Anda di halaman 1dari 28

MATERI POKOK BAHAN KAJIAN

Definisi Teori Dan 1) Pengertian Ilmu


Teori Keperawatan 2) Karakteristik Ilmu
3) Unsur–Unsur Yang
Membentuk Struktur
Pikiran Manusia
4) Sejarah
Perkembangan Ilmu
5) Keperawatan Sebagai
Ilmu
6) Perkembangan Ilmu
Keperawatan
7) Definisi Teori
8) Teori Keperawatan

1. Pengertian ilmu
Ilmu merupakan sebuah pengetahuan tenteng sebab akibat atau asal- usul yang memiliki
ciri adanya metodologi yang harus dicapai. Secara logis dan koheren, yang memiliki hubungan
tanggung jawab ilmuwan, bersifat universal memiliki objektivitas tanpa disisipi oleh prasangka-
prasangka subjektif, dapat dikomunikasikan, kritis dimana tidak ada teori ilmiah yang definitif,
terbuka bagi peninjauan kritis dan berguna sebagai wujud hubungannya antara teori dan praktek.
Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan sebuah hasil pemikiran manusia yang dapat
menyesuaikan antara hukum pemikiran dengan dunia luar yang juga mengandung subjektivitas
atau objektivitas dari sesuatu yang diketahui dengan didasari oleh pemikiran manusia.
Keperawatan sebagai Ilmu Keperawatan dikatakan sebagai ilmu karena keperawatan
memiliki landasan ilmu pengetahuan yang ilmiah yaitu SCIENTIFICNURSING karena ilmu
pengetahuan dan teknologi selalu berkembang.
Suatu kegiatan dikatakan sebuah ilmu apabila memiliki karateristik seperti :
1. Masalah, merupakan titik tolak dari persoalan yang dapat menarik perhatian
seseorang. Apabila suatu kegiatan tidak ada masalah maka juga tidak terdapat sebuah
ilmu, sebab ilmu tunbuh dari suatu permasalahan yang ada untuk dipecahkan . Rasa ingin
tahu dari masalah tersebut yang akan menimbulkan sebuah ilmu
2. Sikap, Karena adanya suatu masalah, maka sesorang harus memiliki sikap terhadap
masalah tersebut agar dapat diatasi. Sikap ingin tahu inilah yang harus dimiliki untuk
menghadapi suatu masalah untuk menghasilkan ilmu .
3. Metode, Sebuah cara yang digunakan dalam menyelesaikan persoalan.Tanpa
mempunyai cara yang tertentu maka masalah sulit untuk diselesaikan cara-cara tertentu
tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan untuk menghasilkan sebuah ilmu.
4. Aktivitas, sebuah perbuatan manusia dalam menghadapi sebuah permasalahan
yang jelas dan terencana. Dengan aktivitas tersebut maka dapat digunakan
untuk membangun sebuah masalah yang tergantung pada kemampuan,
ketrampilan, kesadaran moral dan usaha seseoarng untuk menghasilkan sebuah ilmu.
5. Solusi merupakan sebuah ciri yang menandakan bahwa sebuah ilmuakan dapat
memecahkan persoalan dengan menggunakan sebuah prinsip umum atau hukum
tertentu.
6. Pengaruh Kita dapat melihat bagaimana pengaruh suatu kegiatan ilmiahtersebut apakah
positif atau negatif. Hasil pemecahan masalahdan pengaruh tersebut merupakan
konsekuensi dari masing-masing ilmu.
2. Karakteristik Ilmu
Di samping memiliki syarat-syarat tertentu, ilmu memiliki pula karakteristik atau sifat
yang menjadi ciri hakiki ilmu. Randall dan Buchler mengemukakan beberapa ciri umum ilmu,
yaitu : (1) hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama, (2) Hasil ilmu
kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan, dan (3) obyektif tidak bergantung pada
pemahaman secara pribadi. Pendapat senada diajukan oleh Ralph Ross dan Enerst Van den Haag
bahwa ilmu memiliki sifat-sifat rasional, empiris, umum, dan akumulatif (Uyoh
Sadulloh,1994:44).
Sementara, dari apa yang dikemukakan oleh Lorens Bagus (1996:307-308) tentang
pengertian ilmu dapat didentifikasi bahwa salah satu sifat ilmu adalah koheren yakni tidak
kontradiksi dengan kenyataan. Sedangkan berkenaan dengan metode pengembangan ilmu, ilmu
memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat yang reliable, valid, dan akurat. Artinya, usaha untuk
memperoleh dan mengembangkan ilmu dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat
ukur yang memiliki keterandalan dan keabsahan yang tinggi, serta penarikan kesimpulan yang
memiliki akurasi dengan tingkat siginifikansi yang tinggi pula. Bahkan dapat memberikan daya
prediksi atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal
Sementara itu, Ismaun (2001) mengetengahkan sifat atau ciri-ciri ilmu sebagai berikut :
(1) obyektif; ilmu berdasarkan hal-hal yang obyektif, dapat diamati dan tidak berdasarkan pada
emosional subyektif, (2) koheren; pernyataan/susunan ilmu tidak kontradiksi dengan kenyataan;
(3) reliable; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur dengan tingkat
keterandalan (reabilitas) tinggi, (4) valid; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan
melalui alat ukur dengan tingkat keabsahan (validitas) yang tinggi, baik secara internal maupun
eksternal, (5) memiliki generalisasi; suatu kesimpulan dalam ilmu dapat berlaku umum, (6)
akurat; penarikan kesimpulan memiliki keakuratan (akurasi) yang tinggi, dan (7) dapat
melakukan prediksi; ilmu dapat memberikan daya prediksi atas kemungkinan-kemungkinan
suatu hal.
3. Unsur-Unsur Yang Membentuk Struktur Pemikiran Manusia
Pengetahuan merupakan sesuatu yang ada dalam pikiran manusia. Tanpa pikiran tersebut, maka
pengetahuan tidak akan ada dan untuk dapat tetap ada terdapat 8 unsur yang membentuk struktur
pemikiran manusia, diantaranya:
1. Pengamatan
Unsur ini merupakan bagian dari unsur yang dapat membentuk struktur pikiran karena
melalui pengamatan dapat timbul keterkaitan pada objek tertentu sehingga dapat membuat
sebuah pemikiran.
