Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN PEMBAHASAN

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KATA SERAPAN

B. KATA SERAPAN DALAM BAHASA INDONESIA

C. CONTOH UNSUR SERAPAN

D. MACAM DAN SUMBER BENTUK SERAPAN

E. KAIDAH TANDA BACA

F. DAMPAK DARI PENGGUNAAN KATA-KATA SERAPAN

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia diantaranya meliputi
ejaan, kaidah penggunaaan dan penulisan huruf, penggunaan tanda baca, penulisan kata,
penulisan unsur serapan, serta pelafalan huruf. Ejaan yang berlaku di Indonesia sekarang
dinamakan Ejaan Yang Disempurnaan (EYD), yang selama ini penggunaannya sering
tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku. Pemahaman tentang ejaan sangat penting
karena dibuatnya kaidah dalam berbahasa Indonesia tentunya untuk memberi batasan
oenggunaan bahasa.
Pada masa perkuliahan sangat sering melakukan pembuatan karya tulis baik itu
makalah, laporan-laporan, proposal, skripsi maupun thesis, yang membutuhkan
kemampuan penulisan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia. Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan, khususnya berbagai persoalan
yang akan dibahas dalam makalah ini. Hal-hal yang dimaksud adalah pemakaian huruf
dan penulisan kata pada bahasa Indonesia yang sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud unsur serapan ?
2. Apakah bentuk-bentuk unsur serapan ?
3. Bagaimana penggunaan tanda baca dan kaidah tanda baca ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui cara penulisan unsur serapan yang baik
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari unsur serapan
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui penggunaan tanda baca dan kaidah tanda baca
untuk diterapkan dalam pembuatan makalah, laporan, karya
ilmiah dan lain-lain
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kata Serapan

Kata serapan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah, lalu
digunakan dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa asing yang dinamis,
yang selalu berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
pemakai dan penuturnya. Salah satu akibat dari sifat dinamis tersebut adalah masuknya berbagai
unsur kebahasaan dari bahasa asing, baik yang berupa afiks (imbuhan, awalan, akhiran) maupun
berupa kata. Inilah yang kemudian dikenal dengan unsur serapan. Dalam perkembangannya
bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa lain, seperti bahasa daerah atau bahasa
asing. Sudah banyak kosa kata dari bahasa asing dan daerah yang digunakan dalam bahasa
Indonesia. Terlebih dahulu kata-kata itu disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa
Indonesia, baik itu hal pengucapan maupun penulisannya. Kata-kata yang seperti itulah yang
dinamakan dengan kata-kata serapan. Mereka berpendapat bahwa menggunakan kata – kata
serapan adalah suatu hal yang dapat menjadikan mereka dianggap sebagai orang yang terpelajar,
gaul, modern dan lain-lain. Padahal, di sisi lain penggunaan kata serapan tidak hanya
menimbulkan dampak positif, namun juga akan menimbulkan dampak negatif yang tidak
disadari oleh masyarakat.

B. Kata Serapan Dalam Bahasa Indonesia


  Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa lain,
seperti bahaa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa kata dari bahasa asing dan daerah
yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu kata-kata itu disesuaikan dengan
kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik itu dalam hal pengucapan maupun
penulisannya. Kata-kata seperti itulah yang dinamakan dengan Kata-Kata Serapan. Bahasa
Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap
kata-kata dari bahasa lainnya. Proses penyerapan dapat dipertimbangkan jika satu diantara
syarat di bawah ini terpenuhi, yaitu:

a. Istilah serapan yang di serap cocok konotasinya


b. Istilah yang dipilih lebih singkat di bandingkan dengan terjemahan Indonesianya
c. Istilah yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia
terlalu banyak sinonimnya
Cara Masuknya Unsur Serapan Kedalam Bahasa Indonesia:

1. Cara Adopsi
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara 
keseluruhan.
2. Cara Adaptasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan
atau penulisannya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia.      
Contoh:         
Pluralization>Pluralisasi   
Acceptability > Akseptabilitas 
 
3. Penerjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing
itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia        
Contohnya:  
Overlap> tumpang tindih    
Try out > uji coba   

4. Kreasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam bahasa
Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan.
Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan.    
Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam dua atau tiga kata,
sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu kata saja.           
Contoh:         
Effective > berhasil guna    
Spare parts > suku cadang  

Cara menulis tidak menjadi pertimbangan penyesuaian  kata serapan . Umumnya kata
serapan disesuaikan pada lafalnya saja. Meski kontak budaya dengan penutur bahasa – bahasa itu
berkesan silih berganti, proses penyerapan itu ada kalanya pada kurun waktu yang tmpang tindih
sehingga orang-orang dapat mengenali suatu kata serapan berasal dari bahasa yang mereka kenal
saja.
 Satu hal lagi, bahasa Indonesia memang termasuk luwes dalam menerima dan menyerap
unsur dari berbagai bahasa lain. Namun keluwesan ini hendaknya tidak membuat
kita serampangan dalam membentuk istilah baru dan mengabaikan khazanah bahasa kita.
C. Contoh Unsur Serapan

