Anda di halaman 1dari 19

Metode Penelitan Sosial (1) (2)

Dedi Kusuma Habibie, S.IP., MPA


Dapatkah Manusia Mencari Kebenaran

• Dalam diri manusia, manakah dia antara akal atau panca


indera yang merupakan sumber utama pengetahuan
manusia?
• Mengapa harus berpikir benar ?
• Apakah setiap manusia memiliki nilai yang berbeda
terhadap kebenaran ?
Teori Kebenaran

1.Teori Korespondensi
2.Teori Koherensi
3.Teori Pragmatis
4.Teori Performatif
Teori Korespondensi
• Teori korespondensi adalah teori kebenaran yang didasarkan pada fakta
obyektif sebagai dasar kebenarannya.
• Teori ini menyatakan bahwa sebuah pernyataan dianggap benar hanya jika
pernyataan tersebut berhubungan dengan fakta obyektif yang ada.
• Fakta obyektif tersebut adalah segala bentuk fenomena berupa tampilan
visual, gelombang suara, rasa maupun tekstur, yang bisa ditangkap melalui
panca indera.
• Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara
arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta.
• Sederhananya, suatu pernyataan dianggap benar jika ada faktanya. Jika
tidak, maka pernyataan tersebut bukan kebenaran. Oleh karena sifatnya
yang mengandalkan pengalaman inderawi dalam menangkap fakta, maka
teori ini menjadi teori yang digunakan oleh para empirisis.
Teori Koherensi

• Teori Koherensi, sebuah pernyataan bisa dianggap benar


hanya jika pernyataan itu koheren atau tidak
bertentangan dengan pernyataan sebelumnya yang
sudah terbukti benar.
• Teori ini berpendapat bahwa kebenaran ialah kesesuaian
antara suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan
lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima dan
diakui sebagai benar
• Karena itulah teori koherensi dikenal juga sebagai teori
konsistensi.
Teori Pragmatis

• Teori Pragmatis teori pragmatis meletakkan dasar kebenarannya


pada manfaat praktis dalam memecahkan persoalan kehidupan.
Tidak hanya berlaku pada dunia empiris, teori pragmatisme lebih
lanjut juga bisa diterapkan berkaitan dengan obyek pengetahuan
metafisik.
• Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan
bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi
ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori
tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut
bagi manusia untuk kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan
harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis
Teori Performatif

• Teori performatif menjelaskan, suatu pernyataan


dianggap benar jika ia menciptakan realitas. Jadi
pernyataan yang benar bukanlah pernyataan yang
mengungkapkan realitas, tetapi justeru dengan
pernyataan itu tercipta realitas sebagaimana yang
diungkapkan dalam pernyataan itu.
• Teori ini disebut juga “tindak bahasa” mengaitkan
kebenaran satu tindakan yang dihubungkan dengan satu
pernyataan
Sumber - sumber Pengetahuan

1. Rasionalisme. Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah


dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar
diperoleh dan diukur dari akal
2. Empirisme. Empirisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu
empeirikos artinya pengalaman. Menurut aliran ini
manusia memperoleh pengetahuan melalui
pengalamannya. John Locke memperkenalkan teori
tabula rasa (sejenis buku catatan kosong), maksudnya
ialah bahwa manusia itu pada mulanya kosong dari
pengetahuan, lantas pengalamanya mengisi jiwa yang
kosong itu, lantas ia memiliki pengetahuan.
3. Kritisisme, pengalaman dan akal manusia sama-sama
dapat digunakan dalam mencapai pengetahuan manusia.
4. Intuisisme, Bergson menyatakan bahwa indera dan
akal manusia sama-sama terbatas dalam memahami
realitas secara keseluruhan.Sumber ini berupa gerak
hati yang paling dalam. Jadi, sangat bersifat spiritual,
melampaui ambang batas ketinggian akal pikiran dan
kedalaman pengalaman. Pengetahuan yang bersumber
dari intuisi merupakan pengalaman batin yang bersifat
langsung. Artinya, tanpa melalui sentuhan indera
maupun olahan akal pikiran.
Berpikir Ilmiah

