. begitu suatu kebenaran atau
ketidak benaran muncul, maka kita hendaknya mencoba dan
mengadakan pembuktian
ü Sesuatu itu benar apabila membantu dalam perjuangan hidup
bagi eksistensi manusia.
C. Aliran-aliran Dalam Masalah Pengetahuan
Persoalan Pengetahuan yang berhubungan dengan sumber
pengetahauan, dijawab oleh aliran-aliran berikut :
1. Rasionalisme
• Berpandangan bahwa semua pengetahuan bersumber pada akal
• Akal mendapat bahan melalui indra lalu diolah oleh akal hingga jadi
pengetahuan
• Mendasarkan pada metode deduksi
• Rene Decrates “cogito ergo sum” (saya berfikir maka saya ada) & “de omnibus
dubitandium” (ragukan segala sesuatu itu)
2. Empirisme
• Berpendirian bahwa semua pengetahuan diperoleh melalui indra.
• Indra memperoleh kesan-kesan dari alam nyata, kemudian kesan-
kesan tsb berkumpul dalam diri manusia, sehingga menjadi
pengalaman.

3. Realisme
• Aliran ini berpendapat bahwa objek-objek pengetahuan yang
diketahui adalah nyata dalam dirinya sendiri.
• Objek-objek tersebut tidak bergantung pada pikiran.
• Pikiran dan dunia luar, saling berinteraksi tetapi interaksi ini tidak
mempengaruhi sifat dasar dunia.
• Dunia tetap ada sebelum pikiran menyadarinya dan akan tetap ada
meskipun pikiran berhenti menyadarinya.
4. Kritisisme
• Titik tolak teori ini adalah ruang dan waktu sebagai dua
bentuk pengamatan.
• Akal menerima bahan-bahan dari empiri (dari indra sbg
empiri ekstern & dari pengalaman sebagai empiri intern).
• Bahan dari empiri ini masih kacau, lalu ditertibkan oleh
akal dalam bentuk pengamatan, yakni ruang dan waktu.
• Menurut aliran ini, pengamatan merupakan permulaan
dari pengetahuan, sedangkan pengolahan akal merupakan
pembentuknya.
Persoalan pengetahuan yang menekankan pada hakikat pengetahuan,
dijawab aliran-aliran berikut ini :
1. Idealisme
Ø Berpendirian bahwa pengetahuan adalah proses mental yang sifatnya
subyektif.
Ø Pengetahuan merupakan gambaran subyektif tentang kenyataan.
Ø Pengetahuan tidak menggambarkan kebenaran yang sesusungguhnya atau
pengetahuan memberikan gambaran yang tepat tentang hakikat sesuatu
yang berbeda di luar pikiran manusia
2. Empirisme
Ø Berpendirian bahwa hakikat pengetahuan adalah berupa pengalaman.
Ø Pengalaman merupakan ukuran terakhur dari kenyataan.
Ø William James menyatakan bahwa, pernyataan tentang fakta adalah
hubungan di antara benda-benda, sama banyaknya dengan pengalaman
khusus yang diperoleh secara langsung dengan indra.
3. Positivisme
Ø Berpendirian bahwa kepercayaan-kepercayaan yang dogmatis
harus digantikan dengan pengetahuan yang faktawi.
Ø Apapun yang berada di luar dunia pengalaman tidak perlu
diperhatikan. Manusia harus menaruh pertahiannya pada dunia
ini.
Ø Sikap ini akhirnya mempengaruhi munculnya pemikiran modern
diantaranya; pragmatisme, instrumentalisme, naturalisme ilmiah
& behaviorisme.

4. Pragmatisme
Ø Tidak mempersoalkan hakikat pengetahuan.
Ø Pragmatisme justru menanyakan apa guna pengetahuan.
Ø Daya pengetahuan hendaknya dipandang sebagai sarana bagi
perbuatan.
D. Jenis-jenis Pengetahuan
1. Pengetahuan wahyu
• Manusia mendapat pengetahuan & kebenaran dari wahyu yang diberikan Tuhan.
• Tuhan telah memberi pengetahuan & kebenaran kepada manusia yang pilihannya
yang dapat dijadikan petunjuk bagi manusia dalam kehidupannya.
• Wahyu merupakan firman Tuhan.
• Kebenarannya mutlak & abadi
• Pengetahuan wahyu bersifat eksternal, artinya pengetahuan berasal dari luar
manusia.
2. Pengetahuan intuitif
• Pengetahuan intuitif diperoleh manusia dari dalam dirinya sendiri, melalu
penghayatan terhadap sesuatu.
• Pengetahuan intuitif muncul secara tiba-tiba dari dalam diri manusia, tanpa ia sadari.
• Pengetahuan intuitif disusun dan diterima dengan kekuatan visi imajinatif dalam
pengalaman pribadi seseorang
3. Pengetahuan rasional
• Merupakan pengetahuan yang diperoleh dari latihan rasio/akal saja, tidak
disertai dengan observasi peristiwa-peristiwa faktual.
• Prinsip pengetahuan rasional dapat diterapkan pada pengalaman indra, tetapi
tidak disimpulkan dari pengalaman indra.
• Rasionalismen berpandangan bahwa akal merupakan faktor fundamental
dalam pengetahuan.
• Akal manusia memiliki kemampuan untuk mengetahui kebenaran alam
semesta yang tidak mungkin dapat diketahui melalui observasi.
4. Pengetahuan empiris
• Pengetahuan empiris didapat dari bukti pengindraan, sehingga kita memiliki
konsep dunia di sekitar kita.
• Menurut pengetahuan empiris, pengalaman pengindraan adalah sain yang
hipotesisnya diuji dengan observasi atau dengan eksperimen.
5. Pengetahuan otoritas
• Pengetahuan didapat melalui meminjam dari otoritas (suatu sumber yang
berwibawa, memiliki wewenang, memiliki hak) di lapangan.
• Pengetahuan dianggap benar bukan karena telah mengeceknya di luar diri
kita.
• Kita menerima pendapat orang lain karena ia dalah seorang pakar dalam
bidangnya.
• Contoh : Kita menerima petuah agama dari seorang kyai, karena beliau
merupakan orang yang ahli dan menguasai sumber ajaran Islam.

Anda mungkin juga menyukai