Anda di halaman 1dari 17

A.

Pendahuluan
Pemakaian mesin-mesin kalor dari jenis mesin pembakaran dalam
(Internal Combustion Engine), khususnya dari kelompok motor bakar
torak, sekarang ini meningkat dengan pesatnya pada bidang transportasi
maupun untuk pembangkitan daya stasioner. Hal tersebut disebabkan
karena motor bakar torak lebih sederhana, lebih ringan, jika dibandingkan
dengan mesin-mesin dari jenis lainnya, sehingga lebih menguntungkan
untuk dipakai pada bidang transportasi maupun untuk pembangkitan daya
stasioner.
Penelitian yang secara khusus mempelajari proses pembakaran
gas campuran bahan bakar udara didalam silinder hingga saat ini telah
banyak dilaksanakan, walaupun demikian fenomena pembakaran belum
terungkap secara keseluruhan. Salah satu penyebabnya adalah karena
proses pembakaran dari campuran berlangsung pada kecepatan dan
temperatur yang sangat tinggi, sehingga peninjauan proses kimia amat
kompleks. Salah satu aspek penting dari proses pembakaran pada motor
bensin atau pada motor bakar lainnya adalah laju kenaikan tekanan akibat
pembakaran, karena ia mempengaruhi tekanan maksimum, daya dan
kehalusan operasi dari pada mesin.
Variabel operasi yang cukup berpengaruh terhadap laju kenaikan
tekanan adalah sudut penyalaan busi sebab ia merupakan sumber
terjadinya inti nyala yang kemudian dikembangkan untuk membakar
campuran bahan bakar udara yang diberikan. Saat penyalaan yang terlalu
cepat atau sudut penyalaan diperbesar, dapat mengakibatkan terjadinya
kenaikan tekanan yang cepat sehingga dapat menimbulkan detonasi,
sedangkan bila saat penyalaan busi terlalu lambat yang berarti sudut
penyalaan diperkecil dari pada titik mati atas (TMA), dapat mengakibatkan
semakin besarnya bagian bahan bakar yang terbakar pada langkah
ekspansi dan semakin besar energi panas yang hilang bersama gas
buang. Kedua hal tersebut di atas memberikan gambaran bahwa terdapat
1

suatu posisi sudut penyalaan busi yang sangat tepat untuk daerah dimana
saat penyalaan busi yang tepat yang harus diberikan pada setiap mesin
untuk menghasilkan suatu pembakaran yang berlangsung normal.
Bertolak dari masalah di atas, maka perlu dilakukan suatu
penelitian yang merupakan solusi untuk mereduksi permasalahan di atas
dengan judul Pengaruh Saat Penyalaan Mesin Terhadap Kinerja Motor
Bensin Type VCRPE.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa hal untuk diteliti sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan antara perubahan saat penyalaan busi terhadap
kinerja mesin yang meliputi daya efektif mesin, pemakaian bahan
bakar dan efisiensi termal mesin.
2. Berapa daya maksimum terhadap variasi saat penyalaan busi,
pembukaan katup gas dan putaran poros mesin.
3. Berapa pemakaian bahan bakar terhadap variasi saat penyalaan busi,
pembukaan katup gas dan putaran poros mesin.
4. Berapa efisiensi termal maksimum terhadap variasi saat penyalaan
busi, pembukaan katup gas dan putaran poros mesin.
C. Tinjauan Pustaka
a. Motor Bensin 4 Langkah
Prinsip kerja dari motor bensin adalah berdasar siklus udara
pada volume konstan (Otto cycle) atau biasa disebut siklus ideal motor
bensin. Dalam kenyataannya siklus ideal ini sulit terjadi.
Gambar di bawah ini menunjukkan siklus sebenarnya dari
motor bensin :
Keterangan gambar
ab
: langkah isap
bc
: langkah kompressi
cd
: proses pembakaran