2. Penyelidikan
Setelah dilakukan pengamatan, maka dapat dihasilkan suatu persepsi dan konsep yang
diingat baik secara sederhana maupun kompleks, sehingga dapat terbentuk struktur pemikiran.
3. Percaya
Rasa percaya pada objek muncul dalam kesadaran yang biasanya timbul dari suatu rasa
keraguaan akan objek yang akan diselidiki, melalui rasa percaya terhadap objek tersebut akan
timbul pemikiran untuk mdencapai akan apa yang akan dihasilkan.
4. Keinginan
Keinginan dapat menjadi pembentuk struktur pemikiran. Apabila tidak ada keinginan
untuk mengenal, mengetahui bahkan menyelidiki suatu objek, maka tidak terjadi sebuah
pemikiran.
5. Adanya maksud
Apabila seseorang tidak mempunyai maksud terhadap objek tertentu walaupun telah
diamati dan diselidiki, maka sulit untuk dapat terjadi sebuah pikiran.
6. Mengatur
Pikiran merupakan suatu organisme yang teratur dalam diri seseorang, dan pikiran dapat
mengatur melalui kesadaran. Proses pengaturan ini akhirnya dapat membentuk sebuah
pemikiran.
7. Menyesuaikan
Menyesuaikan merupakan bagian dari komponen yang dapat membentuk sebuah struktur
pemikiran manusia, melalui kemampuan dalam menyesuaikan pemikiran-pemikiran akan
terdapat pembatasan-pembatasan yang dibebankan pada pemikiran melalui kondisi yang ada
dalam keadaan fisik, bilogis, maupun lingkungan.
8. Menikmati
Melalui pikiran-pikiran akan dapat dirasakan kenikmatan tersendiri dalam menekuni
berbagai persoalan hidup. Proses menikamti ini juga akan membentuk struktur pemikiran
manusia.
4. Sejarah Perkembangan Ilmu
Sejarah dapat dilihat dari segi kronologis dan geografis. Untuk itu, bisa dilihat dengan
kurun waktu dimana sejarah itu terjadi. Dalam setiap periode sejarah pekembangan ilmu
pengetahuan menampilkan ciri khas atau karakteristik tertentu. Tetapi dalam pembagian periode
ada perbedaan dalam jumlahnya. Dalam buku Pengantar Filsafat Ilmu karangan The Liang Gie
(1996), buku Sejarah Filsafat Ilmu & Teknologi karangan Burhanuddin Salam (2004), buku
Filsafat Ilmu dan Perkembangannya karangan M. Thoyibi (1997), serta buku Filsafat Ilmu yang
disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001) terdapat perbedaan pembahasan tentang
periode. Maka dari itu, untuk memahami sejarah perkembangan ilmu pengetahuan secara mudah,
disini telah dilakukan pembagian atau klasifikasi secara garis besar. Berikut adalah penjelasan
singkat dari masing-masing periode, tokoh yang berpengaruh dan karya-karya mereka.
1. Zaman Pra Yunani Kuno
Pada zaman ini, secara umum terbagi menjadi tiga fase. Pertama, zaman Batu Tua yang
berlangsung 4 juta tahun SM (Sebelum Masehi) sampai 20.000/10.000 SM. Pada zaman ini telah
mempunyai beberapa ciri khas, di antaranya adalah menggunakan alat-alat sederhana yang
dibuat dari batu dan tulang, mengenal cocok taman dan beternak, dan dalam kehidupan sehari-
hari didasari dengan pengamatan primitif menggunakan sistem “trial and error” (mencoba-coba
dan salah) kemudian bisa berkembang menjadi “know how“.

Kedua, zaman Batu Muda yang berlangsung 10.000 SM sampai 2000 SM atau abad 100
sampai abad 20 SM. Dalam zaman ini telah berkembang kemampuan-kemampuan yang sangat
siginifikan. Kemampuan itu berupa kemampuan menulis (dinyatakan dengan gambar dan symbol
atau lambang-lambang), kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku kata tertentu), dan
kemampuan berhitung. Dalam zaman ini juga berkembang masalah perbintangan, matematika,
Perdagangan, dan hukum. Ketiga, zaman Logam. Zaman ini berlangsung dari abad 20 SM
sampai dengan abad 6 SM. Pada zaman ini pemakaian logam sebagai bahan peralatan sehari-
hari, baik sebagai perhiasan, peralatan masak, atau bahkan peralatan perang.
2. Zaman Yunani Kuno
Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini
menggunakan sikap “an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara
kritis)”, dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap “receptive attitude mind
(sikap menerima segitu saja)”. Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur. Yunani
mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya (Zaman Hellenisme) di bawah
pimpinan Iskandar Agung (356 – 323 SM) dari Macedonia, yang merupakan salah seorang murid
Aristoteles.
Pada zaman ini banyak bermunculan ilmuwan-ilmuwan terkemuka. Menurut
Burhanuddin Salam (2004), M. Thoyibi (1997), serta Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001), ada
beberapa nama yang popular pada masa ini, yaitu:
a. Thales (624-545 SM) dari Miletos
Yunani (sekarang bagian dari Turki) adalah filsuf pertama sebelum masa Sokrates.
Menurutnya, zat utama yang menjadi dasar segala materi adalah air. Pada masanya ia menjadi
filusuf yang mempertanyakan isi dasar alam.
b. Pythagoras (582 SM – 496 SM)
Adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui
teoremanya. Dikenal sebagai “Bapak Bilangan”, dan salah satu peninggalan Phytagoras yang
terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu
segitiga siku- siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya).
Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras,
namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan
pengamatan ini secara matematis. Selain itu, Pythagoras berhasil membuat lembaga pendidikan
yang disebut “Pythagoras Society“. Selain itu, dalam ilmu ukur dan aritmatika ia berhasil
menyumbang teori tentang bilangan, pembentukan benda, dan menemukan hubungan antara
nada dengan panjang dawai.
c. Socrates (470 SM – 399 SM)
Adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur tradisi filosofis Barat
yang paling penting. Socrates lahir di Athena. Ia tidak meninggalkan tulisan sebagai karyanya.
