FILSAFAT DAN ETIKA PEMERINTAHAN

MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

PERSAMAAN FILSAFAT DAN ILMU

Dr. ANDI TENRI SOMPA, SIP.,

MSI,. CIQaR,. CIQnR

PERTEMUAN: 1
 PERSAMAAN FILSAFAT DAN ILMU
1. Merupakan pengetahuan manusia
2. Berpangkal pada akal manusia untuk
mencapai kebenaran
3. Syarat ilmiah, yaitu memiliki objek dan
metode, sistematis serta memiliki kriteria
kebenaran
4. Merupakan sistem pengetahuan manusia
yang bersifat rasional dan logis.
 PERBEDAAN FILSAFAT DAN ILMU

 Filsafat tidak membutuhkan kebenaran ilmiah dan uji validitas, sedangkan ilmu
perkembangan dan pertumbuhannya ditentukan oleh kebenaran ilmiah dan uji
validitas.
 Filsafat berpikir radikal dan kontemplatif, yang kebenarannya spekulatif, sedangkan
ilmu kebenarannya berdasarkan hasil penelitian objektif dan ilmiah.
 Filsafat memikirkan yang ada dan yang mungkin ada, yang empiris dan yang
metafisika, sedangkan ilmu mengkaji yang empiris.
 Filsafat memikirkan seluruh kebenaran dari berbagai pendekatan termasuk pendekatan
etika, estetika, dan dapat menerapkan berbagai aliran, sedangkan ilmu terfokus pada
pendekatan ilmiah dan netral serta menjelaskan fakta-fakta yang empiris dan rasional.
• Aktivitas keilmuan biasanya mencakup 6 karakteristik, yaitu :

1. Problem,
2. Sikap,
3. Metode,
4. Aktivitas,
5. Pemecahan,
6. Pengaruh.
• Pengetahuan dapat diperoleh melalui beberapa cara, yaitu:
1. Pengalaman,
2. Instuisi,
3. Pendapat otoritas,
4. Penemuan secara kebetulan,
5. Coba-coba (trial and error),
6. Penalaran.
 • Gie (1997), ilmu dapat dipandang sebagai:

Proses
Terwujud dalam aktivitas penelitian
Prosedur
Ilmu adalah metode ilmiah
Produk
Ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis
Menurut Gie (1997):

Ilmu merupakan kesatuan dan interaksi antara aktivitas, metode, dan pengetahuan ilmiah.

Ilmu sebagai aktivitas, merupakan langkah-langkah yang bersifat rasional, kognitif dan
teleologis.

Ilmu sebagai metode ilmiah, memiliki unsur-unsur pola prosedural, tata langkah, teknik, dan
instrumen tertentu.
 CIRI-CIRI POKOK ILMU

1. Sistematis, yaitu tersusun secara sistematis, yang didalamnya terdapat ragam penyataan
yang berhubungan secara fungsional.
2. eumuman (generality). Merangkum berbagai fenomena yang semakin meluas dengan
penentuan konsep yang paling umum.
3. Rasionalitas. Bersumber pada pemikiran rasional yang mematuhi kaidah-kaidah logika.
4. Objektivitas. Mengkaji kebenaran tanpa melibatkan unsur emosi dan kesukaan atau
kepentingan pribadi.
5. Verifiabilitas. Pengujian ulang pengetahuan ilmiah oleh masyarakat ilmuwan.
6. Komunalitas. Ilmu merupakan pengetahuan yang menjadi milik umum (public
knowledge).
 JENIS-JENIS KEBENARAN

1. Kebenaran religius. Kebenaran dibangun berdasarkan kaidah agama atau keyakinan tertentu.
2. Kebenaran filosofis. Kebenaran hasil perenungan dan pemikiran kontemplatif terhadap hakikat sesuatu.
3. Kebenaran estetika. Kebenaran berdasarkan penilaian indah atau buruk. Artinya, keindahan yang berdasarkan
harmoni, yang menimbulkan rasa senang, tenang dan nyaman.
4. Kebenaran Ilmiah. Kebenaran yang ditandai oleh terpenuhinya syarat-syarat ilmiah, divalidasi oleh bukti-bukti
empirik, ada data, fakta dan hasil pengukuran.
5. Kebenaran Pengetahuan mutlak. Kebenaran yang tidak berubah-ubah dan tidak dapat dipengaruhi oleh yang
lain.
6. Kebenaran relatif. Kebenaran yang berubah-ubah, tidak tetap, dan dapat dipengaruhi oleh hal lain di luar hakikat
dirinya.
7. Kebenaran konsisten. Adanya kesesuaian antara teori dan kenyataan.
 TEORI KEBENARAN
Menurut para ahli, teori kebenaran dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis teori
kebenaran, yaitu:
 Teori Korespondensi. Dikatakan benar, apabila terdapat kesesuaian antara suatu
pernyataan dan faktanya.
 Teori Konsistensi. Kebenaran adalah keajegan antara pernyataan dan
pernyataan lainnya yang telah diakui kebenarannya. Proposisi itu benar, jika
koheren dengan proposisi lainnya yang benar.
 Teori Pragmatis. Kebenaran adalah sesuatu yang dapat memberikan kepuasan.
Dikatakan benar, apabila dapat memberikan manfaat praktis bagi kehidupan.
Terima Kasih
Semoga
bermanfaat