Kata Kata
Kata Asal Kata Asal
Serapan Serapan
NO NO
Bahas
Asing Baku Asing Baku Bahasa
a
Beland
1 Actor Aktor Inggris 11 Absent Absen a
Beland
2 Allergy Alergi Inggris 12 Accu Aki a
Beland
3 Access Akses Inggris 13 Agent Agen a
Beland
4 Acting Akting Inggris 14 Album Album a
Beland
5 Ballpoint Bolpen Inggris 15 Altaar Altar a
Beland
6 Check Cek Inggris 16 Bak Bak a
Beland
7 Detail Detil Inggris 17 Barak Barak a
Beland
8 Dilemma Dilema Inggris 18 Balsem Balsem a
Beland
9 Disco Disko Inggris 19 Bandiet Bandit a
Beland
10 Dose Dosis Inggris 20 Batterij Batere a
Di samping pegangan untuk penulisan unsur serapan tersebut di atas, berikut ini
didaftarkan juga akhiran-akhiran asing serta penyesuaiannya dalam bahasa Indonesia. Akhiran
itu diserap bagian kata yang utuh. Kata seperti standarditasi, efektif, dan implementasi diserap
secara utuh di samping kata standar,efek,dan implement. 
      
1. aat (Belanda) menjadi –at:
Advokaat >  advokat
plaat > pelat

2. age menjadi –ase:


Percentage > persentase
Etalage > etalase

3. al, -eel (Belanda), -aal (Belanda) menjadi –al:


structural, structureel > structural
formal, formeel > formal

4. ant menjadi –an:


Accountant  > akuntan
Informant > forman
5. archy, -archie (Belanda) menjadi arki:
anarchy, anarchie > anarki
oligarchy, oligarchie > oligarki

6. ary, air (Belanda) menjadi –er:


complementary, complementair > komplementer
primary, primair > primer    
7. (a)tion, -(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si:
action, actie > aksi
publication, publicatie > publikasi
Tidak ada dua bahasa yang sama persis apalagi bahasa yang berlainan rumpun. Dalam
proses penyerapan dari bahasa pemberi pengaruh kepada bahasa penerima pengaruh akan terjadi
perubahan-perubahan. Ada proses penyerapan yang terjadi secara utuh, ada proses penyerapan
yang terjadi dengan beberapa penyesuaian itu akan terjadi, pergeseran baik dalam ucapan
maupun  ejaan antar bahasa pemberi dan penerima pengaruh maupun pergeseran
sistematis.Bunyi bahasa dan kosakata pada umumnya merupakan unsur bahasa yang bersifat
terbuka, dengan sendirinya dalam kontak bahasa akan terjadi saling pengaruh, saling meminjam
atau menyerap unsur asing. Peminjaman ini dilatar belakangi oleh berbagai hal antara lain
kebutuhan, pretise, kurang paham terhadap bahasa sendiri atau berbagai latar belakang yang
lain.Sebuah huruf tertentu akan berubah menjadi huruf lainnya begitu kosakata asing itu kita
serap menjadi kosakata Indonesia, sebagian lainnya tidak berubah.

Contoh : jika ‘ (ain arab) diikuti dengan (a)  menjadi (‘a). dalam kaidah bahasa Indonesia diserap
menjadi (a) saja. Seperti kata (manfa’ah) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya
menjadi (manfaat). (‘asr) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (asar).
(sa’ah) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata kata serapannya menjadi (saat).
           
Proses penyerapan itu dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat di bawah ini terpenuhi,
yaitu:
1) Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya
2) Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya
3) Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
Indonesia terlalu banyak sinonimnya

Secara umum kata serapan itu masuk ke dalam bahasa Indonesia dengan empat cara, yaitu :

1. Adopsi, terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu
secara keseluruhan, contoh : supermarket, plazza, mall.
2. Adaptasi, terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu,
sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia, contoh :
pluralization – pluralisasi, acceptabilitu – akseptabilitas.
3. Penerjemahan, terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam
bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam bahasa Indonesia,
contoh : overlap :tumpang tindih, try out :uji coba, psychologist – ahli psikolog.
4. Kreasi, terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam
bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki
perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan.
Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam dua atau tiga kata,
sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu kata saja.

       
D. Macam-macam Unsur Serapan dan Bentuknya

 Macam-macam unsur serapan

Ada beberapa bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, diantaranya adalah
bahasa inggris, bahasa belanda, bahasa arab, dan bahasa jawa kuno.