Tetapi pemikiranya dikenal melalui tulisan yang dibuat oleh muridnya, yaitu Plato. Salah satu
catatan Plato yang terkenal adalah Dialogue, yang isinya berupa percakapan antara dua orang
pria tentang berbagai topik filsafat. Socrates percaya bahwa manusia ada untuk suatu tujuan, dan
bahwa salah dan benar memainkan peranan yang penting dalam mendefinisikan hubungan
seseorang dengan lingkungan dan sesamanya. Sedangkan Sokrates sendiri mempunyai metode
sendiri yang dikenal dengan “Maieutike Tekhne” yang merupakan metode dialetika untuk
melahirkan kebenaran.
d. Aristoteles (384 SM – 322 SM)
Adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang Agung. Ia
memberikan kontribusi di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, dan Ilmu
Alam. Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan
mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Sementara itu, di bidang politik,
Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan
monarki. Dari kontribusinya, yang paling penting adalah masalah logika dan Teologi
(Metefisika). Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning),
yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika
formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi,
eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking). Logika yang digunakan untuk
menjelaskan cara menarik kesimpulan yang dikemukakan oleh Aristoteles didasarkan pada
susunan pikir (syllogisme). Dari keseluruhan kontribusi yang diberikan oleh Aristoteles, dapat
dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran
keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani
dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas di abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides
(1135 – 1204), dan dengan theologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 – 1198).

e. Plato (427 SM – 347 SM)


Adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah
Republik (Politeia) di mana ia menguraikan garis besar pandangannya pada keadaan “ideal”.
Selain itu, ia juga menulis ‘Hukum’ dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama.
Sumbangsih Plato yang terpenting tentu saja adalah ilmunya mengenai ide. Dunia fana ini tiada
lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Di dunia ideal semuanya sangat
sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja,
tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual. Misalkan saja konsep
mengenai “kebajikan” dan “kebenaran”. Konsep yang dikembangkan oleh Plato ini bertitik
belakang dari perdebatan dari konsep yang diusung oleh Parminedes yang menganggap sesuatu
realitas itu berasal dari satu hal (The One) yang tetap, dan konsep yang dikemukakan oleh
Heraklios yang bertitik tolak dari hal yang banyak (The Many) yang selalu berubah.
3. Zaman Pertengahan
Zaman ini masih berhubungan dengan zaman sebelumnya. Karena awal mula zaman ini
pada abad 6 M sampai sekitar abad 14 M. Zaman ini disebut dengan zaman kegelapan (The Dark
Ages). Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada Theolog di lapangan ilmu pengetahuan.
Sehingga para ilmuwan yang ada pada zaman ini hampir semua adalah para Theolog. Begitu
pula dengan aktifitas keilmuan yang mereka lakukan harus berdasar atau mendukung kepada
agama. Ataupun dengan kata lain aktivitas ilmiah terkait erat dengan aktivitas keagamaan. Pada
zaman ini filsafat sering dikenal dengan sebagai “Anchilla Theologiae (Pengabdi Agama)”.
Selain itu, yang menjadi ciri khas pada masa ini adalah dipakainya karya-karya Aristoteles dan
Kitab Suci sebagai pegangan.
Ketika Bangsa Eropa mangalami masa kegelapan, kebangkitan justru menjadi milik
Islam. Hal ini dimulai dari munculnya Nabi Muhammad SAW pada abad ke-6 M, perluasan
wilayah, pembinaan hukum serta penerjemahan filsafat Yunani, dan kemajuan ilmu pengetahuan
Islam pada abad ke-7 M sampai abad ke-12 M. Pada masa ini Islam mandapatkan masa
keemasannya (Golden Age).
Selain itu, pada abad ini terjadi perkembangan kebudayaan di Asia Selatan dan Timur,
seperti Ajaran Lao Tse (menjaga keharmonisan dengan alam) dan Confucius (konsep kode etik
luhur mangatur akal sehat).

Pada masa kegelapan ini ilmu pengetahuan di Eropa tidak berkembang. Karya ilmuwan yang
masih menjadi pegangan hanya karya Aristoteles.Menurut Salam (2004), pada abad 12 M, yang
diklaim sebagai awal mula zaman Renaissance telah muncul beberapa nama yang mempelopori
di bidang ilmu dan eksperimen, yaitu:
1) Roger Bacon (1214 M – 1294 M)
Juga dikenal dengan sebutan Doctor Mirabilis (guru yang sangat mengagumkan). Ia
adalah seorang filsuf Inggris yang meletakkan penekanan pada empirisme, dan dikenal sebagai
salah seorang pendukung awal metode ilmiah modern di dunia Barat. Teorinya menyatakan
bahwa apa yang menjadi landasan awal dan ujian akhir dari semua ilmu pengetahuan adalah
pengalaman, dan syarat mutlak untuk mengolah pengetahuan adalah dengan matematika.
Sehingga ia dikenal sebagai pelopor empirisme
2) Thomas Aquinas (1225 M –1274 M)
Adalah seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari Italia. Ia terutama menjadi terkenal
karena dapat membuat sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini
termuat dalam karya utamanya: Summa Theologiae (Ikhtisar Teologi). Selain itu, karya
Theologis Thomas yang sangat terkenal adalah “Summa Contra Gentiles (Ikhtisar Melawan
Orang-Orang Kafir)”
3) Gerard van Cremona (1114 M –1187 M)
Adalah seorang penerjemah Arab karya ilmiah. Dia adalah salah satu orang paling
penting di Toledo. Ia menerjemahkan sekitar 70 bahasa Arab dan karya-karya klasik Yunani ke
dalam bahasa Latin termasuk karya Euclidius, Al-Farabi, Al-Farghani dan karya-karya lain.
4) Giovanni Boccaccio (1313 M – 1375 M)
Adalah seorang Italia penulis dan penyair. Karya yang dihasilkan dalam periode ini
meliputi Filostrato dan Teseida, Filocolo, sebuah versi prosa yang ada roman Prancis, dan La
Caccia di Diana, sebuah puisi dalam daftar sajak oktaf neapolitan perempuan. Boccaccio terus
bekerja, memproduksi Comedia delle ninfe fiorentine (juga dikenal sebagai Ameto) campuran
prosa dan puisi, tahun 1341, menyelesaikan lima puluh canto puisi alegoris Amorosa visione di
1342 M, dan Fiammetta di 1343 M. Salah satu karya terakhirnya di Italia, satu-satunya karya
penting lainnya adalah Corbacci.