de
ea

: langkah ekspansi
: langkah buang

Gambar 1 . Diagram P-V motor mesin


Sumber : Obert, E.F (1973)
Perhitungan siklus mesin ini diawali dari proses isap. Pada
proses ini katup buang tertutup, sedangkan katup isap terbuka. Torak
bergerak dari titik mati atas (TMA) menuju titik mati bawah (TMB)
campuran udara bahan bakar akan masuk ke silinder melewati saluran
masuk, karena adanya perbedaan tekanan antara campuran bahan
bakar-udara dengan tekanan di dalam silinder yang disebabkan
adanya perubahan volume silinder akibat gesekan piston dari TMA ke
TMB.
Proses berikutnya adalah proses kompresi, kedua katup dalam
keadaan tertutup, torak bergerak dari TMB menuju TMA. Campuran
udara-bahan bakar di dalam silinder ditekan, karena volume ruang
bakar dipersempit maka tekanan dan temperatur campuran tersebut
meningkat. Faktor yang berpengaruh dalam langkah kompresi adalah
rasio kompresi dan waktu pertukaran panasnya, dengan rasio
kompresi yang tinggi pada akhir langkah kompresi maka rasio
ekspansi akan lebih tinggi dan pemanfaatan kalor pembakaran akan
lebih baik.
Temperatur dan tekanan pada akhir langkah kompresi akan
dibatasi oleh kondisi yang disebut pre-ignition. Preignition adalah suatu
kondisi dimana campuran udara bahan bakar akan terbakar lebih awal
sebelum busi memancarkan percikan api. Pembakaran ini terjadi
karena tekanan dan temperatur ruang bakar terlalu tinggi, sehingga
melewati batas tekanan dan temperatur udara-bahan bakar di dalam
ruang bakar yang diizinkan.
3

Proses pembakaran pencampuran udara-bahan bakar yang


bertekanan dan bertemperatur tinggi karena proses kompresi tadi,
dinyalakan dengan loncatan bunga api oleh busi sehingga terbakar.
Proses ini terjadi pada saat torak berada sesaat sebelum TMA.
Tekanan gas hasil pembakaran yang tinggi menyebabkan adanya
gaya pada puncak torak yang mampu mendorong torak mencapai
TMB.
Selanjutnya pada proses ekspansi, kedua katup masih tertutup
dan torak bergerak dari TMA sebagai akibat desakan dari gas
pembakaran tadi. Torak yang didorong oleh gas dari TMA ke TMA akan
memutar poros engkol dengan perantaraan batang torak, maka
dikatakan bahwa tekanan gas menghasilkan usaha. Proses ini biasa
disebut langkah kerja. Akibat gerakan piston dari TMA menuju TMB
maka volume silinder akan meluas.
Proses akhir dari satu siklus mesin adalah proses pembuangan.
Katup buang terbuka sedang katup isap tertutup, torak bergerak dari
TMB menuju TMA. Pada akhir proses ekspansi, tekanan gas di dalam
silinder masih lebih tinggi dibanding tekanan atmosfir. Maka waktu
katup buang terbuka, gas di dalam silinder akan segera mengalir
keluar melalui saluran buang. Gerakan torak dari TMB menuju TMA
membantu mendorong gas sisa di dalam silinder.
b. Siklus Ideal Otto
Diagram P-V pada Siklus Otto terbentuk dari rangkaian proses
isentropik dan volume konstan pada proses kompresi dan ekspansi
berlangsung secara isentropik, sedang pengisian dan pembuangan
kalor berlangsung secara volume konstan.
Proses 1- 2 : Kompressi isentropik
Proses 2-3
: Pemasukan kalor pada
volume konstan

Proses 3 4 : Ekspansi isentropik, gas


panas masuk
menghasilkan kerja
Proses 4 1 : Pengeluaran kalor pada
volume konstan
Gambar 2. Diagram P-V siklus ideal Otto
Sumber : Earop & Mc. Conk (1993)
Siklus Otto adalah sistem tertutup besarnya kerja penambahan
kalor, energi dalam dan volume spesifik dapat diekspansikan dalam
besar ekstensif atau intensif.
Perubahan gas dalam setiap siklus mesin tidak akan sama
massanya pada tiap titik keadaan siklus.
Massa gas diberikan untuk penambahan kalor dalam mesin
adalah :
mi = i (V1 V2)
dengan I = massa jenis gas masuk

(1)

Total massa dalam ruang bakar adalah massa yang masuk


ditambahkan dengan massa residual sehingga massa total siklus
adalah :
m = mi + mr

(2)

dengan : mr = massa residual


Rasio kompresi (rk) mesih didefinisi sebagai rasio volume antara
TMB dan TMA gerak piston atau,

(Volume langkah Volume clearence)


Volume clearence
rk =

(3)

V1
rk = V2
Semua proses sistem tertutup, kalor yang ditambahkan serta
kalor yang dilepaskan pada volume konstan, oleh karena itu
5

penerapan hukum termodinamika I untuk sistem tertutup untuk


keadaan proses ini adalah :
q = U + dV
untuk proses volume konstan, dv = 0
= CvT untuk gas ideal