1) Bahasa Inggris
Karena bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan oleh
seluruh bangsa di dunia untuk berkomunikasi, bahasa ini dapat dengan mudah masuk dan
diterima oleh pemakai bahasa Indonesia. Di bawah ini adalah contoh kata-kata bahasa
Inggris yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia.

Application = Aplikasi
Actor = Aktor
Aquarium = Akuarium
Allergy = Alergi
Account = Akun
Aerobic = Aerobik
Ballpoint = Bolpen
Bomb = Bom
Bus = Bis
Boss = Bos
Balloon = Balon
Book = Buku
Calculator = Kalkulator
Cartoon = kartun
Cellular = Seluler
Coin = Koin
Coffee = Kopi

2) Bahasa Belanda

Belanda telah menjajah Indonesia selama tiga ratus lima puluh tahun. Lamanya
bangsa Belanda menduduki Indonesia memungkinkan bahasa Belanda terserap ke dalam
bahasa Indonesia dan secara tidak sadar kita telah mengambil dan menggunakan kata-
kata dari bahasa Belanda tersebut. Bahasa Belanda merupakan bahasa yang paling
banyak terserap ke dalam bahasa Indonesia. Berikut ini adalah contoh kata serapan yang
diambil dari bahasa Belanda.

Akur = Akkoord
Acclamatie = Aklamasi
Akte = Akte
Atleet = Atlet
Berichten = Berita
Bombarderen = Bombardir
Boetiek = Butik

3) Bahasa Jawa Kuno


Bahasa Indonesia juga menyerap kata-kata Jawa kuno atau bahasa Sansekerta
dikarenakan kebudayaan jawa merupakan pusat perkembangan kebudayaan di Indonesia
pada zaman dahulu . Penyerapan ini juga akibat masih lekatnya orang-orang jawa dengan
bahasa mereka sehingga mereka tetap menggunakan bahasanya walaupun zaman telah
berekembang. Oleh karena seringnya penggunaan bahasa Jawa, bahasa ini menjadi
umum dimasyarakat dan secara tak sadar digunakan secara luas. Berikut ini adalah
contoh-contoh kata serapan dari bahasa jawa kuno.

Cuba = Coba
Cahya = Cahaya
Dhenger = Denger
Garem = Garam
Duraka = Durhaka
Phala = Pahala
Bhasa = Bahasa
Ajian = mantra
Angkara = Murka
Aniaya = Menyiksa
Diwasa = Dewasa

4) Bahasa Arab
Ada dua faktor yang menjadi penyebab diserapnya bahasa arab ke dalam bahasa
Indonesia, yaitu bangsa arab sering melakukan perdagangan di Indonesia dan berinteraksi
dengan penduduk pribumi dan Arab adalah Negara tempat berasalnya agama mayoritas
di Indonesia. Berikut ini adalah contoh-contoh kata serapan dari bahasa Arab.

Abad = Abad
Abadi = Abadi
Bakhil/Baligh = Baligh
Halal = Halal
Haram = Haram
Ilmu = Ilmu
Lafazh = Lafal
Zhalim = Lalim
Maqalatun = Makalah
Rizqi = Rezeki
Zakarotil = Sekarat
Almanak = Almanak
Awal = Awal
Akhir = Akhir

5) Bahasa-Bahasa Lain

Bahasa lain adalah bahasa-bahasa yang terserap ke dalam bahasa Indonesia


dengan porsi yang sedikit dibandingkan dengan bahasa-bahasa di atas. Bahasa-bahasa
tersebut merupakan bahasa China, Portugis, Tamil, Parsi.
Contoh:
Bakiak = Bakiak (Bahasa China)
Cincau = Cincau (Bahasa China)
Encang = Paman (Bahasa China)
Encing = tante (Bahasa China)
Armada = Armada (Bahasa Portugis)
Algoz = Algojo (Bahasa Portugis)
Banco = Bangku (Bahasa Portugis)
Bolo = Bolu (Bahasa Portugis)
Petti = Peti (Bahasa Tamil)
Ulogam = Logam (Bahasa Tamil)
Kadai = Kedai (Bahasa Tamil)
Acar = Acar (Bahasa Parsi)
Anggur = Anggur (Bahasa Parsi)
Istana = Istana (Bahasa Parsi)