Sepanjang Eropa mengalami masa kegelapan, di sebelah selatan Laut Tengah berkembang
kerajaan bangsa Arab yang dipengaruhi dengan Islam. Dengan berkembangnya pengaruh Islam,
maka semakin banyak pula tokoh-tokoh ilmuwan Islam yang berperan dalam perkembangan
Ilmu. Dalam buku Sejarah Filsafat Ilmu & Teknologi karangan Burhanuddin Salam (2004), buku
Filsafat Ilmu dan Perkembangannya karangan M. Thoyibi (1997), serta buku Filsafat Ilmu yang
disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001), disebutkan beberapa tokoh ilmuwan muslim
yang berpengaruh bagi sejarah perkembangan ilmu. Mereka adalah sebagai berikut:
1) Al-Fārābi (870 M – 950 M)
Al-Farabi adalah seorang komentator filsafat Yunani yang sangat ulung di dunia Islam.
Kontribusinya terletak di berbagai bidang seperti matematika, filosofi, pengobatan, bahkan
musik. Al-Farabi telah menulis berbagai buku tentang sosiologi dan sebuah buku penting dalam
bidang musik, Kitab al-Musiqa. Selain itu, karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-
Fadhilah (Kota atau Negara Utama) yang membahas tetang pencapaian kebahagian melalui
kehidupan politik dan hubungan antara rezim yang paling baik menurut pemahaman Plato
dengan hukum Ilahiah Islam.
2) Al-Khawārizmī (780 M – 850 M)
Hasil pemikirannya berdampak besar pada matematika, yang terangkum dalam buku
pertamanya, al-Jabar. Selain itu karyanya adalah al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa’l-
muqabala (Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapakan dan Menyeimbangkan),
Kitab surat al-ard (Pemandangan Bumi). Karya tersebut masih tersimpan di Strassberg, Jerman
3) Al-Kindi (801 M – 873 M)
Bisa dikatakan merupakan filsuf pertama yang lahir dari kalangan Islam. Al Kindi
menuliskan banyak karya dalam berbagai bidang, geometri, astronomi, astrologi, aritmatika,
musik(yang dibangunnya dari berbagai prinip aritmatis), fisika, medis, psikologi, meteorologi,
dan politik
4) Al-Ghazali (1058 M – 1111 M)
Adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia
Barat. Karya-karyanya berupa kitab Al-Munqidh min adh-Dhalal, Al-Iqtishad fi al-I’tiqad, Al-
Risalah al-Qudsiyyah, Kitab al-Arba’in fi Ushul ad-Din, Mizan al-Amal, Ad-Durrah al-Fakhirah
fi Kasyf Ulum al-Akhirah, Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama) merupakan
karyanya yang terkenal, Kimiya as-Sa’adah (Kimia Kebahagiaan), Misykah al-Anwar (The
Niche of Lights), Maqasid al-Falasifah, Tahafut al-Falasifah (buku ini membahas kelemahan-
kelemahan para filosof masa itu, yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rushdi dalam buku
Tahafut al-Tahafut (The Incoherence of the Incoherence), Al-Mushtasfa min ‘Ilm al-Ushul,
Mi’yar al-Ilm (The Standard Measure of Knowledge), al-Qistas al-Mustaqim (The Just Balance),
dan Mihakk al-Nazar fi al-Manthiq (The Touchstone of Proof in Logic)
5) Ibnu Sina (980 M –1037 M)
Ia dikenal sebagai Avicenna di Dunia Barat. Ia adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga
dokter. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi
sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran.
Karyanya yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad. Karyanya adalah
The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Al-Qanun fi At
Tibb.
6) Ibnu Rusyd (1126 M – 1198 M)
Yang dalam bahasa Latin disebut dengan Averroes, dan ia adalah seorang filsuf dari
Spanyol (Andalusia). Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih
dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Karya lain berupa Bidayat Al-Mujtahid (kitab
ilmu fiqih), Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran), Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa
Asy-Syari’at (filsafat dalam Islam dan menolak segala paham yang bertentangan dengan
filsafat).
7) Ibnu Khaldun (1332 M – 1406 M)
Adalah seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri
ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah
(Pendahuluan).
8) Jabir Ibnu Hayyan atau Gebert (721 M – 815 M)
Dia adalah seorang tokoh Islam yang mempelajari dan mengembangkan ilmu kimia.
9) Al-Razi (865 M – 925 M)
Yang dikenal dengan nama Razes. Seorang dokter klinis yang terbesar pada masa itu dan
pernah mengadakan satu penelitian Al-Kimi atau sekarang lebih terkenal disebut ilmu Kimia.Di
dalam penelitiannya pada waktu itu Al-Razi sudah menggunakan peralatan khusus dan secara
sistimatis hasil karyanya dibukukan, sehingga orang sekarang tidak sulit mempelajarinya.
Disamping itu Al-Razi telah mengerjakan pula proses kimiawi seperti: Distilasi, Kalsinasi dan
sebagainya dan bukunya tersebut merupakan suatu buku pegangan laboratorium Kimia yang
pertama di dunia. orang pertama membuat jahitan pada perut dengan benang dibuat dari serat,
dan orang pertama yang berhasil membedakan antara penyakit cacar dengan campak. Buku
karya Al-Razi paling termasyhur berjudul Al-Hawi Fi Ilm Al-Tadawi yang terdiri dari 30 jilid
dan dirangkum ke dalam 12 bagian dan Al-Mansuri, berisi tentang pembedahan seluruh tubuh
manusia.
10) Ibnu Haitham
Dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen, adalah seorang
ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan
filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham
kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta
teleskop. Karyanya yang terkenal adalah tentang optik dari tahun 1000, dalam Book of Optics
dan dan On Twilight Phenomena. Selain itu, masih ada buku karangannya berupa Al’Jami’ fi
Usul al’Hisab yang mengandungi teori-teori ilmu metametik dan metametik penganalisaannya;
Kitab al-Tahlil wa al’Tarkib mengenai ilmu geometri; Kitab Tahlil ai’masa^il al ‘Adadiyah
tentang algebra; Maqalah fi Istikhraj Simat al’Qiblah yang mengupas tentang arah kiblat bagi
segenap rantau; Maqalah fima Tad’u llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum
syarak dan Risalah fi Sina’at al-Syi’r mengenai teknik penulisan puisi.
