Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN MODUL KE-3 BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Disusun Oleh :

Khoirul Anam

521221017

PEMBAHASAN

1.KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

Kedudukan pertama bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan. Hal ini tercantum
dalam Sumpah pemuda (28-10-1928). Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai Bahasa Nasional. Kedua adalah sebagai bahasa negara

2.RAGAM BAHASA INDONESIA


Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa
terdiri dari dua bagian yaitu ragam bahahasa lisan dan ragam bahasa tulis.Sedangkan jika
dilihat dari faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa,diantaranya :

 Faktor Budaya atau letak Geografis


 Faktor Ilmu pengetahuan
 Faktor Sejarah

3.RAGAM BAHASA INDONESIA BERDASARKAN MEDIA


A.Ragam Lisan

Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar
terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun
demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur  di
dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan
dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di
dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Ciri-ciri ragam lisan:

 Memerlukan orang kedua/teman bicara;


 Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
 Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa
tubuh.
 Berlangsung cepat;
 Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
 Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
 Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.’

B.Ragam Tulis

Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya
tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna
kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga
kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam
penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di
dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur
kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis :
 Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
 Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
 Harus memperhatikan unsur gramatikal;
 Berlangsung lambat;
 Selalu memakai alat bantu;
 Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
 Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu
dengan tanda baca.
Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’

4.RAGAM BAHASA INDONESIA BERDASARKAN PENUTUR


Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri dari ragam dialek,
ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi.

Contoh ragam dialek adalah ‘Gue udah baca itu buku.’

Contoh ragam terpelajar adalah ‘Saya sudah membaca buku itu.’

Contoh ragam resmi adalah ‘Saya sudah membaca buku itu.’

Contoh ragam tak resmi adalah ‘Saya sudah baca buku itu.’         

5.RAGAM BAHASA INDONESIA BERDASARKAN TOPIK PEMBICARAAN


Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam
hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.
Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:

1. Dia dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam hukum)


2. Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis)
3. Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra)
4. Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
5. Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi)

6.KESALAHAN UMUM BERBAHASA INDONESIA


Penyimpangan / kesalahan umum dalam berbahasa Indonesia dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1.Hiperkorek
Hiperkorek adalah kesalahan berbahasa karena “membetulkan” bentuk yang sudah
benar sehingga menjadi salah.
2.Pleonasme
Pleonasme adalah kesalahan berbahasa karena kelebihan dalam pemakaian kata
yang sebenarnya tidak diperlukan.
3.Kontaminasi

Istilah kontaminasi dipungut dari bahasa Inggris contamination (pencemaran). Dalam


ilmu bahasa, kata itu diterjemahkan dengan ‘kerancuan’. Rancu artinya ‘kacau’ dan
kerancuan artinya ‘kekacauan’. Yang dimaksud kacau ialah susunan unsur bahasa
yang tidak tepat, seperti morfem dan kata.
4.Perombakan Bentuk Pasif
Perombakan bentuk pasif ada tiga :

a. Pemakaian awalan di-untuk bentuk pasif yang seharusnya tidak berawalan di-
    Contoh:
 Buku itu dibaca oleh saya. (tidakbaku)
 Buku itu saya baca. (baku)
b. Penghilangan awalan di-untuk bentuk pasif yang seharusnya menggunakan
awalan  
    di-
Contoh:
 Buku itu dibaca oleh mereka. (baku)
 Buku itu mereka baca. (tidakbaku)
c. Penyisipan kata diantara dua kata dari sebuah frase terikat
    Contoh:
 Buku itu saya akan baca. (tidakbaku)
 Buku itu akan saya baca. (baku)
5. Kesalahan berbahasa yang berhubungan dengan pemakaian / penghilangan
kata tugas Kesalahan pemakaian kata tugas dalam berbahasa Indonesia ada
tiga macam : 

a. Ketidak tepatan kata tugas yang digunakan 

Contoh : 

 Hasil dari pada penelitian itu sangat memuaskan.(tidak tepat)


  Hasil penelitian itu sangat memuaskan. (baku). 
b.Pemakaian kata tugas yang tidak diperlukan

Contoh :

 Kepada mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (tidak


baku)
 Mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (baku)
      c.Penghilangan kata tugas yang diperlukan

     Contoh :

 Dia bekerja sesuai peraturan yang berlaku. (tidakbaku)


 Dia bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. (baku)
6.Pengaruh bahasa daerah

Pengaruh bahasa daerah yang menimbulkan kesalahan dalam berbahasa


Indonesia ada dua macam: 

a. Pengaruh dalam pembentukan kata, yaitu pemakaian awalan ke- (yang


seharusnya awalan ter-) dan penghilangan imbuhan.

Contoh pemakaian awalan ke- :

 ketabrak, kepukul (tidakbaku)


 tertabrak, terpukul (baku)
Contoh penghilangan imbuhan:

 Hasil penelitiannya beda dengan hasil penelitian saya. (tidakbaku)


 Hasil penelitiannya berbeda dengan hasil penelitian saya. (baku)
b. Pengaruh dalam susunan kalimat, penggunaan akhiran –nya

Contoh :

 Rumahnya Pak Ahmad sangat besar. (tidakbaku)


 Rumah Pak Ahmad sangat besar. (baku)
7.Pengaruh bahasa asing

Pengaruh bahasa asing yang menimbulkan kesalahan dalam berbahasa


Indonesia ialah pemakaian kata tugas (kata ganti penghubung) seperti: yang mana,
dimana, kepada siapa.

Contoh :

 Baju yang mana baru saya beli, telah sobek. (tidakbaku)


 Baju yang baru saya beli, telah sobek. (baku)
 Bandung dimana saya dilahirkan sekarang sangat panas. (tidakbaku)
 Bandung tempat saya dilahirkan sekarang sangat panas. (baku)

Anda mungkin juga menyukai