 Bentuk Unsur Serapan


1. Penyerapan secara Alamiah
Kata-kata asing yang diserap ke dalam BI yang lazim dieja dan dilafalkan dalam BI
tidak mengalami perubahan. Penyerapan ini dikategorikan sebagai penyerapan secara
alamiah.
Contoh :
abjad, mode, badan, potret, ilham, sirsak, dan hikayat
2. Penyerapan seperti Bentuk Asal
Unsur asing yang belum sepenuhnya diserap ke dalam BI dapat dipakai dengan jalan
mempertahankan lafal bahasa asalnya (asing). Jadi, pengucapan kata tersebut masih
mengikuti cara asing. Penyerapan seperti ini tidak banyak ditemukan dalam BI,
Contoh :
outside, cum laude, bridge, premix, dan reshuffle.
3. Penyerapan dengan Terjemahan
Penerjemahan dilakukan dengan cara memilih kata-kata asing tertentu kemudian
diterjemahkan ke dalam BI. Terjemahannya dapat berupa satu kata asing dipadankan
dengan satu kata atau lebih dalam BI.
Contoh :
Spare part = Suku cadang
Try out = Uji coba
Overlap = Tumpang tindih
Shuttle ship = Pesawat ulang-alik
4. Penyerapan dengan Perubahan
Unsur-unsur asing yang diserao kedalam Bahasa Indonesia ada yang penulisannya
dan pelafalannya disesuaikan dengan sistem ejaan dan lafal bahasa indonesia. Dalam
penyerapan bahasa ini, perlu disesuaikan agar ejaan dan lafal asing (asal) hanya
diubah seperlunya sehingga bentuk indonesianya masih dapat dibandingkan dengan
bentuk asalnya. Dalam buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,
penyerapan dengan perubahan seperti ini diatur dalam sejumlah kaidah-kaidah yang
dimaksud adalah kaidah gabungan vokal, kaidah gabugan konsonan vokal berupa
akhiran.
Berikut ini kaidah-kaidah yang berlaku dalam unsur serapan.
a.
Gabungan
Cara Baca Contoh
Vokal
/aa/ Dibaca /a/ Octaaf = Oktaf
Dibaca /ae/ jika tidak bervariasi dengan /e/ Aerob = Aerob
/ae/
Dibaca /e/ jika bervariasi Haematitie = Hematitie
/ai/ Dibaca /ai/ Trailer = Trailer
Dibaca /au/ Autotoph = Autotrof
/au/
Dibaca /o/ Autonomy = Otonomi
/ea/ Dibaca /ea/ Idealist = Idealis
/ee/ Dibaca /e/ Systeem = Sistem
/ei/ Dibaca /ei/ Eidetic = Eidetik
/eo/ Dibaca /eo/ Stereo = Stereo
/eu/ Dibaca /eu/ Neutron = Neutron
Dibaca /i/ jika lafalnya menjadi /i/ Antiek = Antik
/ie/
Dibaca /ie/ jika lafalnya bukan /i/ Patien = Pasien
/oe/ atau /oi/ Dibaca /e/ Oenology = Enologi

Dibaca /o/ Komfoor = Kompor


/oo/ Dibaca /u/ Cartoon = Kartun
Dibaca /oo/ Coordination = Koordinasi

Dibaca /au/ Out = Aut


/ou/
Dibaca /u/ Contour = Kontur
/ua/ Dibaca /ua/ Aquarium = Akuarium
/ue/ Dibaca /ue/ Duet = Duet
/ui/ Dibaca /ui/ Conduit = Konduite
/uo Dibaca /uo/ Quota =Kuota
/uu/ Dibaca /u/ Vacuum = Vakum
Gabungan Vokal
Gabungan vokal yang dibicarakan disini adalah gabungan vocal aa, ae, ai, au, eu, ee, ei, eo, eu,
ie, oe, oo, ou, ua, ue, ui, uo, dan uu. Berikut penjelasan pada table dibawah ini.

b. Gabungan Konsonan

Gabungan konsonan yang dibahas dalam unsur serapan ini adalah gabungan konsonan yang
berasal dari bahasa asing yang diserap dan disesuaikan dengan kaidah bahasa indonesia yaitu
gabungan konsonan /cc/, /cch/, /ch/, /gh/, /kh/, /ng/, /ph/, /ps/, /pt/, /ph/, dan /sc/
Berikut penjelasan pada table dibawah ini.