11) Al-Battani (850 M – 929 M)
Memberikan kontribusi untuk astronomi dan matematika. Dalam astronomi, Al-Battani
juga meningkatkan ketepatan pengukuran presesi sumbu bumi.
4. Zaman Renaissance
Zaman ini berlangsung dari abad 14 M sampai dengan abad 17 M. Renaissance sering
diartikan dengan kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu dilahirkannya
kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir. Zaman ini juga disebut dengan peralihan
dan kebangkitan ketika kebudayaan abad tengah mulai berubah menjadi kebudayaan yang
modern, dan pemikiran yang terbebas dari dogma-dogma agama. Hal ini ditandai dengan
lahirnya penemuan-penemuan baru.
Pada masa kebangkitan ini, mulai bermunculan ilmuwan-ilmuwan baru. Mereka telah
menemukan teori atau konsep baru yang menjadi sejarah dalam perkembangan ilmu.
Burhanuddin Salam (2004), M. Thoyibi (1997), dan Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001)
sepakat dengan tokoh ilmuwan yang berpengaruh pada masa ini, mereka adalah:
1) Niklas Koppernigk atau Nicolaus Copernicus (1473 M – 1543 M)
Adalah seorang astronom, matematikawan, dan ekonom yang berkebangsaan Polandia. Ia
mengembangkan teori heliosentrisme (berpusat di matahari). Teorinya tentang matahari sebagai
pusat Tata Surya, yang menjungkirbalikkan teori geosentris tradisional (yang menempatkan
Bumi di pusat alam semesta) dianggap sebagai salah satu penemuan yang terpenting sepanjang
masa, dan merupakan titik mula fundamental bagi astronomi modern dan sains modern (teori ini
menimbulkan revolusi ilmiah). Karya terobosannya berjudul On the Revolutions of the Heavenly
Spheres (Mengenai perputaran Bola-Bola Langit), yang diterbitkan pada tahun 1543 M.
2) Galileo Galilei (1564 M – 1642 M)
Adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam
revolusi ilmiah. Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah penyempurnaan teleskop
(dengan 32x pembesaran) dan berbagai observasi astronomi seperti menemukan satelit alami
Jupiter -Io, Europa, Ganymede, dan Callisto- pada 7 Januari 1610. Buku karangannya adalah
Dialogo sopra i due massimi sistemi del mondo yang kemudian diterbitkan di Florence pada
1632, dan Discorsi e dimostrazioni matematiche, intorno à due nuove scienze diterbitkan di
Leiden pada 1638. Galileo juga sempat mengamati planet Neptunus pada 1612 namun ia tidak
menyadarinya sebagai planet. Pada buku catatannya, Neptunus tercatat hanya sebagai sebuah
bintang yang redup.
3) Tycho Brahe (1546 M – 1601 M)
Adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal sebagai astronom/astrolog dan
alkimiawan. Ia memiliki sebuah observatorium yang dinamai Uraniborg, di Pulau Hven. Tycho
adalah astronom pengamat paling menonjol di zaman pra-teleskop. Akurasi pengamatannya pada
posisi bintang dan planet tak tertandingi pada zaman itu. Untuk penerbitan karyanya, Tycho
memiliki mesin cetak dan pabrik kertas. Asistennya yang paling terkenal adalah Johannes
Kepler.
4) Johannes Kepler (1571 M – 1630 M)
Seorang tokoh penting dalam revolusi ilmiah, ia adalah seorang astronom Jerman,
matematikawan dan astrolog. Ia paling dikenal melalui hukum gerakan planetnya. Kepler sangat
dihargai bukan hanya dalam bidang matematika, tetapi juga di bidang optik dan astronomi.
Penjelasan Kepler tentang pembiasan cahaya tertuang dalam buku Supplement to Witelo,
Expounding the Optical Part of Astronomy (Suplemen untuk Witelo, Menjabarkan Bagian Optik
dari Astronomi). Buku Kepler itu adalah tonggak sejarah di bidang optik.
5) Francis Bacon (1561 M – 1626 M)
Adalah seorang filsuf, negarawan dan penulis Inggris. Karya-karyanya membangun dan
mempopulerkan matodologi induksi untuk penelitian ilmiah, seringkali disebut metode Baconian
atau, secara sederhana, metode ilmiah. Karya Francis Bacon yang terpenting adalah Novum
Organum. Dalam Novum Organum, Bacon baru rincian sistem logika ia percaya akan lebih
tinggi daripada cara lama silogisme, yang dikenal sebagai metode Bacon. Karya ini sangat
penting dalam perkembangan historis metode ilmiah.
6) Andreas Vesalius (1514 M – 1564 M)
Adalah ahli anatomi. Karyanya berupa buku De Humanis Corporis Fabrica (Pengerjaan
Tubuh Manusia). Karyanya yang lain ialah Tabulae Anatomicae Sex. tujuh jilid dari De humani
corporis fabrica, sebuah buku yang dipersembahkan untuk Charles V, Andrea Vesalii suorum de
humani corporis fabrica librorum epitome yang didedikasikan untuk Philip II dari Spanyol.
Karya ini menekankan keutamaan pembedahan dan memperkenalkan isilah pandangan anatomis
tubuh manusia. Maka dari itu, Vesalius disebut-sebut sebagai pemulai masa anatomi manusia
modern. Vesalius juga membuktikan bahwa tulang dada (sternum) terdiri dari tiga bagian. Ia pun
juga menulis Radicis Chynae, sebuah teks pendek mengenai tumbuhan obat.
5. Zaman Modern
Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 15 M. Tetapi, indikator yang nyata
terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung hingga abad 20 M. Hal ini ditandai dengan
ditandai dengan adanya penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah. Menurut Slamet Iman
Sontoso, dalam buku yang disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001:79) ada tiga
sumber pokok yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa dengan pesat,
yaitu hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Liberia dengan negara Perancis,
terjadinya Perang Salib dari tahun 1100-1300, dan jatuhnya Istambul ke tangan Turki pada tahun
1453.