1. Perumusan masalah, yang merupakan pertanyaan


mengenai obyek empiris dan jelas batas-batasnya serta
dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan
hipotesis, yang merupakan argumentasi yang
menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara
berbagai faktor yang saling mengkait dan membentuk
konstelasi permasalahan. Kerangka berpikir ini disusun
secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang
telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-
faktor empiris yang relevan dengan permasalahan.
3. Perumusan hipotesis, yang merupakan jawaban
sementara terhadap pertanyaan yang diajukan yang
materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir
yang dikembangkan.
4. Pengujian hipotesis, yang merupakan pengumpulan
fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan
untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang
mendukung hipotesis atau tidak.
5. Penarikan kesimpulan, yang, merupakan penilaian
apakah sebuah hipotesis diterima atau ditolak
kebenarannya. Hipotesis yang diterima kemudian
dianggap sebagai bagian dari pengetahuan ilmiah,
sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan, yaitu
memiliki kerangka penjelasan yang konsisten dengan
pengetahuan ilmiah sebelumnya serta kebenarannya
telah teruji secara empiris. Pengertian kebenaran di sini
harus ditafsirkan secara pragmatis, artinya sampai saat
ini belum terdapat fakta yang menyatakan sebaliknya.
Pengertian Metodologi Penelitian Sosial
• Metode berasal dari kata Yunani meta + hodos = jalan, methodos = jalan
sampai. Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki
• Metodologi penelitian ialah : Ajaran mengenai metode-metode yang
digunakan dalam proses penelitian.
• Penelitian adalah terjemahan dari kata Inggris research atau ada juga ahli
yang menerjemahkan research sebagai riset. Reserch itu sendiri berasal dari
kata re yang berarti “kembali” dan to search yang berarti mencari. Dengan
demikian arti sebenarnya dari research atau riset adalah “mencari kembali”
(Moh. Nazir, 2005:12).
• Penelitian Sosial adalah pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta sosial
( Soerjono,1986), Nasir (1999) suatu proses yang terus menerus, kritis,
terorganisasi untuk menganalisis dan memberikan intrepetasi terhadap
fenomena sosial
Jenis - jenis Metode Penelitian

1. Metode historis : untuk merekontruksi kejadian


2. Metode Deskriptif atau survey Deskriptif, untuk
menggambarkan mengapa ada fenomena itu terjadi
3. Metode Explanatory atau survey Eksplanatory/Verivikatif,
untuk menguji teori
4. Metode Experiment, n untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi
yang terkendalikan, mencari hubungan sebab-akibat
antara dua faktor yang sengaja
Asumsi Ilmu Pengetahuan

• Aspek Ontologis, yaitu berkenaan dengan apa yang dipelajari ilmu


atau berkenaan dengan objek studi. aspek ontologis berkenaan
dengan apa yang ingin diketahui, apa yang dipikirkan atau yang
menjadi masalah.
• Aspek Epistimologis,bagaimana proses mendapatkan ilmu
pengetahuan, hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar
mendapatkan pengetahuan yang benar, apa yang disebut
kebenaran dan apa kriterianya.Objek telaah epistemologi adalah
mempertanyakan bagaimana sesuatu itu datang, bagaimana kita
mengetahuinya, bagaimana kita membedakan dengan lainnya,
jadi berkenaan dengan situasi dan kondisi ruang serta waktu
mengenai sesuatu hal.
• Aspek Aksiologis, adalah untuk apa pengetahuan itu
digunakan?,hal ini berkaitan dengan aspek
gunalaksana/manfaat ilmu. Nilai guna ilmu bisa dilihat
secara positif dan normatif.
• Positif nilai guna ilmu adalah untuk mendeskripsikan,
menjelaskan dan memprediksi berbagai fenomena yang
sesuai dengan objek studi yang dipelajari
• Normatif, nilai guna ilmu adalah untuk mengendalikan
berbagai fenomena kearah yang diinginkan.
Karakteristik Proses Penelitian

1. Ada tujuan
2. Ada keseriusan/ kehati hatian
3. Dapat diuji
4. Dapat direplikasikan
5. Presisi dan keyakinan
6. Obyektivitas
7. Berlaku Umum
8. Efisien
Tahapan Kegiatan Penelitian

1. Perencanaan, penentuan tujuan yang ingin dicapai


2. Pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian, Latar
belakang penelitian, permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis
serta metode atau prosedur analisis dan pengumpulan data.
3. Pengambilan Contoh (sampling), proses pemilihan sejumlah
unsur/bagian tertentu dari suatu populasi guna mewakili seluruh
populasi itu
4. Penyusunan daftar pertanyaan
5. Kerja lapangan
6. Editing dan Coding
7. Analisis dan Laporan
Jenis - Jenis Penelitian

• Jenis Penelitian Kuantitatif


• Jenis Penelitian Kualitatif

Anda mungkin juga menyukai