Gabungan
Cara Baca Contoh
Konsonan
Dibaca /k/ jika dimuka /o/ dan /u/ Acclamation = Aklamasi
/cc/
Dibaca /ks/ jika dimuka /e/ dan /i/ Vaccine = Vaksin
/cch/ di muka /a/, /o/, dan konsonan menjadi /k/ Cholera = Kolera
Jika lafalnya /s/ atau /sy/ menjadi /s/ Machine = Mesin
/ch/
Jika lafalnya /c/ menjadi /c/ Voucher = Vocer
/ph/ Dibaca /f/ Physiology = fisiologi
/ps/ Dibaca /ps/ Psychic = Psikis
/rh/ Dibaca /r/ Rhetoric = Retorika
di muka /a/, /o/, /u/, dan konsonan Scotopia = Skotopia
/sc/ menjadi /sk/
di muka /e/, /i/, dan /y/ menjadi /s/ Science = Sains
/sch/ di muka vokal menjadi /sk/ Schema = Skema
/th/ Dibaca /t/ Theocracy = Teokrasi
Konsonan
Dibaca tunggal Efficient = Efisien
ganda
c. Konsonan Tunggal
Konsonan tunggal dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa indonesia diatur dan
disesuaikan dengan kaidah bahasa indonesia. konsonan yang dimaksud adalah /c/, /f/, /q/, /t/,
/v/, /x/, /y/, /z/. penjelasan kaidanya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Konsonan
Cara Baca Contoh
Tunggal
Dibaca /k/ jika dimuka /a/, /u/, /o/ Calomel = Kalomel
/c/
Dibaca /s/ jika dimuka /e/, /i/, /o/, dan /y/  Central = Sentral
/f/ Dibaca /f/ Fanatic = Fanatik
/q/ Dibaca /k/ Equator = Ekuator
/t/ Dibaca /s/ jika dimuka /i/  Ratio = Rasio
/v/ Dibaca /v/ Vitamin = Vitamin
Dibaca /x/ jika diawal kata Xenon = Xenon
/x/
Dibaca /ks/ jika pada posisi lain Taxi = Taksi
/y/ Dibaca /i/ jika lafalnya /i/ Propyl = Propil
/z/ Dibaca /z/ Zodiac = Zodiak

5. Penyerapan Akhiran Asing


Penyerapan akhiran asing juga disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang ada
dalam bahasa indonesia. Ketentuan itu telah diatur dalam kaidah ejaan yang
disempurnakan. Akhiran asing itu ada yang diserap sebagai bagian kata yang utuh.
Seperti kata standarisasi di samping kata standar, kata implementasi di samping kata
impleme, kata objektit disamping kata objek. Akhiran-akhiran itu antara lain akhiran
–is, -isme, -al, -ik, dan –ika, -wan, -wati, -look, -tas, dan –ur.
6. Pengimbuhan Unsur Serapan
Unsur serapan yang sudah disempurnakan sesuai kaidah bahasa Indonesia dapat
diberikan imbuhan (afiks) bahasa Indonesia.
Contoh :
Baca membaca
Opname diopname
Sukses menyukseskan
Kritik mengkritik

 Penggunaan Tanda Baca


Bahasa tulisan merupakan bahasa lisan. Bahasa lisan, lebih lengkap jika
dibandingkan dengan bahasa tulisan karena bahasa lisan masih dapat menghadirkan alat-
alat bantu untuk membantu kelancaran komunikasi. Alat bantu yang dimaksud adalah
gerak tangan, mimik, tekanan susara atau alat bantu yang lain . namun, bahasa tulisan
juga dapat menggunakan alat-alat bantu berupa tanda-tanda baca. Tanda-tanda baca itu
sangat berarti dalam bahasa tulisan.
Penggunaan tanda baca yang tepat penting diperhatikan dalam penulisan karya
ilmiah. Banyak pengguna bahasa kurang mengindahkan kaidah tanda baca sehingga
tulisan yang disusunnya tidak mencapai sasaran. Adanya penggunaan tanda baca yang
tepat dapat membantu pembaca memahami tulisan dengan cepat. Sebaliknya, tidak
adanya tanda baca atau tidak tepatnya penggunaan tanda-tanda baca dapat menyulitkan
pembaca dapat memahami suatu tulisan atau dapat mengubah pengertian kalimat.
Untuk mencapai kesempurnaan dalam bahasa, khususnya dalam bahasa tulisan,
pengguna bahasa harus memahami aturan penggunaan tanda baca, seperti yang terdapat
pada buku pedoman umum Ejaan Yang Disempurnakan. Sebagai gambaran anda dapat
melihat tulisan berikut ini yang tidak menggunakan tanda baca secara tepat.
Perhatikan tulisan berikut :
“ ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan diresmikan pemakaiannya oleh bapak
presiden pada tanggal 16 agustus 1972 masa peralihannya berlangsung 5 tahun artinya
dalam masa peralihan itu disekolah-sekolah masih dapat dipakai buku-buku yang dicetak
dalam ejaan lama akan tetapi bila buku itu dicetak ulang haruslah dicetak dengan ejaan
baru. “
Dapatkah anda memahami tulisan diatas dengan mudah? Tentu saja jawabnya “tidak”
agak sulit memahaminya. Bandingkan dengan tulisan yang sudah diberikan tanda baca
sebagai berikut :
“ ejaan yang disempurnakan disusun oleh sebuah panitia yang ditunjuk oleh
pemerintah. Ejaan itu disusun oleh bersama panitia penyusun ejaan dan negara-negara
tetangga, malaysia. Oleh sebab itu, ejaan resmi yang digunakan di Indonesia sekarang
itulah pula ejaan resmi yang digunakan dinegara malaysia. Tujuannya jelas, yaitu buku
yang diceta di kedua negara dapat dibaca, baik oleh rakyat indonesia maupun rakyat
malaysia.dengan demikian,kedua belah pihak dan memetik keuntungan dan hasil kerja
sama itu.
Tulisan diatas yang telah diberikan tanda-tanda baca dapat dengan mudah kita pahami
isinya.tulisan itu dpat kita dapat pahami karana sudah mempunyai tanda baca,seperti titik
pada tanda kalimat,tanda hubung pada pemisahan suku kata,dan pengunaan tanda baca
pada tanda tanda tulisan diatas.penggunaan tanda tanda baca secara cepat salah satu
syarat yang harus di penuhi dLm kegiatan tulis menulis.tulisan yang tidak mengindahkan
tanda baca tidak memberikan informasi yang lengkap tentang apa yang di
tulis.sehubungan dengat itu,andaa dapat diharapkan memahami kaidah- kaidah itu dengan
baik pada tulisan anda sehingga tulisan anda dapat di pahami oleh pembaca.dijelaskan
kaidah-kaidah yang di maksud.