Ilmuwan pada zaman ini membuat penemuan dalam bidang ilmiah. Eropa yang
merupakan basis perkembangan ilmu melahirkan ilmuwan yang populer. Menurut Tim Dosen
Filsafat Ilmu UGM (2001: 79-83), tokoh yang menjadi pioner pada masa ini adalah Rene
Dekrates, Isaac Newton, Charles Darwin, dan J.J. Thompson. Keterangan lebih lengkap sebagai
berikut:
1) Isaac Newton (1643 M – 1727 M)
Adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiwan, dan
teolog. Bahka ia dikatakan sebagai bapak ilmu fisika klasik. Karya bukunya Philosophiæ
Naturalis Principia Mathematica yang diterbitkan pada tahun 1687. Buku ini meletakkan dasar-
dasar mekanika klasik (menjabarkan hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi
pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad). Karyanya ini pada akhirnya
menyirnakan keraguan para ilmuwan akan heliosentrisme dan memajukan revolusi ilmiah.
2) René Descartes (1596 M – 1650 M)
Ia juga dikenal sebagai Renatus Cartesius. Ia adalah seorang filsuf dan matematikawan
Perancis. Karyanya yang terpenting ialah Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de
prima Philosophia (1641). Descartes, kadang dipanggil “Penemu Filsafat Modern” dan “Bapak
Matematika Modern”. Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena
pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa
seseorang bisa berpikir.
3) Charles Robert Darwin (1809 M – 1882 M)
Adalah seorang naturalis Inggris yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi
teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan
mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teori ini kini dianggap sebagai komponen
integral dari biologi (ilmu hayat). Perjalanan lautnya ke seluruh dunia selama lima tahun di atas
kapal HMS Beagle tulisan-tulisannya yang berikutnya menjadikannya seorang geologis
terkemuka dan penulis yang terkenal.
4) Joseph John Thomson (1856 M –1940 M)
Adalah seorang ilmuwan yang penelitiannya membuahkan penemuan elektron. Thomson
mengetahui bahwa gas mampu menghantar listrik. Ia menjadi perintis ilmu fisika nuklir. Struktur
atom yang menjadi fokus Thomson ditulis dalam bukunya yang berjudul Treatise on the Motion
of Vortex Rings, Application of Dynamics to Physics and Chemistry, Notes on Recent
Researches in Electricity and Magnetism, Properties of Matter , Elements of the Mathematical
Theory of Electricity and Magnetism, Discharge of Electricity through Gases, The Structure of
Light, The Corpuscular Theory of Matter, Rays of Positive Electricity, The Electron in
Chemistry dan Conduction of Electricity through Gases. Dia juga menemukan sebuah metode
untuk memisahkan jenis atom-atom dan molekul-molekul yang berbeda, dengan menggunakan
sinar positif.
6. Zaman Kontemporer
Zaman ini bermula dari abad 20 M dan masih berlangsung hingga saat ini. Zaman ini
ditandai dengan adanya teknologi-teknologi canggih, dan spesialisasi ilmu-ilmu yang semakin
tajam dan mendalam. Pada zaman ini bidang fisika menempati kedudukan paling tinggi dan
banyak dibicarakan oleh para filsuf. Hal ini disebabkan karena fisika dipandang sebagai dasar
ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamental yang
membentuk alam semesta.
Sebagian besar aplikasi ilmu dan teknologi di abad 21 merupakan hasil penemuan
mutakhir di abad 20. Pada zaman ini, ilmuwan yang menonjol dan banyak dibicarakan adalah
fisikawan. Bidang fisika menjadi titik pusat perkembangan ilmu pada masa ini. Menurut Tim
Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001: 83), fisikawan yang paling terkenal pada abad ke-20 adalah
Albert Einstein. Ia lahir pada tanggal 14 Maret 1879 dan meninggal pada tanggal 18 April 1955
(umur 76 tahun). Alberth Einstein adalah seorang ilmuwan fisika. Dia mengemukakan teori
relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika
statistik, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921
untuk penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan “pengabdiannya bagi Fisika Teoretis”.
Karyanya yang lain berupa gerak Brownian, efek fotolistrik, dan rumus Einstein yang paling
dikenal adalah E=mc². Di artikel pertamanya di tahun 1905 bernama “On the Motion-Required
by the Molecular Kinetic Theory of Heat-of Small Particles Suspended in a Stationary Liquid“,
mencakup penelitian tentang gerakan Brownian. Menggunakan teori kinetik cairan yang pada
saat itu kontroversial, dia menetapkan bahwa fenomena, yang masih kurang penjelasan yang
memuaskan setelah beberapa dekade setelah ia pertama kali diamati, memberikan bukti empirik
(atas dasar pengamatan dan eksperimen) kenyataan pada atom. Dan juga meminjamkan
keyakinan pada mekanika statistika, yang pada saat itu juga kontroversial.
5. Keperawatan Sebagai Ilmu
Keperawatan sebagai ilmu memiliki objek formal dan materia, sebagai objek formal,
keperawatan memilki cara pandang pada respon manusia terhadap masalah kesehatan dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya, kemudian bantuan pada manusia diberikan pada individu,
kelompok atau masyarakat yang tidak mampu berfungsi secara sempurna dalam masalah
kesehatan dan proses penyembuhan, dimana ilmu keperawatan sangat memperhatikan masalah-
masalah keperawatan yang dilakukan dengan mencari kebenaran secara ilmiah.
Sebagai objek materia, keperawatan memiliki bahasan yang disusun secara sistematis dan
menggunakan metode ilmiah dimana asuhan keperawatan pada manusia ditujukkan kepada
bagian yang tidak dapat berfungsi secara sempurna yang berkaitan dengan kondisi kesehatan itu
sendiri dan manusia sebagai makhluk yang utuh dan unik. Keperawatan dikatakan sebuah ilmu
karena keperawatan memiliki landasan ilmu pengetahuan yang ilmiah yaitu scientific nursing
karena ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan selalu berkembang.
6. Perkembangan ilmu keperawatan
Ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut tuntutan zaman. Sebagai ilmu yang
mulai berkembang ilmu keperawatan banyak mendapatkan tekanan yang berpengaruh
pada perkembangan ilmu keperawatan.
Contohnya:
• Adanya tuntutan kebutuhan masyarakat dan industrikesehatan.
• Tekana dari dalam yaitu masalh keperawatan yang secaraterus menerus ada.
• Selalu memerlukan jawaban.
