Dari sudut pandang tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata baku adalah kata-
kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi yang penulisannya sesuai
dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang diamaksud dapat berupa
pedoman ejaan (EYD). Kriteria kata baku atau Baku tidaknya sebuah kata dapat dilihat
dari segi lafal, ejaan, gramatika, dan kenasionalan-nya
Ciri - Ciri Syarat - Syarat Ciri - Ciri Bahasa
Kata Baku Kalimat Baku Indonesia yang Baku
1. Pelepasan imbuhan
2. Pelepasan awalan
Awalan Me-/Men :
a. Polisi terus mengusut kasus pembunuhan Sumanto. (Baku)
b. Polisi usut terus kasus pembunuhan sumanto. (Tidak Baku).
Awalan Ber- :
a. Indri ingin bertanya tentang sesuatu. (Baku)
b. Indri ingin tanya tentang sesuatu (Tidak baku).
Awalan Di- :
a. Seorang pencuri dihukum satu tahun. (Baku)
b. Seorang pencuri hukum satu tahun. (Tidak Baku)
3. Pelepasan Akhiran
Contoh :
Tempat ditemukannya benda itu sudah dicatat. (Baku)
Tempat di mana ditemukannya benda itu telah dicatat. (Tidak Baku)
Lafal baku bahasa Indonesia adalah lafal yang tidak “menampakkan” lagi ciri-ciri
bahasa daerah atau bahasa asing. Lafal yang tidak baku dalam bahasa lisan pada
gilirannya akan muncul pula dalam bahasa tulis karena penulis terpengaruh oleh
lafal bahasa lisan itu.
Contoh :
Enem = Enam
Gubug = Gubuk
Dudu = Duduk
2. Baku dari segi ejaan.
Ejaan bahasa Indonesia yang baku telah diberlakukan sejak 1972. Nama
Ejaan Bahasa Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (disingkat EYD).
Oleh karena itu, semua kata yang tidak ditulis menurut kaidah yang diatur
dalam EYD adalah kata yang tidak baku. Yang ditulis sesuai dengan
aturan EYD adalah kata yang baku.
Contoh baku dari segi ejaan :
3 Apotek Apotik
4 Azan Adzan
Contoh :
Beliau ngontrak rumah di Gresik.
Gubernur tinjau daerah longsor.
Tolong bikin bersih ruangan ini.
3. Baku dari segi nasional.
Contoh :
Lempeng = Lurus,
Semrawut = Kacau,
Mudun = Turun,
Ngomong = Bicara, dll.
KESIMPULAN
Kata baku adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi
yang penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar
yang diamaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD). Kriteria kata baku atau Baku
tidaknya sebuah kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika, dan
kenasionalan-nya. Kalimat baku harus logis, subyek jelas, tidak ada unsur sia-sia,
dan tidak terpengaruh bahasa daerah. Definisi baku dibedakan dari segi lafal,
ejaan, gramatikal, dan nasional. Adapun sebab-sebab ketidak bakuan diantaranya
adalah kesalahan dalam pelesapan imbuhan awalan dan akhiran, pemborosan
kata, pengunaan bahasa jawa, kesalahan pembentukan kata, dan ketidaktepatan
pemilihan kata.
Kata baku memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan konteks kalmat yang dipakai, tidak
tekontaminasi, tidak rancu, eksplisit, dan tidak termasuk dalam ragam percakapan
Terima Kasih