E. Kaidah Tanda Baca


1. Tanda titik(.)
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Contoh :
Kami mahasiswa Fakultas Sastra Universitaas muslim indonesia
b. Tanda titik di pakai pada singkatan nama orang.
Contoh :
B.J Habibie
c. Tanda titik dipakai pada gelar singkatan,gelar jabatan,pangkat dan sapaan.
Contoh :
Prod. Profesor Dr. Doktor
dr. Dokter Kep. Kepala
Dt. Datuk
d. Tanda titik di pakai pada kata atau ungkapan yang sudah sangat umum
Contoh :
dkk. Dan kawan-kawan
Hlm. Halaman
a.n atas nama
e. Tanda titik di pakai dibelakang angka atau hhuruf dalam bagan
Contoh :
1.tinjauan umum
1.1keterampilan berbahasa
1.1.1 Hubungan dengan menyimak
f. Tanda titik di pakai untuk memisahkan angka jam,menit,dan detik yang
menunjukkan waktu
Contoh :
pukul 1.25.10(pukul 1 lewat 25menit 10 detik)
g. Tanda titik di pakai untuk memisahkan angka ribuan dan jutaan yang tidak
menunjukkan jumlah.
Contoh :
saya lulus ujian sarjana pada tahun 1990 di fakultas ekonomi UMI Makassar
h. Tanda titik dipakai dalam singkatan yang terdiri ataasa huruf awal,suku kata,atau
dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh :
UMI Universitas Muslim Indonesia
Tilang Bukti pelanggaran
Depkes Departemen kesehatan
i. Tanda titik tidak di pakai dalam singkatan lambang kimia,satuan
ukuran,takaran,timbangan dan mata uang.
Contoh :
C karbon N Nitrogen
CM sentimeter Kg kilogram
Rp Rupiah
j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang metupakan kepala karangan
,tabel,ilustrasi
Contoh :
Layar terkambang
Percikan Permenungan
Lembaga Penelitian Universitas Muslim Indonesia
k. Tanda titik tiak dipakai pada akhir penhgiriman surat
Contoh :
Yth.Sdr.H.Ahmad
Jalan Rajawali hmad

2. Tanda Koma(.)
a. Tanda koma diantara unsur dalam pemerian.
Contoh :
Universitas Muslim Indonesia memiliki beberapa Fakultas, antara lain : Fakultas
Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sastra.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang didahului dengan
kata tetapi dan melainkan.
Contoh :
Dia ingin sekali membeli buku-buku, itu tetapi uangnya belum cukup.
Dia bukan mahasiswa Unhas, melainkan mahasiswa UMI
c. Tanda baca koma dipakai untnuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat.
Contoh :
karena harta dan uang, orang bisa lupa daratan.
d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat
yang terdapat pada posisi awal
Contoh :
jadi, masalahnya tidak serumit yang kita bayangkan
e. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seruan, seperti o, ya, wah, aduh.
Contoh :
aduh, sampai hati engkau memaki-maki pamanmu
f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka
Contoh :
Keraf Goris, 1980. Tata Bahasa Indonesia. Ende-Flores; Nusa Indah
g. Tanda koma digunakan untuk petikan langsung dan bagian lain
Contoh :
“ Semua nasehat ayah akan saya ingat selalu, “ kata Alimuddin.
h. Tanda koma digunakan diantara tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun
penerbitan.
Contoh :
Badudu, J.S. 1983, Pelik-Pelik Bahasa Indonesia,Bandung, Pustaka Prima.

i. Tanda koma digunakan diantara nama orang dan gelar akademik


Contoh :
Akhmad Hasan, SH
Prof. Dr. Husen Abas, M,A.