(4)

Sehingga kerja untuk siklus otto,


Wn = Cv(T3 T2) Cv (T4 T1)

(5)

Kalor yang ditambahkan,


qa = Cv (T3 T2)

(6)

Sehingga efisiensi termal adalah :

th =

Wn
(T T )
1 4 1
qa
(T3 T2 )

(7)

Karena kompresi dan ekspansi isentropis, keduanya diukur


rasio volume untuk rasio kompresi (rk) sehingga :
T2 = T1 . rkk-1

(8)

T3 = T4 . rkk-1

(9)

Substitusi persamaan (8) dan (9) ke persamaan (7), sehingga


efisiensi termal adalah :

1
k 1
k

th = 1 - r

(10)

Dapat dilihat bahwa berdasarkan persamaan (10) di atas bahwa


dengan meningkatkan rasio kompresi mengakibatkan naiknya efisiensi
termal mesin.
Variasi efisiensi termal siklus otto dengan rasio kompresi (r k)
ditunjukkan pada gambar berikut :
c. Saat Penyalaan
Saat penyalaan adalah sebagai derajat sudut rotasi engkol
sebelum posisi TMA torak dimana terjadi penyalaan.
Pengujian untuk mempelajari pengaruh saat penyalaan
terhadap daya efektif dan konsumsi bahan bakar spesifik pada
kecepatan konstan dan pembukaan katup gas penuh pada mesih
VCRPE yang diartikan sebagai saat penyalaan yang ditunjukkan pada
gambar 12 berikut :

Gambar 3. Hubungan daya efektif dan SFC dengan saat


penyalaan pada rasio kompresi konstan dan

pembukaan katup gas penuh. Sumber : Plint,


Installation and operating instruction.
Bila pada saat penyalaan dirubah, maka jumlah gas yang
terbakar baik sebelum maupun sesudah TMA akan berubah pula. Bila
sudut penyalaan diperbesar sebelum TMA berarti saat penyalaan lebih
awal, maka hal ini akan menimbulkan detonasi, timbulnya detonasi ini
dapat menurunkan daya dan efisiensi. Sedangkan bila sudut
penyalaan diperkecil dari TMA, maka kerugian waktu akan lebih besar,
hal ini disebabkan karena tekanan menjadi kecil sehingga energi kalor
sebagian besar keluar bersama gas buang, sehingga daya dan efisien
juga dapat berkurang.
Gambar 13 berikut dijelaskan bahwa bila sudut penyalaan
diperbesar, knock yang terjadi akan lebih besar. Juga bila sudut
penyalaan diperbesar tekanan yang terjadi akan lebih besar pula.

Gambar 4. Pengaruh saat penyalaan terhadap intensitas knock


sumber : Maleev V.L

Gambar 5. Pengaruh saat penyalaan terhadap tekanan


maksimum sumber : Maleev, V.L
D. Tujuan Penelitian
1. Menguraikan hubungan antara variasi saat penyalaan busi terhadap
daya efektif mesin, pemakaian bahan bakar, dan efisiensi termal
mesin.
2. Menentukan daya efektif maksimum mesin terhadap variasi saat
penyalaan busi, pembukaan katup gas dan putaran poros mesin.
3. Menentukan pemakaian bahan bakar spesifik minimum terhadap
variasi saat penyalaan busi, pembukaan katup gas dan putaran poros
mesin
4. Menentukan efisiensi termal maksimum terhadap variasi saat
penyalaan busi, pembukaan katup gas dan putaran poros mesin.
E. Metode Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Motor Bakar
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Universitas Hasanuddin dengan
menggunakan mesin Variable Compression Ratio Petrol Engine
(VCRPE).
2. Spesifikasi Mesin
Variable Compession ratio Engine diproduksi untuk keperluan
pengujian skala laboratorium. Diproduksi oleh Plint Engineer &
Partners Ltd-England dengan spesifikasi sebagai berikut :
Type
: 1-cylinde, Carburetor
Variable Copression
Compression ratio
: 4 : 1 10 : 1
9

Maksimum speed (rpm)


: 2.200
Displacement (cc)
: 468
Bore x stroke (mm)
: 85 x 82,5
Jumlah langkah
: 4
Maximum power output (kW)
: 5
Khusus penelitian ditetapkan rasio kompresi 9 : 1 dengan
variasi saat penyalaan busi.