Ilmu keperawatan berkembang dengan adanya kelompok cabang ilmu keperawatan sebagai
berikut :
1. Ilmu keperawatan dasar
• Konsep dasar keperawatan
• Keperawatan professional
• Komunikasi keperawatan
• Kepemimpinan dan manajemen keperawatan
• Kebutuhan dasra manusia
• Pendidikan keperawatan
• Pengantar riset keperawatan
• Dokumen keperawatan
2. Ilmu keperawatan klinik
• Keperawatan anak
• Keperawatan maternitas
• Keperawatan medikal bedah
• Keperawatan jiwa
• Keperawatan gawat darurat
3. Ilmu keperawatan komunitas
 Keperawatan komunitas
 Keperawatan keluarga
 Keperawatan gerontik
4. Ilmu penujang
 Ilmu humaniora
 Ilmu alam dasar
 Ilmu perilaku
 Ilmu social
 Ilmu biomedik
 Ilmu kesehatan keperawatan
 Ilmu kedokteran klinik
Upaya yang dilakukan untuk mencapai tingkat perkembangan yang diinginkan maka upaya yang
dapat dilakukan adalah :
Menurut Prof Marifin Husin.
1. dengan menghasilkan masalah baru dalam keperawatanproses berkelanjutan.
2. adanya riset dan pengembangan ilmu keperawatansehingga diharapkan perawat
dapat melakukanpenelitihan.
adanya pusat penelitihan dan adaptasi teknologikeperawatan dan pengembangan model
asuhankeperawatan
7. Definisi Teori
A. Teori Secara Umum
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang saling berhubungan yang
menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan
antarvariabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
B. Teori Menurut Para Ahli
1) Teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan
bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi – JONATHAN H. TURNER.
2) Teori adalah seperangkat ide, konstruk atau variabel, definisi, dan proposisi yang
memberikan gambaran suatu fenomena atau peristiwa secara sistematik dengan cara
menentukan hubungan antar-variabel – Creswell
3) Teori merupakan sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep
tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena – LITTLE JOHN &
KAREN FOSS
4) Teori adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya yang mengandung
suatu pandangan sistematis dari suatu fenomena – KERLINGER
5) Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa
atau kejadian – NAZIR
6) Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena
dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena
alamiah – John W Creswell
7) Teori adalah suatu pernyataan yang isinya menyebabkan atau mengkarakteristikkan
beberapa fenomena – STEVENS
8) Teori adalah suatu deskripsi fenomena tertentu, suatu penjelasan tentang hubungan antar
fenomena atau ramalan tentang sebab akibat satu fenomena pada fenomena yang lain –
FAWCETT
9) Teori terdiri dari generalisasi yang dimaksudkan untuk menjelaskan dan memprediksi
sebuah fenomena – TRAVERS
10) Teori merupakan suatu kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variable yang berkaitan
satu sama lain secara sistematis dan telah digeneralisasikan , sehingga dapat menjelaskan
dan memprediksi suatu fenomena (fakta-fakta) tertentu – EMORY – COOPER
11) Teori adalah hipotesis (dugaan sementara) yang belum terbukti atau spekulasi tentang
kenyataan yang belum diketahui secara pasti – CALVIN S. HALL & GARDNER
LINZEY
12) Teori adalah sekumpulan konsep yang ketika dijelaskan memiliki hubungan dan dapat
diamati dalam dunia nyata – KING
13) Teori adalah seperangkat asumsi dan kesimpulan logis yang mengaitkan seperangkat
variabel satu sama lain. Teori akan menghasilkan ramalan-ramalan yang dapat
dibandingkan dengan pola-pola yang diamati- MANNING
14) Teori adalah jaringan untuk menangkap apa yang kita sebut sebagai “dunia”. Teori
membantu kita memahami kenyataan – Karl Popper
15) Teori adalah proses pengembangan ide-ide yang akan membantu kita menjelaskan
bagaimana dan mengapa sebuah kejadian dapat terjadi – Jonathan H. Turner
16) Teori adalah proses sistematik dalam merumuskan dan mengorganisasi ide menjadi
sebuah fenomena tertentu yang dapat dipahami – William Doherty
17) A theory is a systematic set of generalized statements about a particular segment of
reality – Mike Bal (1985).
18) A theory is a group of logically organized laws or relationships that constitute
explainnation in a discipline – Heinan (1985).
19) Theory is a simply an idea about why people are the way they are and act the way they
act– Davis (2000)
8. Teori Keperawatan
1. Tujuan Teori Dan Model Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan
pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya :
Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau
bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.
Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai
pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan dasar dalam
penyelesaian berbagai masalah keperawatan.
Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dengan
memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala bentuk dan
tindakan dapat dipertimbangkan.
Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan
sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan
berkembang.
2. Karakteristik Teori Dan Model Keperawatan
Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik dasar teori
keperawatan :
Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang
spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-
sakit, konsep lingkungan dan keperawatan.
Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan
atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis
Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat digunakan
pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi
praktek keperawatan.
Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang
dilakukan melalui penelitian.
Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek
keperawatan.
3. Macam-Macam Model Teori Menurut Beberapa Ahli Keperawatan
A. Model Konsep dan Teori Keperawatan Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan
yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam
menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam
perawatan orang sakit yang dikenal teori lingkungannya.
Model konsep Florence Nigtingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus
asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep
ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian
asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih di orientasikan pada yang adequate, dengan
dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori
tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa
tergantung dengan profesi lain.
B. Model Konsep dan Teori Keperawatan Marta E. Rogers
Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E. Rogers dikenal dengan nama
konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan teori ini, Martha berasumsi
bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, yang memiliki sifat dan karakter yang
berbeda-beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia selalu berinteraksi
dengan lingkungan yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, serta dalam proses kehidupan
manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan
karakteristik dan keunikan tersendiri.
Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu
keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang
utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari :
a. Integritas : Individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan
dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
b. Resonansi : Proses kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung dengan
berirama dengan frekuensi yang bervariasi.
c. Helicy : terjadinya proses interaksi antara manusia dengan lingkungan akan terjadi
perubahan baik perlahan-lahan maupun berlangsung dengan cepat.
C. Model Konsep dan Teori Keperawatan Myra Levine
Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang
saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Dan intervensi keperawatan adalah
suatu aktivitas konservasi dan konservasi energi adalah bagian yang menjadi pertimbangan.