3. Tanda Titik koma (;)


a. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara
Contoh :
Ombak telah reda ; lautpun tenang ; nelayan pulang kerumah
b. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan setara didalam kalimat majemuk
sebagai pengganti kata penghubung
Contoh :
Para petani giat bekerja ; anak-anak main layang-layang ; ibu-ibu mempersiapkan
makanan dan minuman

4. Tanda Titik Dua


a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian
pemberian
Contoh :
Dari segi ekonomi , masyarakat didaerah ini terbatas ekonomi lemah , ekonomi
sedang dan ekonomi kuat
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian
Contoh :
acara ini akan dilaksanakan pada :
Hari : Ahad
Tanggal : 10 Mei 1992
Pukul : 19.00
Tempat : Aula UMI
c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
percakapan
Contoh :
saudagar : saya mau cari istri , Bu !
Perempuan tua : mengapa disini Tuan cari ?
d. Tanda titik dua tidak dipakai kalua rangkaian atau pemberian merupakan
perangkap yang mengakhiri pernyataan
Contoh :
penduduk desa itu terdiri atas suku jawa, suku btak, suku ambon, dan suku bali
e. Tanda titik dua dipakai diantara jilid atau nomor dan halaman, diantara bab dan
ayat yang terdapat dalam kitab suci, atau diantara judul dan anak judul satu
karangan
Contoh :
Surat Yasin : 9
Sarinah, II (1980 )
Sekitar perang kemerdekaan Indonesia : diplomasi atas bertempur

5. Tanda Hubung (-)


a. Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata yang terpisah karena
pergantian baris
Contoh :
Universitas Muslim Indonesia merayakan hari ulang tahunnya yang ke dua puluh
lima
b. Tanda hubung dipakai untuk menyambug awalan dengan bagian kata
dibelakangnya, menyambung unsur-unsur kata ulang
Contoh :
Kemerah-merahan Dibolak balikkan
Dipermain-mainkan Kedua-duanya
c. Tanda hubung dipakai untuk menyambung awalan se- dengan kata yang
mengikutinya yang dimulai dengan huruf kapital, ke dengan angka, angka
dengan-an, dan singkatan huruf kapital dengan imbuhan
Contoh :
Se-Indonesia Timur Uang 5000-an
Ulang tahun ke-10 KTP-nya
6. Tanda pisah
a. Kata pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
keterangan atau penjelasan
Contoh :
kemerdekaan bangsa ini-saya yakin akan tercapai-di perjuangkan dengan jiwa
dan rasa bangsa itu
b. Tanda pisah dipkai untuk menegaskan dengan adanya aposisi atau keterangan lain
sehingga kalimat lebih jelas.
Contoh :
diskusi yang singkat hari ini-mengenai fonologi, marfologi, dansintaksis muda-
mudahan memperluas pengetahuan kita mengenai kebehasan
c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggai yang berarti sampai
dengan.
Contoh :
1978-1970

Tanda ellipsis(…..)
1) Tanda elepsis dipakai untuk menggambarkan kalimat terputus-putus
Contoh :
memang…tiada perjuangan yang tidak menurut pengorbanan
2) Tanda ellipsis di pakai untuk menujukkan bahwa suatu petikan ada bagian
yang di hilangkan
Contoh :
dalam kehidupan sehari-hari ,kita harus pandai bergaul…

7. Tanda Tanya (?)


a. Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh :
Sejak kapan ia menjadi mahasiswa UMI?
b. Tanda Tanya dipaki untuk menyatakan kesangsian tentang sesuatu
Contoh :
gajinya juta rupiah(?) setiap bulan
8. Tanda Kurung((….))
a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh :
Bagaimana perencana sudah selesai menyusun
DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan kegiatan integral
pokok pembicaraan.
Contoh :
Sajak Tranggono berjudul “ubud” (nama tempat yang terkeneal di Bali) ditulis
pada tahun 1962.
c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadiranya didalam teks dapat
dihilangkan.
Contoh :
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Bulukumba
d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang meninci urutan keterangan.
Contoh :
Faktor produksi menyangkut masalah(a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

9. Tanda kurung siku([….])


a. Tanda kurung siku mengapit huruf,kata,atau kelompok data sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat yang ditulis oleh orang lain.tanda itu menyatakan bahwa
kesalahan atau kekurangan memang terdapat dalam naskah asli.
Contoh :
Sang sapurba men[d]engar bunyi gemirisik
b. Tanda kurung siku mengapit kterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurang.
Contoh :
Persamaan pada kedua proes ini (perbedaanya dibicarakan dalam bab II [lihat
halaman 35-38] tidak di bicrakan) perlu dibentangkan disini.