3. Fasilitas Pengujian
1. Dinamometer hydraulik
Instrumen ini adalah fasilitas yang digunakan mengukur daya
efektif mesin. Dynamometer ini diberi pembebanan air untuk
menghasilkan tahanan hidraulik. Aliran air yang digunakan
dynamometer disuplai oleh pompa dari bak pendingin. Akibat adanya
putaran yang dikopel dari poros mesin, maka timbul pusaran air
diantara mangkok rotor, sehingga dynamometer memberi tahapan
terhadap putaran tersebut.
Beban torsi yang bekerja akibat penyerapan daya menimbulkan
gerakan pada rumah dynamometer, gerakan ini dipindahkan ke sistem
pemberat, sehingga besar torsi yang diabsorbsi dynamometer terbaca.
2. Tachometer
Tachometer ini berfungsi mengukur besarnya putaran yang
terjadi pada poros. Dengan cara menempelkannya pada poros
berputar, angka data putaran poros langsung terbaca pada monitor.
3. Fuel gauge
Fuel Gauge terletak pada saluran antara tangki bahan bakar
dan karburator. Instrumen ini merupakan alat ukur konsumsi bahan
bakar. Alat ini sejenis tabung yang didalamnya dibuat bersekat-sekat.
Tiap sekat mempunyai ukuran volume 25 cc, 50 cc, dan 100 cc,
dengan bantuan stop watch dapat diketahui waktu yang dibutuhkan
mesin untuk sejumlah volume tertentu bahan bakar.
4. Inclined Manometer

10

Instrumen ini adalah suatu alat ukur yang ditempatkan pada


badan tabung udara. Alat ini digunakan untuk mengetahui beda
tekanan udara masuk yang melalui plat orifice yang berdiameter 17,96
mm di bagian depan tabung.
5. Termokopel
Instrumen ini berfungsi untuk mengukur temperatur gas tabung.
6. Termometer dan barometer
Termometer yang digunakan ada dua jenis yaitu,
termometer bola kering dan bola basah. Termometer berfungsi
untuk mengukur temperatur udara dan barometer berfungsi untuk
mengukur tekanan atmosfir. Alat ini ditempatkan di sekitar mulut
orifice yang aliran udaranya normal.
4. Prosedur Pengujian
1. Persiapan Pengujian
Persiapan ini perlu dilakukan untuk menjamin semua fasilitas
pengujian dalam keadaan siap operasi agar gangguan-gangguan
selama pengujian dapat dihindari.
Selain kesiapan mesin dan fasilitas lainnya juga bagian-bagian
terpenting yang harus dilakukan pengecekan awal adalah :
a. Bahan bakar dan air pendingin
b. Menetapkan rasio kompresi mesin
c. Menetapkan saat penyalaan
Rasio kompresi diatur dengan memutar pasak segi enam yang
terdapat pada kepala mesin dengan terlebih dahulu menarik Plunyer
penguncinya. Penunjukan rasio kompresi terbaca pada counter, juga
ditempatkan pada kepala mesin.
Sedangkan saat penyalaan diatur dengan memutar alat
pengatur saat penyalaan yang tersedia pada mesin VCRPE. Alat ini
dapat mengatur saat penyalaan (0 40)0 STMA.

11

2. Pengujian
Untuk menentukan hubungan variasi saat penyalaan busi
pembukaan katup gas dan putaran poros, maka dilakukan
pengeluaran sebagai berikut :
Saat penyalaan busi

: (5; 10; 15; 20; 25; dan 30) STMA

Pembukaan katup gas

: (30; 50; 75 dan 100) %

Putaran Poros

: (1500; 1600; 1700; 1800; 1900; 2000;


2100; 2200) rpm

Setiap pengujian dilakukan pencatatan sebagai berikut :


-

Saat penyalaan busi (STMA)


Pembukaan katup gas (%)
Putaran poros (rpm)
Momen torsi (n.m)
Waktu yang dibutuhkan untuk konsumsi setiap 25 cc bahan bakar

(detik)
Temperatur gas buang (0C)
Temperatur ruangan (0C)

F. Jadwal Pelaksanaan
Penelitian ini direncanakan 3 bulan, dimulai pada
penandatanganan kontrak sampai seminar hasil penelitian. Perincian
pelaksanaan sebagai berikut :
Kegiatan

Minggu
6
7

10

11

12

Penyusunan Proposal
Persiapan Penelitian
Pengambilan Data
Analisa Data
Penyusunan Laporan Akhir
Seminar Hasil Penelitian