Kemudian sehat menurut Levine itu dilihat dari sudut pandang konservasi energi, sedangkan
dalam keperawatan terdapat empat konservasi di antaranya energi klien, struktur integritas,
integritas personal dan integritas social, sehingga pendekatan asuhan keperawatan ditunjukkan
pada pengguanaan sumber-sumber kekuatan klien secara optimal.
D. Virginia Henderson (Teori Henderson)
Virginia henderson memperkenalkan defenition of nursing (defenisi keperawatan).
Defenisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya.Ia
menyatakan bahwa defenisi keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis.
Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah defenisi keperawatan yang ditinjau dari sisi
fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu individu, baik dalam keadaan
sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung
kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat
dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau
pengetahuan untk itu. Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model
keperawatan yang dikenal dengan “The Activities of Living”.Model tersebut menjelaskan bahwa
tugas perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin.
Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter.Akan tetapi perawat
tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.
Konsep Utama Teori Henderson
Konsep utama teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih
kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian.
Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan
komponen penanganan perawatan. Keempat belas kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Bernapas secara normal
2) Makan dan minum dengan cukup
3) Membuang kotoran tubuh
4) Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan
5) Tidur dan istirahat
6) Memilih pakaian yang sesuai
7) Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah
lingkungan
8) Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen
9) Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai
10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam menungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau
pendapat
11) Beribadah sesuai dengan keyakinan
12) Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi
13) Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi
14) Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.

Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan
satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu
kesatuan (unit). Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat
dengan klien. Menurut henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai
dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1. Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien
2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien
3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti di dalam memenuhi
kebutuhan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemampuan pasien yang berkurang.Di
sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”.Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada
fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong untuk menolong atau membantu pasien
mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirin ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun
manusia yang tidak bergantung pada orang lain.
Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan
kesehatan pasien.Sebagai mitra, perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana
perawatan bagi pasien.Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi
patologis dan faktor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya,
serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat
tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi
yang membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan
lainnya.
E. Imogene King (Teori King)
King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan
sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King
mengemukakan dalam model konsep interaksi.
Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi
adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling berhubungan satu
dengan yang lain.
Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana didalamnya terdapat
persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan
lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan
pasien serta hubungan social yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien
dalam menegakkan system social, sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut,
maka King memandang manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap
situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas
dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai
makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang
lain.
Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu:
1. Informasi kesehatan
2. Pencegah penyakit
3. Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit
F. Dorothe E. Orem (Teori Orem)
Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperewatan mandiri serta mengatur dalam
kebutuhannya. Dalam konsep keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care
diantaranya :
1. Perawatan Diri Sendiri (self care)
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi : pertama, self care
itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu
itun sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, keshatan serta kesejahteraan
Kedua, self care agency, merupakan suatu kemampuan inidividu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan
dan lain-lain.

Ketiga, adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan
tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatn diri sendiri dengan
menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat ; keempat, kebutuhan self care
merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang
bersifat universal dan berhubungan dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya
mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari
(ADL) dengan mengelompokkan kedalamkebutuhan dasar manusianya.
2. Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala perencanaan
kepereawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang dapat diterapkan pada anak yang
belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan
kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas
maupun kuantitas.
3. Teori Sistem Keperawatan
Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri
pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang mengemukakan
tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri,kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam
melakukan perawatan mandiri.
G. Jean Watson (Teori Watson)
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsure teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal
(kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan
kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan
aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi)
yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan
interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Teori human caring
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human science
and humancare”. Watson percaya bahwa focus utama dalam keperawatan adalah pada carative
factor yang bermula dari perspektif himanistik yang dikombinasikan dengan dasar poengetahuan
ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistic dan system nilai
serta seni yang kuat.Filosofi humanistic dan system nilai ini member fondasi yang kokoh bagi
ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat menbgembangkan vidsi
mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis.Pengembangan keterampilan
berpikir kritis.Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan
keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.
Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson
Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatterlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan kepuasan pada
kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan individu
dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana mereka
sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih kegiatan yang
tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
H. Sister Calista Roy (Teori Roy)
Model Adaptasi Roy
ROY berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model adaptasi keperawatan, yakni
keperawatan, tenaga kesehatan, lingkungan, dan sehat.
1. Elemen keperawatan
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan dalam melaksanakan
praktik keperawatan (Roy, 1983).
Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan praktik
berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap kesehatan sehingga
sikap yang muncul semakin positif.
Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang utuh untuk
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan berespons terhadap stimulus
internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan individu tidak dapat menggunakan
“koping” secara efektif maka individu tersebut memerlukan perawatan.
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu dengan lingkungan, sehingga
adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.Komponen-komponen adaptasi mencakup
fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan.
2. Elemen manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit yang saling
berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan balik (Roy, 1986).
Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan adaptasi secara spesifik.
Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator dan regulator (pengaturan) untuk
mempertahankan adaptasi.
Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi fisologis, konsep diri,
fungsi peran dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan.
Pada model adaptasi keperawatan, manusia dilihat dari sistem kehidupan yang terbuka, adaptif,
melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan lingkungan.
Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari lingkungan eksternal dan internal.
Proses kontrol manusia adalah mekanisme koping yakni sistem regulator dan kognator. Keluaran
dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau respons tidak efektif.
3. Elemen lingkungan
Lingkungan didefenisikan sebagai semua kondisi, keadaan, dan faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.
4. Elemen sehat
Kesehatan didefenisikan sebagai keadaan yang muncul atau proses yang terjadi pada
mahluk hidup dan terintegrasi dalam individu seutuhnya (Roy, 1984).
Proses adaptasi
Proses adaptasi melibatkan seluruh fungsi secara holistik, mencakup semua interaksi individu
dengan lingkungannya dan dibagi menjadi dua proses, seperti yang berikut.
1. Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Perubahan ini
merupakan stresor atau stimulus fokal. Apabila stresor atau stimulus tersebut mendapat
dukungan dari faktor-faktor konseptual dan resitual maka akanmuncul interaksi yang biasa
disebut stres. Dengan demikian adaptasi sangat diperlukan untuk mengatasi stres.
2. Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan respons adaptif atau tidak
efektif. Hasil dari proses adaptasi adalah suatu kondisi yang dapat meningkatkan pencapaian
tujuan individu mencakup kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi, dan integritas.

Anda mungkin juga menyukai