Anda di halaman 1dari 7

Kriteria ilmu pengetahuan Tidak semua pengetahuan dapat di sebut sebagai ilmu, suatu konsep akan merupakan suatu

ilmu pengetahuan apabila caranya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Logis atau masuk akal Sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan yang diakui kebenarannya. 2. Objektif harus sesuai dengan obyek yang dikaji dan diduklung oleh fakta empiris. 3. Metodik Pengetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentiu yang teratur, dirancang, diamati dan dikontrol. 4. Sistematik Berarti bahwa pengetahuan tersebut disusun dalam satu sistem yang satu dengan yang lainnya salin berkaitan dan salin menjelaskan sehingga menjadi satukesatuan yang utuh. 5. Berlaku umum atau universal Pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan dimana saja atau disebut universal, yaitu dengan tata cara dan variable eksperimentasi yang sama, akan diperoleh hasil yang sama atau konsisten. 6. Kumulatif berkembang dan tentative Khasanah ilmu pengetahuan selalu bertambaah dengan hadirnya ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan yang terbukti salah harus diganti dengan pengetahuan yang benar (sifatnya tentative)

CONTOH PENGETAHUAN NON ILMIAH

1.

Pengetahuan Biasa

Penganut teori ini disebut dengan realisme. Teori ini mempunyai pandangan realitas terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau hakikat). Pengetahuan atau gambaran yang ada dalam akal adalah kopi yang asli yang ada diluar akal. Hal ini tidak ubahnya seperti gambaran yang terdapat dlam foto. Dengan demikian, realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat jika sesuai dengan kenyataan. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari proses tahu (tahap awal),dan hasilnya disebut pengetahuan biasa (tahap kedua). Tahap ketiga ialah ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang tingkat vasiliditasnya diatas pengetahuan biasa. Contoh pengetahuan biasa, setiap orang tahu bahwa api itu panas. Pengetahuan tersebut diperoleh dengan cara kontak atau pengalaman (indrawi) antara subjek dengan objek. 2. Wahyu

Dalam kamus bahasa indonesia, wahyu yang berasal dari bahasa arab, berarti adalah perwujudan (sepeti orang, dan sebagainya) sebagai apa yang terlihat dalam mimpi. Art lainya adalah petunjuk atau ajaran tuhan yang di turunkan dengan perwujudan dalam mimpi, dan sebagainya. Arti wahyu secara umum adalah bisikan, isyarat atau petunjuk , ilham, perintah, perundingan rahasia. Dalam syara, wahyu adalah pengetahuan yang diperoleh Nabi atau Rasul, yang berasal dari allah dengan perantara/ tidak melalui perantara ( malaikat, mimpi, indra, lonceng). Manusia tidak akan mengetahui hakikat wahyu secara pasti, hanya Allahlah yang mengetahui hakekatnya. Logikanya, sesuatu yang dibawa/ disampaikan oleh orang yang terkenal jujur dan terpelihra dari kesalahan .

3.

Mitos

Mitos itu diturunkan secara subyektif, dalam arti kebenaranya hanya berlaku dimana berlaku dalam masyarakatnya, dan tidak ada kaitan antara pengalaman dan penuturan. Mitos berarti menghindar realitas, bukan menghadapi realitas. Seperti ruwatan, patung, sesaji yang dianggap symbol yang dapat menghindarkan malapetaka. Mitos biasanya efektif sebagai alat komunikasi massa. Mitos akan hidup tatkala rakyat tertekan da n penuh harapan. Mitos dapat juga mendorong per buatan. Misal mitos tentang ratu kidul, masyarakat antusias datang kepantai seklatan melakukan ritual dan sesaji berharap agar hidupnya selamat, aman dan tentram. Keyakinan adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh melalui kepercayaan. Sesungguhnya antara sumber pengetahuan berupa wahyu dan keyakinan ini sangat sukar untuk dibedakn. Adapun keyakinan melalui kemampuan kejiwaan manusia merupakan pematangan dari kepercayaan. 4. Mistik

Mistik atau disebut juga dengan spiritual adalah teori yang masuk dalam suprarasional, kadang memiliki bukti empiris, tetapi kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris. Spiritualisme adalah ajaran yang menytakan bahwa kenyataan yang terdalam adalah roh (Pneuma, Nus, Reason, logos) yaitu roh yang mengisi dan mendasari seluruh alam. Spiriualisme dalam arti ini dilawankan dengan materialisme. Spiritualisme kadang-kadang dikenakan pada pandangan idealistik yang menyatakan adanya roh mutlak. Dunia indera dalam pengertian ini dipandang sebagai dunia idea.

5.

Intuisi

Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan kemampun ini (intuisi) memerlukan suatu usaha. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi. Menurutnya, intuisi mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolis, yang pada dasarnya bersifat analisis, menyeluruh, mutlak, dan tanpa dibantu oleh penggambaran secara simbolis.