G. Personalia Penelitian
1. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap

: Ir. Baharuddin Mire, MT


12

b. Jenis Kelamin
c. NIP
d. Disiplin Ilmu
e. Pangkat/Golongan
f. Jabatan Fungsional
g. Fakultas / Jurusan
h. Waktu Penelitian
2. Anggota Peneliti
a. Nama Lengkap
b. Nomor Stambuk
c. Jenis Kelamin
d. Fakultas/Jurusan
e. Program

:
:
:
:
:
:
:

Laki-Laki
19550914198702 1 001
Konversi Energi
Pembina Tk. I/IV.b
Lektor Kepala
Teknik / Mesin
12 Minggu

:
:
:
:
:

Mely
D 21106006
Perempuan
Teknik / Mesin
Konversi Energi

H. Perkiraan Biaya Penelitian


Untuk melaksanakan penelitian dibutuhkan biaya sebagai berikut :
a. Penjilidan proposal
Rp
40.000,b. Bahan bakar bensin
Rp
900.000,c. Minyak pelumas
Rp
200.000,d. Busi
Rp
60.000,e. Tachometer
Rp 1.100.000,f. Pompa air sirkulasi pendingin mesin
Rp
700.000,g. Thermometer
Rp
200.000,h. Penggandaan/penjilidan
Rp
300.000,i. Perjalanan transportasi
Rp
500.000,j. Seminar hasil
Rp
200.000,k. Penerbitan proseding
Rp
300.000,Jumlah
Rp 4.500.000,(Empat Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)

13

DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar W. 1988. Penggerak Mula, Motor Bakar. Penerbit ITB,
Bandung
Arismundar W, Saito Heizo. 1980. Penyegaran Udara. PT. Pradnya Paramita,
Bandung.
Benson R.S dan Whitehouse N.D 1979, Internal Combustion Engines.
Pergamon Press, New York.
Blundell J.K., Hydraulic Dynamometer TD4. England Tequipment Limited,
Nottingham.
Chapra, S.C dan Canale R.P., 1998. Numerical Method for Engineers with
Programming and software Application, WCB/McGraw-Hill, New York.
Eastop dan MC., Congkey, 1993. Applied Thermodynamics For Engineering
Technologist. New York.
Heywood, J.B., 1989. Internal Combustion Engines. Mc Graw Hill Book
Company, New York.

14

Maleev, V.L., 1951. Internal Combustion Engines. Tokyo Kogakusha & Co.,
Tokyo.
Mathur M.L, dan Sharma R.P Internal Combustion Engines. Dhampat Roi &
Sons, New Delhi.
Obert E.F., 1973. Internal Combustion Engines and Air Pollution. Harper and
Row Publisher.
Plint, Installation and Operating Instruction. England Plint Engineers & partner
Ltd. Wokingham.

USUL PENELITIAN
MANDIRI

PENGARUH SAAT PENYALAAN BUSI


TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

15

TYPE VCRPE

OLEH
1. Ir. Baharuddin Mire, MT
2. Mely

JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2010
HALAMAN PENGESAHAN

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Nama
Jenis Kelamin
NIP
Pangkat/Golongan
Fakultas / Jurusan
Alamat rumah
Telepon/Hp

Nama

1. Judul Penelitian
:
Pengaruh
Saat Penyalaan Busi Terhadap Kinerja
Motor Bensin Type VCRPE
2. Ketua Peneliti :
: Ir. Baharuddin Mire, MT
: Laki-Laki
: 19550914198702 1 001
: Pembina TK. I / IV.b
: Teknik / Mesin
: Jl. Rappokalling Raya I/21
: 08124288863
3. Anggota Peneliti
:
: Mely
4. Lokasi Penelitian
:
Laboratorium Motor Bakar Fakultas
Teknik Unhas
5. Jumlah biaya yang diusulkan:
Rp. 4.500.000,- (Empat juta lima
ratus ribu rupiah)

16

Makassar, 30 April 2010


Mengetahui
Ketua Jurusan

Ketua Peneliti

Amrin Rapi, ST,MT


Nip. 196910111994121001

Ir. Baharuddin Mire, MT


Nip. 195509141987021001

Mengetahui
a.n. Dekan Fak. Teknik
Pembantu Dekan I

Dr.Ir. Muhammad Ramli, MT


Nip. 19680718199309 1 001

17

Anda mungkin juga menyukai