10. Tanda petik (“……”)


a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan nakah
atau bahan tertulis lain.
Contoh :
Saya belum siap’, kata Mira, “tunggu sebentar !”
b. Tanda petik mengapit judul syair, karanga atau bahan yang dipakai dalam
kaliamat.
Contoh :
Bacalah “Bola lampu” dalam buku dari suatau masa, dari suatu tempat
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh :
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh :
Kata Tono,”saya juga minta satu.”
e. Tanda baca penutup kalimat ditempatkan bagian belakang tanda petik yang
mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kaliamat atau bagian kaliamat.
Contoh :
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “sihitam”

Catatan : Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup, pada pasangan tanda
tand apetik itu ditulis sama tinggi disebelah atas garis

11. Tanda Petik Tunggal (‘…’)


a. Tanda petik tunggal mengapit ketika yang tersusun didalam ketikan
Contoh :
Tanya Basni,”kudengar bunyi ‘kring kring’tadi” ?
b. Tanda petik tunggal mengapit maka terjamahan, atau penjelasan kata atau
ungkpan asing,(lihat pemakaian tanda kurung)
Contoh :
feed-back, ‘bahikan’

12. Tanda Garis Miring (/)


a. Tanda garis miring dipakai didalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin.
Contoh :
No.7/PK/1973
Tahun Anggaran 1999/2000
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Contoh :
Dikirimkan lewat darat/laut.
Harganya Rp 2500/lembar.

13. Tanda Peningkatan atau Aprostrof (‘)


Tanda peningkatan menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh :
Ali’kan kusurati (‘kan = akan)
Malam ‘lah tiba
1 Januari ‘88(‘8=1988)

F. DAMPAK DARI PENGGUNAAN KATA-KATA SERAPAN

Seringnya masyarakat menggunakan kata-kata serapan, dapat menimbulkan dampak


positif dan juga dampak negatif sebagai berikut.

1. Dampak Positif Penggunaan Kata – Kata Serapan

       Masyarakat lebih bangga menggunakan kata-kata serapan karena dinilai lebih
modern. Para remaja juga senang memakai kata-kata atau istilah-istilah asing agar
dikatakan lebih gaul, dan sebagainya. Selain itu, dampak positif lain adalah pengucapan
kata-kata serapan terkenal lebih singkat dari pada pengucapan kata-kata Bahasa
Indonesia.Seperti, kata “discon” yang dalam Bahasa Indonesianya berarti “potongan
harga”.

2. Dampak Negatif Penggunaan Kata – Kata Serapan


Masyarakat lebih bangga menggunakan kata-kata serapan karena dinilai lebih
modern. Para remaja juga senang memakai kata-kata atau istilah-istilah asing agar
dikatakan lebih gaul, dan sebagainya. Selain itu, dampak positif lain adalah pengucapan
kata-kata serapan terkenal lebih singkat dari pada pengucapan kata-kata Bahasa
Indonesia. seperti, kata “discon” yang dalam Bahasa Indonesianya berarti “potongan
harga”.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata serapan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah, lalu
digunakan dalam bahasa Indonesia. Penggunaan Kata-kata serapan dalam Bahasa
indonesia dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dampak positif selain
yang telah disebutkan ialah, komunikasi sehari-hari dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang disisipi kata-kata serapan terdengar lebih mudah, flexibel, dan singkat.
Namun, dampak negatifnya yaitu, tersamarnya identitas kita sebagai Bangsa Indonesia
yang mempunyai bahasa pemersatu yaitu Bahasa Indonesia.
Dilihat dari bentuk-bentuk penyerapannya ada enam macam kata serapan, yaitu :
1. Penyerapan secara Alamiah
2. Penyerapan seperti Bentuk Asal
3. Penyerapan dengan Terjemahan
4. Penyerapan dengan Perubahan
5. Penyerapan Akhiran Asing
6. Pengimbuhan Unsur Serapan

B. Saran
Sebagai anak-anak Bangsa Indonesia kita seharusnya lebih mencintai Bahasa
Indonesia. Walupun, dalam komunikasi sehari-hari kita menggunakan bahasa yang tidak
terdapat dalam kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Tapi, setidaknya kita menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar saat berada dalam forum-forum resmi. Kepada
para pengajar, pendidik, dan pembimbing, diharapkan dapat lebih menumbuhkan rasa
nasionalisme terhadap Bangsa Indonesia kepada anak-anaknya dengan salah satu cara
mengajarkan mereka Bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Martin, M. Andre. Kamus Bahasa Indaonesia Millennium. Surabaya: Karina. 2002

Zaida, Hendy. Pelajaran Sastra. Jakarta: PT Gamedia. 2000

Eddy, Nyoman Tusthi, Unsur Serapan Bahasa Asing dalam Bahasa Indonesia, Flores:Nusa
Indah, 1989.

Arifin, Zaenal, 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress. Chaer, Abdul. 2006. Tata
Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta, Uti. 2009. Detik Detik
Ujian Nasional Bahasa Indonesia. Klaten: PT Intan Prawira Taufik, Imam. 2007. Kompeten
Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Http://indomaterikuliah.blogspot.co.id. Di
akses,Selasa 18/10/2016-pukul 19.00Wib

Anda mungkin juga menyukai