TINJAUAN KONTRUKSI ILMU PENGETAHUAN Diantara prosedur pengembangan ilmu pengetahuan, Soeparmo (1984) menyatakan bahwa sering kali digunakan proses induktif-deduktif dalam suatu hubungan yang saling melengkapi dan terpadu. Proses induksi dimulai dari fakta-fakta yang teramati, dan dari pengamatan ini ditarik suatu kesimpulan yang logik, matematif dan intuitif sehingga terbentuk kerangka konsep (verbal). Bilamana kerangka konsep telah berkembang menjadi suatu item proporsisi (himpunan asumsi) tersusunlah suatu teori. Bentuk prinsip-prinsip tersebut termasuk kata-kata dan rumusan matematik, yang terorganisasi menurut pola-pola logika deduktif dan aturan-aturan sintaksis. Ilmu pengetahuan dapat mengalami kemajuan deanga melibatkan kombinasi dari ketiga hal yang merupakan pergeseran pemahaman dari rasional-empirik ke rasionaleksperimental yang interpretatif, tiga hal tersebut : 1. Perumusan hipotesis atau conjecture secara intuitif, komprehensif, dan referensial 2. Eksperimentasi seperangkat peralatan dan fasilitas tertentu yang memungkinkan gejala yang akan ditinjau (dimodelkan) dapat berlangsung. 3. Interpretasi melalui kompilasi, seleksi dan memproses data sesuai dengan keperluan metode inferensi yang digunakan dengan melibatkan konsep, hokum dan teori yangbtersedia.

Proses penerimaan sebuah konsep baru menuju teori baru ( proporsisi ) secara umum dapat mengikuti tahapan berikut secara dinamis. Tahapan tersebut adalah minimal dimulai dari melakukan prediksi , kompirmasi , menyusun prinsip , hokum , merumuskan dan membuktikan hipotesis , sehinggah dengan menggabungkan tahapan perlakuan tersebut kita dapat menarik kesimpulan. Kesimpulan tersebut berdasarkan fakta terprediksi dan obserpasi atau penelitian untuk melahirkan fakta terobservasi , sehingga akan menghasilkan fakta baru yang dirumuskan dalam bentuk karangka konsep teori baru. Metode penemuan teori baru tersebut biasanya juga menerapkan prinsip induksi atau deduksi atau bahkan menggabungkan kedua konsep tersebut , oleh karena setiap cabang ilmu kontennya berbeda-beda. Kontruksi atau pembentukan konsepsi teori science atau teori ilmu pengetahuan harus mengikuti atau memiliki metode ilmiah. Metode ilmiah tersebut , dijabarkan dalam beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Perumusan Masalah Masalah adalah topic atau obyek yang diteliti dengan batasan yang jelas serta dapat diidentifikasi factor-faktor yang terkait. 2. Penyusunan Hipotesis Hipotesis merupakan argumentasi tentang kemungkinan jawaban sementara tentang masalah yang ditetapkan , disusun berdasarkan pengetahuan atau teori yang ada dan harus di uji kebenarannnya dengan observasi atau eksperimentasi. 3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis merupakan usaha pengumpulan fakta yang relepan dengan hipotesi dan kemudian di uji apakah fakta tersebut dapat mendukung hipotesis yang diajukan. 4. Penarikan kesimpulan Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis data untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak. Hipotesis yang diterima merupakan pengetahuan yang kebebnarannya teruji secara ilmiah dan merupakan bagian dan ilmu pengetahuan.

SIKAP ILMIAH
1. Rasa InginTahu yang Tinggi Seorangpenelitiharusselalumemiliki rasa ingintahu yang tinggiterhadapobjek yang terdapat di lingkungannya (peduliterhadaplingkungannya). 2. Jujur Seorangpenelitiharusdapatmenerimaapa pun hasilpenelitiannya, dantidakbolehmengubah data hasilpenelitiannya. 3. Objektif Seorangpenelitidalammengemukakanhasilpenelitiannyatidakbolehdipengaruhiol ehperasaanpribadinya, tetapiharusberdasarkankenyataan (fakta) yang ada. 4. Berpikirsecara Terbuka Seorangpenelitimaumenerimakritikdari orang lain, danmendengarkanpendapat orang lain. 5. MemilikiKepedulian Seorangpenelitimaumengubahpandangannyaketikamenemukanbukti yang baru. 6. Teliti Seorangpenelitidalammelakukanpenelitianharustelitidantidakbolehmelakukanke salahan, karenadapatmempengaruhihasilpenelitiannya. 7. Tekun Seorangpenelitiharustekundantidakmudahputusasajikamenghadapimasalahdala mpenelitiannya. 8. BeranidanSantun Seorangpenelitiharusberanidansantundalammengajukanpertanyaandanberargu mentasi.

CARA PENULISAN MAKALAH (1) Bagian awal (a) Halaman sampul/judul (b) Kata pengantar (c) Daftar isi (2) Bagian pokok/utama (a) Pendahuluan (berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian). (b) pembahasan (c) Penutup (berisi simpulan, dan saran)

(3) Bagian akhir (a) Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai